Jurnal Audience
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

55
(FIVE YEARS 49)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Dian Nuswantoro

2620-8393

2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 308-321
Author(s):  
Muhammad Nur Abdillah

Abstract The pandemic has an impact on many sectors, causing changes in the pattern of activities carried out in general. The pandemic has also affected non-profit organizations (NGOs), Dejavato is no exception. More than 15 years of existence, the organization located in Semarang has 59 university partners, 34 SMP / MTs partners, 60 SMA / SMK partners, 13 TK / PAUD partners, 21 SD / MI partners, and 20 other foundation partners spread across almost all of the region in Indonesia. This shows that Dejavato has credibility and a strong influence on the local community. The existence of a pandemic makes the Dejavato Foundation to adapt to use online media to survive, because of the cessation of offline activities that result in the achievement of vision threatened to fail. This article aims is to determine the efforts to utilize digital media during the pandemic by the Dejavato Foundation. This research uses a qualitative method with a case study approach where after the data was collected, pattern matching was carried out to validate the data found. The theory that is used in this research is the theory of e-PR and Stakeholder Theory. The primary data was collected through interviews with the founder and public relations coordinator of the Dejavato Foundation, and observation. Meanwhile, to collect the secondary data, the researcher was using the documentation technique. The result of this study shows that Dejavato, in terms of optimizing digital media is by using several methods; convergence of programs, use of e-PR tools, especially social media, dejavatalk, and help empower people online. That shows how much the negative cause in this pandemic, especially for voluntary world.Keywords: Covid-19; Digital Media; Non-Profit Organization; Pandemic; Stakeholder Theory; Volunteering.Abstrak Pandemi Covid-19 memberi dampak pada berbagai sektor tak terkecuali pada NGO (organisasi nirlaba) Dejavato yang memiliki kegiatan utama pengiriman volunteer di berbagai negara. Dejavato merupakan NGO yang telah berdiri lebih dari 15 tahun di Kota Semarang dengan jumlah mitra hingga 207 yang berasal dari mitra TK, SD, hingga perguruan tinggi di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dejavato memiliki kredibilitas serta pengaruh yang kuat bagi masyarakat lokal. Adanya pandemi membuat Dejavato Foundation untuk beradaptasi menggunakan media daring untuk bertahan, sebab terhentinya aktivitas luring yang mengakibatkan pencapaian visi terancam gagal. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan inovasi yang dilakukan oleh Dejavato Foundation terkait penggunaan media baru dalam menghadapi masa pandemi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori e-PR serta Stakeholder Theory. Artikel ini merupakan jenis penelitian kualitatif  dengan metode studi kasus. Proses pengolahan data dilakukan dengan pengumpulan data, penjodohan pola dan analisis data sesuai dengan teori. Subjek penelitian ini adalah pendiri dan koordinator humas Dejavato Foundation. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dejavato melakukan berbagai upaya dalam menghadapi pandemi, yaitu: konvergensi program, pemanfaatan media sosial, mengadakan event dejavatalk, serta membantu memberdayakan masyarakat secara daring. Hal tersebut berarti bahwa pandemi berdampak luas, dan masif bagi dunia sukarelawan.Kata Kunci: Covid-19; New Media; Organisasi Nirlaba; Pandemi; Stakeholder Theory; Volunteering.


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 221-233
Author(s):  
Riko Aji Pratama

