Jurnal AGRIBIS
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

12
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Tulungagung

2797-8109, 1978-7901

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 26-40
Author(s):  
Abdul Rochman

ABSTRAKSI Perkembangan dibidang teknologi pertanian pada saat ini telah memberikan banyak kontribusi dibidang pertanian. Namun ternyata belum banyak dinikmati oleh para petani. Ini karena ada beberapa kendala diantarnya rendahnya pengetahuan para petani dan keterbatasan dibidang sumber daya seperti modal, tanah dan lain-lain. Respon kelompok tani terhadap peran PPL tentu mampu menciptakan terjadinya hubungan yang serasi yang bersifat interpersonal antara kelompok tani dan PPL. Ada faktor-faktor intern dan ekstern yang berpengaruh pada respon kelompok tani terhadap PPL. Faktor intern meliputi sifat stereotip, kearifan terkait menyunting stimulus, konsep tentang diri, kebutuhan dan harapan, emosi tentang diri dan pengalaman di masa lalu. Faktor ekstern antara lain : intensitas kunjungan, frekuensi kunjungan dan ukuran maupun pengulangan kunjungan. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa faktor intern ataupun faktor ekstern tidak mempunyai hubungan dengan respon petani, namun hubungannya sangat kuat dengan peran PPL dan hasil analisa terdapat hubungan respon para petani terhadap peran PPL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPL sebagai pembimbing mempunyai kategori tinggi dengan skor 71,3%, PPL sebagai organisator mempunyai kategori sedang dengan skor 60,7%, PPL sebagai dinamisator mempunyai kategori tinggi dengan skor 81,3% dan PPL sebagai teknisi mempunyai kategori sedang dengan sekor 62,3%. Adapun saran dari penelitian ini meliputi : perlunya suasana yang kondusif antara para kelompok petani dengan PPL. Kata kunci : Peran PPL, respon petani, faktor intern dan ekstern petani   ABSTRACT Developments in the field of agricultural technology at this time have contributed a lot in the field of agriculture. However, it has not been widely enjoyed by farmers. This is because there are several obstacles including the low knowledge of farmers and limitations in the field of resources such as capital, land and others. The response of farmer groups to the role of PPL is certainly able to create a harmonious interpersonal relationship between farmer groups and PPL. There are internal and external factors that influence the response of farmer groups to PPL. Internal factors include the nature of stereotypes, wisdom related to editing the stimulus, self-concept, needs and expectations, emotions about oneself and past experiences. External factors include: intensity of visits, frequency of visits and the size and repetition of visits. From the results of the study, it can be seen that internal factors or external factors do not have a relationship with the response of farmers, but the relationship is very strong with the role of PPL and the results of the analysis show that there is a relationship between the responses of farmers to the role of PPL. The results showed that PPL as a supervisor had a high category with a score of 71.3%, PPL as an organizer had a medium category with a score of 60.7%, PPL as a dynamist had a high category with a score of 81.3% and PPL as a technician had a medium category with score 62.3%. The suggestions from this research include: the need for a conducive atmosphere between farmer groups and PPL. Keywords: PPL role, farmer response, internal and external factors of farmers


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 13-18
Author(s):  
Bambang Tri Kurnianto

