scholarly journals UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI BUTANOL, ETIL ASETAT DAN N-HEKSAN DARI DAUN PEPAYA (Carica Papaya L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT SECARA IN-VITRO

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 31-45
Author(s):  
Oktafian Nuril Wijaya

Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional telah lama dilakukan, Salah satu bahan yang berpotensi adalah daun pepaya. Tujuan  pengujian ini untuk mengevaluasi aktivitas antbakteri fraksi N-heksan, Etil asetat, dan Butanol dari daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis  dan Staphylococcus aureus.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Uji aktivitas anti bakteri dilakukan dengan difusi cakram (Kirby-bauer), kontrol positif menggunakan klindamisin, kontrol negatif menggunakan dmso, serta sampel uji yakni fraksi Butanol, Etil asetat dan N-Heksana. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan  uji Two way annova. Hasil penelitian menunjukan fraksi N-heksan daun pepaya memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri masiing-masing Staphylococcus epidermidis, Staphylococus aureus dan Propionibacterium acnes paling besar pada  konsentrasi konsentraasi 200 µg/disc rerata zona hambat 20,03 ± 0,45 mm, 20,65 ± 0,21 mm, dan 20,74 ± 0,11 mm.

2020 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Dyah Mustikaturrokhmah ◽  
Erika Diana Risanti

Penyakit  infeksi yang disebabkan oleh bakteri masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan bahan alami yang mudah ditemui dan memiliki sifat antibakteri. Staphylococcus epidrmidis dan Salmonella typhosa  adalah bakteri Gram positif dan Gram negatif yang menyebabkan beberapa jenis penyakit.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap Staphylococcus epidermidis dan  Salmonella thyposa secara In Vitro. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan metode post- test only control group design. Konsentrasi ekstrak temulawak yang digunakan adalah 5%, 15% dan 45%. Penelitian menggunakan Media Muller Hilton yang telah diolesi bakteri dan dibuat sumuran dengan diameter 6 mm sebagai tempat ekstrak temulawak. Kloramfenikol digunakan sebagai kontrol postif dan aquabides sebagai kontrol negatif. Diameter zona hambat diukur menggunakan jangka sorong setelah inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Hasil analisis data menggunakan Uji Krusskal-Wallis menunjukkan nilai p<0.005 dan Post-Hoc Mann Whitney dengan nilai p=0.008. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dan Salmonella thyposa secara In Vitro.


e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Juvensius R. Andries ◽  
Paulina N. Gunawan ◽  
Aurelia Supit

Abstrak: Minyak cengkeh berguna sebagai antibakteri alami. Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol dapat membunuh bakteri termasuk bakteri yang resisten terhadap antibiotika, salah satunya adalah bakteri Streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan mikroorganisme penyebab utama terjadinya karies. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak cengkeh terhadap bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design. Penelitian ini menggunakan bahan coba ekstrak cengkeh dengan konsentrasi 40%, 60%, dan 80%, Ciprofloxacin, aquades dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan one-way ANOVA dan post-hoc uji LSD ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji statistik penelitian uji efek antibakteri ekstrak cengkeh terhadap bakteri streptococcus mutans secara in vitro, dapat disimpulkaan bahwa ekstrak cengkeh memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Hasil uji lanjut post-hoc uji LSD menunjukan daya hambat ekstrak cengkeh 40%, 60%, 80%, lebih kecil (p<0,05) dalam menghambat Streptococcus mutans secara in vitro dibandingkan Ciprofloxacin. Kata Kunci: Ekstrak cengkeh, Streptococcus mutans.   Abstract: Clove oil is useful as a natural antibacterial agent, essential oil of clove has anesthetic and antimicrobial effect. Substances contained in clove called eugenol can kill bacteria including antibiotic resistant bacteria, one of which is the bacteria Streptococcus mutans. This bacteria is a major cause for caries. The purpose of this study was to mengetahui clove extrack antibacterial effects againts Streptococcus mutans bacteria in vitro. This study is an experimental study using a post test only control group design. This research try using clove extract with a concentration of 40%, 60%, and 80%, Ciprofloxacin, aquades repetition five times. Data collected and analyzed by one-way ANOVA and post-hoc LSD test (α = 0.05). Based on the results of the statistical test to test the effects of anti-bacterial research clove extracts against Streptococcus mutans bacteria in vitro, can disimpulkaan that clove extracts have antibacterial effects in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria in vitro.further test result post-hoc LSD test shoved its inhibitory clove extract 40%, 60%, 80% smaller (p<0,05)in hibiting Streptococcus mutans in vitro compared Ciprofloxacin. Keywords: clove extract, Streptococcus mutans


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 590
Author(s):  
Putri Ramadhani ◽  
Erly Erly ◽  
Asterina Asterina

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri patogen yang bisa menyebabkan infeksi. Penggunaan antibiotika untuk penanganan infeksi yang tidak rasional dapat membuat kuman patogen menjadi resistensi, sehingga penggunaan Rimpang kunyit (Curcuma domestica V.) mungkin dapat sebagai alternatif pengganti antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica V.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan desain post-test only control group design menggunakan metode difusi (cakram) yang dilakukan dari Februari 2015 sampai September 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Sampel yang digunakan adalah rimpang kunyit yang berasal dari ladang kunyit Puncak Payo, Tanah Garam Solok. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica V.) memiliki daya hambat yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 20%, 40%, 80% b/v . Konsentrasi ekstrak yang paling efektif dalam menghambat S. aureus adalah konsentrasi 80% b/v. Penggunaan ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica V.) sebagai alternatif pengganti antibiotik terhadap infeksi oleh S. aureus perlu dipertimbangkan.


