TRITON : Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

34
(FIVE YEARS 34)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pattimura

2656-2758, 1693-6493

2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 125-134
Author(s):  
Frederik W Ayal ◽  
James Abrahamsz ◽  
Reinhardus Pentury

Destructive fishing activities are fishing activities using materials, tools or means that damage fish resources and their environment, such as using explosives, toxic materials, strum, and other fishing gear that are not environmentally friendly (Marine and Fisheries Ministerial Decree Number 114, 2019). This activity still occurs in Maluku waters, including in Sawai Bay. The study aims to identify destructive forms of fishing in the waters of Sawai Bay and provide control recommendations to reduce the destructive fishing activity. The study was conducted in January-June 2020 in Sawai Bay. Data collection uses the purposive interview method, while the data is analyzed descriptively. The results showed that in the waters of Sawai Bay, three destructive fishing activities were identified, namely fishing using bombs/explosives, fishing using toxic materials and coral mining activities. Four control strategies are recommended as an effort to reduce destructive fishing activity in the waters of Sawai Bay in the future.   ABSTRAK Aktivitas perikanan merusak atau Destructive Fishing adalah kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan, alat atau cara yang merusak sumberdaya ikan maupun lingkungannya, seperti menggunakan bahan peledak, bahan beracun, strum, dan alat tangkap lainnya yang tidak ramah lingkungan (KepMen KP Nomor 114, 2019). Aktivitas ini masih terjadi pada perairan Maluku, termasuk di Teluk Sawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk penangkapan ikan yang merusak pada perairan Teluk Sawai serta memberikan rekomendasi pengendalian untuk mereduksi aktivitas perikana. Yang merusak. Penelitian ini dilakukan pada Januari-Juni 2020 di Teluk Sawai. Pengumpulan data menggunakan metode purposive interview, sedangkan data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perairan Teluk Sawai, teridentifikasi tiga aktivitas perikanan merusak yaitu penangkapan ikan menggunakan bom/bahan peledak, penangkapan ikan menggunakan bahan beracun dan aktivitas penambangan karang. Empat strategi pengendalian direkomendasikan sebagai upaya mereduksi aktivitas perikanan merusak di perairan Teluk Sawai ke depannya.  Kata Kunci: perikanan merusak, penangkapan ikan, ikan karang, strategi pengendalian, Teluk Sawai  


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 117-124
Author(s):  
Ewin Handoco

High community activity on the border of the Bah Biak River causes pollution in the waters of the river. The increase in the number of settlements and industries in Pematangsiantar city certainly has an impact on the quality of its waters. The purpose of this study is to find out the water quality of the Bah Biak River in Pematangsiantar City covering the physical and chemical parameters of the waters. This research was conducted in 2021 in Bah Biak River Pematangsiantar city. Water sampling in the Bah Biak River is carried out with three repetitions, namely in March, June and August taking into account the representation of the seasons. Water sampling is carried out in situ for parameters of brightness, pH, total dissolved solid (TDS), electrical delivery, temperature and dissolved oxygen (DO), ammonia, while for laboratory scale measurements are carried out for biologycal oxygen demand (BOD) and chemical oxygen demand (COD) parameters. The results of the measurement will be displayed in graphic form and descriptively discussed by referring to the specified quality standards. Based on the results of measurements of several water quality parameters in the Bah Biak River, it can be concluded that the majority of the parameters studied still meet the quality standards but there are parameters that have passed the quality standard threshold, namely BOD and ammonia parameters.   ABSTRAK Tingginya aktivitas masyarakat di sempadan Sungai Bah Biak menyebabkan pencemaran di perairan sungai tersebut. Peningkatan jumlah pemukiman dan industri di Kota Pematangsiantar tentu berdampak kepada kualitas perairannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air sungai Bah Biak di Kota Pematangsiantar meliputi parameter fisik dan kimia perairan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 di Sungai Bah Biak Kota Pematangsiantar. Pengambilan sampel air di Sungai Bah Biak dilakukan dengan tiga kali pengulangan yaitu pada bulan Maret, Juni dan Agustus dengan mempertimbangkan keterwakilan musim. Pengambilan sampel air dilakukan secara insitu untuk parameter kecerahan, pH, total dissolved solid (TDS), daya hantar listrik, suhu dan dissolved oxygen (DO), ammonia, sedangkan untuk pengukuran skala laboratorium dilakukan untuk parameter biologycal oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand(COD). Hasil pengukuran akan ditampilkan dalam bentuk grafik dan dibahas seacara deskriptif dengan merujuk pada baku mutu yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air di Sungai Bah Biak maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas parameter yang diteliti masih memenuhi baku mutu namun terdapat parameter yang telah melewati ambang baku mutu yaitu parameter BOD dan ammonia. Kata Kunci: kualitas air, aktivitas masyarakat, pencemaran, baku mutu, Sungai Bah Biak


