JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

207
(FIVE YEARS 55)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Center For Journal Management And Publication, Lambung Mangkurat University

2580-5932, 2089-0117

2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 205
Author(s):  
Intan Kurnia Sari

Abstract Representation Personality Sasana’s and Jaka Wani’s Character in Novel “Pasung Jiwa” by Okky Madasari. The purpose of the research are to describe the personality of Sasana and the inner conflict has went trough. This research use quality methode and expressive aprroach. The data research are taken from words, phrases, idoms, and sentences in teh novel “Pasung Jiwa”. The datas has been obtain were analyzed with the study of literature psychology. The results of the study showed there were deviation in the character of Sasana personality and the inner conflict that the character of Jaka Wani has been went through. Personality deviations found in the character Sasana. Sasana change her appearance into a woman. Appearance performance is related to clothes and how to dress up that resembles a woman. The inner conflict experienced by Sasana is related to the change in appearance she does. Sasana feels free when he becomes Sasa, but on the other hand Sasana does not want to hurt his parent’s by becoming a woman. In the character of Jaka Wani no personality deviations were found. The inner conflict experienced by Jaka Wani was feeling guilty for Sasana for leaving Sasana while doing a demonstration. Jaka Wani also felt unhappy while working as a laborer in a television manufacturing factory. Key words: personality, id, ego, superego, psychology literature Abstrak Representasi Kepribadian Tokoh Sasana dan Jaka Wani dalam Novel “Pasung Jiwa” Karya Okky Madasari. Tujuan penelitina ini untuk mendekskripsikan kepribadian tokoh Sasana dan konflik batin yang dialami tokoh Jaka Wani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan ekspresif. Data penelitian berupa adalah kata, frasa, ungkapan, dan kalimat dalam novel. Sumber data penelitian ini berupa novel “Pasung Jiwa”. Data yang sudah didapat dianalisis dengan kajian psikologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan kepribadian pada tokoh Sasana dan konflik batin yang dialami oleh tokoh Jaka Wani. Penyimpangan kepribadian yang ditemukan pada tokoh Sasana adalah Sasana mengubah penampilan dirinya menjadi wanita. Penampilan dalm hal ini berkaitan dengan pakaian dan cara berdandan yang menyerupai wanita. Konflik batin yang dialami Sasana berkaitan dengan perubahan penampilan yang dilakukannya. Sasana merasa bebas saat menjadi Sasa, tetapi di sisi lain Sasana tidak ingin melukai hati orang tuanya dengan menjadi seorang wanita. Pada tokoh Jaka Wani tidak ditemukan penyimpangan kepribadian, konflik batin yang dialami Jaka Wani adalah merasa bersalah kepada Sasana karena meninggalkan Sasana saat Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 2, Oktober 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 205 - 121 ISSN 2580-5932 (Online) 206 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya melakukan demonstrasi. Jaka Wani juga merasa tidak senang saat bekerja sebagai buruh di pabrik pembuatan televisi. Kata-kata kunci: kepribadian, id, ego, superego, psikologi sastra


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 213
Author(s):  
Berbahana Pandu Mau

