scholarly journals The differences of effectiveness of β-1,3-glukanase Vigna unguiculata and papain Carica papaya enzymes in hydrolysis of denture plaque

2017 ◽  
Vol 49 (2) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Retno Indrawati ◽  
Muhammad Luthfi ◽  
Erina Fatmala Yuli Andari

Background: Accumulation of denture plaque can lead to pathological changes in oral mucosa, such as denture stomatitis, halitosis, and caries. Plaque matrix is mostly formed by protein (30%) and polysaccharide complexes. Thus, an alternative enzyme solution as denture cleanser is required for hydrolysis of denture plaque. Papain is a proteolytic enzyme hydrolyzing proteins, while β-1,3-glucanase is a hydrolase enzyme hydrolyzing polysaccharides. Purpose: This study aimed to analyze the differences of effectiveness of ß-1,3- glucanase Vigna unguiculata enzyme and papain Carica papaya enzyme in hydrolysis of denture plaque. Method: This research was a laboratory experimental research with post test only control group design. After using denture for 24 hours, the denture was soaked in a solution of 100 ml PBS, papain enzyme, and β 1-3 glucanase enzyme at a concentration of 0.5 mg/ml, 1 mg/ml, and 2 mg/ml for 10 minutes. The solution from plaque hydrolysis was soaked in PBS and vortex enzyme for 2 minutes, then soaked in ice water for 15 minutes, and centrifuged at 3000 rpm 5-10º for 10 minutes. The supernatant was separated and analyzed. Turbidity readings then were performed in spectrofotometer with a wavelength of 480 nm. Result: 2 mg/ml of ß-1,3 glucanase enzyme generated the highest values of hydrolysis with a mean percentage of 68.77% compared to papain enzyme (44.86 %). The lowest values of hydrolysis weregenerated by PBS with a mean percentage of 3.24%. Conclusion: ß-1,3-glucanase enzyme is more effective in hydrolysis of denture plaque than papain enzyme.

e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Nurul A. Suni ◽  
Vonny N. S. Wowor ◽  
Michael A. Leman

Abstract: Unclean acrylic removable denture will be the gathering place of plaques that further become media for the growth of microorganisms, inter alia Candida albicans. Abnormal growth of fungi could result in denture stomatitis. Prevention can be done by using cleaning materials, however, these materials contain many chemical substances and are relatively expensive. Carica papaya is one of the herbs that contain active compounds which are antifungal. This study was aimed to determine the inhibition effect of papaya leaves on the growth of C. albicans isolated from the hot plate acrylic resin polymerization. This was a pure experimental study with a post test only control group design. Absorbance values were obtained by using a standard spectrophotometer with Mc Farland No. 1. The absorbance values were incorporated into Stainer formula to determine the total number of colonies of C. albicans. The results of the converted absorbance values were as follows: the papaya leaf 0.51 x 108 CFU; the positive control (polident) 2.5 x 108 CFU; and the negative control (sterile distilled water) 3.6 x 108 CFU. Conclusion: Papaya leaves (Carica papaya) had inhibitory effect on the growth of Candida albicans.Keywords: papaya leaf (Carica papaya), removable denture acrylic plate, Candida albicansAbstrak: Kebersihan gigi tiruan lepasan akrilik yang kurang diperhatikan akan menjadi tempat berkumpulnya plak yang dapat menjadi media untuk bertumbuhnya mikroorganisme, antara lain Candida albicans. Pertumbuhan jamur yang abnormal dapat mengakibatkan denture stomatitis. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan pembersih, namun pembersih yang beredar saat ini banyak mengandung bahan kimia dan harga yang relatif mahal. Daun pepaya (Carica papaya) merupakan salah satu tanaman herbal yang mengandung senyawa aktif yang bersifat antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat rebusan daun pepaya terhadap pertumbuhan C. albicans yang diisolasi dari plat resin akrilik polimerisasi panas. Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan post test only control group design. Nilai absorbansi diperoleh dengan menggunakan spektrofotometer standar Mc Farland no 1, kemudian nilai absorbansi dimasukan ke dalam rumus Stainer untuk mengetahui jumlah total koloni C. albicans. Hasil penelitian menunjukkan nilai absorbansi setelah dikonversikan ke dalam rumus ialah pada rebusan daun pepaya 0,51 x 108 CFU; kontrol positif (polident) 2,5 x 108 CFU; dn kontrol negatif (akuades steril) 3,6 x 108 CFU. Simpulan: Air rebusan daun pepaya (Carica papaya) memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans.Kata kunci: daun pepaya (carica papaya), plat gigi tiruan


