<p>ABSTRAK</p><p>Perbanyakan tebu umumnya dilakukan secara vegetatif mengguna-<br /> kan setek. Teknik ini mempunyai keterbatasan memproduksi jumlah bibit <br /> dalam skala besar. Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, <br /> maka perlu pemenuhan bibit tebu dalam skala besar. Kultur jaringan <br /> merupakan teknologi alternatif yang dapat dikembangkan untuk <br /> pemenuhan bibit dalam jumlah yang banyak. Tujuan penelitian ini adalah <br /> mendapatkan formulasi media terbaik untuk induksi kalus dan regenerasi <br /> tebu varietas Kidang Kencana dan PSJT 941. Penelitian dilakukan di <br /> Laboratorium Unit Pengelola Benih Unggul Pertanian, Pusat Penelitian <br /> dan Pengembangan Perkebunan, Bogor dari bulan Februari sampai <br /> September 2012. Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu induksi kalus, <br /> regenerasi tunas dan perakaran, serta aklimatisasi. Bahan tanaman tebu <br /> yang digunakan adalah daun muda varietas Kidang Kencana dan PSJT 941 <br /> yang masih menggulung. Empat formulasi media digunakan pada tahap <br /> induksi kalus. Sementara itu, pada tahap regenerasi tunas dan perakaran <br /> menggunakan tujuh formulasi media. Aklimatisasi menggunakan media <br /> tanah steril dan kompos (2:1). Percobaan menggunakan Rancangan Acak <br /> Lengkap yang disusun secara faktorial, terdiri atas dua faktor dan diulang <br /> sepuluh kali. Faktor pertama adalah varietas dan kedua adalah formulasi <br /> media. Hasil penelitian menunjukkan media induksi kalus terbaik untuk <br /> varietas Kidang Kencana adalah 2,4-D 9 µM + Picloram 4,5 µM, <br /> sedangkan PSJT 941 adalah 2,4-D 13,5 µM. Media regenerasi dapat <br /> digunakan untuk menginduksi tunas sekaligus perakaran. Media regenerasi <br /> terbaik varietas Kidang Kencana dan PSJT 941 adalah IBA 2,46 µM + <br /> BAP 1,33 µM. Kedua varietas dapat diaklimatisasi di rumah kaca dengan <br /> tingkat keberhasilan tinggi (80-100%).</p><p>Kata kunci: Saccharum officinarum, tebu, kultur jaringan, organogenesis, <br /> perbanyakan</p><p> </p><p>Callus Induction and Plant Regeneration of Two Sugarcane Varieties (Saccharum officinarum L.) through In Vitro</p><p>ABSTRACT</p><p>Generally, sugarcane propagation was done by vegetative cuttings. <br /> The technique had limitation of producing seeds in a large scale. In order <br /> to increase productivity of sugarcane, it is required to provide sugarcane <br /> seeds in large scale. Tissue culture is an alternative technique that can be <br />developed to provide the seeds. The objective of this research was to</p><p>obtain the best formulations for callus induction and regeneration of <br /> Kidang Kencana and PSJT 941 varieties. The study was conducted in the <br /> Laboratory of Superior Farm Seeds Management Unit, Indonesian Agency <br /> for Agricultural Research and Development, Bogor from February until <br /> September 2012. The researches were carried out in three steps, name <br /> lycallus induction, regeneration of shoots and roots, and acclimatization. <br /> Explant material used was young rolled leaves collected from two <br /> sugarcane varieties (Kidang Kencana and PSJT 941). Four media <br /> formulations used for callus induction, while seven media formulations <br /> used for shoots and roots regeneration. Acclimatization used sterile soil <br /> and compost (2:1). The experiment arranged in Factorial Completely <br /> Randomized Design with two factors and ten replications. The first factor <br /> was varieties and second factor was media formulations. The results <br /> showed that the best callus induction media for Kidang Kencana was 2.4-<br /> D 9 µM + Picloram 4.5 µM, while for PSJT 941 was 2.4-D 13.5 µM. <br /> Regeneration media could induce both shoots and roots. The best <br /> regeneration media for Kidang Kencana and PSJT 941 were IBA 2.46 µM <br /> + BAP 1.33 µM. They could be acclimatized successfully in green house <br /> with highly percentage (80-100%).</p><p>Key words: Saccharum officinarum, sugarcane, tissue culture, organo- genesis, multiplication</p>