scholarly journals THE EFFECTIVENESS OF 70% METHANOLIC EXTRACT OF AVOCADO LEAF (Persea americana Mill) IN DECREASING BLOOD SUGAR LEVELS IN MALE RATS (Rattus norvegicus) WISTAR STRAIN INDUCED ALLOXAN

Biomedika ◽  
2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Retno Sintowati ◽  
Anindita Putri Handayani ◽  
Riandini Aisyah

Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman tradisional yang memiliki kandungan flavonoid dan tannin yang dapat menurunkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak metanol 70% daun alpukat (Persea americana Mill) terhadap penurunan kadar gula darah.Metode penelitian menggunakan eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest – posttest with control group design. Hewan uji yang digunakan 25 ekor tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, dan berat badan 150-200 gram yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I: kontrol negatif (aquades), kelompok II: kontrol positif (glibenklamid), kelompok III, IV, V : ekstrak metanol 70% daun alpukat dengan dosis berturut-turut adalah sebagbai berikut: 100 mg/ 200 grBB, 150 mg/ 200 grBB, 200 mg/ 200 grBB. Gula darah diukur dengan alat spektrofotometer. Berdasarkan hasil uji ANOVA, data penurunan kadar gula darah hari ke-7 pemberian ekstrak nilai probabilitas signifikan p = 0, 000 dengan demikian p < 0, 05 maka terdapat perbedaan penurunan kadar gula darah yang bermakna. Berdasarkan uji LSD dari semua kelompok didapatkan nilai p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan penurunan kadar gula darah yang signifikan antara2 kelompok. Kesimpulan: Ekstrak metanol 70% daun alpukat (Persea americana Mill) dosis 200 mg/200; 100 mg/200 and 150 mg/ 200 gram/berat badan dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit jantan galur wistarKata Kunci : Ekstrak metanol 70%, Alpukat (Persea americana Mill), gula darah, diabetes mellitus.

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 36-44
Author(s):  
Kalvin Dersing

AbstractBackground : Diabetes mellitus is the most common metabolic syndrome in the whole world with an incidence of 1-8%. This disease arises when insufficient insulin is produced or insulin cannot function properly.The ability of coriander juice water extract is expected to reduce blood glucose levels because the action is similar to insulin and can stimulate insulin release. Purpose : Knowing effectiveness coriander extract (Coriandrum sativum L.)to decline blood sugar levels in male white rats (Rattus norvegicus L.) wistar strain induced by alloxan. Method : This is a pure experimental study (true-experiment) using a pre and post test design with control group design using subjects namely white rats (Rattus norvegicus L.) male Wistar strain aged 10-12 weeks with a weight of 150-200 grams. By looking at changes in blood sugar levels during administration of alloxan and administration of coriander extract. Results : There were significant changes in some groups induced alloxan (p <0.05), but the effect of coriander extract was not very significant (p> 0.05). Conclusion : Coriander extract can control blood sugar levels to be stable or normal, but it takes longer and more research.  Keywords : coriander extract, blood sugar levels, alloxan


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 34
Author(s):  
I Made Suka Adnyana ◽  
Iswinarno Doso Saputro