Abstract Altruistic Behavior of the Main Figure in the Novel Bekisar Merah by Ahmad Tohari. The purpose of this study is to obtain a description of the altruistic behavior of the main character in Ahmad Tohari's Bekisar Merah novel. Specifically, the purpose of this study is to describe the altruistic behavior of the main character in the context of social and kinship norms. The analysis used as the basis for this research is literary psychology. This theory focuses on the textual approach, namely the literary psychology approach that addresses the psychological aspects of characters in literary works. This theory is used to analyze and describe the altruistic behavior of the main character in the novel Bekisar Merah. The results of this study indicate that altruistic behavior in the novel Bekisar Merah is represented in the figure of Lasi as the axis of storytelling. This altruistic behavior is evidenced by the actions of the Lasi character in helping other characters in a pure, sincere manner, without expecting anything in return (benefit) for himself. This behavior is manifested in the form of altruistic behavior in the context of social norms and in the context of kinship norms. Altruistic behavior of the main character in the context of social norms found only four aspects of motivation to help, namely: (1) the presence of a model, (2) the presence of other people, (3) helping people they like, and (4) the presence of a mood. The altruistic behavior of the main character in the context of kinship norms is found in three motivations to help, namely (1) aspects of relative protection (kin altruism), (2) biological altruism, and (3) aspects of sexual orientation. Key Words: behavior, altruistic, character, bekisar merahAbstrak Perilaku Altruistik Tokoh Utama dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku altruistik tokoh utama dalam konteks norma sosial dan kekerabatan. Analisis yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah psikologi sastra. Teori ini menitikberatkan pada pendekatan tekstual, yaitu pendekatan psikologi sastra yang membahas aspek psikologi tokoh dalam karya sastra. Teori ini digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan perilaku altruistik tokoh utama novel Bekisar Merah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku altruistik dalam novel Bekisar Merah terwakilkan dalam sosok Lasi sebagai poros penceritaan. Perilaku altruistik ini dibuktikan melalui tindakan tokoh Lasi dalam menolong tokoh lain secara murni, tulus, tanpa mengharapkan balasan (manfaat) apa pun untuk dirinya. Perilaku tersebut terwujud dalam bentuk perilaku altruistik dalam konteks Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 2, Oktober 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 213 - 223 ISSN 2580-5932 (Online) 214 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya norma sosial dan dalam konteks norma kekerabatan. Perilaku altruistik tokoh utama dalam konteks norma sosial hanya ditemukan empat aspek motivasi untuk menolong, yaitu: (1) adanya model, (2) adanya kehadiran orang lain, (3) menolong orang yang disukai, dan (4) adanya suasana hati. Perilaku altruistik tokoh utama dalam konteks norma kekerabatan ditemukan dalam tiga motivasi untuk menolong, yaitu (1) aspek perlindungan kerabat (kin altruism), (2) aspek biologik (biological altruism), dan (3) aspek orientasi seksual. Kata-kata kunci: perilaku, altruistik, tokoh, bekisar merah


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 236
Author(s):  
Akhmad Aulia Wardana

Abstract Reception of students of SMAN 4 Banjarmasin in Grade 11 of 2020 Year Against Novel of “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” by Tere Liye. This study aims to describe the reception of students of SMAN 4 Banjarmasin in grade 11 of 2020 year against novel of “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” by Tere Liye. The method used in this dtudy is a qualitative description method with Miles and Huberman, theory analysis techniques. Its estabilish analysis criteria, collect data according to analysis criteria, reduce data that does not fit the analysis criteria to the point of saturation. Present data in tabular form, interpret the relationship between reception data, and summarize the result of research. Data obtained from the adoption of student receptions on the elements of development and the value of character education in the novel. From the discussion of this thesis it can be concluded that: (1) Reception of students of SMAN 4 Banjarmasin in grade 11 of 2020 year against novel of “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” by Tere Liye that reflected from the theme, plot, character and caharacterization, setting, language, and message produce a different reception depending on the reader’s open judgment which can be broadly said to be the reception of the reader approaching the development al elements expressed and desired by the author. (2) Reception of students of SMAN 4 Banjarmasinon the value of education in the novel of “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” by Tere Liye that most students stated that there were religious values, honesty values, tolerance values, disciplinary values, hard work values, creative values, independent values, curiosity values, reward achievement values, friendship values, of peace, reading values, values care of the environmental, the value of social care, and the value of responsibility; and there is no womb of religious values, democracy values, national spirit values, and love the motherland values. Key words: students’ reception, elements of development, value of character education, novel Abstrak Resepsi Peserta didik SMAN 4 Banjarmasin Kelas 11 Tahun 2020 Terhadap Novel “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” Karya Tere Liye. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan resepsi peserta didik SMAN 4 Banjarmasin terhadap unsur pembangun dan nilai pendidikan karakter dalam novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” karya Tere Liye.Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis teori Miles dan Huberman, yaitu menetapkan kriteria analisis, mengumpulkan data yang sesuai kriteria analisis, mereduksi data yang tidak sesuai dengan kriteria analisissampai titik jenuh, menyajikan data yang terkumpul dalam bentuk tabel, menafsirkan hubungan antara data resepsi dan menyimpulkan hasil penelitian.Data didapat dari angket resepsi peserta didikterhadap unsur pembangun dan nilai pendidikan karakter dalam novel. Dari pembahasan tesis ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Resepsi peserta didik SMAN 4 Banjarmasin terhadap unsur pembangunan dalam novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” karangan Tere Liye tercermin dari tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, bahasa, dan pesan menghasilkan resepsi yang berbeda-beda tergantung penilaian terbuka pembaca yang secara garis besar dapat dikatakan resepsi atau tanggapan pembaca yang mendekati unsur pembangunan yang dikemukakan dan dikehendaki pengarang. (2) Resepsi peserta didik SMAN 4 Banjarmasin terhadap nilai pendidikan karakter dalam novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” karya Tere Liye bahwa sebagian besar peserta didik menyatakan ada kandungan nilai religius, nilai kejujuran, nilai toleransi, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai mandiri, nilai rasa ingin tahu, nilai menghargai prestasi, nilai persahabatan, nilai cinta damai, nilai gemar membaca, nilai peduli lingkungan, nilai peduli sosial, dan nilai tanggung jawab; dan tidak terdapat kandungan nilai religius, nilai demokratis, nilai semangat kebangsaan, dan nilai cinta tanah air. Kata-kata kunci: resepsi peserta didik, unsur pembangun, nilai pendidikan karakter, novel