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 104-116
Author(s):  
Mentari A Mahakena ◽  
Stevanus M Siahainenia ◽  
Dicky Sahetapy

Economic valuation plays an important role as a comprehensive instrument to assess prices (price tags) on the existence of goods and services of an ecosystem. This research aims to analyze utilization conditions including utilization value, non-utilization value and total economic value of coral reef resources and formulate a strategy for managing the reef ecosystem of Warbal Island and surrounding waters. The research on the economic valuation of warbal island coral reef ecosystem and surrounding waters was conducted in July-November 2019. Primary data collection was done through field observations and interviews, while secondary data was obtained through references from the Village Government, Southeast Maluku Fisheries Service, WWF Indonesia and scientific publications. Data was analyzed using methods of analysis of total economic value from use valueand non-use value.  Based on the results of the study obtained the total economic value of the utilization and non-utilization of coral reef resources in Warbal Island and surrounding waters reached IDR. 7.275.603.819/year. The value of utilization of coral reef resources of Warbal Island and surrounding waters amounted to IDR. 7.257.318.819/year, while the non-utilization value of coral reef resources amounted to IDR. 18.250.000/year. At least, there are 11 strategies and 22 management directives recommended for the management of Warbal Island coral reef resources and surrounding waters.   ABSTRAK Valuasi ekonomi berperan penting sebagai instrument yang komperhensif untuk memberi penilaian harga (price tag) terhadap keberadaan barang dan jasa suatu ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisnilai pemanfaatan, nilai non pemanfaatan dan nilai ekonomi total sumberdaya terumbu karang serta merumuskan strategi pengelolaan ekosistem terumbu kawasan Pulau Warbal dan perairan sekitarnya. Penelitian tentang valuasi ekonomi ekosistem terumbu karang Pulau Warbal dan perairan sekitarnya dilakukan pada Juli-Nopember 2019. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan lapangan dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui referensi dari Pemerintah Desa, Dinas Perikanan Maluku Tenggara, WWF Indonesia dan publikasi ilmiah. Data dianalisis menggunakan metode analisis nilai ekonomi total dari use value dan non use value.  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai ekonomi total dari pemanfaatan dan non pemanfaatan sumberdaya terumbu karang kawasan Pulau Warbal dan perairan sekitarnya mencapai Rp. 7.275.603.819/tahun. Nilai pemanfaatan sumberdaya terumbu karang Pulau Warbal dan perairan di sekitarnya sebesar Rp. 7.257.318.819/tahun, sedangkan nilai non pemanfaatan sumberdaya terumbu karang sebesar Rp. 18.250.000/tahun. Terdapat 11 strategi dan 22 arahan pengelolaan yang direkomendasikan untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang Pulau Warbal dan perairan di sekitarnya. Kata kunci:   valuasi ekonomi, ekonomi total, nilai pemanfaatan, terumbu karang, Maluku Tenggara


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 97-103
Author(s):  
Sarah Haumahu ◽  
Frijona F Lokollo ◽  
Reni Ambon