Abstract  Couples of different religions are prone to conflicts related to issues, especially regarding beliefs. In interfaith marriages, the inner bond that exists between a man and a woman but of different religions gives rise to state and religious administrative obstacles as well as other non-administrative obstacles. The purpose of this study was to determine the communication process in building relationships between interfaith couples. This study uses interpersonal communication theory and social penetration theory. This research using qualitative descriptive methods and interviews to collect data. The data obtained is the result of in-depth interviews with 2 sources who have become husband and wife of different religions. The research process from data reduction, data presentation, then analyzed to draw conclusions. The results of this study explain that through the process intimate relations. Interpersonal communication processes that are intertwined become a means to build better and harmonious relationships. The process is influenced by the memory of each partner. In building relationships through interpersonal communication there are factors that influence relationships, such as two-way communication, openness, comfort, trust, and supportiveness is a way of maintaining relationships  Keywords: Communication Process; Different religion; Interpersonal Communication; Interfaith Couples  Abstrak Penelitian ini membahas tentang proses komunikasi dalam membangun relasi pasangan beda agama. Pasangan beda agama rentan adanya konflik yang berhubungan dengan permasalahan khususnya menyangkut keyakinan. Dalam perkawinan beda agama, ikatan batin yang terjalin antara seorang pria dan wanita tetapi berbeda agama sehingga memunculkan kendala administratif negara dan agama serta kendala non administratif lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi dalam membangun relasi pasangan beda agama. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi interpersonal, proses komunikasi dari pengenalan sampai dengan yang lebih intim pemetaan dari pengertian teori penetrasi sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan wawancara  untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh merupakan hasil wawancara mendalam dengan 2 narasumber yang telah menjadi suami istri yang berbeda agama. Proses penelitian dari reduksi data, penyajian data, kemudian dianalisis untuk pengambilan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menjelaskan bahwa melalui proses dari intim menuju ke lebih intim. Proses komunikasi interpersonal yang terjalin menjadi sarana untuk membangun relasi yang lebih baik dan harmonis. Proses komunikasi membangun relasi tidak semata-mata langsung dekat ada proses didalamnya. Proses tersebut dipengaruhi oleh memori dari masing-masing pasangan. Penelitian sebelumnya menjelaskan mengenai kecerdasan dalam berkomunikasi dalam perbedaan agama antar pegawai dalam suatu instansi untuk mengetahui strategi dalam berkomunikasi. Dalam membangun relasi melalui komunikasi interpersonal ada faktor-faktor yang memengaruhi relasi seperti komunikasi dua arah, keterbukaan, kenyamanan, sikap percaya, suportif dan mendukung adalah cara dalam pemeliharaan hubunganKata Kunci: Beda Agama; Komunikasi Interpersonal; Pasangan Suami Istri; Proses Komunikasi


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 180-192
Author(s):  
Halim Agung ◽  
Rustono Farady Marta ◽  
Vina Virshella

Abstract The COVID-19 pandemic is a disease outbreak that makes almost all humans unable to travel freely, especially in Indonesia. Lifebouy and KlikDokter as one of the health products that have strong relevance related to preventive measures for the spread of this virus in Indonesia are the focus of researchers. This study aims to analyze exposure to lifebouy advertisements in building brand awareness of KlikDokter application users during the current pandemic. Data analysis used IBM SPSS Statistics 26 and involved 107 samples using the positivism paradigm, quantitative approach, survey methods, and data collection instruments in the form of questionnaires. The results of this research shows that the significance value is less than 0.05 which indicates that optimizing advertising exposure on various digital channels is a top priority in an effort to encourage user awareness in the use of a health service application.Keywords: advertising exposure; brand awareness; COVID-19; KlikDokter; Lifebuoy, survey.Abstrak Pandemi COVID-19 merupakan wabah penyakit yang membuat hampir seluruh manusia tidak dapat bebas berpergian terutama di Indonesia. Lifebouy dan KlikDokter sebagai salah satu produk kesehatan yang memiliki relevansi kuat terkait upaya preventif penyebaran virus di Indonesia menjadi fokus peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terpaan Iklan Lifebouy dalam membangun kesadaran merek pengguna aplikasi KlikDokter di masa pandemi saat ini. Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 26 dan melibatkan 107 sampel dengan menggunakan paradigma positivisme, pendekatan kuantitatif, metode survei, dan instrumen pengumpulan data berupa kuisioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan bahwa optimalisasi terpaan iklan di berbagai saluran digital menjadi prioritas utama dalam upaya mendorong kesadaran pengguna dalam penggunaan suatu aplikasi layanan kesehatan.Kata Kunci: COVID-19; terpaan iklan; kesadaran merek; KlikDokter; Lifebouy; survei. 