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 275
Author(s):  
Seprianus Ensen

Abstract Socio-cultural Reflection in Faisal Oddang’s Novel Puya ke Puya. This study describes the individual and socio-cultural aspects of the Toraja tribe, as reflected in the novel Puya ke Puya. This is qualitative research using the approach of the sociology of literature. This research's object is a novel entitled "Puya ke Puya," written by Faisal Odang. The focus of this research is the socio-cultural aspects of the Toraja tribe. This research's data are in the form of words, sentences, and discourses in the novel. This research combines the sociology of literature and anthropology of literature. Through these two approaches, the researcher describes the socio-cultural aspects of the community of Toraja. Data that have been collected were analyzed using a data analysis technique model developed by Talcott Parson.The social aspects of the Toraja tribe in the novel include economic systems such as livelihoods, government systems, and social community systems such as social strata. Meanwhile, the cultural aspects of the Toraja culture include belief systems, myths, and culture. Then the individual aspect consists of the individual aspect by reviewing the characters in the novel. The results of data analysis show that the social and cultural aspects of Toraja in Puya ke Puya related to the dominant livelihood system are agriculture and livestock; The two sectors have a major influence on the social and cultural life of the Toraja people. Then in terms of governance, the Toraja community has a customary community led by Pennuluan; and the last is the caste system in Toraja, which is composed of four castes, which are the basis of all the implementation of cultural life in Toraja. The next portrait concerning cultural aspects is a belief system called Aluk Todolo. The Aluk Tadolo belief system is the foundation of Toraja's culture, such as the two major rituals, namely the Rambu Tuka "or happiness ceremony and the Rambu Solo" as a mourning ceremony. The last one is that the novel shows the individual aspects of Toraja's community, which are generally still bound by culture and society. Key words: social aspects, cultural aspects, Toraja tribe, novels Abstrak Refleksi Sosial Budaya Suku Toraja dalam Novel Puya ke Puya Karya Faisal Oddang. Penelitian ini akan dipaparkan mengenai aspek sosial, aspek budaya dan aspek individu suku Toraja yang terdapat dalam novel Puya ke Puya. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, adapun objek penelitian ini adalah novel yang berjudul “Puya ke Puya” karya Faisal Odang dengan fokus penelitian ini adalah aspek sosial budaya suku Toraja. Data dan sumber data yang dijadikan sebagai Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 2, Oktober 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 275 – 285 ISSN 2580-5932 (Online) 276 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya objek penelitian ini adalah data yang berupa kata, kalimat, dan wacana yang ada di dalam novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang. Penelitian ini memadukan telaah sosiologi sastra dan antropologi sastra. Dengan penggabungan pendekatan tersebut diperoleh deskripsi data aspek sosial budaya masyarakat Toraja. Data-data yang diperoleh dianilisis dengan menggunkan model teknik analisis data yang dikembangkan oleh Tallcot Parson. Aspek sosial suku Toraja yang terdapat dalam novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang meliputi sistem ekonomi seperti mata pencarian, sistem pemerintahan dan sistem komunitas kemasyarakatan seperti strata sosial. sementara itu untuk Aspek budaya budaya suku Toraja meliputi sistem kepercayaan, mitos, kebudayaan. Kemudian aspek individu menguraikan aspek individu dengan meninjau tokoh dalam novel. Dari hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa dalam aspek sosial budaya di Toraja dalam novel Puya ke Puya menunjukkan bahwa sistem mata pencarian yang dominan adalah dari sektor pertanian dan peternakan, sebab kedua sektor tersebut berpengaruh besar dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Toraja, kemudian dari segi pemerintahan masyarkat Toraja mempunyai komunitas adat yang dipimpin oleh Pennuluan, dan yang terakhir adalah sistem kasta di Toraja tersusun atas empat kasta yang menjadi dasar dari segala pelaksanaan kehidupan berbudaya di Toraja. Gambaran selajutnya adalah dari segi aspek budaya yang menunjukkan bahwa di Toraja terdapat sistem kepercayaan yang disebut Aluk Todolo yang merupakan landasan dari kebudayaan yang ada di Toraja, seperti dua ritual besar yakni Rambu Tuka’ atau upacara kegembiraan dan Rambu solo’ sebagai upacara duka cita. Dan yang terakhir bahwa dalam novel tersebut menujukkan mengenai aspek individu masyarakat suku Toraja yang pada umumnya masih terikat oleh budaya dan sosial. Kata-kata kunci: aspek sosial, aspek budaya, suku Toraja, novel