Seagrass communities play an important role in marine environments and estuary area, supporting communities of fish, snails and shellfish and other invertebrates. The diversity of seagrass species in the world is very low (<60 species). The coastal waters of Ori Village have a seagrass community that has never been studied. The purpose of this study was to estimate the structure of the seagrass community in the coastal waters of Ori Village, Central Maluku which includes the composition of type, density, frequency of occurence and percent of coverage. Seagrass sampling uses the line transect method. Five species of seagrass were found during the study grouped into two families: Cymodoceaceae and Hydrocharitaceae. The seagrass species found were Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides Halophila ovalis and Thalassia hemprichii. T. hemprichii and E. acoroides have the highest densities (157 shoots/m2 and 137 shoots/m2, respectively). E. acoroides and T. hemprichii also have the highest frequency of occurence and relative coverage percent compared to other seagrass species found in the waters of Ori Village. Seagrass community in the waters of Ori Village is classified in a tight condition until dense.   ABSTRAK Komunitas lamun memegang peranan penting di lingkungan laut dan daerah estuari, menyokong komunitas ikan, siput dan kerang-kerangan serta invertebrata lainnya. Keragaman spesies lamun di dunia sangat rendah (<60 spesies). Perairan pantai Desa Ori memiliki komunitas lamun yang belum pernah diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi struktur komunitas lamun di perairan pantai Desa Ori, Maluku Tengah yang meliputi komposisi jenis, kerapatan, frekuensi kehadiran dan persen penutupan. Pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek garis. Lima spesies lamun ditemukan selama penelitian yang dikelompokan dalam dua famili yaitu famili Cymodoceaceae dan Hydrocharitaceae. Spesies-spesies lamun yang ditemukan adalah Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Enhalus acoroides Halophila ovalis danThalassia hemprichii. T. hemprichii dan E. acoroides memiliki kerapatan tertinggi (masing-masing 157 tegakan/m2 dan 137 tegakan/m2). E. acoroides dan T. hemprichii juga memiliki frekuensi kehadiran serta persen penutupan relatif tertinggi dibanding spesies-spesies lamun lainnya yang ditemukan di perairan Desa Ori. Komunitas lamun di perairan Desa Ori tergolong dalam kondisi rapat sampai padat.   Kata Kunci: Lamun, komunitas, kerapatan, penutupan, Maluku Tengah      


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 90-96
Author(s):  
Mahriyana Hulopi ◽  
Sendy W Mose ◽  
Prulley A Uneputty

Increasing the activity of the utilization of mollusc resources by the community, both domiciled around and outside the waters of Tanjung Tiram Beach can have an impact on the sustainability of these resources. This study aims to analyze the density of mollusc and identify the activity of utilization of mollusc resources in the waters of Tanjung Tiram Beach. The study was conducted in October-November 2019 in the waters of Tanjung Tiram Beach, Poka Village. Data collection is taken using the quadratic linear transect method and interviews. The results showed the highest density was represented by Nassarius quadrasi for the gastropod class while for the bivalvia class it was represented by Marcia sp. The high density in both types of mollusc is due to habitat suitability supported by the quality of the waters. Based on respondent data, there are 20 types of mollusc that are used both for consumption, sale and as raw materials for making accessories through the "bameti" activity. Utilization activities are carried out by groups of women and children. The time of taking mollusks is done at low tide which takes place 2 times a week using aids such as coconut shells, spoons, drain and machetes.   ABSTRAK Meningkatnya aktivitas pemanfaatan sumberdaya moluska oleh masyarakat, baik yang berdomisili di sekitar maupun di luar perairan Pantai Tanjung Tiram dapat berdampak terhadap keberlanjutan sumberdaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepadatan moluska serta mengidentifikasi aktivitas pemanfaatan sumberdaya moluska di perairan Pantai Tanjung Tiram. Penelitian dilakukan pada Oktober-November 2019 di perairan Pantai Tanjung Tiram Desa Poka. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode transek linier kuadrat dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan densitas tertinggi diwakili oleh Nassarius quadrasi untuk kelas gastropoda sedangkan untuk kelas bivalvia diwakili oleh Marcia sp. Tingginya densitas pada kedua jenis moluska ini disebabkan oleh kesesuaian habitat yang didukung oleh kualitas perairan. Berdasarkan data responden, terdapat 20 jenis moluska yang dimanfaatkan baik untuk dikonsumsi, di jual maupun sebagai bahan baku pembuatan aksesoris melalui aktivitas “bameti”. Aktivitas pemanfaatan dilakukan oleh kelompok perempuan dan anak-anak. Waktu pengambilan moluska dilakukan pada saat air surut yang berlangsung 2 kali dalam seminggu dengan menggunakan alat bantu seperti tempurung kelapa, sendok, serok dan parang.   Kata Kunci: kepadatan, aktivitas pemanfaatan, moluska, “bameti”, perairan Pantai Tanjung Tiram  


