Perbandingan Pengaruh Model Pembelajaran PBL Dan Discovery Learning Terhadap Hasil Psikomotor Passing Bawah Bola Voli

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 45-50
Author(s):  
Inang Widigdo Subiyanto

Penelitian ini dilatarbelakangi penguasaan gerak dasar yang masih rendah dikarenakan cara melakukan teknik passing yang kurang benar. Cara mengajar permainan bola voli menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa kurang tertarik sehingga menjadikan siswa menjadi kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada keefektifan pada model pembelajaran problem based learning terhadap hasil psikomotorik passing bawah bola voli pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Semarang dan model pembelajaran discovery learning terhadap hasil psikomotorik passing bawah bola voli pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Semarang.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksprimental Design (eksperimen semu) dengan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalen Control Group Design. Teknik pengambilan data menggunakan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK N 2 Semarang, dengan sampel siswa kelas XI BDP 1 dan XI UPW 1.Hasil penelitian menunjukan bahwa uji hipotesis diperoleh t hitung (22,669 < 29,556) yang berarti bahwa model pembelajaran problem based learning dan discovery learning efektif dalam hasil psikomotorik passing bawah bola voli pada siswa kelas XI SMK N 2 Semarang. Hasil keefektifan passing bawah bola voli dengan model pembelajaran problem based learning sebesar 83,06. Sedangkan hasil keefektifan passing bawah bola voli dengan model pembelajaran discovery learning sebesar 89,00. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning lebih efektif daripada latihan problem based learning untuk keefektifan passing bawah bola voli pada siswa kelas XI SMK N 2 Semarang, karena dari data tersebut nilai dari model pembelajaran disecovery learning lebih besar dari problem based learning.

2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Asrani Assegaff ◽  
Uep Tatang Sontani

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa di sekolah, salah satunya dengan Model Problem Based Learning (PBL). Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Perez dan Uline (Schechter, 2011) bahwa PBL telah banyak dipahami sebagai manfaat bagi mempersiapkan para pemimpin sekolah dengan berkontribusi terhadap kemampuan berfikir analitis dan strategis mereka. Selain itu, John Dewey (Miller, 2004) yang merupakan seorang filsuf dan pendidik, menjelaskan bahwa "masalah adalah stimulus untuk berfikir”. Kedua pendapat tersebut menguatkan bahwa PBL berkontribusi baik bagi para guru maupun siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis dan strategi dalam pembelajaran. Kajian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dan bentuk kuasi eksperimen yang dipilih adalah Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, observasi, dan studi dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir analitis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Subjek penelitian ini yaitu Kelas XI AP 4 sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI AP 2 sebagai kelas kontrol. Hasil kajian menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berfikir analitis yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan kelas kontrol yang menggunakan model Guide Discovery Learning. Namun, perolehan rata-rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Artinya, sekolah dapat menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa.Kata Kunci: problem based learning, guide discovery learning, berfikir analitis. IMPROVED ABILITY TO ANALYTICAL THINKING WITH  A PROBLEM BASED LEARNING MODELMany efforts should be made to improve analytical thinking ability of students in the school, one of them with a Model Problem Based Learning (PBL). This is in line with the opinion by Perez and Uline (Schechter, 2011) that PBL has been widely understood as the benefits to prepare school leaders to contribute to the ability to think analytically and strategically them. In addition, John Dewey (Miller, 2004) which is a philosopher and educator, explained that "the problem is the stimulus to think." Second opinions reinforces that PBL contribute both for teachers and students to improve think analytically and strategies in learning. this study using a quasi-experimental, and form a quasi-experimental chosen is Nonequivqlenty Control Group Design. the data collection technique using tests, observation and documentation, while data analysis techniques using t-test to see differences increase the ability to think analytically between the experimental class and control class. this research subject is class XI AP 4 as an experimental class and class XI AP 2 as a control group. the results of the study showed that an increase in the ability to think analytically significant among experimental class using the model of Problem Based Learning (PBL) with grade control using a model of Discovery Learning Guide. However, the acquisition of the average score of the experimental class is higher than the control class. That is, schools can apply the model of Problem Based Learning (PBL) to improve students' ability to think analytically.Keywords: problem based learning, guide discovery learning, analytical thinking