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 301
Author(s):  
Rusma Noortyani

Structure and Didactic Value in the Themed Poetry of “Online Learning” by Class X Students at SMKS Unggulan Husada Banjarmasin. The purpose of this study was to describe the structure of poetry by class X-B students at SMKS Unggulan Husada Banjarmasin and to examine the didactic value of poetry by class X-B students at SMKS Unggulan Husada Banjarmasin. Data collection was carried out from May 30 to June 30, 2021 through an online form of poetry writing performance test. The data analyzed were 18 pieces of poetry. The data collection procedures in this study were reading, identifying, codifying, and classifying according to the research focus. Data analysis uses deep meaning understanding techniques. Checking the validity of the data is done through triangulation techniques. The results of the study found that the structure that builds a poem consists of a physical structure and an inner structure. The physical structure consists of typography, rhyme, images, figure of speech, concrete words, and diction. The inner structure consists of theme, tone, and atmosphere. After analyzing the poems by class X-B students of FKK Vocational High School Husada Banjarmasin, it was found that the poems contained the entire physical and mental structure. The didactic values contained in the poem are in the form of moral and religious didactic values. Keywords: structure, didactic values, poetry, online learning, student work Abstrak Struktur dan Nilai Didaktis pada Puisi Bertema “Belajar Daring” Karya Siswa Kelas X di SMKS Unggulan Husada Banjarmasin. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan struktur puisi karya siswa kelas X-B SMKS Unggulan Husada Banjarmasin dan mengkaji nilai didaktis dari puisi karya siswa kelas X-B SMKS Unggulan Husada Banjarmasin. Pengumpulan data dilaksanakan 30 Mei-30 Juni 2021 melalui daring berupa tes unjuk kerja menulis puisi. Data yang dianalisis berjumlah 18 buah puisi. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah membaca, mengidentifikasi, mengodifikasi, dan mengklasifikasikan sesuai dengan fokus penelitian. Analisis data menggunakan teknik pemahaman arti secara mendalam. Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui teknik triangulasi. Hasil penelitian ditemukan struktur yang membangun sebuah puisi terdiri atas struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas tipografi, rima, imaji, majas, kata konkret, dandiksi. Struktur batin terdiri atas tema, nada, dan suasana. Setelah dilakukan analisis pada puisi karya siswa kelas X-B FKK SMKS Unggulan Husada Banjarmasin diperoleh bahwa puisi-puisi tersebut memuat keseluruhan struktur fisik dan batin. Nilai didaktis yang terdapat dalam puisi tersebut berupa nilai didaktis moral dan agama. Kata-kata kunci: struktur, nilai didaktis, puisi, belajar daring, karya siswa