2017 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
Author(s):  
ESA PUTRI RIDHA YANTI

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang.  </strong>Di Indonesia angka kejadian penyakit kardiovaskuler menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dan salah satu faktor resikonya adalah hiperlipidemia terutama hiperkolesterolemia. Penelitian menyatakan bahwa kandungan biji pepaya yang berpotensi menyebabkan efek hiperkolesterolemik adalah flavonoid, saponin, dan tanin. Pada skrining fitokimia untuk daun pepaya menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin, dan glukosida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak biji pepaya dan ekstrak daun pepaya terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Metode.</strong>  Penelitian ini menggunakan rancangan Post Test Only Control Group design. Teknik pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Sampel penelitian yang digunakan adalah 32 ekor tikus Rattus norvegicus putih jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok control negative, kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak, kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak daun papaya, dan kelompok hewan coba yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak biji papaya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Hang Tuah Surabaya.</p><p><strong>Hasil. </strong> Hasil analisis Kruskal – Wallis dan One Way Anova test menunjukkan penurunan kadar trigliserida dan kolesterol total yang tidak signifikan pada kelompok yang diberi diet ekstrak daun pepaya dan kelompok yang diberi ekstrak biji pepaya (p &gt;0,05).</p><p><strong>Kesimpulan.</strong>  Pemberian ekstrak biji papaya dan ekstrak daun tidak menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida.</p><p><strong>Kata Kunci :</strong> Trigliserida, Kolesterol Total, Diet Tinggi Lemak, Ekstrak Biji Pepaya, Ekstrak Daun Pepaya.</p>


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Cut Arsyiyanti ◽  
Ahmad Syauqy ◽  
Kusmiyati Tjahjono

Latar Belakang : Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang jika jumlahnya berlebih dapat memicu berbagai macam penyakit diantaranya gout. Biji pepaya mengandung zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menormalkan kadar profil lipid dan menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar asam urat pada tikus dislipidemia. Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague Dawley dislipidemia yang kemudian dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi lemak, serta dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi lemak dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Kadar Asam urat diperiksa dengan metode Spektrofotometri. Data di analisis dengan uji Paired t-test dan Anova serta uji LSD pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Perubahan kadar asam urat kelompok kontrol negatif, k ontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berturut-turut adalah -11,21 (p=0,352), 18,91 (p=0,360), -30,43 (p=0,024), dan -16,67(p=0,127). Perubahan kadar asam urat antar kelompok dengan uji Anova menunjukkan signifikansi sebesar 0,017. dilanjutkan uji Post-Hoc antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan dosis 400 mg dan 800 mg menunjukkan signifikansi berturut-turut 0,003 dan 0,019. Simpulan: Pemberian jus biji pepaya selama 30 hari pada dosis 400 mg/ekor/hari efektif menurunkan kadar asam urat pada tikus dislipidemia.