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 77-89
Author(s):  
Jessico H Sermatang ◽  
Charlotha I Tupan ◽  
Laura Siahainenia

Seagrass as a flowering plant can live from muddy substrates to coral fractures. Differences in the characteristics of substrate type, nutrient content and aquatic environmental conditions can affect morphometric seagrass. The purpose of the study was to analyze environmental conditions and nutrient content as well as the morphometric characteristics of T. hemprichii seagrass based on differences in substrate type. This study was conducted in the waters of Tanjung Tiram Coastal, Poka from February-April 2021. Seagrass sampling was using the purposive sampling method. Data analysis was conducted using ANOVA with SPSS. The results of environmental parameters analysis showed that the water conditions of Tanjung Tiram, Poka are still at the tolerance limit intended for seagrass life. The substrate consists of sand substrate, gravel mixed sand substrate and mud substrate. The results of ANOVA showed that there was a significant difference in the content of sedimentary nutrients, especially phosphates in each substrate type and there was a significant difference in morphometric seagrass based on differences in substrate type and nutrient content.   ABSTRAK Lamun sebagai tumbuhan berbunga dapat hidup mulai dari substrat berlumpur sampai dengan patahan karang. Perbedaan karakteristik jenis substrat, kandungan nutrien dan kondisi lingkungan perairan dapat mempengaruhi morfometrik lamun. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi lingkungan dan kandungan nutrien serta karakteristik morfometrik lamun T. hemprichii berdasarkan perbedaan tipe substrat. Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Pantai Tanjung Tiram, Poka pada Bulan Februari-April 2021. Pengambilan sampel lamun menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan ANOVA dengan SPSS. Hasil analisis parameter lingkungan, menunjukan bahwa kondisi perairan Tanjung Tiram, Poka masih berada pada batas toleransi yang diperuntukan untuk kehidupan lamun. Substrat terdiri dari substrat pasir, pasir campur kerikil dan lumpur. Hasil anova menunjukan bahwa terdapat perbedaan kandungan nutrien sedimen khususnya fosfat secara signifikan pada masing masing tipe substrat dan terdapat perbedaan morfometrik lamun secara signifikan berdasarkan perbedaan tipe substrat dan kandungan nutrien. Kata Kunci: morfometrik, nutrien, substrat, Tanjung Tiram, Thalassia hemprichii


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 68-76
Author(s):  
Ria R Manik ◽  
Ewin Handoco ◽  
Jogi Arleston