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 176
Author(s):  
Nunuk Muti'ah

Abstract Deixis in Indonesian Language Used by 5-Years-Old Children. Deixis is a type of language that has a different reference . This research examined the problem of Deixis in Indonesian language used by 5-years-old children. This research was means to (1) describe the form of personal deixis on 5-year-old children, (2) describe and analyze the form of spatial deixis on 5-years-old children, (3) describe and analyze the form of temporal deixis on 5-year-old children, and (4) describe the function of deixic on 5-yearold children. This research was conducted using a qualitative approach with the observation method. The sources of data in this research were 5-year-old children. Data were collected using the techniques by which (a) the researcher tapped by participating while listening, participating in the conversation, and listening to the conservation, (b) she only acted as an observer on the use of language by her informants, and she noted and recorded. Data were analyzed on the basis of qualitative descriptive techniques. The research results showed that (1) personal deixis were found in several deixis forms, namely first person, second person, and third person (2) spatial deixis were found in several forms, namely proximal, semi-proximal, and distal. Meanwhile, (3) temporal deixis were found in several words, such as besok (tomorrow), kemarin (yesterday), dulu (ago), and tadi (a while ago). Based on (4) the function of deixis, the researcher found several functions, such as emotive, conative, and referential functions. Key words: deixis, form of deixis , function of deixis, children’s utterance Abstrak Deiksis dalam Bahasa Indonesia pada Tuturan Anak Usia 5 Tahun. Deiksis merupakan jenis bahasa yang memiliki acuan atau referen yang berbeda. Penelitian ini meneliti tentang masalah Deiksis dalam Bahasa Indonesia pada Tuturan Anak Usia 5 Tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan wujud deiksis persona pada anak usia 5 tahun, (2) mendeskripsikan dan menganalisis wujud deiksis ruang pada anak usia 5 tahun, (3) mendeskripsikan dan menganalisis wujud deiksis waktu pada anak usia 5 tahun, dan (4) mendeskripsikan fungsi deiksis pada anak usia 5 tahun. Penelitian ini Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 2, Oktober 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 176 - 193 ISSN 2580-5932 (Online) 176 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak usia 5 tahun. Penggalian data ditempuh dengan menggunakan teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, catat, dan rekaman. Untuk menganalisis data digunakan teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian tentang deiksis dalam bahasa Indonesia pada tuturan anak usia 5, diperoleh kesimpulan (1) deiksis persona ditemukan beberapa wujud deiksis, yakni persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga (2) deiksis tempat, pada anak usia 5 tahun ditemukan beberapa wujud, yakni proksimal, semi-proksimal, dan distal. Sementara itu, (3) deiksis waktu, pada anak usia 5 tahun ditemukan beberapa kata, seperti besok, kemarin, dulu, dan tadi. Berkenaan dengan (4) fungsi deiksis, pada tuturan anak usia 5 tahun ditemukan fungsi-fungsi, seperti fungsi emotif, fungsi konatif, dan fungsi referensial. Kata-kata kunci: deiksis, jenis deiksis, fungsi deiksis, tuturan anak


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 286
Author(s):  
Bayu Sugara