2017 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 318
Author(s):  
Angger Luhung Nur Fadilah ◽  
Widya Hary Cahyati ◽  
Rudatin Windraswara

Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes betina. Salah satu upaya pengendalian vektor yang populer di masyarakat yaitu menggunakan insektisida kimiawi akan tetapi menyebabkan resistensi pada nyamuk dan keracunan pada manusia. Upaya pengendalian dapat berupa insektisida alami yang terbuat dari tumbuhan, salah satunya yaitu daun pepaya (Carica papaya L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya proteksi lotion ekstrak daun pepaya untuk menolak Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah eskperimen murni dengan rancangan penelitian post test only control group design. Populasi penelitian adalah telur nyamuk Aedes aegypti yang dikembangbiakkan menjadi nyamuk, sampel 50 ekor nyamuk Aedes aegypti umur 2-5 hari untuk setiap kelompok perlakuan dengan 4 kali pengulangan, sehingga total nyamuk yang dibutuhkan 1.400 nyamuk Aedes aegypti karena jumlah perlakuan 7 kelompok. Data dianalisis menggunakan uji Anova dan Post Hoc. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan persentase jumlah nyamuk yang hinggap pada berbagai konsentrasi lotion ekstrak daun pepaya dengan nilai signifikansi p=0,001 (p


Author(s):  
Saktya Yudha Ardhi Utama

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar belakang: </strong>Trombositopenia merupakan suatu keadaan jumlah trombosit di bawah 150.000/mm<sup>3</sup>, hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada kematian. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi  trombositopenia, salah satunya adalah dengan tanaman daun pepaya.</p><p><strong>Tujuan:</strong> untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya terhadap <em>bleeding time</em> (waktu perdarahan).</p><p><strong>Metode : </strong>Desain penelitian ini menggunakan <em>true experimental</em> dengan rancangan <em>post test only control group design</em>. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 30 ekor mencit jantan (<em>Mus musculus</em>) yang dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok pertama sebagai kelompok kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kelompok kedua sebagai kontrol positif (CMC Na 0,5%)<a href="file:///D:/peer/VOLUME%206/VOLUME%206%20NOMOR%203/KIRIM%20LINTANG%20VOLUME%206%20ISSUE%203,%202018%20(AKREDITASI)/6.%20Revisi%20Publish%20JGDI%20(1)_Yudha.rtf#_msocom_1">[a1]</a> <a href="file:///D:/peer/VOLUME%206/VOLUME%206%20NOMOR%203/KIRIM%20LINTANG%20VOLUME%206%20ISSUE%203,%202018%20(AKREDITASI)/6.%20Revisi%20Publish%20JGDI%20(1)_Yudha.rtf#_msocom_2">[A2]</a> , kelompok ketiga diberi esktrak etanol 96% daun pepaya dosis 0,5g/kgBB, kelompok keempat diberi esktrak etanol 96% daun pepaya dosis 1g/kgBB, kelompok kelima diberi esktrak etanol 96% daun pepaya dosis 2g/kgBB. Pengumpulan data menggunakan lembar pengukuran <em>bleeding time</em>, yang dianalisa dengan uji ANOVA.</p><p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa didapatkan nilai <em>p</em>&lt;0.0001 dengan rerata waktu paling cepat antara kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan dengan dosis 2g/kgBB (2.74±0.14). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antar semua kelompok. <a href="file:///D:/peer/VOLUME%206/VOLUME%206%20NOMOR%203/KIRIM%20LINTANG%20VOLUME%206%20ISSUE%203,%202018%20(AKREDITASI)/6.%20Revisi%20Publish%20JGDI%20(1)_Yudha.rtf#_msocom_3">[a3]</a> <a href="file:///D:/peer/VOLUME%206/VOLUME%206%20NOMOR%203/KIRIM%20LINTANG%20VOLUME%206%20ISSUE%203,%202018%20(AKREDITASI)/6.%20Revisi%20Publish%20JGDI%20(1)_Yudha.rtf#_msocom_4">[A4]</a> </p><p><strong>Kesimpulan: </strong>Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun pepaya (<em>Carica papaya L.</em>) dapat mempercepat <em>bleeding time</em> (waktu perdarahan).</p><p><strong>KATA KUNCI: </strong>daun pepaya; <em>bleeding time, </em>trombositopenia<strong></strong></p><p align="center"> </p><p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p><strong><em>Background</em></strong><strong>: </strong>Thrombocytopenia is a condition of platelet counts below 150,000/mm<sup>3</sup>, this may cause bleeding which, if not handled properly, may lead to death. Some actions that can be done to overcome thrombocytopenia, one of which is with papaya leaf.</p><p><strong>Objectives:</strong> This study aims to analyze the effect of giving papaya leaf extract to bleeding time.</p><p><strong><em>Methods:</em></strong><strong> </strong>This research design uses true experimental with design of post-test only control group design. The sample in this study were 30 male mice (<em>Mus musculus</em>) divided into five groups. The first group as the negative control group (CMC Na 0.5%), the second group as the positive control (CMC Na 0.5%), the third group was given ethanol 96% extract papaya leaf dose 0.5g/kgBW, the fourth group was given ethanol 96% extract papaya leaf dose 1g/kgBW, the fifth group was given ethanol 96% extract papaya leaf dose 2g/kgBW. Data collection using measurement sheet of  bleeding time which were analyzed by ANOVA test.</p><p><strong><em>Results:</em></strong><strong> </strong>The results of this study showed that p&lt;0.0001 the fastest mean time occur between treatment groups that is treatment group with dose 2g/kgBW (2.74±0.14). In the bleeding time variables p&lt;0.0001 the fastest mean time occur between treatment groups that is treatment group with dose 2g/kgBW (2.74±0.14). This result shows that there are significant differences between every groups.</p><p><strong><em>Conclusion:</em></strong><strong> </strong>The conclusion of this research is giving papaya leaf extract can increase bleeding time.</p><p> </p><p><strong>KEYWORDS: </strong>leaf of papaya, bleeding time, thrombocytopenia.</p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Jonathan Payangka

