scholarly journals PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN DISCOVERY LEARNING (DL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Author(s):  
Latifah Hanum ◽  
Dhian Arista Istikomah ◽  
Padrul Jana
Edupedia ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 13-21
Author(s):  
Subyanto ◽  
Kurniyatul Faizah

In Natural Sciences (IPA) there are three aspects of learning, they arenatural sciences as product, process, and strengthening attitudes. This natural sciences learning classification found relevance with Islamic education learning in the aspect of fiqh, theseare fiqh as a product and fiqh as a process. The types of humanistlearning arelearning other than as a product, because this learning is not just transfer of knowledge without rationality, so that the lesson is not able to take part in the real life of humanity. In the implementation, humanist learning can be carried out using several scientific approaches such as problem based learning, discovery learning, social interaction, role playing, team research, and other forms that are oriented to students involvementdirectly.


QUALITY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Indah Kurniawati ◽  
Abdul Wachid B.S

<strong></strong><p class="05Abstrak">Abstract</p><p class="06IsiAbstrak">Research on Distance Learning Management (PJJ) in the subject of Islamic Religious Education and Characteristics aims to identify distance learning management conducted on Islamic Education and BP SMP teachers in Tegal City. The distance learning management studied includes the Learning Management System (LMS) and PJJ Applications, the approaches and methods used, as well as the implications for competency attainment and the problems encountered. The Learning Management System and applications used are Google Classroom, WhatsApp, Google Form, Google Meeting, Zoom Cloud Meeting, and AGPAII Digital. The approach used is a scientific approach with the method of Problem Based Learning, Project Based Learning, Inquiry, and Discovery Learning. The implication of distance learning that is carried out is related to the achievement of students' competencies, including Attitude, Spiritual, Social, Knowledge and Skill Competencies. The training was carried out to overcome the problems faced, namely training on the use of LMS and PJJ applications, training on distance learning methods, and training on making ICT-based teaching materials. Effective communication with parents is needed in order to achieve competency attainment.</p><p class="061AbstrakIndonesia">Abstrak</p>Penelitian Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini bertujuan untuk mengidentifikasi manajemen pembelajaran jarak jauh  yang dilakukan pada guru PAI dan BP SMP di Kota Tegal. Manajeman pembelajaran jarak jauh  yang diteliti meliputi Learning Management Sytem (LMS) dan Aplikasi PJJ, pendekatan dan metode yang digunakan, serta  implikasi terhadap ketercapaian kompetensi dan permasalahan yang ditemui. Learning Management Sytem dan aplikasi yang digunakan adalah Google Classroom, WhatsApp, Google Form, Google Meeting, Zoom Cloud Meeting, dan AGPAII Digital. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik dengan metode Problem Based Learning, Project Based Learning, Inquiry, dan Discovery Learning. Implikasi dari pembelajaran jarak jauh yang dilakukan berhubungan dengan ketercapaian kompetensi peserta didik, meliputi Kompetensi Sikap, yakni Spiritual dan Sosial, Pengetahuan, dan Ketrampilan. Pelatihan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, yaitu Pelatihan penggunaan LMS dan Aplikasi PJJ, Pelatihan metode pembelajaran jarak jauh, dan pelatihan pembuatan bahan ajar berbasis TIK. Komunikasi efektif dengan orang tua diperlukan guna mencapai ketercapaian kompetensi.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 463-474
Author(s):  
Ranti Santika Dewi ◽  
Rostina Sundayana ◽  
Reni Nuraeni