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 268-290
Author(s):  
Erisa Adyati Rahmasari ◽  
Toto Haryadi

Abstract Implementation of education activities on 2020 for college level has changed because of Covid-19 pandemic. It must be carried by online include an exhibition for the Final Project. Dian Nuswantoro university (UDINUS) as an IT based campus has experience on online education implementation. However, this does not apply to final project exhibition activities which are usually held physically in a gallery, as it has been implemented by Visual Communication Design (DKV) majors at UDINUS for years. This transition is a new thing for DKV academic community, so it becomes the main topic of this article. The research was conducted to obtain points of view and conclusion regarding the response of the academic community to virtual exhibition and its potential on post-pandemic period. This research was carried out at the beginning of the even semester according to the UDINUS academic calendar, namely March 2021 by online. Qualitative and quantitative methods are used to gain data deeper through virtual exhibition observation, literature study, and questionnaires to the academic community randomly. The research adapted the diffusion-innovation theory of Rogers and Shoemaker’s model, which has conclusion that the adaptation of virtual exhibition for the final project of DKV students received positive response and it was accepted as a substitution of physical exhibition, as well as an alternative which can be chosen to hold exhibitions in the post-pandemic period. This research can be developed further, especially to examine the potential of virtual exhibition deeply, that have not been found in this research.Keywords: Covid-19, Visual Communication Design, diffusion-innovation; virtual exhibition, perceptionAbstrak Pelaksanaan kegiatan pendidikan tahun 2020 di tingkat perguruan tinggi mengalami perubahan signifikan akibat pandemi Covid-19. Aktivitas perkuliahan wajib dilaksanakan secara online termasuk pameran karya Tugas Akhir. Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) sebagai kampus berbasis IT memiliki pengalaman dalam pelaksanaan pendidikan secara daring. Namun, hal ini belum berlaku untuk kegiatan pameran Tugas Akhir yang biasanya dilaksanakan secara fisik dalam sebuah galeri, sebagaimana telah diterapkan oleh program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) di UDINUS selama bertahun – tahun. Transisi ini merupakan hal baru bagi civitas akademika DKV, sehingga menjadi topik utama artikel ini. Penelitian dilakukan untuk memperoleh pandangan dan kesimpulan terkait respon civitas akademika terhadap pameran virtual serta bagaimana potensinya di masa pasca pandemi. Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester genap sesuai kalender akademik UDINUS yakni bulan Maret 2021 serta dilakukan secara online. Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk menggali data secara lebih mendalam melalui observasi pameran virtual, studi pustaka, serta penyebaran angket online kepada civitas akademika secara acak. Penelitian mengadaptasi teori difusi-inovasi model Rogers dan Shoemaker, yang menghasilkan kesimpulan bahwa adaptasi pameran virtual dalam Tugas Akhir mahasiswa DKV mendapat respon positif dan diterima sebagai substitusi pameran fisik, serta menjadi alternatif yang bisa dipilih untuk menyelenggarakan pameran di masa pasca pandemi. Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut khususnya untuk mengkaji lebih dalam potensi pameran virtual yang belum ditemukan di penelitian ini.Kata Kunci: Covid-19; Desain Komunikasi Visual; difusi-inovasi; pameran virtual; persepsi


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 167-179
Author(s):  
Luk Lukul Hamidah ◽  
Melvina Oktaviani ◽  
Lestari Nurhajati