Overfishing and overcapacity is a problem for the sustainability of capture fisheries development. Indonesia has experienced overfishing or called overfishing and overcapacity or called excess fishing capacity. The west coast of the island of Sumatra has enormous fishing potential, both in territorial waters and in ZEE waters. The purpose of the study was to understand the trend of fluctuations in fish catches in the waters of West Sumatra. Assessing the effect of boat trips on fish catches in the waters of West Sumatra and providing basic information and management of fisheries in the waters of West Sumatra. The research material used is Catch per Unit Effort (CPUE) data. The overall data was monthly average data in 2019 with fishing ground areas in the Western waters of Sumatra, the Indian Ocean. The results showed the composition of catches in the waters of West Sumatra landed in PPN Sibolga there are three dominant types of fish, namely skipjack tuna 14.566.140 kg (49.90%), decapterus 6.404.470 kg (21.94%) and tunny 2.480.880 kg (8.50%), The dynamics of fish catches in PPN Sibolga in 2019 were highest in May at 3.945.143 kg and June was the lowest catch month of 1.093.292 kg and the average monthly catch in 2019 was 2.508.436 kg, the catch per business unit landed in PPN Sibolga in 2019 obtained the highest CPUE of 8.474 kg/trip (July 2019) and the lowest 1,755 kg/trip (June 2019).   ABSTRAK Overfishing dan overcapacity erupakan masalah keberlanjutan pembangunan perikanan tangkap. Indonesialah mengalami overfishing atau disebut penangkapan berlebih dan overcapacity atau disebut kelebihan kapasitas penangkapan.  Pantai Barat Pulau Sumatera memiliki potensi perikanan yang sangat besar, baik perairan teritorial maupun perairan ZEE. Tujuan dari penelitian adalah untuk memahami trend fluktuasi hasil tangkapan ikan di Perairan Barat Sumatera, mengkaji pengaruh trip kapal dengan hasil tangkapan ikan di Perairan Barat Sumatera dan memberikan informasi dasar dan pengelolaan perikanan di Perairan Barat Sumatera. Materi penelitian yang digunakan adalah data Catch per Unit Effort (CPUE). Keseluruhan data merupakan data rata-rata bulanan tahun 2019 dengan daerah fishing ground Perairan Barat Sumatera Samudera Hindia. Hasil penelitian menunjukkan komposisi hasil tangkapan di Perairan Barat Sumatera yang didaratkan di PPN Sibolga terdapat tiga jenis ikan yang dominan yaitu cakalang 14.566.140 kg (49,90%), layang 404.470 kg (21,94%) dan tongkol 2.480.880 kg (8,50%), Dinamika hasil tangkapan ikan di PPN Sibolga di tahun 2019  tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 3.945.143 kg dan bulan Juni merupakan bulan hasil tangkapan terendah yaitu 1.093.292 kg dan rata-rata hasil tangkapan bulanan tahun 2019 adalah 2.508.436 kg, Hasil tangkapan per-unit usaha yang didaratkan di PPN Sibolga di tahun 2019 didapatkan CPUE tertinggi yaitu 8.474 kg/trip (Juli 2019) dan terendah 1.755 kg/trip (Juni 2019). Kata Kunci: CPUE, penangkapan berlebih, penangkapan ikan, PPN Sibolga, Perairan Barat Sumatera  


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 57-67
Author(s):  
Achmad J Ely ◽  
Lolita Tuhumena ◽  
Juanita Sopaheluwakan ◽  
Yvonne Pattinaja