ABSTRAK Latar Belakang: Ekstrak daun papaya (Carica papaya) merupakan bahan larvasida alami yang mengandung papain dan alkaloid karpain sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan. Sifat larvasidanya juga dapat diterapkan untuk mengurangi jumlah larva nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk spesies ini adalah vektor utama untuk virus yang dapat menyebabkan demam dengue yang tingkat insidensinya semakin lama semakin meningkat. Sudah ada beberapa metode kontrol nyamuk yang dipakai, salah satunya adalah mengurangi jumlah larva nyamuk dengan menggunakan insektisida organofosfat kimiawi yang disebut sebagai temefos. Temefos sangat baik dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti namun memiliki banyak efek samping terutama bagi lingkungan. Dengan mengontrol jumlah larva nyamuk ini diharapkan akan terjadi penurunan jumlah kasus demam dengue. Tujuan: Untuk membuktikan bahwa ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dapat mempengaruhi kematian larva nyamuk Aedes aegypti instar III. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design. Penelitian terdiri dari tujuh kelompok, yaitu kelompok kontrol positif yang diberi bubuk abate, kelompok kontrol negatif yang hanya diberi aquades dan lima kelompok perlakuan dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5%; diulang sebanyak empat kali. Penghitungan jumlah larva nyamuk yang mati dilakukan setelah 24 jam. Hasil: Berdasarkan uji Kruskal-Wallis didapatkan p<α dengan p=0,000 dan α=0,05. Hal ini membuktikan signifikansi penelitian. Kesimpulan: Ekstrak daun papaya (Carica papaya) dapat mempengaruhi kematian larva nyamuk Aedes aegypti instar III.   Kata Kunci: daun Carica papaya, demam dengue, Aedes aegypti   ABSTRACT Background: Papaya leaves (Carica papaya) extract is a natural larvacide that contains papain and alkaloid karpain so its usage is safe for the environment. The larvacide properties can also be used to reduce the amount of Aedes aegypti mosquito larvae. This mosquito species is the main vector for the virus that causes dengue fever which incident number increases over the years. There have been a few methods used to control the mosquito’s amount, one of which is by decreasing the number of Aedes aegypti’s larvae using the organophosphate insecticide chemical known as temefos. Temefos is really effective in killing the Aedes aegypti larvae but it has a lot of side effects especially towards the environment. By controlling the number of the Aedes aegypti’s larvae, hopefully the number of the dengue fever case can also be reduced. Objective: To prove that the papaya leaves (Carica papaya) extract have effects on the death of Aedes aegypti’s instar III larvae. Method: This is an experimental research what uses a post test only control group design. The study consists of seven groups, which are positive control that is given abate powder, negative control that is given only aquadest, and five groups treated with concentrations of 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, and 2.5%; repeated for four times. The calculation of the amount of dead larvae is done within the first 24 hours. Result: Based on the Kruskal-Wallis test, p’s value is <α with p value being 0.000 and α being 0.05. It proves the significance of the experiment. Conclusion: The papaya leaves (Carica papaya) extract have effects on the death of Aedes aegypti’s instar III larvae.   Keywords: Carica papaya leaves, dengue fever, Aedes aegypti