Abstract The video-on-demand (VoD) business in Indonesia is currently proliferating, such as Netflix that is also available in 190 countries. Netflix began to enter the Indonesian market in 2016, and the subscribers keepincreasing, with only 100,000 subscribers in 2017 and raised to 906,810 subscribers in 2020. This controversy due to its content and age categorization, Netflix’s subscribers grow unaffected. The role of Instagram’s electronic word-of-mouth (e-WOM) has a significant influence on the marketing of a business, including Netflix. In this study, the theory of Elaboration Likelihood Model (ELM) was employed to analyze the influence of Instagram’s e-WOM on brand image and subscription decision to Netflix. A total of 120 questionnaires was distributed across the Jabodetabek area (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi), and the resulted dataset was quantitatively analyzed. This research also used path analysis to explore the direct and indirect effect of e-WOM on subscription decisions through brand image. The results showed that brand image positively and significantly strengthens the influence of eWOM on subscription decisions.Keywords: brand image; e-WOM; Instagram; Netflix, subscription decision Abstrak Bisnis video on demand (VoD) di Indonesia seperti Netflix memasuki pasar Indonesia pada tahun 2016, dan pelanggannya terus meningkat, berawal dari 100.000 pelanggan pada tahun 2017 dan meningkat menjadi 906.810 pelanggan pada tahun 2020. Di tengah kontroversi yang terus berlanjut karena kategorisasi konten dan usia, pelanggan Netflix tumbuh tidak terpengaruh. Peran electronic word-of-mouth (e-WOM), Instagram memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemasaran suatu bisnis, termasuk Netflix. Teori Elaboration Likelihood Model (ELM) digunakan untuk menganalisis pengaruh e-WOM Instagram terhadap citra merek dan keputusan berlangganan Netflix. Kuesioner disebarkan di seluruh wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) pada 120 responden. Data dianalisis secara kuantitatif dan menggunakan analisis jalur untuk mengeksplorasi pengaruh langsung dan tidak langsung e-WOM terhadap keputusan berlangganan melalui citra merek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek secara positif dan signifikan memperkuat pengaruh eWOM terhadap keputusan berlangganan.Kata kunci: citra merek; e-WOM; Instagram; Keputusan Berlangganan; Netflix 


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 209-220
Author(s):  
Dina Alamianti ◽  
Rannie Dyah K Rachaju

Abstract Excessive use of gadgets can lead to phone snubbing behaviour, in this case, teenagers become indifferent to their environment and more focus on playing with their gadgets. The reality of phone snubbing (phubbing) can cause communication barriers such as distortion of messages and cause interpersonal relationships to become disrupted. This research aimed to (1) find out the role of communication actors in phone snubbing reality specifically in adolescent relationships’ framework, (2) verbal and nonverbal messages in the reality of phone snubbing, and (3) the meaning of phone snubbing for adolescents. The method used in this research is qualitative, with data collection techniques through in-depth interviews, observations, and documentation. Informants of this research are Bandung’s high school students who actively use their gadget. This research concluded that there was a title role in the interaction process of phone snubbing reality, individuals became the committers of communication known as phubber, that is an affected person phubbing, and phubbed as phubbing actors. Verbal messages occur in concurrence with nonverbal messages in the interaction of high school teenager’s communication in the form of school chats, gossip, and funny stories accompanied by nonverbal indicated from the closeness of their friendships, there is a ritual touching base message, such as patting the friends’ shoulders and the friendship affectionate display. Phubbing behaviour is felt more obvious when they engaged in family’s interaction. Phubbing is defined as unlikable behaviour and can interfere with friendships.Keywords: Gadget; Interpersonal Communication; Phone Snubbing; TeenagerAbstrak Penggunaan gawai yang berlebihan pada remaja dapat menimbulkan perilaku phone snubbing, yaitu kondisi dimana remaja menjadi acuh terhadap lingkungannya dan lebih berfokus bermain dengan gawainya. Realitas phone snubbing (phubbing) dapat menimbulkan hambatan komunikasi seperti distorsi pesan dan mngakibatkan hubungan interpersonal menjadi terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pelaku komunikasi dalam realitas phone snubbing pada pergaulan remaja, pesan verbal dan nonverbal dalam realitas phone snubbing, serta makna phone snubbing bagi remaja. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang aktif menggunakan gawainya di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengambilan peran pada proses interaksi dalam realitas phone snubbing dimana individu menjadi pelaku phubber yaitu seorang terdampak phubbing dan phubbed sebagai pelaku phubbing. Pesan verbal terjadi bersamaan dengan pesan nonverbal pada interaksi komunikasi remaja SMA berupa obrolan sekolah, gosip, dan cerita lucu. Pesan non verbal ditunjukkan dengan hubungan pertemanan yang akrab misalnya penyampaian pesan sentuhan ritual yaitu menepuk pundak teman serta adanya affect display. Perilaku phubbing lebih dirasakan dalam konteks interaksi komunikasi pada keluarga. Phubbing dimaknai sebagai perilaku yang tidak disukai dan dapat mengganggu hubungan pertemanan.Kata Kunci: Gawai; Komunikasi Interpersonal; Phone Snubbing; Remaja