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Fitria Intan Pramudi Wardani ◽  
Mawardi Mawardi ◽  
Suhandi Astuti

Abstrak: Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan secara signifikan hasil belajar matematika kelas 4 SD dalam pembelajaran menggunakan model discovery learning dan problem based learning di Gugus Slamet Riyadi Ampel-Boyolali. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 SD Gugus Slamet Riyadi Ampel-Boyolali. Sampel penelitian yang diambil yaitu siswa kelas 4 SDN 1 Kaligentong (SD inti), siswa kelas 4 SDN 2 Urutsewu  dan siswa kelas 4 SDN 3 Urutsewu. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan Uji-T. Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data, disimpulkan bahwa hasil belajar menggunakan model discovery learning lebih tinggi secara signifikan dibanding model pembelajaran problem based learning. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji thitung sebesar -2,282 dengan diperoleh signifikasi sebesar 0,026 lebh kecil dari α = 0,05  (0,026 < 0,05), karena nilai signifikasi (2-tailed) pada independent sample t test lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena model discovery learning lebih efektif maka guru disarankan mengunakan model tersebut guna meningkatkan hasil belajar siswa.Abstract:  This study aims to examine the significant differences of mathematics learning result at 4th grade elementary school in Gugus Slamet Riyadi Ampel-Boyolali which used discovery learning and problem based learning method. This study is quasi experimental with Nonequivalent Control Group Design. The data collection of this study is allt 4th grade elementary school students in Gugus Slamet Riyadi Ampel-Boyolali, but the sample used is 4th grade students at SDN 2 Urutsewu and SDN 3 Urutsewu. The method of collecting data used is observation and questionnaires. The technique of analyzing data uses T-test method. Based on the result of the study, it is concluded that learning result using discovery learning method has significant result than problem based learning method. The result can be seen that the result of Thitung has 2,282 with 0,026 singnification which means it is less than α =0,05 (0,026<0,05). The value of Sig.2-tailed at independent sample t-test is less than 0,05, so that H0 is rejected and Ha is accepted. The conclusion of this study is that discovery learning more effective and teachers are suggested to use that method in teaching-learning activity so that the students’ learning result increase.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Mar Athul Wazithah T. ◽  
Thamrin Tayeb ◽  
Fitriani Nur ◽  
Lisnasari Andi Mattoliang ◽  
Suharti Suharti

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis antara penerapan model discovery learning dan penerapan model problem based learning. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan non equivalent control group design. Adapun populasi yang diteliti yaitu semua siswa kelas VIII di MTs Madani Alauddin, Kabupaten Gowa. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah soal pretest dan posttest kemampuan pemahaman matematis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kemampuan pemahaman matematis dengan penerapan model discovery learning adalah 63,97 dengan standar deviasi 12,783. Sedangkan rata-rata kemampuan pemahaman matematis dengan penerapan model problem based learning yaitu 72,31 dengan standar deviasi 16,175. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis antara yang menerapkan discovery learning dan problem based learning dengan nilai sig. 0,014 < 0,05 yang berarti H0 ditolak. Dengan demikian, kemampuan pemahaman matematis siswa kelas VIII di MTs Madani Alauddin yang diajar dengan model problem based learning lebih tinggi dibandingkan dengan model discovery learning.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 80
Author(s):  
Serra Oktafoura Suminar ◽  
Rini Intansari Meilani

