scholarly journals Research on garlic capsule and selenium-vitamin A, vitamin B, vitamin C applied in therapy of acute hepatocellular damage in a rat model

2015 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 298-304 ◽  
Author(s):  
Jacob Kehinde Akintunde ◽  
Olakunle Enock Bolarin
Author(s):  
Jamaluddin Jamaluddin ◽  
Putri Amelia ◽  
Agustinus Widodo

Ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) memiliki keunggulan gizi atau nutrisi yang tinggi seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, protein, mineral, dan asam lemak yang baik bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar asam lemak, dan membandingkan komposisi asam lemak dari ikan sidat fase yellow eel asal sungai Palu dan danau Poso. Penelitian ini menggunakan metode kromatografi gas dengan mengubah ekstrak lemak menjadi metil ester asam lemak. Hasil analisis komposisi asam lemak daging ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) fase yellow eel asal sungai Palu dan Danau Poso menunjukan kadar asam lemak jenuh masing-masing 2,766g/100g dan 0,275g/100g; asam lemak tak jenuh tunggal 4,029g/100g dan 0,276g/100g; dan asam lemak tak jenuh ganda 0,541g/100g dan 0,102g/100g. Terdapat perbedaan secara statistik (p<0.05) komposisi dan kadar asam lemak antara daging ikan sidat fase yellow eel asal sungai Palu dan danau Poso. Komposisi asam lemak ikan sidat fase yellow eel asal sungai Palu dan danau Poso masing-masing adalah 23 dan 18 jenis. Asam lemak yang ditemukan pada daging ikan sidat sungai Palu dan tidak ditemukan pada ikan sidat danau Poso adalah asam heneikosenoat, asam miristoleat, Cis-10-pentadekanoat, asam gamma linoleat, dan Cis-11,14,17-eikosatrinoat.


Author(s):  
Bharat Kwatra ◽  
Chelsea Rumao ◽  
Sherin Layanal ◽  
Vaishnav Pillai

Vitamins are micronutrients which form an essential part of our diet. They are needed for healthy functioning of metabolic activities, some forms of vitamin form basis for our immunity and bone building. Usually essential nutrients cannot be synthesised in our bodies, hence we need to obtain them from our diet. Many Vitamin groups have been studied extensively for the pharmacological effects. Many studies have proved the effectiveness of combination therapies of vitamins with other medication for treatment of various diseases. This review presents all the studies conducted to prove the therapeutic effects of vitamins. Keywords: Multivitamins, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Ginseng, Niacinamide, Antibiotics, Cefuroxime, DAV Therapy.


2016 ◽  
Vol 5 ◽  
Author(s):  
Seung Chik Jwa ◽  
Kohei Ogawa ◽  
Minatsu Kobayashi ◽  
Naho Morisaki ◽  
Haruhiko Sago ◽  
...  

AbstractMaternal vitamin intake during pregnancy is crucial for pregnancy outcomes and the child's subsequent health. However, there are few valid instruments for assessing vitamin intake that address the effects of nausea and vomiting during pregnancy (NVP). This study aimed to investigate the validity of a FFQ concerning vitamin intake during early and late pregnancy with and without NVP. The participants comprised 200 Japanese pregnant women who completed the FFQ and from whom blood samples were taken in early and late pregnancy. Energy-adjusted dietary vitamin intakes (vitamin C, folate, vitamin B6, vitamin B12, vitamin A, vitamin E and vitamin D) from FFQ were compared with their blood concentrations. A subgroup of women with NVP was investigated. In early pregnancy, significant correlations between FFQ and biomarkers were observed for vitamin C (r0·27), folate (r0·18) and vitamin D (r0·26) in women with NVP and for vitamin A (r0·18), vitamin B12(r0·24) and vitamin D (r0·23) in women without NVP. No significant correlations were observed in either group for vitamins B6or E. In late pregnancy, similar significant associations were observed for vitamin C (r0·27), folate (r0·22), vitamin B6(r0·18), vitamin B12(r0·27) and vitamin A (r0·15); coefficients were higher among women without NVP. Our study demonstrates that the FFQ is a useful tool for assessing intake of several important vitamins in early and late pregnancy regardless of NVP status.