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 249-267
Author(s):  
Kadek Alda Rahmawati ◽  
Maylanny Christin

Abstract Working as policewomen is a challenging profession. As women, policewomen must be prepared to face a plethora of issues and conservative opposition from society, perform activities that are typically associated with men, have a feminine side in acting and protecting the community, and face domestic responsibilities. Policewomen are expected to have a strong self-concept in dealing with the risks of their job. This study aimed at understanding and determining the detailed description of policewomen self-concept in the context of interpersonal communication at the Bekasi Metro Police. This research employed a qualitative method with a phenomenological approach. The theory of self-concept and interpersonal communication was applied in this study. The four key informants were chosen using a purposive sample technique based on several criteria, including having served for at least four years and each representing one rank to ensure that there were differences in service experience. Observation, in-depth interviews, and documentation were used to collect data. After going through the data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing processes, details of the policewoman's positive self-concept were discovered, which were characterized by five characteristics: being confident in their abilities, feeling equal to others, receiving praise without shame, understanding that everyone has different opinions, and having the ability for self-improvement. In interpersonal communication, a positive self-concept is required to strengthen the communication abilities of the informant both at work and in daily life, and it also plays critical role in enhancing informant's confidence to take the opportunity in honing their interpersonal skills. In addition, the researcher obtained fourteen symbolic meanings packaged from the experiences and pure thoughts of policewomen.Keywords: policewomen; self-concept; symbolic meaningAbstrak Bekerja menjadi seorang polisi wanita (polwan) bukanlah hal yang mudah. Sebagai wanita, polwan harus siap menghadapi berbagai macam tantangan konservatif masyarakat, mengemban tugas yang bermakna maskulin, memiliki sisi fenimin dalam bertindak dan mengayomi masyarakat dan memiliki beban domestik dalam keluarga. Polwan diharapkan memiliki konsep diri yang kuat dalam menghadapi resiko pekerjannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui detail gambaran dari konsep diri polwan dalam konteks komunikasi interpersonal di Polres Metro Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dianalisis dengan pendekatan fenomenologis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konsep diri dan komunikasi interpersonal. Keempat informan kunci dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu minimal telah berdinas selama 4 tahun dan setiap informan mewakili satu pangkat yang ada sehingga terdapat perbedaan pengalaman selama berdinas. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Setelah melalui proses data collection, data reduction, data display dan conclusion drawing, ditemukanlah detail konsep diri positif polwan yang ditandai dengan lima hal, yaitu yakin dengan kemampuan dirinya, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, memahami bahwa setiap orang memiliki pendapat yang berbeda dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri. Pada komunikasi interpersonal, konsep diri positif dibutuhkan untuk mengasah kemampuan komunikasi informan baik saat berdinas maupun dalam kehidupan sehari-hari dan mengambil peran penting dalam kepercayaan diri informan untuk mengambil peluang pengalaman mengasah kemampuan interpersonalnya agar lebih baik. Peneliti juga mendapatkan empat belas makna simbolis yang dikemas melalui pengalaman dan hasil pemikiran murni polwan.Kata Kunci: konsep diri; makna simbolis; polwan.


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 193-208
Author(s):  
Arfika Pertiwi Putri