Mangrove forest is a very productive and beneficial ecosystem. Mangrove forest resources in Amahai Village will be increasingly exploited along with the increasing population and economic pressure. The aim of this research is to identify the forms of use by the community in the mangrove area, and to recommend mangrove ecosystem management strategies in Amahai Village. This research was conducted in the mangrove forest area of ​​Amahai Village, Central Maluku Regency from September to November 2018. Sampling was carried out by purposive sampling technique of 36 respondents. The analytical method used is data analysis of descriptive qualitative to identify forms of utilization by the community. SWOT analysis is used to analyze the management strategies of mangrove ecosystem on Amahai Village by identifying internal strengths and weaknesses as well as opportunities external threats. The results obtained five forms of utilization carried out in the mangrove area of ​​Amahai Village, those are fishing, collecting sea cucumbers, gleaning shellfish (bameti), tourism (recreation), and research. There are eight management strategies produced, namely 1) implementing government policies to maintain the potential of mangrove ecosystem resources in order to meet community needs and regional income; 2) utilizing the potential of mangrove ecosystem resources for ecotourism activities and support science and technology; 3) revitalization of customary institutions as an effort to manage mangrove ecosystem areas; 4) organizing resource processing activities in the mangrove ecosystem to meet nutritional needs and increase community income; 5) development of mangrove areas with an environmental insight; 6) improving MCS (Monitoring, Controling and Surveillance); 7) improving coordination among stakeholders; and 8) increasing community knowledge and awareness about the function of mangrove ecosystems and the skills of the communities around the mangrove area.   ABSTRAK Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang sangat produktif dan memberikan manfaat. Sumberdaya hutan mangrove di Negeri Amahai akan semakin tereksploitasi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan desakan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat di kawasan mangrove, serta merekomendasikan strategi pengelolaan ekosistem mangrove di Negeri Amahai. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Negeri Amahai, Kabupaten Maluku Tengah pada bulan September hingga November 2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling terhadap responden sebanyak 36 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk pemanfaatan yang dilakukan masyarakat. Analisa SWOT digunakan untuk menganalisis strategi pengelolaan ekosistem mangrove Negeri Amahai dengan mengideintifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal. Hasil penelitian diperoleh lima bentuk pemanfaatan yang dilakukan pada kawasan mangrove Negeri Amahai yaitu penangkapan ikan, pengumpulan teripang, bameti, wisata (rekreasi), serta penelitian. Terdapat delapan strategi pengelolaan yang dihasilkan yaitu 1) mengimplementasikan kebijakan pemerintah untuk menjaga potensi sumberdaya ekosistem mangrove guna pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pendapatan daerah; 2) memanfaatkan potensi sumberdaya ekosistem mangrove untuk kegiatan ekowisata serta mendukung ilmu pengetahuan dan terknologi; 3) revitalisasi kelembagaan adat sebagai upaya mengelola kawasan eksoistem mangrove; 4) menyelenggarakan kegiatan pengolahan sumberdaya pada ekosistem mangrove untuk memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan pendapatan masyarakat; 5) pengembangan kawasan mangrove yang berwawasan lingkungan; 6) peningkatan monitoring, controling and surveilance; 7) meningkatkan koordinasi antar stakeholder; dan 8) meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang fungsi ekosistem mangrove serta keterampilan masyarakat sekitar daerah mangrove   Kata Kunci: Strategi pengelolaan, ekosistem mangrove, SWOT, keberlanjutan, Negeri Amahai


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 46-56
Author(s):  
Dahlan Amura ◽  
Pirhel Pirhel

Waters of Ambon Bay has the potential of promising fisheries and marine resources and can be utilized for the welfare of the community. The waters area can be used as a business field for people and entrepreneurs to get profit by utilizing fish resources. This study aims to analyze the financial feasibility of fishing using lift net, trap, bottom gillnet, surface gillnet, hand line, troll line, long line, and purse seine in the waters of Outer Ambon Bay. This research was conducted in September 2019-February 2020 in the waters of Outer Ambon Bay. The study used a survey method with direct interview techniques to respondents randomly of 15-16 fishermen. The data obtained will be analyzed for business feasibility including Gross Benefit/Cost Ratio, Net Benefit/Cost Ratio, Profitability Ratio and Net Present Value. The scoring method is used to analyze the results of financial analysis regarding the investment criteria of each capture fishery business in Outer Ambon Bay. The results showed, based on financial feasibility analysis, all types of fishing gear were categorized as profitable and feasible. The best profitable and best capture fisheries business in the Outer Ambon Bay area are the types of capture fishery business that uses traps with a score of 3,55, followed by long line fishing with a score of 2,70, and trolling lines with a score of 2,10. The utilizing rate of Outer Ambon Bay fishermen communities to the abundance of small pelagic fish and demersal fish resource stock is also relatively low of 47% and 48%, respectively.   ABSTRAK Perairan Teluk Ambon memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang menjanjikan dan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Wilayah perairan ini dapat dijadikan ladang bisnis bagi masyarakat maupun pengusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan sumberdaya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha penangkapan ikan yang menggunakan alat tangkap bagan, bubu, jaring dasar, jaring permukaan, pancing tangan, pancing tonda, pancing rawai, dan pukat cincin di Perairan Teluk Ambon Luar (TAL). Penelitian  ini dilakukan pada September 2019-Februari 2020 di perairan Teluk Ambon Luar. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik wawancara langsung terhadap responden secara acak berjumlah 15-16 orang nelayan.  Databyang diperoleh akan dianalisis kelayakan usaha meliputi Gross Benefit/Cost Ratio, Net Benefit/Cost Ratio, Profitability Ratio dan Net Present Value. Metode skoring digunakan untuk menganalisis hasil analisis financial mengenai kriteria investasi dari masing-masing usaha perikanan tangkap di TAL. Hasil penelitian menunjukan, berdasarkan analisa kalayakan finansial untuk semua jenis alat tangkap dikategorikan menguntungkan dan layak. Usaha perikanan tangkap yang menguntungkan dan  terbaik di wilayah TAL adalah dari jenis usaha  perikanan tangkap yang menggunakan bubu dengan skor 3,55, diikuti oleh pancing rawai dengan nilai skor  2,70, serta pancing tonda dengan nilai skor 2,10. Tingkat pemanfaatan masyarakat nelayan TAL terhadap kelimpahan stok sumberdaya ikan pelagis kecil dan demersal di TAL juga relatif rendah masing-masing sekitar 47% dan 48 %.   Kata Kunci: Analisis finansial, kelayakan usaha, perikanan tangkap, alat tangkap, Teluk Ambon Luar