Abstract Cultural Values as Represented in the Pali of Dayak Ngaju Community. This research aims to (1) describe the cultural values as represented in the pemali belonging to the Dayak Ngaju community towards nature, (2) describe the cultural values as represented in the pemali belonging to the Dayak Ngaju community towards the human interaction, (3) describe the cultural values as represented in the pemali belonging to the Dayak Ngaju community towards the spiritual performance. This research uses (1) recording techniques, both audio and audiovisual, (2) recording, (3) in-depth interviews, (4) literature study and documentation analysis.The results of the study show that the representation of cultural values of the pemali of the Dayak Ngaju Community in relation to nature includes: (1) the prohibition of not asking for permission when going to farming; (2) prohibition to kill animals carelessly while hunting; (3) prohibition of burning forest carelessly; (4) mapas lewu 'cleaning the village'; (5) manyanggar (‘someone should excuse me from the forest rangers’ otherwise it can cause danger and take victims); (6) prohibition of making images (statues) of animals carelessly in a forest inhabited by supernatural beings. The representations of cultural values of the pemali of the Dayak Ngaju Community concerning the human interactions, including: (1) prohibitions against marrying in the wrong lineage or the same lineage; (2) prohibition to take or interfere with the rights of others; (3) prohibition of entering another's house without permission; (4) prohibition to pick up the fallen fruit without the owner's consent; and (5) prohibition to swear/curse children carelessly.The representations of cultural values of the pemali of the Dayak Ngaju Community to the spiritual performance, including (1) the obligation to provide food to village guards (Pakanan Patahu); (2) the duty to always remember the Almighty while earning a living; (3) prohibition to laugh at broomstick; (4) prohibition of picking sawang leaves in front of the sangar patahu. Key words: value, representation, multiplier, dayak ngajuAbstrak Nilai Budaya Pali Dayak Ngaju. Tujuan Penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan representasi nilai budaya pemali masyarakat Dayak Ngaju terhadap alam. (2) Mendeskripsikan representasi nilai budaya pemali masyarakat Dayak Ngaju terhadap interaksi sesama manusia. (3) Mendeskripsikan representasi nilai budaya pemali masyarakat Dayak Ngaju terhadap kemampuan spritual.Metode atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: (1) teknik perekaman, baik audio maupun audiovisual, (2) pencatatan, (3) wawancara yang mendalam, (4) studi kepustakaan dan analisis dokumentasi.Hasil penelitian menunjukan representasi nilai budaya pemali masyarakat Dayak Ngaju yang berhubungan dengan alam meliputi: (1) larangan tidak permisi jika hendak berladang; (2) tidak boleh membunuh binatang sembarangan saat berburu; (3) tidak boleh membakar hutan sembarangan; (4) mapas lewu ‘membersihkan Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 2, Oktober 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 286 - 300 ISSN 2580-5932 (Online) Sugara,/ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (2) 2021, 286 - 300 Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 287 kampung’; (5) manyanggar ‘harus permisi dengan penjaga-penjaga hutan’ kalau tidak dapat menimbulkan bahaya dan memakan korban; (6) jangan membuat gambar (patung) hewan sembarangan di dalam hutan yang ada penunggunya.Representasi nilai budaya pemali Dayak Ngaju yang berhubungan dengan interaksi sesama manusia meliputi: (1) Tidak boleh menikah salah silsilah atau dalam satu garis keturunan yang sama; (2) tidak boleh mengambil atau mengganggu hak orang lain; (3) tidak boleh masuk rumah orang lain tanpa permisi; (4) tidak boleh mangambil buah yang jatuh tanpa izin pemiliknya; dan (5) tidak boleh menyumpahi/mengutuk anak sembarangan.Representasi nilai budaya pemali Dayak Ngaju yang berhubungan dengan kemampuan spritual adalah (1) tidak boleh tidak memberi makanan untuk penjaga kampung (Pakanan Patahu); (2) tidak boleh lupa dengan Sang Maha Kuasa saat mencari nafkah; (3) tidak boleh menertawakan sapundu; (4) tidak boleh memetik daun sawang di depan sangar patahu. Kata-kata kunci: nilai, representasi, pali, dayak ngaju