Model pembelajaran adalah salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik di kelas. Artikel ini membahas hasil penelitian kuasi eksperimen yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap prestasi belajar 70 orang peserta didik sebuah SMK, pada Mata Pelajaran Korespondensi, kompetensi dasar mengidentifikasi prosedur pembuatan surat dinas. Dengan menggunakan non-equivalent control group design, hasil analisa data menunjukkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning lebih cocok dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mempelajari kompetensi dasar mengidentifikasi prosedur pembuatan surat dinas, dibandingkan model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan demikian, model pembelajaran Discovery Learning dapat menjadi salah satu alternatif bagi para guru Mata Pelajaran Korespondensi dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran tersebut.Kata Kunci: Discovery Learning, Problem Based Learning, Prestasi Belajar THE INFLUENCE OF DISCOVERY LEARNING AND PROBLEM BASED LEARNING MODELS ON STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENTTeaching and learning model is one of the factors influencing students’ learning achievements. This article discusses results of a quasi-experimental study which aims to investigate the influence of  discovery learning and problem-based learning models on learning achievements of 70 vocational high school students, in the subject of Correspondence (in the competence of identifying the procedure of writing official letters). Using non-equivalent control group design, results of data analysis show that discovery learning model is more suitable to improve students’ learning achievements in the competence of identifying the procedure of writing official letters, compared to problem based learning model. Thus, discovery learning is worth using by teachers of the subject to improve the learning achievements of their students in this subject. Keywords: Discovery Learning, Problem Based Learning, Learning Achievement


2020 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Raka Afada Maarif ◽  
Tego Prasetyo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas antara model pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning dengan berbantuan media gambar terhadap kreativitas pada pembelajaran tematik kelas 5 SD. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi experiment). Dengan desain penelitian menggunakan nonequivalent control group design. Hasil yang diperoleh melalui uji prasyarat berbantuan SPSS 25 for windows yaitu data berdistribusi normal dan homogeny. Selanjutnya melakukan uji T menggunakan Independent Sample T Test diperoleh hasil dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka (1) terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning berbantuan media gambar terhadap kreativitas siswa pada pembelajaran tematik siswa kelas 5 SD, (2) terjadinya perbedaan dalam kreativitas siswa yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sebesar 77,68%. Sedangkan model pembelajaran Discovery Learning sebesar 73,15%.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Rabithah Hasibuan ◽  
Bornok Sinaga

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik daripada model pembelajaran Discovery Learning di kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-posttest Control Group Design. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dan Dicovery Learning, sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang terdiri dari 8 kelas, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-G (kelas eksperimen I) sebanyak 31 orang dan kelas VIII-H (kelas eksperimen II) sebanyak 31 orang. Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah tes dan lembar observasi. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas data menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa hasil pretest kedua sampel berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Dari hasil analisis data pretest-posttes dengan menggunakan uji-t pada taraf α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel yaitu 1,955 > 1,677sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik daripada model pembelajaran Discovery Learning di kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. Kata kunci : Kemampuan pemecahan masalah, , model pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning.AbstractThis study aims to determine the problem solving ability of mathematics students using Problem Based Learning model of learning is better than the model of learning Discovery Learning in class VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. This research is a quasi-experimental research with pretest-posttest Control Group Design design. The variables of this study consisted of independent variables, namely the use of Problem Based Learning and Dicovery Learning, while the dependent variable is the students' math problem solving abilities. The population in this study is all students of class VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan consisting of 8 classes, while the sample in this study were students of class VIII-G (experiment class I) as many as 31 people and class VIII-H (Experiment class II) as many as 31 people. Research instruments in data collection are test and observation sheet. Before testing the hypothesis first tested the normality of data by using Liliefors test and homogeneity of data using F test. From the test it was obtained that the pretest results of both samples distributed normal and homogeneous, thus the authors can provide treatment to both samples. From result of analysis of pretest-posttes data by using t-test at α = 0,05 obtained t count> ttable that is 1,955> 1,677 so that H0 refused and Ha accepted. Then it can be concluded that the problem solving ability of mathematics students using Problem Based Learning model is better than Discovery Learning model in class VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. Keywords: Problem solving abilities, Problem Based Learning and Discovery Learning   model


2021 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 631-641
Author(s):  
Citra Yolantia ◽  
Wiwit Artika* ◽  
Cut Nurmaliah ◽  
Hafnati Rahmatan ◽  
Muhibbuddin Muhibbuddin