2019 ◽  
Author(s):  
Rika Wijayati
Keyword(s):  

Abon yang berbahan dasar nangka muda ini diharapkan dapat dijadikan solusi untuk mengoptimalkan kekayaan alam sekitar. Selain itu abon dari nangka muda ini dapat menjadi alternative bagi para konsumen pencinta abon, tetapi takut akan masalah kesehatan terutama kolestrol. Abon dari nangka muda ini mengandung berbagai jenis gizi yang baik untuk kesehatan manusia, salah satunya mengandung vitamin A, vitamin C dan vitamin B kompleks. Dengan teknik pengolahan yang tepat abon dari nangka muda ini memiliki citra rasa yang tidak kalah enaknya dengan abon sapi.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Siti Fatonah ◽  
Ahmad Syauqi ◽  
Saimul Laili

Vitamins are a complex compound that is needed by the body that serves to aid in the arrangement or metabolic processes in the body. Carrots are a multi-efficacy vegetable for public health. Carrot is a potential foodstuff to alleviate the disease problem of vitamin A because the content of carotene (Pro Vitamin A) in carrots can prevent the disease twilight (Blind chicken) and the problem of malnutrition. Mustard is a horticultural crop that can improve and facilitate digestion. Contains vitamin A, vitamin B and vitamin C. Research aim is to  test the content of vitamin A in mustard and carrots from Bumiaji and Poncokusumo . The method in this research used  a survey method to determine the content of vitamin A in mustard greens and carrots derived from Bumiaji and Poncokusumo villages. The number of repeats used in this study was 12 times. The result of Vitamin A in carrots from Bumiaji is an average of 0.3457% of the highest value of 722.3mg and the carrot from Poncokusumo with the highest value of 672mg. The mustard has percentage value from Bumiaji village is 0.069% i.e 69mg and from Poncokusumo with a percentage value of vitamin A amounted to 66 mg with an average of 51 mg. Both are not diffrent significantly.Kata kunci: vitamin A, carrot, mustard, Bumiaji, PoncokusumoABSTRAKVitamin adalah suatu senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses metabolisme di dalam tubuh. Wortel merupakan sayuran yang multi khasiat bagi kesehatan masyarakat.Wortel merupakan bahan biologi potensial untuk menjawab masalah penyakit kurang vitamin A yaitu kandungan karoten atau pro vitamin A, dapat mencegah penyakit rabun senja (buta ayam) dan masalah kurang nutrisi. Sawi sebagai tanaman hortikultura dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan.bagi yang mengkonsumsi dan mengandung vitamin A, B dan C. Telah di lakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji kandungan vitamin A  pada Sawi dan wortel dari Bumiaji dan Poncokusumo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodesurvey untuk mengetahui kandungan vitamin A pada sayuran Sawi dan wortel yang berasal dari desa Bumiaji dan Poncokucumo.Ulangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua belas kali. Hasil yang didapat Vitamin A pada worteldari Bumiaji adalah rata-rata 0,3457% yaitu nilai tertinggi 722,3mg tiap 100 g dan wortel dari Poncokusumo dengan nilai persentasi tertinggi 0,672%, tertinggi 672 mg. Sedangkan untuk nilai persentase Sawi dari desa Bumiaji adalah 0,069% yaitu 69 mg tertinggi dan dari Poncokusumo dengan nilai 66 mg dengan rata-rata 51 mg. Keduanya tidak berbeda secara signifikan.Kata kunci: vitamin A, wortel, Sawi, Bumiaji, Poncokusumo


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Renata Risky Maulina ◽  
Sri Subekti ◽  
Cica Yulia

Anak sekolah rentan terhadap masalah kekurangan maupun kelebihan gizi. Salah satu faktor penyebab masalah tersebut adalah kualitas konsumsi pangan yang dikonsumsi setiap harinya. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui status gizi siswa, konsumsi pangan siswa serta kualitas diet siswa Sekolah Dasar Kreatif Harapan Bangsa Cimahi. Metode pada penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan desain case study. Populasi sebanyak 75 siswa Sekolah Dasar Kreatif Harapan Bangsa Cimahi. Teknik pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling yang digunakan sebanyak 42 siswa mulai dari kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar Kreatif Harapan Bangsa Cimahi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebanyak (12%) siswa berstatus gizi kurus, (69%) siswa berstatus gizi normal, sebanyak (17%) siswa berstatus gizi gemuk dan sebanyak (2%) siswa berstatus gizi obesitas. Rata-rata konsumsi makan siswa adalah 2183,7 kal per harinya dengan protein sebanyak 59,6 gram, lemak sebanyak 70,3 gram, kharbohidrat sebanyak 289,9 gram, kalsium sebanyak 679,8 mg, phosfor sebanyak 700,6 mg, vitamin A sebanyak 581 mg, vitamin B sebanyak 1,97 mg, dan vitamin C sebanyak 51,6 mg. Kualitas diet siswa pada hari sekolah sebanyak (11,9%) buruk, (83,3 %) need improvement dan (4,8 %) baik. Sedangkan kualitas diet siswa pada hari libur adalah sebanyak (12%) buruk dan (88%) need improvement. Rekomendasi bagi lembaga terkait adalah untuk memberikan pengetahuan dan pendampingan untuk pola makan siswa pada hari sekolah dan pada hari libur bagi ibu untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak sehingga menghasilkan pola makan yang baik.Kata Kunci : Kualitas Diet , Sekolah Dasar , Siswa


2016 ◽  
Vol 116 (10) ◽  
pp. 1754-1769 ◽  
Author(s):  
Carol Wham ◽  
Ruth Teh ◽  
Simon A. Moyes ◽  
Anna Rolleston ◽  
Marama Muru-Lanning ◽  
...  