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 262
Author(s):  
Arif Rahman Rambe

Abstract Structure and Educational Values Contained in the legend of Asal Mula Nama Pulang Pisau. The research is aimed to describe (1) The structure of The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau (The Origin of The Name Pulang Pisau) and (2) The educational values contained in The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau. This research applied a qualitative approach and descriptive method. The data of The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau were obtained through interviews with informants. Based on the analysis of the structure of the legend and the educational values, the description of the intrinsic elements is obtained, such as themes, plot, characters, settings, mandates, values of moral education, religion, heroism, history, and customs / traditions which contained in The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau. The conclusions of this research are: The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau conveys the theme of the origin of place names, uses chronological plot, does not mentions too many characters and names of characters, the place sets along the rivers and in the forest, the time setting is in the Asang era, and delivers the message of cooperation and mutual respect. The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau contains several values such as moral education of being careful in making decisions, traditional education of nomadic traditions and mutual cooperation, religious education which takes form in the rituals, the historical education which can be seen in the distribution of the indigenous Dayak Ngaju community, and the value of heroism and perseverance which is reflected in the character’s attitude. Key words: legendary, structure, education values, ngaju Abstrak Struktur dan Nilai Pendidikan dalam Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau. Penelitian bertujuan mendeskripsikan (1) Struktur Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau, dan (2) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau. Metode penelitian pada penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif dan menggunakan metode deskriptif dari sumber data Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan/narasumber. Berdasarkan analisis struktur cerita dan nilai pendidikan, maka diperoleh deskripsi unsur intrinsik, seperti tema, alur, tokoh, latar, amanat, nilai-nilai pendidikan moral, agama, kepahlawanan, sejarah, dan adat/tradisi yang terkandung dalam Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau mengusung tema asal usul nama tempat, menggunakan alur maju, tidak terlalu banyak menyebutkan tokoh dan nama tokoh, berlatar tempat di sekitar aliran sungai dan hutan, berlatar waktu di zaman Asang, menyematkan amanat gotong Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 2, Oktober 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 262 - 274 ISSN 2580-5932 (Online) Rambe, / Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (2) 2021, 262-274 Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 263 royong dan hormat-menghormati. Mengandung nilai pendidikan moral tidak gegabah dalam mengambil keputusan, nilai pendidikan adat/tradisi nomaden dan gotong royong, nilai pendidikan agama berupa ritual, nilai pendidikan sejarah persebaran masyarakat adat Dayak Ngaju, dan nilai pendidikan kepahlawanan pantang menyerah yang tercermin dari sikap para tokoh. Kata-kata kunci: legenda, struktur, nilai pendidikan, ngaju


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 250
Author(s):  
Septia Maulyda

Abstract Persuasive language in online trading transaction. The development of online shops via the internet has mushroomed in Indonesia, followed by the rapid advancement of buying and selling online which can be seen from the many online advertisements that appear for free on social media. The role of persuasion language in online advertisement impressions is very important to be used so that potential buyers are interested and more confident in buying the products offered.The method used in this study is the documentation of online ad writing. Research results (1) Motto or watchword taken from quotations adapted to the product offered, data or product facts offered to consumers and their uses, and product excellence includes product excellence and is presented should be in the form of persuasive sentences (2) Persuasion language used in transactions buying and selling online can be seen from the percentage of online advertising in the form of elements of persuasion language marked by the use of a motto or watchword, data or facts, the superiority of the advertised product, and the use of persuasive sentences in the online advertisement. (3) Persuasive techniques used in online transactions, namely rationalization, suggestion, conformity, compensation, replacement, and projections (4) The most dominant persuasive technique used in the persuasive language of online advertising is the suggestion technique.. Key words: persuasive language, persuasive techniques, trading transactions, online Abstrak Bahasa persuasif dalam transaksi jual beli online. Perkembangan toko online lewat internet sudah menjamur di Indonesia, diikuti dengan maju pesatnya jual beli online yang dapat dilihat dari banyaknya iklan online yang tayang gratis di media sosial. Peranan bahasa persuasi dalam tayangan iklan online sangat penting digunakan agar calon pembeli tertarik dan lebih yakin untuk membeli produk yang ditawarkan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dari tulisan iklan online. Hasil penelitian (1) Moto atau semboyan diambil dari kutipan disesuaikan dengan produk yang ditawarkan, data atau fakta produk yang ditawarkan kepada konsumen beserta kegunaannya, dan keunggulan produk meliputi keunggulan produk serta disajikan sebaiknya dalam bentuk kalimat persuasif (2) Bahasa persuasi yang digunakan dalam transaki jual beli online dapat dilihat dari presentase pada iklan online berupa unsurunsur bahasa persuasi yang ditandai dengan penggunaan moto atau semboyan, data atau fakta, keunggulan produk yang diiklankan, dan penggunaan kalimat yang bersifat persuasif pada iklan online tersebut (3) Teknik persuasif yang digunakan dalam transaski online yaitu rasionalisasi, sugesti, konformitas, kompensasi, penggantian, dan proyeksi (4) Teknik persuasif yang paling dominan digunakan dalam bahasa persuasif iklan online adalah teknik sugesti.Kata-kata kunci: bahasa persuasi, teknik persuasi, transaksi jual beli, online