Tujuan: untuk mengetahui dosis efektif enoxaparin dalam mencegah terjadinya trombosis pada anastomosis mikrovaskular. Metode: penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan the randomized post test only control group design. Terdapat 33 tikus jantan Rattus norvegicus Wistar strain yang dikelompokkan menjadi tiga perlakuan yaitu perlakuan A (enoxaparin 0,75 mg/kg), B (enoxaparin 1  mg/kg), dan C (kontrol). Tuck model anastomosis dilakukan pada arteri femoralis, kemudian luas trombus yang terjadi pada pembuluh darah dibandingkan dengan diameter lumen pembuluh darah diukur dengan graticule lens dan dinyatakan dalam persen. Hasil: trombus terbentuk pada semua subyek penelitian baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Rerata persentase luas trombus pada kelompok enoxaparin 0,75 mg/kg adalah 24,3%, enoxaparin 1 mg/kg sebesar 19,8% dan kelompok NaCl 0,9% sebesar 79,4%. Terdapat perbedaan antara perlakuan pemberian enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan 1 mg/kg dengan kontrol, namun tidak ada perbedaan bermakna rerata persentase luas trombus diantara kelompok enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan dosis 1 mg/kg (p=0,624). Perlu dilakukan penelitian secara klinis guna melihat efektivitas enoxaparin dalam meningkatkan patensi anastomosis pada free flap maupun replantasi. Simpulan: pemberian enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan enoxaparin dosis 1 mg/kg secara subkutan efektif mengurangi persentase luas trombus pada anastomosis arteri femoralis tikus. Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna dalam mengurangi persentase luas trombus pada anastomosis arteri femoralis tikus setelah diberikan dosis enoxaparin 0,75 mg/kg dan 1 mg/kg secara subkutan.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 12-20
Author(s):  
Adinda Febriyanti ◽  
Cau Kim Jiu ◽  
Sri Ariyanti

Background: Diabetes Militus is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia or an increase in blood sugar that occurs due to abnormal insulin secretion. Diabetes Mellitus in the world is one of the health problems that cause death. IDF data (2013) says Indonesia is the seventh largest country in the case of Diabetes Militus. Diabetes Militus in West Kalimantan Province increased from 0.6% in 2007 to 0.8% in 2013, this number increased compared to 2012, which was 4866 cases (Pontianak City Service 2014 in Salim, I.O, 2016). Based on 30 samples taken from the Purnama Public Health Center, 15 men and 15 women were found to suffer from Diabetes Militus type 2. With a poor lifestyle so that when carrying out research many were found with more weight. Purpose: Effectiveness of Types of Honey (Forest Honey, Kelulut Honey and Livestock Honey) Against Blood Sugar Levels Research Methods: Descriptive Quantitative with a sample of 30 respondents using a quasi-experimental design with a pre-test and post-test nonequivalent control group design. Research Results: The results showed that all honey can reduce blood sugar levels, especially forest honey. The results of data analysis using Anova statistical test obtained p value Pre test 0.52> α: 0.05 and Post test 0.113> α: 0.05 showed that there were no significant values ​​of the three types of honey on the decrease in blood sugar levels. Conclusion: Based on the results of the study concluded that there was no effectiveness of the types of honey (forest honey, honey kelulut and livestock honey) to reduce blood sugar levels in the Purnama Community Health Center Keywords: Honey, Blood Sugar Levels   ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes Militus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan gula darah yang terjadi akibat sekresi insulin abnormal. Diabetes Mellitus di dunia adalah salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan kematian. Data IDF (2013) mengatakan Indonesia adalah Negara terbesar ketujuh dalam kasus Diabetes Militus. Diabetes Militus di Provinsi Kalimantan Barat meningkat dari 0,6% pada tahun 2007 menjadi 0,8% pada tahun 2013, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2012, yaitu 4866 kasus (Layanan Kota Pontianak 2014 di Salim, I.O, 2016). Berdasarkan 30 sampel yang diambil dari Pusat Kesehatan Masyarakat Purnama, 15 priadan 15 wanita ditemukan menderita Diabetes Militus tipe 2. Dengan gaya hidup yang buruk sehingga ketika melakukan penelitian banyak ditemukan yang lebih berat. Tujuan: Efektivitas Jenis-jenis Madu (Madu Hutan, Madu Kelulut dan Madu Ternak) Terhadap Kadar Gula Darah Metode Penelitian: Deskriptif Kuantitatif dengan sampel 30 responden menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre-test dan post-test nonequivalent control group design. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua madu dapat mengurangi kadar gula darah, terutama madu hutan. Hasil analisis data menggunakan uji statistic Anova diperoleh nilai p Pre test 0,52> α: 0,05 dan Post test 0,113> α: 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada nilai signifikan ketiga jenis madu terhadap penurunan kadar gula darah. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak ada efektifitas jenis-jenis madu (madu hutan, madu kelulut dan madu ternak) untuk menurunkan kadar gula darah di Puskesmas Purnama