2013 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 321-329
Author(s):  
Nuri Lydia Rahma ◽  
Ahmad Syauqy

Latar Belakang : Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di dunia. Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit ini ialah dislipidemia yang ditandai oleh tinggi nya kadar trigliserida dalam darah. Pengendalian kadar trigliserida yang tepat dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler. Biji pepaya mengandung zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar trigliserida pada tikus Sprague Dawly dislipidemia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan pre-post test randomized control group design yang menggunakan 24 ekor tikus Sprague Dawly dislipidemia. Pengelompokan dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi lemak, dan dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi lemak dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Data dianalisis dengan uji Paired t-test dan Anova.Hasil: Perubahan kadar trigliserida kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berurutan adalah 0,2 (p=0,985); -17,7 (p=0,539); -13,3 (p=0,214) dan 5,0 (p=0,506). Berdasarkan uji Anova tidak terdapat perbedaan perubahan kadar trigliserida antar kelompok (p=0,685). Simpulan: Pemberian jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg per hari selama 30 hari tidak dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus Sprague Dawly dislipidemia.


2019 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 247-256
Author(s):  
Dita Fitriani ◽  
Hetti Rusmini ◽  
Yuliana Wildani Marek

Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan fraksi lipid di dalam darah. Bunga pepaya mengandung senyawa yang mampu mempertahankan kadar kolesterol dalam batas normal karena mengandung senyawa flavanoid dan tanin yang berperan sebagai antioksidan. Pada penelitian ini digunakan tikus sebagai hewan coba untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bunga pepaya (Carica papaya L) terhadap kadar HDL dan LDL darah tikus yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus Sprague dawley jantan berusia 12-16 minggu dengan berat 200-250 g, dengan pre and post test with control group design. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu; kelompok tikus yang hanya diberi pakan standar (K), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak (KN), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga pepaya 31 mg/kgBB (P1), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga pepaya 62 mg/kgBB (P2), dan kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga pepaya 125 mg/kgBB (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bunga pepaya dengan dosis 31 mg/kgBB, 62 mg/kgBB dan 125 mg/kgBB mampu meningkatkan rerata kadar HDL dan menurunkan rerata kadar LDL darah tikus secara signifikan (p <0,05). Namun semakin besar dosis tidak berpengaruh terhadap kadar HDL dan LDL.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Nia Novita Nurrohmah ◽  
Nour Athiroh AS ◽  
Nurul Jadid Mubarakati

