AbstractThe learning activities that use only school textbooks are less effective for the students development. The students are also getting bored so that it requires learning innovation to enhance students' creativity. SAJAK (Satu Jam Aku Kreatif/An Hour I am Creative) game is a learning model utilizes the game as a means of achieving the learning objectives. Through this model students can write geguritan appropriate to their level of Javanese vocabulary mastery. Students can appreciate the work posted on the classroom wall magazine through written and oral. Students' appreciation of the geguritan work provides many character values to the development of motoric, cognitive, emotional, language, social, spiritual, ecological, and moral. SAJAK game can still be developed as an alternative model of innovative learning.Keywords: Game, Geguritan, JavaneseAbstrakKegiatan pembelajaran yang hanya menggunakan buku paket sekolah berdampak kurang efektif bagi perkembangan siswa. Siswa juga merasa bosan sehingga membutuhkan inovasi pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitas siswa. Permainan SAJAK (Satu Jam Aku Kreatif) merupakan model pembelajaran memanfaatkan permainan sebagai alat mencapai tujuan pembelajaran. Melalui model tersebut siswa dapat menulis geguritan sesuai tingkat pemahamannya terhadap kosa kata kata Jawa yang dikuasai. Dari hasil karya yang ditempelkan di mading kelas siswa dapat memberikan apresiasi melalui tulisan dan lisan. Apresiasi siswa atas karya geguritan banyak memberikan nilai-nilai karakter terhadap perkembangan motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, spiritual, ekologis, dan moral. Permainan SAJAK masih dapat dikembangkan menjadi alternatif model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran.Kata Kunci: Permainan, Geguritan, Jawa