Biosfera ◽  
2017 ◽  
Vol 34 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Fitri Wening Sasmita ◽  
Eko Susetyarini ◽  
Husamah Husamah ◽  
Yuni Pantiwati

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai kenaikan kadar gula darah atau hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin atau kerja insulin. Alloxan menginduksi diabetes dengan merusak sel pankreas dan mengawali terjadinya hiperglikemia. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi obat dalam penurunan glukosa darah adalah daun Tithonia diversifolia yang mengandung senyawa flavonoid dan seskuiterpen. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis efek ekstrak daun kembang bulan terhadap kadar glukosa darah tikus wistar; dan (2) menentukan pemberian ekstrak daun kembang bulan yang memiliki pengaruh efektif dalam penurunan kadar glukosa darah tikus wistar. Jenis penelitian ini adalah eksperimental yang sesungguhnya secara in vivo yang dilakukan di laboratorium. Rancangan yang digunakan adalah True Experimental-Post Test Only Control Group Design mengacu pada Sambrook & Russel. Sampel yang digunakan adalah tikus wistar sebanyak 25 ekor yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan dan 5 kali pengulangan yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (kontrol positif), P3 (dosis 1,28 ml/200g BB), P4 (dosis2,57 ml/200g BB), dan P5 (dosis 5,14 ml/200g BB). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-way ANOVA dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada efek ekstrak daun kembang bulan terhadap kadar glukosa darah tikus wistar. Hal ini menunjukkan bahwa daun kembang bulan memiliki efek antidiabetes atau berperan sebagai antihiperglikemik pada pemberian dosis sebesar 5,14 ml/200g BB dengan rata-rata 136,8 mg/dl. 


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Ebigail Daeli ◽  
Martha Ardiaria

ABSTRAKLatar belakang : Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu memproduksi atau tidak dapat menggunakan insulin dan ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah dan trigliserida. Beras merah dan beras hitam diketahui kaya akan serat dan antosianin yang mampu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar glukosa darah dan trigliserida.Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test control group design. 24 tikus wistar jantan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif, kelompok perlakuan nasi beras merah, dan nasi beras hitam. Sebelum dan sesudah perlakuan selama 28 hari, kadar glukosa dan trigliserida diukur. Kadar glukosa dianalisis dengan menggunakan metode GOD-PAP dan kadar trigliserida dianalisis dengan menggunakan metode GPO-PAP.Hasil: Terdapat perbedaan signifikan kadar glukosa antar kelompok sebelum (p=0.000) dan sesudah intervensi (p=0.000). Selisih penurunan glukosa kelompok perlakuan nasi beras merah sebesar -161.4±4.35 (p=0.000) sedangkan pada nasi beras hitam sebesar -165.2±4.48 (p=0.000). Terdapat perbedaan signifikan kadar trigliserida antar kelompok sebelum (p=0.000) dan sesudah intervensi (p=0.000). Selisih penurunan trigliserida kelompok perlakuan nasi beras merah sebesar -41.8±5.75 (p=0.000) sedangkan pada nasi beras hitam sebesar -64.1±9.74 (p=0.000).Simpulan: Nasi beras merah dan nasi beras hitam dapat menurunkan kadar glukosa darah dan trigliserida secara signifikan.Kata kunci: Beras merah, beras hitam, diabetes mellitus tipe 2, kadar trigliserida