ABSTRAK Usaha ikan gurami sangat profitabel karena dapat dibudidaya mulai dari telur di sarang, bibit yang memiliki ukuran kecil atau besar hingga menjadi induk, atau sebagai ikan konsumsi. Ikan gurami masih sangat diminati dengan berbagai ukuran sangat ramai dipasaran. Para konsumen berebut benih hingga keluar kota dengan ukuran yang diinginkan tidak mudah, yang dimana permintaan dari dalam kotapun belum bisa terpenuhi secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi biaya yang digunakan dalam berproduksi mengenai budidaya ikan gurami serta mengidentifikasi pendapatan dari hasil budidaya ikan gurami dengan menganalisis apakah usaha pembenihan ikan gurami tersebut laba/rugi. Lokasi penelitian dilakukan dengan cara sengaja (purpossive) di Desa Mirigambar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Sampel penelitian adalah petani pembenihan ikan gurami dari Desa Mirigambar, Tulungagung. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menggunakan teknik pengambilan data, yang mencakup data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan analisis pengujian revenue cost (R/C) ratio yang dimana digunakan untuk mengidentifikasi pendapatan dari budidaya ikan gurami. Adapun hasil pada penelitian ini adalah dimana tingkat pendapatan bersih yang diterima per paket benih ikan gurami yaitu sebesar Rp 2.292.466,67 dengan pengujian revenue cost (R/C) ratio sebesar 1,68 dimana usahatani pembenihan ikan gurami tergolong menguntungkan bagi masyarakat menengah dan layak untuk dikembangkan khususnya di daerah dilakukannya penelitian. Kata Kunci : pembenihan, biaya produksi, pendapatan, ikan gurami   ABSTRACK The gourami business is very profitable because it can be cultivated from eggs in nests, seeds that have small or large sizes to become broodstock, or as fish for consumption. Gouramy fish is still in great demand with various sizes very crowded in the market. Consumers fighting for seeds to get out of town with the desired size is not easy, which is where the demand from within the city can't be fulfilled as a whole. The purpose of this study is to identify the costs used in the production of gouramy cultivation and to identify the income from gouramy cultivation by analyzing whether the gouramy hatchery business is profit/loss. The location of the research was carried out purposively in Miri Gambar Village, Sumbergempol District, Tulungagung Regency. The research sample was carp hatchery farmers from Miri Gambar Village, Tulungagung. Researchers in this study used quantitative descriptive methods and used data collection techniques, which included primary and secondary data. The researcher used an analysis of revenue cost (R/C) ratio testing which was used to identify income from gouramy cultivation. The results in this study are where the level of net income received per package of gouramy seeds is Rp. 2,292,466.67 with a revenue cost (R/C) ratio of 1.68 where the gouramy hatchery farming is classified as profitable for middle and middle class people. feasible to be developed, especially in the area of ​​research.   Keywords: hatchery, production costs, income, gouramy    


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 19-25
Author(s):  
Mufida Diah Lestari

ABSTRAK Indonesia memiliki daerah pertanian yang luas, penduduk juga masih memiliki mata pencaharian sebagai petani, namun saat sekarang ini dunia pertanian mengalami nilai surut akan penghasilan yang diterima oleh para petani. Hal ini dikarenakan hasil dari pertanian tidak mendapatkan respon yang baik dari konsumen, karena harga jual di masyarakat saat sekarang mengalami penurunan nilai daya beli pada masyarakat. Era pandemic Covid-19 menjadi salah satu faktor utama, karena dari efek kondisi pandemic saat ini sangat berpengaruh di hampir seluruh lini sektor di masyarakat. Pertanian juga menjadi salah satu sektor yang mengalami penurunan nilai pendapatannya. Biaya operasional mengalami peningkatan nilai yang cukup tinggi sehingga membuat harga jual mengalami peningkatan, tetapi karena kondisi ekonomi di era pandemi sekarang ini sangat membuat masyarakat memiliki tingkat konsumsi yang cukup rendah sehingga banyak dari hasil pertanian yang tidak dapat terjual dengan maksimal. Oleh sebab itu sekarang diperlukan kelompok yang menjadi tangan panjang dari petanisehingga dapat menampung hasil pertanian dari masyarakat petani untuk dapat didistribusikan kepada masyarakat dengan harga yang baik bagi para petani. Peran kelompok tani cukup besar diantaranya adalah kelompok dapat memberikan Kata Kunci: kelompoktani,peningkatan ekonomi,covid-19   ABSTRACT Indonesia has a large agricultural area, the population also still has a livelihood as farmers, but currently the agricultural world is experiencing a receding value of the income received by farmers. This is because the results of agriculture do not get a good response from consumers, because the selling price in society is currently experiencing a decrease in the value of purchasing power in the community. The era of the Covid-19 pandemic is one of the main factors, because the effects of the current pandemic condition are very influential in almost all sectors of society. Agriculture is also one of the sectors experiencing a decline in the value of its income. Operational costs have increased in value which is high enough to make selling prices increase, but due to economic conditions in the current pandemic era, people have a fairly low level of consumption so that many agricultural products cannot be sold optimally.   Keywords: farmer groups, economic improvement, covid-19    


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 7-12
Author(s):  
Herry Nur Faisal