2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 35-45
Author(s):  
Dicky Sahetapy ◽  
Laura Siahainenia ◽  
Debby A J Selanno ◽  
Johannes M S Tetelepta ◽  
Novianty C Tuhumury

Coral reef is one of the important coastal ecosystems that have high biodiversity. This study aims to analyze the composition of the taxa and the distribution of coral species, the ecological index of coral communities and the status of coral reefs. The research was conducted from April-May 2019 in the coastal waters of Hukurila Village, South Leitimur District, Ambon City. Collecting coral data by using the Line Intercept Transect (LIT) method. Determination of coral reef condition based on percent data (value) of coral reef cover. During the study, 116 species of stony coral from 49 genera and 16 families were found, which 50 species of them are protected and 23 species of ornamental coral. The similarity index of stony coral species between coral reef locations ranges from 0.52-0.76 or there is the similarity of stony coral species between locations coral reef in the amount of 52-76%. The coral reefs of Hukurila Village have high diversity of coral species, with a low dominance of coral species in the community, and the compatibility of coral species in the community is classified as stable. Acropora corals contributed a low covering percent value (9.98%), while Non-Acropora corals contributed a relatively high percent of covering value (43.56%). The status of coral reefs between locations in the coastal waters of Hukurila Village is in the criteria of good (healthy).   ABSTRAK Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir penting yang emiliki kenanekaragaman hayati tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi taksa dan sebaran spesies karang, indeks ekologi kominitas karang dan status terumbu karang. Penelitian dilakukan dari April-Mei 2019 di perairan pesisir Negeri Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Pengumpulan data karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Penentuan kondisi terumbu karang berdasarkan data (nilai) persen penutupan karang batu. Selama penelitian ditemukan 116 spesies karang batu dari 49 genera dan 16 famili, dimana 50 spesies diantaranya dilindungi dan 23 spesies karang hias. Indeks similaritas spesies karang batu antar stasiun terumbu karang berkisar antara 0,52-0,76 atau terdapat kesamaan spesies karang batu antar lokasi terumbu karang sebesar 52-76%. Terumbu karang Negeri Hukurila memiliki diversitas spesies karang tinggi, dengan dominansi spesies karang rendah dalam komunitas, dan keserasian spesies karang dalam komunitas tergolong stabil. Karang Acropora memberi kontribusi nilai persen penutupan rendah (9,98%), sementara karang Non-Acropora memberi kontribusi nilai persen penutupan karang batu relatif tinggi (43,56%). Status terumbu karang antar stasiun terumbu perairan pesisir Negeri Hukurila berada dalam kriteria baik (sehat).   Kata kunci: terumbu, karang batu, keragaman spesies, kesamaan, persen penutupan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document