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Auliasari Siskaningrum

Hiperglikemia merupakan awal dari diabetes mellitus. Hiperglikemia dapat menyebabkan luka yang tidak kunjung kering dan sembuh. Pengobatan luka mulai dikembangkan terutama dari bahan-bahan alami. Binahong mengandung senyawa antioksidan, antimikroba dan flavonoid golongan isoflavon yang menghasilkan aktivitas antinociceptif dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian hidrogel binahong (Anredera  Cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap luas luka pada tikus hiperglikemia (Rattus norvegicus) galur wistar. Penelitian ini true eksperimental dengan Post-test Only, Control Group Design. Sampel dipilih dengan simple random sampling dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus. Kelompok I (Kontrol negatif) tikus sehat diberi NS 0,9% , kelompok II (Kontrol positif) tikus hiperglikemia diberi NS 0,9, kelompok III diberi hidrogel dan Kelompok IV, V dan VI (perlakuan) diberi hidrogel binahong konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5% selama 12 hari. Variabel yang diukur luas luka pada hari ke-4, 8, 12 dan 16. Analisa data One way ANOVA menunjukkan luas luka berbeda signifikan dengan p = 0.021 < α (0,05) pada hari ke-12. Dilanjutkan uji Tukey HSD terdapat beda signifikan antara kelompok perlakuan hidrogel binahong 7,5% dengan kelompok Kontrol II tikus hiperglikemia diberi NS 0,9% , p = (0.01) < α (0.05). Kesimpulannya pemberian hidrogel binahong 7,5% (Anredera  Cordifolia (Ten.) Steenis)  dapat menurunkan luas luka yang menunjukkan perbedaan signifikan pada hari ke-12


Author(s):  
Budian Nurpangestu ◽  
Yusrotun Kharimah ◽  
Fita Linggasati ◽  
Moch Bahrudin

Smoking can cause a variety of diseases one of them on pulmonary organs, e-cigarettes are also considered to be safer than conventional cigarettes and the number of smokers in Indonesia is increasing every year. The purpose of this study to determine differences in pulmonary alveolar damage in male rats (Rattus norvegicus Wistar strain) on electric cigarette smoke exposure and conventional cigarettes. This research is true experimental with post-test only control group design. Male rats were used as many as 25 rats were divided into 5 groups, namely the group P0 as a negative control group; P1 group was exposed to clove cigarettes; P2 group is exposed to a filter cigarette; P3 group was exposed to e-cigarette 0mg; P4 group exposed the e-cigarette 3mg. Samples were treated for 30 days. Data were analyzed using Kruskal Wallis with p &lt;0.05. The results showed that there were significant differences in alveolar damage in the fifth group (p = 0.003). With Mann Whitney shows that groups P1, P2, P3, and P4 there are no significant differences. The conclusion of this study is there is no difference in alveolar damage on Wistar male rats by e-cigarettes and conventional cigarettes exposure.


Life Science ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 86-94 ◽  
Author(s):  
Syahrizal Ramadhan ◽  
Retno Sri Iswari ◽  
Aditya Marianti

Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristics of hyperglycemia that occur due to abnormal insulin secretion, insulin action, or both. In diabetes mellitus, it is very easy to occur the formation of excess free radicals which later can cause damage to the pancreas. The body is normally protected from oxidative stress by antioxidants such as superoxide dismutase (SOD), catalase (H2O2 oxidoreductase), and glutathione peroxidase (GPx). This research is an experimental study with posttest control group design. 25 Wistar strain male rats were divided into five treatment groups (positive control given glibenclamide drug 0.09 mg/200 gBB, a negative control was not treated, and red betel leaf extract treatment dose 100, 200, and 400 mg/kg BB). The research procedure included the conditioning of hyperglycemic with alloxan induction of 120 mg/kgBB, extraction of red betel using maceration method with 70% ethanol solvent, treatment by giving the red betel leaves extract orally for 28 days and measure the value of blood glucose and GPx using spectrophotometric methods. The research data was analyzed using one way ANOVA and linear regression. The red betel leaves extract that given to the male Wistar Rat for 28 days gave a significant effect on the value of blood glucose and GPx. The effect given by red betel leaves on blood glucose levels is 4.9%While the effect given by red betel leaves on GPx levels is 91.1%. The conclusion of this research is red betel leaves extract that given to the male Wistar Rat for 28 days gave a significant effect on the value of blood glucose and GPx. The dosage of 400 mg/kgBB is an effective dose in reducing blood glucose levels and increasing GPx levels   Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Diabetes melitus   mudah   sekali   terjadi pembentukan   radikal   bebas   berlebih   yang nantinya   dapat meyebabkan kerusakan pada pankreas. Tubuh dalam keadaan normal terlindungi dari stres oksidatif oleh antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD), katalase (H2O2 oksidoreduktase), dan glutation peroksidase (GPx). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan posttest control group design. Sebanyak 25 ekor tikus jantan strain Wistar dibagi dalam lima kelompok perlakuan (kontrol posistif diberi obat glibenklamid 0,09 mg/200 gBB, kontrol negatif tidak diberi perlakuan, dan perlakuan ekstrak daun sirih merah dosis 100, 200, dan 400 mg/kg BB). Prosedur penelitian meliputi pengkondisisan hiperglikemik dengan induksi aloksan 120 mg/kgBB, ekstraksi daun sirih merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, perlakuan dengan pemberian ekstrak daun sirih merah secara oral selama 28 hari, serta pengukuran kadar glukosa darah dan kadar GPx dengan metode spektrofotometri. Analisis data menggunakan teknik oneway ANOVA dan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih merah berpengaruh signifikan pada kadar glukosa dan kadar GPx setelah 28 hari perlakuan. Pengaruh yang diberikan daun sirih merah terhadap kadar glukosa darah adalah sebesar 4,9%, sedangkan pengaruh yang diberikan daun sirih merah terhadap kadar GPx adalah sebesar 91,1%. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun sirih merah pada tikus jantan hiperglikemik secara oral selama 28 hari berpengaruh terhadap kadar glukosa darah dan kadar GPx. Dosis 400 mg/kgBB merupakan dosis efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dan menaikkan kadar GPx.


2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
Author(s):  
Karnia Tarnajaya ◽  
Alex Pangkahila ◽  
Wimpie Pangkahila ◽  
Ferbian M. Siswanto

Abstract: This study was aimed to prove that administration of black cincau (Mesona palustris BL) leaf extract increased superoxide dismutase (SOD) levels of overtraining-induced male Wistar rats (Rattus norvegicus). This was a true experimental study using the randomized pretest-posttest control group design. Subjects were 16 male rats (Rattus norvegicus), 6-month old, Wistar strain, weighing 180-200 g, SOD level <39.3 U/mL (normal SOD level), divided into two groups: the control group (P0) and the treatment group (P1). The P0 group was given excessive physical training and aquadest for 14 days, while the P1 group was given excessive physical training and black cincau leaf extract of 54 mg/200 g BW daily for 14 days. The results showed that the mean SOD level before treatment (pretest) in the P0 group was 30.63±2.26 U/mL while in the P1 group was 31.31±2.52 U/mL (P >0.05). After 14-day treatment (posttest), the mean SOD level in the P0 group was 29.36±2.83 U/mL while in the P1 group was 41.31±2.35 U/mL (P <0.01). Further analysis showed that there was no change of SOD levels in the P0 group (P > 0.05), but in the P1 group there was a significant increase of SOD levels from 31.31±2.52U/mL to 41.31±2.35U/mL (P <0.01). Conclusion: Administration of black cincau leaf extract of 54 mg per 200 g of body weight increased SOD level of overtraining-induced male Wistar rats (Rattus norvegicus).Keywords: black cincau leaves, SOD, excessive physical activityAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun cincau (Mesona palustris BL) dapat meningkatkan kadar superoksida dismutase (SOD) tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan yang diinduksi pelatihan fisik berlebih. Jenis penelitian ialah eksperimental murni menggunakan randomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian ialah 16 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar berumur 6 bulan, sehat, berat badan 180-200 gr, dan kadar SOD <39,3 U/mL (kadar SOD normal), yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (P0) dan kelompok perlakuan (P1), masing-masing berjumlah 8 ekor tikus. Kelompok P0 diberikan pelatihan fisik berlebih dan akuades secara sonde selama 14 hari, dan kelompok P1 diberikan pelatihan fisik berlebih dan ekstrak daun cincau dosis 54 mg/200 gr BB tikus selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar SOD sebelum perlakuan (pretest) pada kelompok P0 ialah 30,63±2,26 U/mL, sedangkan pada kelompok P1 ialah 31,31±2,52 U/mL (P >0,05). Setelah perlakuan selama 14 hari (posttest), rerata kadar SOD pada kelompok P0 ialah 29,36±2,83 U/mL, dan pada kelompok P1 ialah 41,31±2,35 U/mL (P <0,01). Hasil analisis efek perlakuan menunjukkan bahwa pada kelompok P0 tidak terjadi perubahan kadar SOD (P >0,05), namun pada kelompok P1 terjadi peningkatan bermakna kadar SOD dari 31,31±2,52 U/mL menjadi 41,31±2,35U/mL (P <0,01). Simpulan: Ekstrak daun cincau dosis 54 mg/200 gr BB tikus dapat meningkatkan kadar SOD tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan yang diinduksi pelatihan fisik berlebih.Kata kunci: daun cincau, SOD, aktivitas fisik berlebih


