scholarly journals A Cross Sectional Assessment Of Knowledge Towards Diabetes Mellitus Among Urban Poor Population Of Penang, Malaysia

2013 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
pp. A170
Author(s):  
M.A. Hassali ◽  
F. Saleem ◽  
G.N. Chua ◽  
N. Haq ◽  
H. Aljadhey
Author(s):  
Sandhya Rani Javalkar

Background: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disease that arises when the pancreas does not produce enough insulin or when the body cannot effectively use insulin. Diabetes is a costly disease because of its chronic nature, the severity of its complications and the means required to control them. The objective of the study was to estimate the expenditure on health care by patients suffering from diabetes mellitus.Methods: A community based cross sectional study was conducted among 189 diabetes mellitus patients in the urban area, Mangalore taluk over a period of 6 months. Data collected by personal interview method, questionnaire was developed to collect the appropriate information on socio demographic details, direct costs and indirect cost in health care for diabetes. Data entry was done in MS Excel and analyzed using SPSS v 16.0.Results: The mean duration of diabetes mellitus 3.93±2.0 years with majority of them had associated co-morbidities 54% and complications 28%. The total expenditure on diabetes is 912 INR per visit, the direct cost of healthcare for diabetic individuals was 553 INR, and indirect expenditure was 359 INR. The average time lost on each visit- 2.6 hours which included travel time, waiting period and consultation.Conclusions: This study shows that the economic burden of diabetes mellitus and its complications are very high and increasingly affecting the lives of urban poor.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Marlia Alief Rachmawati ◽  
Handayani . ◽  
Adyan Donastin

Abstrak: Diabetes Mellitus tipe II adalah penyakit kronis mengalami resistansi terhadap aksi insulindan ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan cukup insulin. DM tipe II sendiri mendudukiperingkat ke-2 di dunia dengan penderita terbanyak Pola makan yang buruk dan kurangnya olahragadapat memengaruhi terjadinya DM tipe II. Perkembangan pola makan yang salah arah saat inimempercepat peningkatan jumlah penderita DM di Indonesia. Pada saat tubuh melakukan gerakan,maka sejumlah gula akan dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga sejumlah gula dalamtubuh akan berkurang dan kebutuhan akan hormon insulin juga akan berkurang. Penelitian inibertujuan adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dan kebiasaan olahraga dengan kadargula penderita Diabetes Mellitus II pada penderita Diabetes Mellitus II di RSI Jemursari Penelitianini dilakukan dengan metode survey atau observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampelyang diambil sebanyak 24 pasien. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien DiabetesMellitus Tipe 2 yang menjalani rawat jalan pada poli penyakit dalam, namun dibatasi dengankriteria inklusi dan eksklusi yang penulis buat. Dari 24 pasien, pada hubungan pola makan dengankadar gula darah sebanyak 13 pasien (54,2%) mempunyai kadar gula tidak tinggi. 11 pasien (45,8%)mempunyai kadar gula tinggi. Dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p=1,000 (p>0,05). Makadapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pola makan dan kadargula. Serta hubungan olahraga dengan kadar gula darah sebanyak 13 pasien (54,2%) mempunyaikadar gula tidak tinggi. 11 pasien (45,8%) mempunyai kadar gula tinggi. Dengan hasil uji statistikdidapatkan nilai p=0,432 (p>0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidaksignifikan antara olahraga dan kadar gula.


Diabetes ◽  
2018 ◽  
Vol 67 (Supplement 1) ◽  
pp. 2393-PUB
Author(s):  
KENICHIRO TAKAHASHI ◽  
MINORI SHINODA ◽  
RIKA SAKAMOTO ◽  
JUN SUZUKI ◽  
TADASHI YAMAKAWA ◽  
...  

Author(s):  
Singam Sivasankar Reddy ◽  
Syeda Rahath ◽  
Rakshitha H N ◽  
Godson K Lal ◽  
Swathy S ◽  
...  

The objective of the study was to evaluate the risk of diabetes mellitus in elderlywith age above 20 years in a hospital setting using Indian Diabetes risk score and to provide patient counselling regarding their life style modifications and health related quality of life among participants with high risk of developing diabetes.A total of 125 non diabetic patients were interviewed with a pre designed selfstructured questionnaire (IDRS). Participants were chosen voluntarily and a written consent was obtained before the administration of the questionnaire from individual patients. In our study we observed that out of 125 patients,males 26[59%]and 18[41%] females were at high risk, males 39[58.2%] and 28[41.8%] females were at moderate risk, males 5[35.7%] and 9[64.3%] females were at low risk of developing diabetes mellitus.


2017 ◽  
pp. 141-151
Author(s):  
Andrew Ruspanah

Pendahuluan. Benign Postate Hiperplasia (BPH) adalah penyakit yang umumnya terjadi pada pria lansia yang disebabkan oleh penuaan. Hiperplasia prostat adalah pertumbuhan jaringan nodul fibroadenomatosa pada prostat. Pembesaran prostat jinak merupakan penyakit yang tersering kedua setelah batu saluran kemih didapatkan secara klinis di Indonesia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, obesitas dan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian Benign Prostate Hyperplasia (BPH) grade IV di Rumah Sakit Dr. M. Haulussy Ambon periode 2012-2014. Metode. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik desain Cross-Sectional, dengan menggunakan catatan medis data di ruang operasi di Rumah Sakit Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012-2014 dan memperoleh jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 239, yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil yang di temukan dalam penelitian ini bahwa kejadian BPH lebih besar pada mereka yang berusia> 65 tahun dan 56-65 tahun dibandingkan dengan usia 46-55 dan <46 tahun dengan hasil tes menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan BPH dengan nilai (p= 0,000), ada hubungan antara obesitas dengan nilai BPH (p=0,019) dan riwayat diabetes mellitus setelah menggunakan uji Chi-Square, hubungan antara riwayat diabetes mellitus dengan BPH dengan nilai (p = 0,000). Kesimpulan. Ada hubungan antara umur, obesitas dan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian BPH.


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document