Self-efficacy memiliki kontribusi penting dalam proses pembelajaran karena dapat digunakan sebagai prediktor kinerja belajar siswa. Self-efficacy mampu merangsang motivasi, proses kognitif, aktivitas, prestasi dan ketekunan siswa. Kurangnya kemampuan efikasi diri merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran. Permasalahan ini dapat diatasi melalui penerapan media pembelajaran seperti penggunaan modul inovatif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan modul pembelajaran berbasis masalah terhadap efikasi diri dan hasil belajar siswa. Selain itu juga bertujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri dengan hasil belajar akibat penerapan modul pembelajaran berbasis masalah materi sistem pencernaan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 di sebuah sekolah menengah atas di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretest posttest non-equivalent control group design. Sampel penelitian adalah 93 siswa (total sampling). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari angket efikasi diri dan tes kognitif materi sistem pencernaan. Data efikasi diri dan hasil belajar dianalisis dengan uji statistik parametrik menggunakan analisis kovarians, sedangkan efikasi diri dianalisis menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan modul pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap efikasi diri dan hasil belajar siswa. Selain itu, analisis korelasi menunjukkan bahwa r hitung r tabel (0,7277 0. 2461) yang mengartikan adanya hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan hasil belajar siswa. Efikasi diri berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa: semakin tinggi efikasi diri maka hasil belajar akan semakin tinggi


2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Abdul Rahim, Sunarso *

Tujuan penelitian untuk mengetahui, (1) Pengaruh penggunaan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, (2) Pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn di SMP, dan (3) Perbedaan pengaruh penggunaan model Project Based Learning dengan Problem Based Learning  terhadap prestasi belajar PPKn di SMP. Penelitian ini merupakan quasi experimental yang menggunakan pretest, posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN 2 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh penggunaan menggunakan model Project Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 20,29 (kelas eksperimen 1); (2) Terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn, dengan memperoleh gain score sebesar 18,48 (kelas eksperimen 2); dan (3) Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan Project Based Learning dan Problem Based Learning terhadap prestasi belajar PPKn.Kata kunci: project based learning, problem based learning, prestasi belajar.


2013 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Fifih Nurafifah ◽  
Elah Nurlaelah ◽  
Ririn Sispiyati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII pada bidang matematika, dimana kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan pada era globalisasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang memperoleh pembelajaran MEA, pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional; 2) mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran MEA; dan 3) mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran PBL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol tidak ekuivalen (Non Equivalent Control Group Design) dan populasi yang digunakan adalah seluruh siswa Kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan sampel sebanyak tiga kelas. Instrumen pada penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes (berupa angket, lembar observasi dan jurnal harian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang memperoleh pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA), pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan pembelajaran konvensional; 2) respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran MEA dan model pembelajaran PBL positif. Kata kunci : kemampuan berpikir kritis, Means-Ends Analysis (MEA), Problem Based Learning (PBL).


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1230-1238
Author(s):  
Erpina Ulva ◽  
Maimunah Maimunah ◽  
Atma Murni

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis (KPMM) siswa pada materi Aritmetika Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari peenerapan model PBL terhadap KPMM siswa ditinjau dari keseluruhan siswa level tinggi, sedang dan rendah dan ditinjau dari setiap level sekolah yang menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri se-Kabupaten Kuantan. Populasi berasal dari sekolah level tinggi, sedang, dan rendah. Sampel dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Taluk Kuantan (level tinggi), SMP Negeri 3 Taluk Kuantan (level sedang) dan SMP Negeri 2 Benai (level rendah). Penelitian dilakukan ditiga sekolah tersebut, setiap sekolah ada 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikan 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap KPMM siswa ditinjau dari keseluruhan siswa yang mana KPMM siswa dengan menggunakan model PBL lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sedangkan jika ditinjau dari level sekolah diperoleh signifikan 0,001 < 0,05 (level tinggi), 0,824 > 0,05 (level sedang) dan 0,140 > 0,05 (level rendah). Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh penerapan PBL terhadap KPMM dilevel tinggi dan pada level sekolah sedang dan rendah tidak terdapat pengaruh yang signifikan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document