2019 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Lufthiani Anwar ◽  
Evi Karota

Program Pendampingan: Konseling Kesehatan adalah salah satu upaya pencegahan yang diberikan pada klien Diabetes Melitus dalam mengendalikan kadar gula darah agar kesehatannya lebih baik. Pendampingan ini dilakukan dengan menyusun program untuk pencegahan berupa pemberian edukasi, demonstrasi perawatan kaki, pemantauan kadar gula darah Klien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pendampingan: konseling kesehatan terhadap pengendalian kadar gula darah  klien pada diabetes mellitus. Metode penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan pretest-posttest control group design di Kecamatan Medan Sunggal. Sampel penelitian sebanyak 60 responden  klien lansia yang berusia diatas 50 tahun terdiri dari 30 responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dengan tehnikpurposive sampling. Kuesioner terdiri dari kuesioner pengetahuan tentang DM dan kadar gula darah, uji validitas instrument dilakukan menggunakan CVI dengan nilai 1 dan uji reliabilitas dengan KR20 dengan nilai r11= 0.762. Analisa data di uji dengan menggunakan uji Wilcoxon, hasil menunjukkan  perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan: konseling kesehatan terhadap pengendalian kadar gula darah dengan nilai p=0,000 pada kelompok intervensi dan nilai p=0,011 pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh pendampingan: konseling kesehatan terhadap pengendalian kadar gula darah pada klien diabetes mellitus Kata kunci: pendampingan, konseling kesehatan, pengendalian, diabetes mellitus MENTORING EFFECTIVENESS: HEALTH COUNSELING FOR BLOOD LEVEL CONTROL FOR CLIENTS WITH DIABETES MELLITUS ABSTRACTMentoring Program: Health Counseling is one of the prevention efforts given to Diabetes Mellitus clients in controlling blood sugar levels to keep their health better. This mentoringdo by a preventive program, such asclass education, foot care demonstration, controll of blood sugar levels. The purpose of this study was determined the mentoring effectiveness: health counseling on controll blood sugar levels clients with diabetes mellitus. This research method uses Quasi Experiment with pretest-posttest control group design in Medan Sunggal District. The research sample of 60 elderly client respondents aged over 50 years consisted of 30 respondents in the intervention group and the control group, with a purposive sampling technique. The questionnaire about DM and clood sugar levels, the instrument validity test was carried out using CVI with a value of 1 and a reliability test with KR 20 with a value of r11= 0,762. Data analisys was tested using the Wilcoxon test, the results showed significant differences before and after mentoring: health counseling on controll blood sugar levels with p = 0,000 in the intervention group and p = 0.011 in the controll group. This shows that there is a mentoring effect: health counseling on controlling blood sugar levels in diabetes mellitus clients. Keywords: mentoring, health counseling, control, diabetes mellitus 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document