Abstract Tourism is one of the sources of national income. Komodo Island is one of Indonesia's priority destinations. Moreover, Komodo Island is one of the products in which the Indonesian people are highly involved. In the pandemic era, tourism activities including Komodo Island have decreased. The purpose of this research was to determine an effective marketing communication model for Komodo Island in carrying out post-pandemic activities in increasing interest in returning to Komodo Island. This research used Partial Least Square (PLS) analysis, involving 100 Indonesian travelers as samples, used the Elaboration Likelihood Model (ELT) theory and message composition theory for basic analysis. This research result are the marketing communication model for Komodo Island is the way the central route operates in the ELT. The effectiveness of marketing communication included the elements of communication tools, types of arguments, and message quality. Repetition in this model was not an important aspect, while prior knowledge and strategies for message acquisition were important. The internal motivation was a variable that became important for achieving tourists’ satisfaction and interest in repeated visits.  Keywords: ELT; Komodo Island; Marketing Communication; Messages; Model  Abstrak  Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Saat ini di era pandemic terjadi penurunan kegiatan pariwisata termasuk di Pulau Komodo. Pulau Komodo adalah salah satu destinasi prioritas Indonesia. Terlebih pulau Komodo merupakan salah satu product high involvement untuk masyarakat Indonesia. Untuk itu penelitian ini dilakukan guna mengetahui model marketing komunikasi efektif destinasi Pulau Komodo sehingga setelah pandemic dapat dilakukan serangkaian kegiatan guna meningkatkan kembali minat kunjung ulang ke Pulau Komodo. Penelitian ini menggunakan analisis PLS melibatkan 100 sample dengan teori Elaboration Likelihood Model (ELT) dan teori penyusunan pesan. Penelitian ini menunjukkan bahwa model marketing komunikasi destinasi Pulau Komodo merupakan cara kerja central rute dalam ELT. Efektivitas marketing komunikasi terdiri dari elemen tools komunikasi, tipe argument dan kualitas pesan. Pengulangan dalam model ini bukan merupakan bagian yang penting namun pengetahuan utama dan strategi pemenuhan perolehan pesan merupakan elemen konstruksi yang penting. Motivasi internal merupakan variable yang menjadi penting untuk mencapai kepuasan wisatawan dan minat kunjung ulang.  Kata kunci: ELT; Marketing Komunikasi; Model; Pesan ; Pulau Komodo 


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 291-307
Author(s):  
Kilau Riksaning Ayu ◽  
Sunarto Sunarto

Abstract Rejection and support are present in the implementation of the Puteri Indonesia beauty contest. There were rejections from feminists and religious organizations regarding the issue of sexual objectification. On the other hand, support is present through the enthusiasm of the community, one of which is through the acquisition of high ratings in the Puteri Indonesia 2020 show. The reality of the support and popularity of beauty contests behind sexual objectification has become a research problem. Based on the situation, this study aims to determine the audiences' reception towards the sexual objectification of contestants in the Puteri Indonesia 2020 program. This study involved eight informants who had watched the Puteri Indonesia 2020 show. Based on the research results, the audience's meaning system functioned theoretically to develop concepts from Standpoint Theory and Reception Theory. The study results apply the concept of Standpoint Theory, such as a standpoint of the dominant group, the interests of the dominant group, and situated knowledge that is useful for explaining the phenomenon of sexual objectification in the Puteri Indonesia 2020 show. The concept of the Reception Theory shows the audience's active role through a meaning system of 8 informants based on 10 preferred readings, which resulted in 3 positions of meaning, such as dominant, negotiation, and opposition. The majority of the meanings of the eight informants are in a dominant position. 4 Female informants showed 18 dominant meanings, 12 negotiations, and 10 oppositions. Meanwhile, 4 male informants showed 22 dominant meanings, 17 negotiations, and 1 opposition. The research results add to reception studies for established program genres. In this case, the Puteri Indonesia contest has proven existence until 2020 that successfully held and broadcast on national television stations 25 times.Keywords: beauty pageant; preferred reading; Puteri Indonesia; reception analysis; sexual objectification  Abstrak Penolakan dan dukungan hadir dalam penyelenggaraan kontes kecantikan Puteri Indonesia. Penolakan hadir dari para feminis dan organisasi agama terkait isu objektifikasi seksual. Di sisi lain, dukungan hadir melalui antusiasme masyarakat, salah satunya terlihat melalui perolehan rating tinggi dalam penayangan acara Puteri Indonesia 2020. Realita berupa dukungan dan kepopuleran kontes kecantikan di balik isu objektifikasi seksual menjadi permasalahan penelitian. Untuk itu, studi resepsi digunakan untuk mengetahui pandangan khalayak terkait objektifikasi seksual dalam kontes Puteri Indonesia 2020. Penelitian ini melibatkan 8 informan yang telah menyaksikan acara Puteri Indonesia 2020. Sistem pemaknaan khalayak berdasarkan hasil penelitian berfungsi secara teoritis mengembangkan konsep dari Teori Standpoint dan Teori Resepsi. Hasil penelitian menerapkan konsep Teori Standpoint yaitu, sudut pandang kelompok berkuasa, kepentingan kelompok berkuasa, dan pengetahuan tersituasi yang berguna untuk menjelaskan fenomena objektifikasi seksual dalam tayangan Puteri Indonesia 2020. Konsep dari Teori Resepsi menunjukkan peran aktif khalayak melalui sistem pemaknaan 8 informan berdasarkan 10 preferred reading yang menghasilkan 3 posisi pemaknaan yaitu: dominan, negosiasi, dan oposisi. Mayoritas pemaknaan 8 informan berada dalam posisi dominan. 4 Informan perempuan menunjukkan 18 makna dominan, 12 negosiasi, dan 10 oposisi. Sedangkan, 4 Informan laki-laki menunjukkan 22 makna dominan, 17 negosiasi, dan 1 oposisi.  Hasil penelitian menambah studi resepsi pada genre program mapan. Dalam hal ini, kontes Puteri Indonesia membuktikan eksistensinya hingga tahun 2020 telah berhasil diselenggarakan dan ditayangkan di stasiun televisi nasional sebanyak 25 kali.   Kata Kunci: analisis resepsi; kontes kecantikan; objektifikasi seksual; preferred reading; Puteri Indonesia