ABSTRAK Penelitian ini memiliki tujuan menentukan peningkatan harga produksi ikan laut menjadi nugget olahan sehingga mendapatkan harga yang lebih baik. Kajian dilakukan di kawasan pesisir Pantai Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Teknik penelitian menggunakan teknik survei, responden diperoleh dari penggunaan metode purposive sampling bagi para pelaku nelayan pengolahan hasil perikanan. Penambahan biaya olahan yang merupakan hasil akhir dari olahan ikan di Pantai Sine untuk dijadikan nugget agar lebih tahan lama dan menampilkan biaya promosi yang lebih besar. Penghasilan yang diperoleh disesuaikan dari usaha pengolahan hasil perikanan yang terkait dengan unsur teknis dan unsur non teknis. Secara teknis, tingkat ekonomi, jumlah bahan mentah dan jumlah tenaga yang digunakan akan berpengaruh pada jumlah biaya yang dibawa. Sedangkan faktor non teknis yang berpengaruh terhadap besaran pungutan yang dibawa adalah harga masuk dan harga keluaran, dalam hal ini pungutan hasil olahan perikanan.Kata kunci: ikan, nugget, biaya produksi     ABSTRACT This study has the aim of determining the increase in the price of marine fish production into processed nuggets so that they get a better price. The study was conducted in the coastal area of ​​Sine Beach, Kalibatur Village, Kalidawir District, Tulungagung Regency. The research technique used survey techniques, respondents were obtained from the use of purposive sampling method for fisherman processing fishery products. The addition of processed costs which are the end result of processed fish at Sine Beach to be used as nuggets to make them more durable and display higher promotional costs. The compensation received is adjusted from the business of processing fishery products related to technical elements and non-technical elements. Technically, the level of economy, the amount of raw materials and the amount of labor used will affect the amount of costs carried. Meanwhile, non-technical factors that affect the amount of levies carried are the entry price and the output price, in this case the levy on processed fishery products.Keywords: fish, nuggets, production cost   Keywords: fish, nuggets, cost of product  


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Yuniar Hajar Prasekti ◽  
Bekti bayu nugroho

ABSTRAK Pemilihan jamur tiram sebagai komoditas pengembangan usaha industri kecil di Tulungagung relatif mudah dan cepat dibandingkan budidaya komoditas lainnya. Selain itu permintaan akan jamur tiram di pasaran semakin tahun semakin meningkat. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis faktor sosial ekonomi jamur tiram di Tulungagung. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan uji kelayakan usaha dengan metode perhitungan Benefit cost ratio (B/C). Hasil penelitian menunjukkan industri kecil jamur tiram di Tulungagung layak diusahakan serta memiliki nilai jual tinggi.   Kata Kunci: faktor, sosial dan ekonomi, jamur tiram   ABSTRACT The selection of oyster mushrooms as a commodity for developing small industrial enterprises in Tulungagung is relatively easy and fast compared to the cultivation of other commodities. In addition, the demand for oyster mushrooms in the market is increasing every year. The purpose of this study was to analyze the social and economic factors of oyster mushrooms in Tulungagung. The data analysis technique in this study uses a business feasibility test with the B/C Ratio calculation method. The results showed that the oyster mushroom small industry in Tulungagung was feasible to be developed. Keyword: factor, social and economic, oyster mushroom


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 59-74
Author(s):  
ABDUL ROCHMAN

ABSTRAK Usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah yang selalu diusahakan, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dengan menggunakan berbagai programnya, yang tentu saja harus tetap memperhatikan potensi yang ada di daerah masing-masing.Agar potensi daerah dapat bermanfaat, maka masyarakat melakukan kegiatan ekonmi, dengan melihat peluang yang ada, sarana dan prasarana ekonomi yang dapat menunjang serta mendorong kegiatan ekonomi tersebut. Salah satunya adalah usaha produk olahan tempe, karena tempe adalah salah satu bahan makanan yang sudah merakyat, dan dikonsumsi hampir setiap hari oleh  masyarakat Indonesia, dari masyarakat kalangan atas sampai bawah, yang tidak dibatasai oleh status sosial. Hal ini menarik bagi peneliti untuk mengetahui, berapa pendapatan produsen home industri tempe kripik, dan faktor yang mempengaruhinya. Dari faktor umur, tingkat pendidikan dan pengalaman atau lama usaha, manakah  yang paling berpengaruh terhadap pendapatan produsen home industri tempe kripik. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan melakukan survei, sedangkan penentuan daerahnya dilakukan secara sengaja, dengan alasan bahwa Kelurahan Tamanan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu daerah sentra home industri tempe kripik yang ada di Jawa Timur. Dari hasil analisis dapat diketahui rata-rata pendapatan produsen home industri tempe kripik, dalam satu kali produksi adalah Rp 695.650,- sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan dan lama usaha atau pengalaman ternyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan, baik secara bersama-sama, maupun secara parsial.   Kata Kunci: Faktor Produksi,Home Industri Tempe Kripik, Pendapatan                         ABSTRACT Efforts to create public welfare are what the regional and central governments always strive to make, by using various programs and utilizing any potential in each region. In order for the regional potential to be useful, the community shall carry out economic activities, by looking at the opportunities, economic facilities and infrastructure that can support and encourage economic activity. One of the examples is the business of processed tempe products, because tempe is one of the most popular foodstuffs, and is consumed almost every day by Indonesians, from the upper class to the lower classes, who are not limited by social status. This is interesting for researchers to find out the income of the home industry producer of tempe chips, and the factors that influence it. From the factors of age, level of education, and experience or length of business, which one has the most influence on the income of the home industry tempe chips producers. In this study using a quantitative descriptive method, by conducting a survey, while the determination of the area was conducted purposively at Tamanan Village, Trenggalek District, Trenggalek Regency as one of the centers for the home industry for tempe chips in East Java. From the results of the analysis, it can be seen that the average income of the home industry tempe chips producers, in one production was IDR 695,650. The factors of age, education level, and length of business or experience did not significantly affect income, either jointly or partially.   Keywords: Production Factor, Home Industry, Tempe Chips, Income        