Author(s):  
Sopan Sinamo ◽  
Susi Marlina Silalahi ◽  
Vivie Zahara

GTC keramik-logam adalah gigi tiruan cekat dengan bahan keramik-logam yang secara permanen disemenkan pada gigi geligi, dan sampai saat ini menjadi gold standard di Bidang Prostodontik, akan tetapi sering terjadi permasalahan pada GTC  keramik-logam antara lain fraktur adhesi dan fraktur kohesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan lapisan dentin terhadap kekuatan fleksural pada GTC keramik-logam. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium secara in vitro, dengan rancangan penelitian post  test only control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 27 sampel yang dibagi menjadi 3 kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari lapisan dentin 0,5mm, 0,6mm, dan 0,7mm. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata kekuatan fleksural pada GTC keramik-logam pada  ketebalan lapisan dentin 0,5 mm  adalah 95,32 MPa, 0,6 mm adalah 101,68 MPa, dan 0,7 mm adalah 104,30 MPa. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tebal lapisan dentin maka dapat menghasilkan kekuatan fleksural yang optimal.


EMBRIO ◽  
2012 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Sumiati Sumiati

Penelitian ini untuk mempelajari pengaruh nikotin terhadap kadar MDA serum dan keberhasilan fertilisasi in vitro pada Rattus novergicus. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan post test only control group design. Subjek penelitian terdiri dari 4 kelompok (36 ekor tikus) yang dipilih secara acak dan homogen. Kelompok penelitian terdiri dari kelompok kontrol (K0), kelompok perlakuan yang diberikan injeksi nikotin subkutan selama 7 hari dengan dosis 70 mg/Kg BB (K1), 52,5 mg/kgBB (K2) dan 35 mg/kgBB (K3). Hasil yang diamati adalah adanya badan polar II/sigot 2 sel. Hasil uji one way Anova adalah terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05), kemudian dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil uji BNT kadar MDA serum adalah terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara K0 dan K1, kelompok K0 dan K2, K1 dan K2, serta K1 dan K3. Angka keberhasilan fertilisasi tidak dapat dilakukan uji statistik karena seluruh data menunjukkan 100% berhasil. Dengan demikian tidak dapat dilakukan uji hubungan antara kadar MDA serum dengan angka keberhasilan fertilisasi. Kesimpulan penelitian ini adalah nikotin dapat menyebabkan peningkatan kadar MDA serum tapi belum dapat mempengaruhi fertilisasi sehingga sehingga tidak dapat menghubungkan antara kadar MDA serum dengan angka keberhasilan fertilisasi.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 11-19
Author(s):  
Alifia Ayu Delima ◽  
Utami Murti Pratiwi ◽  
Asriani

Madu dan habbatussauda memiliki aktivitas antibakteri. Komponen yang terdapat di dalam madu antara lain keasaman, tekanan osmotik, dan hidrogen peroksida, asam aromatik serta omponen fenol juga berperan dalam aktivitas antibakteri. Sedangkan habbatussauda sendiri tannin, tymoquinon, thymol, a-pinene, p-cymene dengan cara menghambat pembentukan asam nukleat (RNA) dan sintesis protein yang berperan sebagai antibakteri dan antioksidan pada proses infeksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi antibakteri madu dan Habbatussauda terhadap bakteri Escherichia coli. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan metode Post Test Only Control Group Design yang dilakukan secara in vitro. Hasil dari penelitian in vitro menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberian perlakuan madu, habbatussaudah dan kombinasi terhadap daya hambat pertumbuhan e-coli (<0.05).


2017 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Retno Indrawati ◽  
Muhammad Luthfi ◽  
Erina Fatmala Yuli Andari

