SKRINING GALUR KAPAS (Gossypium hirsutum L.) TOLERAN TERHADAP KEKERINGAN DENGAN PEG-6000 PADA FASE KECAMBAH
<p>ABSTRAK<br />Daerah pengembangan kapas di Indonesia umumnya lahan kering<br />dengan keterbatasan air. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur-<br />galur kapas toleran kekeringan menggunakan PEG-6000 pada fase<br />kecambah. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Benih Balai<br />Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, mulai bulan April sampai Juni<br />2012. Perlakuan disusun dalam rancangan Petak Terbagi dan diulang dua<br />kali. Petak utama adalah perlakuan PEG-6000 (-3 bar) dan tanpa PEG-<br />6000 (air), sedangkan anak petak adalah 13 galur kapas dan varietas<br />Kanesia 14. Setiap perlakuan terdiri dari lima pot masing-masing ditanam<br />sepuluh biji. Benih kapas dicampur dengan fungisida Mancozeb 80% 2<br />g/kg benih sebelum ditanam. Parameter pengamatan meliputi daya<br />berkecambah, panjang kecambah dan akar, bobot kecambah dan akar,<br />rasio panjang akar/kecambah, serta indeks kerentanan terhadap<br />kekeringan. Kecambah dihitung sebagai kecambah normal jika panjang<br />lebih dari 0,5 cm. Perlakuan PEG-6000 berpengaruh sangat nyata terhadap<br />penurunan daya berkecambah, panjang kecambah dan akar, serta bobot<br />kecambah dan akar. Sebaliknya, rasio panjang akar/kecambah lebih tinggi<br />pada perlakuan PEG-6000 dibandingkan dengan perlakuan tanpa PEG-<br />6000. Respon ketahanan galur kapas yang dihitung dengan indeks<br />kerentanan kekeringan berbeda pada masing-masing parameter yang<br />diamati. Dari nilai rata-rata indeks kerentanan kekeringan semua<br />parameter, tidak ada galur yang tahan terhadap kekeringan (S<0,50).<br />Terdapat delapan galur yang agak tahan kekeringan (0,50<S<1,0) dan<br />lebih tahan dibandingkan dengan Kanesia 14, yaitu 03002/12, 03006/1,<br />03008/7, 03008/24, 03012/17, 03014/12, 03017/13, dan 03017/15.<br />Kata kunci: Gossypium hirsutum L., tahan kekeringan, PEG-6000,<br />perkecambahan, galur</p><p>ABSTRACT<br />Cotton production areas in Indonesia are arable land with lack of water<br />availability. The aim of this study was to obtain cotton lines tolerant to<br />drought using PEG-6000 at germination stage. The experiment was<br />conducted at the Seed Testing Laboratory in Indonesian Sweetener and<br />Fiber Crops Research Institute, from April to June 2012. Treatments were<br />arranged in a Split Plots design with two replications. The main plot was<br />PEG-6000 (-3 bar) and without PEG-6000 (water), while the subplot was<br />13 cotton lines and Kanesia 14 variety. Seed cotton was treated with 80%<br />Mancozeb fungicide dose of 2g/kg seed before sowing. Parameters<br />observed were germination percentage, shoot and root length, shoot and<br />root weight, ratio of root/shoot length, and drought susceptibility index.<br />Seedling was counted as normal if its length more than 0.5 cm. PEG-6000<br />treatment gives very significant effect on the decline on seed germination,<br />shoot and root length, shoot and root weight. Otherwise, ratio of root/shoot<br />length was higher in the PEG-6000 than without PEG-6000 treatment.<br />Response of cotton lines to drought which calculated with a drought<br />susceptibility index were different among parameter observed. Mean<br />drought susceptibility index of all parameters showed that none of cotton<br />line tolerant to drought (S < 0,50) was achieved from the study. There<br />were eight moderately drought-resistant lines (0, 50 < S < 1,0) achieved<br />namely 03002/12, 03006/1, 03008/7, 03008/24, 03012/17, 03014/12,<br />03017/13, and 03017/15 which more resistance than Kanesia 14.<br />Key words: Gossypium hirsutum L., drought tolerant, PEG-6000,<br />germination, lines</p>