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 46-57
Author(s):  
BAMBANG TRI KURNIANTO ◽  
Ahmad Dwi Kurnianto

ABSTRAK Penelitian bertujuan: a) mengidentifikasi dan menganalisa Kekuatan,Kelemahan, Peluang dan Ancaman Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung dalam pengembangan lingkar wilis; b) mengidentifikasi dan menganalisa alternatif strategi apa saja yang bisa dipakai Desa Nyawangan Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung dalam pengembangan lingkar wilis.Teknik analisis yang digunakan untuk memetakan alternative strategi dalam pengembangan Lingkaar Wilis melalui analisis SWOT maka dapat diketahui alternative strategi dalam mengembangkan tujuan wisata di Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung yang perlu dikembangkan dimasa yang akan datang. Kata Kunci : SWOT, Strategi, Pengembngan Lingkar Wilis   ABSTRACT     The research aims to: a) identify and analyze the Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats of Nyawangan Village, Sendang District, Tulungagung Regency in the development of the wilis circle; b) identify and analyze alternative strategies that can be used by Nyawangan Village, Sendang District, Tulungagung Regency in developing the wilis circle. The analysis technique used to map alternative strategies in the development of the Wilis Circle is a SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat Analysis) analysis. Through the SWOT analysis, it can be seen that alternative strategies in developing tourist destinations in Nyawangan Village, Sendang District, Tulungagung Regency that need to be developed in the future. Key word: SWOT, Strategy, Wilis Circle Development  


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 41-45
Author(s):  
MUFIDA DIAH LESTARI ◽  
Siti Nur Nafi'ah ◽  
Aisy Intan Nabilah ◽  
Anas Nur Azizah

ABSTRAK   Proposal ini membahas tentang inovasi baru dalam menambah nilai serta manfaat dari buah pepaya. Buah pepaya sangat familiar oleh masyarakat terutama di Indonesia, merupakan buah yang memiliki ciri fisik yaitu berwarna orange ketika sudah masak dan berwarna hijau ketika masih mentah. Pepaya merupakan buah yang mengandung banyak vitamin A dan C. Pada umumnya pepaya hanya dimanfaatkan untuk dijadikan rujak,sayur dan dimakan secara langsung. Kegunaan pepaya sebagai sumber vitamin A yang mana vitamin A bermanfaat untuk membantu proses reproduksi dan kesehatan pada mata. Selain itu pepaya juga mengandung vitamin C yang bermanfaat untuk memperbaiki jaringan sel kulit dan mengurangi resiko serangan jantung.Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi tubuh manusia termasuk mahasiswa. Oleh karena itu, untuk menambah daya tarik dari buah pepaya, kini diciptakan alternative baru agar masyarakat tertarik untuk mengonsumsinya, yakni dengan membuat inovasi buah pepaya menjadi swir pepaya goreng sebagai peningkatan mutu nilai ekonomi buah pepaya. Kata Kunci: pepaya, inovasi, nilai ekonomi   ABSTRACT   This proposal discusses new innovations in adding value and benefits to the papaya fruit. Papaya fruit is very familiar to people, especially in Indonesia, is a fruit that has physical characteristics, namely orange when it is ripe and green when it is still raw. Papaya is a fruit that contains lots of vitamins A and C. In general, papaya is only used for salad, vegetables and eaten directly. The use of papaya as a source of vitamin A which vitamin A is useful for helping the reproductive process and eye health. In addition, papaya also contains vitamin C which is useful for repairing skin cell tissue and reducing the risk of heart attack. Of course this is very beneficial for the human body, including students. Therefore, to increase the attractiveness of papaya fruit, a new alternative is being created so that people are interested in consuming it, namely by making papaya fruit innovation into self-fried papaya as an increase in the quality of the economic value of papaya. Keywords: papaya, innovation, economic value