Helmintiasis is a worm disease that often occurs in cows so that it can reduce milk harvesting. One prevention that can be done  with natural ingredients in the form of papaya leaf (Carica papaya). Papaya leaves contain alkaloids, enzyme papain, saponin, flavonoid, and tannin. The purpose of this experiment was to analyze the effect of papaya leaf (Carica papaya) on endoparasites and milk harvesting. This is an experimental research used a pre-test post-test control group design on five dairy cows with one treatment, specifically 70% basal green feed and 30% papaya leaves and one positive control (Albendazole). Method of identification use the qualitative method is, native method (direct slide) and the flotation method (Flotation method). The obtained data were analyzed with a Anova test, it showed that result is (p<0,05). That are able to suppress the growth of endoparasites in cow 1, 2, 3, 4, 5 by 60%, 58%, 50%, 45% , and 34% respectively in the native method and the floating method are 75%, 63%, 56%, 45%, and 34%. Increased harvesting milk for 3 weeks is 2-4 liters.  It was conluded that there was an influence between papaya leaves (Carica papaya) on endoparasites in dairy cows (Bos taurus) as a natural antihelmintic. Keywords: Helmintiasis, Papaya Leaf (Carica papaya), Endoparasite, Cows (Bos taurus), Milk Harvesting ResultABSTRAKHelmintiasis adalah penyakit cacingan yang sering terjadi pada sapi sehingga dapat menurunkan hasil panen susu. Salah satu pencegahan alami yang dapat dilakukan yakni dengan memberikan daun pepaya (Carica papaya) sebagai pengobatan alami. Daun pepaya merupakan bahan alami yang mengandung senyawa aktif berupa alkaloid, flavonoid, enzim papain, saponin, dan tanin yang memiliki efek antihelmintik pada sapi perah (Bos taurus). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa efek daun pepaya (Carica papaya) terhadap endoparasit dan hasil panen susu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, menggunakan rancangan penelitian pre test post test control group design pada 5 ekor sapi perah dengan 1 perlakuan yaitu pemberian pakan hijau basal 70% dan daun pepaya 30% dan 1 kontrol positif (Albendazole). Metode pelaksanaan penelitian menggunakan uji feses metode kualitatif yaitu metode natif (Direct slide) dan metode apung (Flotation method). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistika (Anova) dengan hasil (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sapi 1, 2, 3, 4, 5 mengalami penurunan endoparasit sebesar 60%, 58%, 50%, 45%, dan 34% secara berturut-turut pada metode natif dan metode apung sebesar 75%, 63%, 56%, 45%, dan 34%. Pemberian daun pepaya pada sapi perah selama 3 minggu dapat meningkatkan panen susu sebesar 2-4 per hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara daun pepaya  (Carica papaya) terhadap endoparasit pada sapi perah (Bos taurus) dan hasil panen susu.Kata kunci: Helmintiasis, Daun Pepaya (Carica papaya), Endoparasit, Sapi (Bos taurus),  Hasil panen susu


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 37-44
Author(s):  
Nadia Nur Asifa ◽  
Sri Tasminatun ◽  
Sri Nabawiyati Nurul Makiyah

Carica papaya L. mengandung flavonoid. Flavonoid bermanfaat sebagai antiinflamasi. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui derajat peradangan duodenum mencit BALB/c yang diinduksiOvalbumin setelah pemberian ekstrak etanol buah Carica papaya L. Penelitian eksperimental in vivodengan post-test only control group design menggunakan 30 mencit BALB/c jantan, ± 20gram, 8 minggudibagi dalam 6 kelompok yaitu kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, dan tigakelompok ekstrak C. papaya dosis 175, 350, dan 700mg/kgbb per hari. Kelompok perlakuan ekstraketanol buah C. papaya L. dan kontrol positif diberikan selama 28 hari, Ovalbumin diberikan pada harike-15 dan ke-22 secara intraperitoneal, dan hari ke-23 sampai dengan hari ke-28 peroral. Pada harike-29, mencit dikorbankan dan duodenum diambil untuk dibuat preparat histologi dengan teknikpewarnaan HE. Pengukuran derajat peradangan duodenum berdasarkan pengamatan infiltrasisel radang menurut Chang. Data dianalisis dengan one way ANOVA dilanjutkan uji Tukey test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata derajat peradangan duodenum kelompok kontrol:2,48 ± 0,83; kontrol negatif: 3,46 ± 0,27; kontrol positif: 1,70 ± 0,20; ekstrak etanol buah C. papayaL. dosis 175mg/kgbb: 3,20 ± 0,36; dosis 350mg/kgbb: 1,56 ± 0,23; dan dosis 700mg/kgbb: 2,20 ±0,45. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol buah Carica papaya L. dosis 350mg/kgbb/haridan 700mg/kgbb/hari dapat menurunkan derajat peradangan duodenum mencit BALB/c yangdiinduksi Ovalbumin.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document