Abstract Socio-cultural Reflection in Faisal Oddang’s Novel Puya ke Puya. This study describes the individual and socio-cultural aspects of the Toraja tribe, as reflected in the novel Puya ke Puya. This is qualitative research using the approach of the sociology of literature. This research's object is a novel entitled "Puya ke Puya," written by Faisal Odang. The focus of this research is the socio-cultural aspects of the Toraja tribe. This research's data are in the form of words, sentences, and discourses in the novel. This research combines the sociology of literature and anthropology of literature. Through these two approaches, the researcher describes the socio-cultural aspects of the community of Toraja. Data that have been collected were analyzed using a data analysis technique model developed by Talcott Parson.The social aspects of the Toraja tribe in the novel include economic systems such as livelihoods, government systems, and social community systems such as social strata. Meanwhile, the cultural aspects of the Toraja culture include belief systems, myths, and culture. Then the individual aspect consists of the individual aspect by reviewing the characters in the novel. The results of data analysis show that the social and cultural aspects of Toraja in Puya ke Puya related to the dominant livelihood system are agriculture and livestock; The two sectors have a major influence on the social and cultural life of the Toraja people. Then in terms of governance, the Toraja community has a customary community led by Pennuluan; and the last is the caste system in Toraja, which is composed of four castes, which are the basis of all the implementation of cultural life in Toraja. The next portrait concerning cultural aspects is a belief system called Aluk Todolo. The Aluk Tadolo belief system is the foundation of Toraja's culture, such as the two major rituals, namely the Rambu Tuka "or happiness ceremony and the Rambu Solo" as a mourning ceremony. The last one is that the novel shows the individual aspects of Toraja's community, which are generally still bound by culture and society. Key words: social aspects, cultural aspects, Toraja tribe, novels Abstrak Refleksi Sosial Budaya Suku Toraja dalam Novel Puya ke Puya Karya Faisal Oddang. Penelitian ini akan dipaparkan mengenai aspek sosial, aspek budaya dan aspek individu suku Toraja yang terdapat dalam novel Puya ke Puya. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, adapun objek penelitian ini adalah novel yang berjudul “Puya ke Puya” karya Faisal Odang dengan fokus penelitian ini adalah aspek sosial budaya suku Toraja. Data dan sumber data yang dijadikan sebagai Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 2, Oktober 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 275 – 285 ISSN 2580-5932 (Online) 276 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya objek penelitian ini adalah data yang berupa kata, kalimat, dan wacana yang ada di dalam novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang. Penelitian ini memadukan telaah sosiologi sastra dan antropologi sastra. Dengan penggabungan pendekatan tersebut diperoleh deskripsi data aspek sosial budaya masyarakat Toraja. Data-data yang diperoleh dianilisis dengan menggunkan model teknik analisis data yang dikembangkan oleh Tallcot Parson. Aspek sosial suku Toraja yang terdapat dalam novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang meliputi sistem ekonomi seperti mata pencarian, sistem pemerintahan dan sistem komunitas kemasyarakatan seperti strata sosial. sementara itu untuk Aspek budaya budaya suku Toraja meliputi sistem kepercayaan, mitos, kebudayaan. Kemudian aspek individu menguraikan aspek individu dengan meninjau tokoh dalam novel. Dari hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa dalam aspek sosial budaya di Toraja dalam novel Puya ke Puya menunjukkan bahwa sistem mata pencarian yang dominan adalah dari sektor pertanian dan peternakan, sebab kedua sektor tersebut berpengaruh besar dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Toraja, kemudian dari segi pemerintahan masyarkat Toraja mempunyai komunitas adat yang dipimpin oleh Pennuluan, dan yang terakhir adalah sistem kasta di Toraja tersusun atas empat kasta yang menjadi dasar dari segala pelaksanaan kehidupan berbudaya di Toraja. Gambaran selajutnya adalah dari segi aspek budaya yang menunjukkan bahwa di Toraja terdapat sistem kepercayaan yang disebut Aluk Todolo yang merupakan landasan dari kebudayaan yang ada di Toraja, seperti dua ritual besar yakni Rambu Tuka’ atau upacara kegembiraan dan Rambu solo’ sebagai upacara duka cita. Dan yang terakhir bahwa dalam novel tersebut menujukkan mengenai aspek individu masyarakat suku Toraja yang pada umumnya masih terikat oleh budaya dan sosial. Kata-kata kunci: aspek sosial, aspek budaya, suku Toraja, novel