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 224
Author(s):  
Fitriadin Fitriadin

Abstract Postcolonial in novel Cantik itu Luka by Eka Kurniawan. This researchisto describe the meaning of the resistance of the natives was fighting the colonials in the novel Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan. The results showed that the postcolonial form of indigenous resistance to the invaders in the novel Cantik was wounded by Eka Kurniawan. It was known that the characters in the novel did not want to defend the western tradition and the discrimination of the Dutch colonial government which gave the indigenous and Dutch limits in gaining freedom in their lives. The character in the novel believes that he has the same rights in obtaining equality in life as Westerners. People in the novel “Cinta Itu Luka” realizedby the natives should not be stupid and easily controlled by Western nations. Therefore, my character seeks to defend his right to obtain freedom in life and not be bound to others. The meaning of the resistance of the natives in resisting the colonials in the novel Cantik Ini Luka by Eka Kurniawan is the reaction of the indigenous people at that time was diverse. Some refused, but there were those who welcomed kindly even cooperated and not a few who did not approve of it. The resistance is not only in terms of the grille but also openly in order to get independence even though there must be self-sacrifice both material and life. Key words: postcolonial, resistensi, novelsAbstrak Poskolonial dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan. Penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk poskolonial resistensi pribumi terhadap penjajah dalam.Untuk mendeskripsikan makna perlawanan kaum pribumi dalam melawan kaum kolonial dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bentuk poskolonial resistensi pribumi terhadap penjajah dalam novel Cantik itu luka karya Eka Kurniawan diketahui bahwa Tokoh dalam novel tidak ingin mempertahankan tradisi barat dan diskriminasi pemerintah kolonial Belanda yang memberi batas pribumi dan Belanda dalam memperoleh kebebasan dalam kehidupan mereka. Tokoh dalam novel tersebut berkeyakinan bahwa dia memiliki hak yang sama dalam memperoleh kesetaraan hidup seperti orang-orang Barat. Tokoh pada novel Cantik Itu Luka menyadari jika pribumi tidak seharusnya bodoh dan mudah dikuasai bangsa Barat. Oleh sebab itu, tokoh aku berusaha untuk mempertahankan haknya dalam memperoleh kebebasan dalam hidup dan tidak terikat pada orang lain. Makna dari perlawanan kaum pribumi dalam melawan kaum kolonial dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan yaitu Reaksirakyat pribumi saat itu beragam. Ada yang menolak, namun ada yang menyambut ramah bahkan bekerja sama dan tidak sedikit yang tidak menyetujuinya. Perlawanan tersebut tidak hanya dari segi gerilya namun juga secara terang-terangan agar bisa mendapatkan kemerdekaan walaupun harus ada pengorbanan diri baik materi maupun nyawanya. Kata-kata kunci: poskolonial, perlawanan, novel


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document