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 16-32
Author(s):  
Wiwiek Andajani ◽  
Nina Lisanty ◽  
Agustia Dwi Pamujiati ◽  
Eko Yuliarsha Sidhi

ABSTRAK Usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah yang selalu diusahakan, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dengan menggunakan berbagai programnya, yang tentu saja harus tetap memperhatikan potensi yang ada di daerah masing-masing.Agar potensi daerah dapat bermanfaat, maka masyarakat melakukan kegiatan ekonmi, dengan melihat peluang yang ada, sarana dan prasarana ekonomi yang dapat menunjang serta mendorong kegiatan ekonomi tersebut. Salah satunya adalah usaha produk olahan tempe, karena tempe adalah salah satu bahan makanan yang sudah merakyat, dan dikonsumsi hampir setiap hari oleh  masyarakat Indonesia, dari masyarakat kalangan atas sampai bawah, yang tidak dibatasai oleh status sosial. Hal ini menarik bagi peneliti untuk mengetahui, berapa pendapatan produsen home industri tempe kripik, dan faktor yang mempengaruhinya. Dari faktor umur, tingkat pendidikan dan pengalaman atau lama usaha, manakah  yang paling berpengaruh terhadap pendapatan produsen home industri tempe kripik. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan melakukan survei, sedangkan penentuan daerahnya dilakukan secara sengaja, dengan alasan bahwa Kelurahan Tamanan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu daerah sentra home industri tempe kripik yang ada di Jawa Timur. Dari hasil analisis dapat diketahui rata-rata pendapatan produsen home industri tempe kripik, dalam satu kali produksi adalah Rp 695.650,- sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan dan lama usaha atau pengalaman ternyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan, baik secara bersama-sama, maupun secara parsial.   Kata Kunci: Faktor Produksi,Home Industri Tempe Kripik, Pendapatan                   ABSTRACT Efforts to create public welfare are what the regional and central governments always strive to make, by using various programs and utilizing any potential in each region. In order for the regional potential to be useful, the community shall carry out economic activities, by looking at the opportunities, economic facilities and infrastructure that can support and encourage economic activity. One of the examples is the business of processed tempe products, because tempe is one of the most popular foodstuffs, and is consumed almost every day by Indonesians, from the upper class to the lower classes, who are not limited by social status. This is interesting for researchers to find out the income of the home industry producer of tempe chips, and the factors that influence it. From the factors of age, level of education, and experience or length of business, which one has the most influence on the income of the home industry tempe chips producers. In this study using a quantitative descriptive method, by conducting a survey, while the determination of the area was conducted purposively at Tamanan Village, Trenggalek District, Trenggalek Regency as one of the centers for the home industry for tempe chips in East Java. From the results of the analysis, it can be seen that the average income of the home industry tempe chips producers, in one production was IDR 695,650. The factors of age, education level, and length of business or experience did not significantly affect income, either jointly or partially.   Keywords: Production Factor, Home Industry, Tempe Chips, Income      


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 33-40
Author(s):  
ERMAWATI DEWI

ABSTRAK   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respons petani padi terhadap penggunaan pupuk organikPetroganik bersubsidi di Desa Sepatan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi.Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang petani yang memperoleh pupuk organik bersubsidi yang diambil secara acak, sedangkan penentuan lokasi penelitian secara purposive sampling.Data diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan petani yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian.Hasil penelitian yang diperoleh adalah respons kognitif atau tingkat pemahaman petani padi terhadap penggunaan pupuk organikPetroganik persentasenya tertingggi berada dalam kategori cukup untuk semua indikator. Persentase untuk indikator pengetahuan dan keunggulan pupuk Petroganik masing-masing sebesar 80%, tujuan pemberian pupuk Petroganik sebesar 70% dan manfaat pupuk Petroganik sebesar 50%.Respons afektif atau sikap petani padi terhadap pupuk Petroganik meningkatkan produksi (63%) dan pupuk Petroganik menghemat pupuk (50%) persentase tertinggi berada pada kategori cukup, sedangkan sikap bahwa pupuk Petroganik meningkatkan kesuburan tanah, persentase tertinggi (60%) pada kategori sesuai harapan.Respons konatif petani padi terhadap penggunaan dosis pupuk Petroganik, persentase tertinggi (40%) berada pada kategori tidak sesuai harapan Kata Kunci: respons, pupuk organik, Petroganik, pupuk bersubsidi      


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document