AbstractA high prevalence of undernutrition has previously been reported in indigenous Māori (49 %) and non-Māori (38 %) octogenarians and may be associated with risk of micronutrient deficiencies. We examined vitamin and mineral intakes and the contributing food sources among 216 Māori and 362 non-Māori participating in Life and Living to Advanced age a Cohort Study in New Zealand, using a repeat 24-h multiple-pass recall. More than half of the Māori and non-Māori participants had intakes below the estimated average requirement from food alone for Ca, Mg and Se. Vitamin B6(Māori women only), folate (women only), vitamin E (Māori women; all men) and Zn (men only) were low in these ethnic and sex subgroups. Women had intakes of higher nutrient density in folate, vitamin C, Ca, Mg, K, vitamin A (non-Māori) andβ-carotene (Māori) compared with men (P<0·05). When controlling for age and physical function,β-carotene, folate, vitamin C, Ca and Mg were no longer significantly different, but vitamins B2, B12, E and D, Fe, Na, Se and Zn became significantly different for Māori between men and women. When controlling for age and physical function, vitamins A and C and Ca were no longer significantly different, but vitamin B2, Fe, Na and Zn became significantly different for non-Māori between men and women. For those who took nutritional supplements, Māori were less likely to be deficient in food alone intake of vitamin A, folate and Mg, whereas non-Maori were less likely to be deficient in intakes of Mg, K and Zn, but more likely to be deficient in vitamin B12intake. A lack of harmonisation in nutrient recommendations hinders the interpretation of nutrient adequacy; nonetheless, Ca, Mg and Se are key micronutrients of concern. Milk and cheese were important contributions to Ca intake, whereas bread was a key source of Mg and Se. Examination of dietary intake related to biochemical status and health outcomes will establish the utility of these observations.


Author(s):  
Junita Salelatu ◽  
Dominggus Rumahlatu

Background: Salak is one of Maluku's endemic fruits, especially in Buria Village which makes it the main outcome to increase people's income. Salak fruit contains quite complete nutritional elements such as energy, protein, carbohydrates, calcium, phosphate, iron, vitamin B, vitamin C, and water. To reduce the damage of fruit, the fruit of bark is processed into nata that has high nutritional and economic value. Making nata de Salacca assisted by microorganisms namely bacteria Acetobacter xylinum. In this case the microbes play an important role to overhaul substances that are difficult food absorbed by the body into food substances that are easily absorbed by the body. In addition, microbes provide flavor to the processed products. Methods: The duration of fermentation used in this study was 10 and 14 days. To determine the taste of nata de Salacca that has been processed then performed organoleptic test against 15 panelists. Result: The result is a brownish-white color, a slightly acidic sense of conformity, a chewy texture and a slightly acid-scented aroma, so there is a long-standing fermentation effect on the taste of nata de Salacca. Conclusion: The duration of fermentation has an effect on taste of nata de Salacca covering aspect of color, flavor, texture and aroma


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Jamaluddin Jamaluddin ◽  
Anita Tri Damayanti ◽  
Agustinus Widodo

Background & Objective: Sidat Fish (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) has high nutrition or nutritional advantages such as vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, protein, minerals, and fatty acids that are good for health. This research was purposed decide the difference of the vitamin c level of Sidat Fish (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard), Glass eel fase, Yellow eel and Silver eel from poso lake and estuary of Palu River.  Materials and Methods: The testing of vitamin c using substance the meet of Sidat Fish (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) Glass eel fase, Yellow eel and Silver eel, vitamin C, metaphospat acid and aquadest with the HPLC method (High Perfomance Liquid Chromatography) with Purposive Sampling technique seen based on the size, place, and fish fase as the requirement for the sample taking. Results: The result showed that Sidat Fish (Angilla marmorata (Q.) Gaimard) with Glass eel fase, Yellow eel and Silver eel from Poso lake and estuary of Palu river was not detected there was the content of vitamin C. Conclusion: Sidat fish (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) does not contain vitamin C.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document