Background: Accumulation of denture plaque can lead to pathological changes in oral mucosa, such as denture stomatitis, halitosis, and caries. Plaque matrix is mostly formed by protein (30%) and polysaccharide complexes. Thus, an alternative enzyme solution as denture cleanser is required for hydrolysis of denture plaque. Papain is a proteolytic enzyme hydrolyzing proteins, while β-1,3-glucanase is a hydrolase enzyme hydrolyzing polysaccharides. Purpose: This study aimed to analyze the differences of effectiveness of ß-1,3- glucanase Vigna unguiculata enzyme and papain Carica papaya enzyme in hydrolysis of denture plaque. Method: This research was a laboratory experimental research with post test only control group design. After using denture for 24 hours, the denture was soaked in a solution of 100 ml PBS, papain enzyme, and β 1-3 glucanase enzyme at a concentration of 0.5 mg/ml, 1 mg/ml, and 2 mg/ml for 10 minutes. The solution from plaque hydrolysis was soaked in PBS and vortex enzyme for 2 minutes, then soaked in ice water for 15 minutes, and centrifuged at 3000 rpm 5-10º for 10 minutes. The supernatant was separated and analyzed. Turbidity readings then were performed in spectrofotometer with a wavelength of 480 nm. Result: 2 mg/ml of ß-1,3 glucanase enzyme generated the highest values of hydrolysis with a mean percentage of 68.77% compared to papain enzyme (44.86 %). The lowest values of hydrolysis weregenerated by PBS with a mean percentage of 3.24%. Conclusion: ß-1,3-glucanase enzyme is more effective in hydrolysis of denture plaque than papain enzyme.


2017 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
Author(s):  
ESA PUTRI RIDHA YANTI

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang.  </strong>Di Indonesia angka kejadian penyakit kardiovaskuler menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dan salah satu faktor resikonya adalah hiperlipidemia terutama hiperkolesterolemia. Penelitian menyatakan bahwa kandungan biji pepaya yang berpotensi menyebabkan efek hiperkolesterolemik adalah flavonoid, saponin, dan tanin. Pada skrining fitokimia untuk daun pepaya menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin, dan glukosida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak biji pepaya dan ekstrak daun pepaya terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Metode.</strong>  Penelitian ini menggunakan rancangan Post Test Only Control Group design. Teknik pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Sampel penelitian yang digunakan adalah 32 ekor tikus Rattus norvegicus putih jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok control negative, kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak, kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak daun papaya, dan kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak biji papaya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Hang Tuah Surabaya.</p><p><strong>Hasil. </strong> Hasil analisis Kruskal – Wallis dan One Way Anova test menunjukkan penurunan kadar trigliserida dan kolesterol total yang tidak signifikan pada kelompok yang diberi diet ekstrak daun pepaya dan kelompok yang diberi ekstrak biji pepaya (p &gt;0,05).</p><p><strong>Kesimpulan.</strong>  Pemberian ekstrak biji papaya dan ekstrak daun tidak menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida.</p><p><strong>Kata Kunci :</strong> Trigliserida, Kolesterol Total, Diet Tinggi Lemak, Ekstrak Biji Pepaya, Ekstrak Daun Pepaya.</p>


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Cut Arsyiyanti ◽  
Ahmad Syauqy ◽  
Kusmiyati Tjahjono

Latar Belakang : Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang jika jumlahnya berlebih dapat memicu berbagai macam penyakit diantaranya gout. Biji pepaya mengandung zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menormalkan kadar profil lipid dan menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar asam urat pada tikus dislipidemia. Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague Dawley dislipidemia yang kemudian dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi lemak, serta dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi lemak dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Kadar Asam urat diperiksa dengan metode Spektrofotometri. Data di analisis dengan uji Paired t-test dan Anova serta uji LSD pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Perubahan kadar asam urat kelompok kontrol negatif, k ontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berturut-turut adalah -11,21 (p=0,352), 18,91 (p=0,360), -30,43 (p=0,024), dan -16,67(p=0,127). Perubahan kadar asam urat antar kelompok dengan uji Anova menunjukkan signifikansi sebesar 0,017. dilanjutkan uji Post-Hoc antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan dosis 400 mg dan 800 mg menunjukkan signifikansi berturut-turut 0,003 dan 0,019. Simpulan: Pemberian jus biji pepaya selama 30 hari pada dosis 400 mg/ekor/hari efektif menurunkan kadar asam urat pada tikus dislipidemia.


2017 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 318
Author(s):  
Angger Luhung Nur Fadilah ◽  
Widya Hary Cahyati ◽  
Rudatin Windraswara

Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes betina. Salah satu upaya pengendalian vektor yang populer di masyarakat yaitu menggunakan insektisida kimiawi akan tetapi menyebabkan resistensi pada nyamuk dan keracunan pada manusia. Upaya pengendalian dapat berupa insektisida alami yang terbuat dari tumbuhan, salah satunya yaitu daun pepaya (Carica papaya L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya proteksi lotion ekstrak daun pepaya untuk menolak Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah eskperimen murni dengan rancangan penelitian post test only control group design. Populasi penelitian adalah telur nyamuk Aedes aegypti yang dikembangbiakkan menjadi nyamuk, sampel 50 ekor nyamuk Aedes aegypti umur 2-5 hari untuk setiap kelompok perlakuan dengan 4 kali pengulangan, sehingga total nyamuk yang dibutuhkan 1.400 nyamuk Aedes aegypti karena jumlah perlakuan 7 kelompok. Data dianalisis menggunakan uji Anova dan Post Hoc. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan persentase jumlah nyamuk yang hinggap pada berbagai konsentrasi lotion ekstrak daun pepaya dengan nilai signifikansi p=0,001 (p


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document