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 234-248
Author(s):  
Brigietta Irna Pramesty

Abstract Advances in technology have also developed entertainment facilities that are served to the community. One of the available entertainment facilities is mobile games or mobile games. Mobile games have considerable appeal for people of all ages and genders. This study analyzes the discrimination of female “Mobile Legends: Bang Bang” game players in the interaction of online game players Mobile Legend: Bang Bang. Research on gender discrimination focuses more on issues of work and gender roles in the cultural structure of society but still rarely researches leisure activities. For this reason, the study aims to determine the discrimination experienced by female players in Mobile Legends: Bang Bang and the forms of verbal discrimination spoken by the players during the game. This research was conducted using the phenomenological method to explore the experiences of the female players. The adventures of female players are used to understand the phenomena that lead to discrimination. The results of this study show that female players have experienced discrimination from male players. Discriminatory words and sentences indirectly degrade the degree and dignity of female players because they accuse female players of being prostitutes, being equated with animals, and mentioning that the Mobile Legend game is not a place for women. This research shows that gender discrimination occurs in the employment sector and in the entertainment sector, one of which is online games.Keywords: discrimination; interactive games; mobile games; Mobile Legends; woman players.  Abstrak Kemajuan teknologi turut mengembangkan sarana hiburan yang disuguhkan untuk masyarakat. Salah satu sarana hiburan yang tersedia adalah permainan seluler atau mobile games. Mobile games memiliki daya tarik yang cukup besar bagi masyarakat dari berbagai kalangan usia maupun gender. Penelitian ini menganalisis diskriminasi pada pemain game “Mobile Legends: Bang Bang” perempuan pada interaksi pemain game online Mobile Legend:Bang Bang. Penelitian tentang diskriminasi gender lebih banyak berpusat pada persoalan pekerjaan dan peran gender dalam struktur budaya masyarakat, tetapi masih jarang meneliti pada kegiatan hiburan (leisure). Untuk itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui diskriminasi yang dialami oleh pemain perempuan Mobile Legends: Bang Bang dan bentuk-bentuk diskriminasi verbal yang diucapkan oleh para pemain selama permainan berlangsung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode fenomenologi untuk menggali pengalaman dari para pemain perempuan. Pengalaman dari pemain perempuan digunakan untuk memahami fenomena yang mengarah pada diskriminasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pemain perempuan pernah mengalami diskriminasi dari pemain laki-laki. Kata-kata dan kalimat diskriminatif dikemukakan dengam menyebut pemain perempuan sebagai pelacur, disamakan dengan binatang, dan menyebutkan bahwa permainan Mobile Legend bukan tempat bagi perempuan. Melalui penelitian ini, menunjukkan bahwa diskriminasi gender terjadi tidak hanya pada sektor pekerjaan, tetapi juga pada sektor hiburan, salah satunya pada permainan daring.  Kata Kunci: diskriminasi; Mobile Legends; permainan interaktif; pemain perempuan. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document