AbstrakRendahnya kemampuan komunikasi matematis dan Self Confidence siswa berpengaruh terhadap prestasi dalam pembelajaran matematika. Perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan Self Confidence siswa salah satunya dengan menggunakan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan Self Confidence antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Garut. Sampel pada penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 sebanyak 35 siswa yang mendapat model Discovery Learning dan X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen 2 sebanyak 33 siswa yang mendapat model Problem Based Learning. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes uraian dan angket skala Bandura. Berdasarkan hasil analisis secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning serta terdapat perbedaan peningkatan Self Confidence antara siswa yang mendapatkan model Discovery Learning dan Problem Based Learning. Differences in The Improvement of Mathematical Communication Skill and Self Confidence between Students Who Get the Discovery Learning and Problem Based LearningAbstractThe low mathematical communication skills and Self Confidence of the students affect achievement in mathematics learning. It is worth the effort to improve communication skills and Self Confidence of the students one by using the model of Discovery Learning and Problem Based Learning. Research purposes to analyze the differences in the increase in mathematical communication skills and Self Confidence among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning. The research method used is a quasi-experiment with the entire population of students of class X SMA Negeri 2 Garut. The sample in this study were two classes, namely X MIPA 1 as a class experiment 1 as many as 35 students who received Discovery model Learning and X MIPA 2 as a class experiment 2 a total of 33 students who received the model of Problem Based Learning. The research instrument used in the form of test descriptions and questionnaire scale Bandura. Based on the results of the analysis of statistically obtained the conclusion that there are differences in mathematical communication skills among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning as well as there are differences in the increase in Self Confidence among the students who get the model of Discovery Learning and Problem Based Learning.


2018 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
Author(s):  
Trioki Ningsih ◽  
Puji Prastowo

This research aimed to determine the differences between student’s learning outcomes that were taught by used discovery learning and problem based learning models on topic of environmental pollution in grade x SMA Negeri 1 Sunggal in academic year 2014/2015, The population of all of the students at grade X, that consisted of 4 classes and total of the students were 156 students. The samples were taken at random sampling of two classes, with details class X2 used discovery learning model and X1 used problem based learning model and each class numbered 39 students, so the number of samples in this study were 78 students. Type of research was experimental. The results showed that the learning outcomes of students who were taught by using discovery learning model was 82,05 ± 8,25, while the learning outcomes of students who were taught by using the problem based learning model was 76,41 ± 8,15. The result from the t-test at α = 0,05 with th 3,044; tt  1,995; and dk 76 refer that there was significant different from student’s learning outcomes who were taught using discovery learning model with problem based learning model on topic of environmental pollution in grade X SMA Negeri 1 Sunggal in academic year 2014/2015.Keywords : discovery learning, learning model, learning outcomes, problem based learning


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 228-238
Author(s):  
Yudi Cahyo Winoto ◽  
Tego Prasetyo

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model problem based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika kelas IV SD. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Gugus Surodirjo. Subjek pada penelitian ini yaitu SDN Tlogo sejumlah 29 siswa sebagai kelas eksperimen 1, SDN Simpar sejumlah 28 siswa sebagai kelas eksperimen 2, dan SDN Tretep sejumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. Jenis desain penelitian adalah quasi eksperimental. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Pada analisis akhir perhitungan dengan menggunakan uji t diperoleh hasil nilai sig (2-tailed) 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan antara penggunaan model problem based learning dan discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika kelas IV SD. Perbedaan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis pada model problem based learning 74,65 dan model discovery learning 80,57. Jadi dapat diartikan model discovery learning lebih efektif dibandingkan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis. Perbedaan nilai rata-rata hasil belajar matematika pada model problem based learning 72,7 dan model discovery learning 77,98. Jadi dapat diartikan model discovery learning lebih efektif dibandingkan dengan model problem based learning tehadap hasil belajar matematika


Author(s):  
Syarifah Rita Zahara ◽  
Muliani Muliani ◽  
Rizaldi Rizaldi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman kosep siswa dengan menerapkan model pemelajaran discovery learning dan Problem Based Learning (PBL). Penelitain ini menggunkan jenis penelitian eksperimen semu (quasy experiment) dengan desain control group pretest-posttest dan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan di kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan aplikasih SPSS 18. Berdasarkan uji hipotesis data uji independent sample t-test siswa dari tes awal dan tes akhir diperoleh t­hitung > ttabel yaitu 0,001 > 0,05 dan diperoleh nilai signifikan 2-tailed sebesar 0.00 lebih rendah dari 0,05. Sehingga dapat diambil keputusan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan konsep sisa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL dapat  meningkatakan pemahaman konsep siswa


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Anugrawati Asri ◽  
Halimah Husain ◽  
Sugiarti Sugiarti

ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan membandingkan hasil belajar peserta didik yang diajar model Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning pada materi pokok asam basa. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only two group design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA SMAN 9 Gowa yang berjumlah 204 peserta didik yang tersebar dalam 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Kelas yang tepilih sebagai sampel yaitu kelas yaitu kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen I (PBL) dan kelas XI MIA 6 sebagai kelas eksperimen II (Discovery Learning) dengan jumlah peserta didik masing-masing sebanyak 34 orang. Data penelitian diperoleh melalui tes hasil belajar. Data hasil belajar dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Data rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I sebesar 70,97 dan kelas eksperimen II sebesar 63,31. Data hasil analisis inferensial terhadap hasil belajar peserta didik menujukkan bahwa data hasil belajar peserta didik untuk kelas eksperimen I dan II tidak terdisribusi normal dan berasal dari varian homogen. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji mann-whitney diperoleh Zhitung> Ztabel (8,66 > 1,64). Hal tersebut menunjukkan terdapat perbedaan antara hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan model PBL dengan Discovery Learning pada materi pokok asam basa. Kata Kunci: Hasil Belajar, Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning ABSTRACT This research was quasi experiment research that aimed to know differences learning outcomes of student that taught using Problem Based Leaning (PBL) and Discovery Learning Models. Desain of research is posttest - only two group design. Population was students in class XI MIA SMAN 9 Gowa that consisted of 204 students with six classes. Sample was taken randomly. The sample research consisted of two classes, namely XI MIA 3 class as an experiment I (PBL) and XI MIA 6 class as an experiment II (Discovery Learning), each class consisted of 34 students. Research data obtained from learning outcomes test and observation sheets. Data that obtained analyzed by descriptive and inferential statistic. Data of learning outcomes showed that the mean score of experiment I was 70,97 and experiment II was 63,31. The result of analysis inferential from learning outcomes showed that data students learning outcomes in class experiment I adan II was not normally distributed and it has homogen varians, The results of hypothesis testing using Mann-Whitney test values obtained Zcalculated>Ztable (8,66>1,64). It showed that there is differences of learning outcomes from student that taught using PBL and Discovery Learning Model on acid-base subject matter. Keywords: Learning Outcomes, Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Asrani Assegaff ◽  
Uep Tatang Sontani

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa di sekolah, salah satunya dengan Model Problem Based Learning (PBL). Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Perez dan Uline (Schechter, 2011) bahwa PBL telah banyak dipahami sebagai manfaat bagi mempersiapkan para pemimpin sekolah dengan berkontribusi terhadap kemampuan berfikir analitis dan strategis mereka. Selain itu, John Dewey (Miller, 2004) yang merupakan seorang filsuf dan pendidik, menjelaskan bahwa "masalah adalah stimulus untuk berfikir”. Kedua pendapat tersebut menguatkan bahwa PBL berkontribusi baik bagi para guru maupun siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis dan strategi dalam pembelajaran. Kajian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dan bentuk kuasi eksperimen yang dipilih adalah Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, observasi, dan studi dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir analitis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Subjek penelitian ini yaitu Kelas XI AP 4 sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI AP 2 sebagai kelas kontrol. Hasil kajian menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berfikir analitis yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan kelas kontrol yang menggunakan model Guide Discovery Learning. Namun, perolehan rata-rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Artinya, sekolah dapat menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa.Kata Kunci: problem based learning, guide discovery learning, berfikir analitis. IMPROVED ABILITY TO ANALYTICAL THINKING WITH  A PROBLEM BASED LEARNING MODELMany efforts should be made to improve analytical thinking ability of students in the school, one of them with a Model Problem Based Learning (PBL). This is in line with the opinion by Perez and Uline (Schechter, 2011) that PBL has been widely understood as the benefits to prepare school leaders to contribute to the ability to think analytically and strategically them. In addition, John Dewey (Miller, 2004) which is a philosopher and educator, explained that "the problem is the stimulus to think." Second opinions reinforces that PBL contribute both for teachers and students to improve think analytically and strategies in learning. this study using a quasi-experimental, and form a quasi-experimental chosen is Nonequivqlenty Control Group Design. the data collection technique using tests, observation and documentation, while data analysis techniques using t-test to see differences increase the ability to think analytically between the experimental class and control class. this research subject is class XI AP 4 as an experimental class and class XI AP 2 as a control group. the results of the study showed that an increase in the ability to think analytically significant among experimental class using the model of Problem Based Learning (PBL) with grade control using a model of Discovery Learning Guide. However, the acquisition of the average score of the experimental class is higher than the control class. That is, schools can apply the model of Problem Based Learning (PBL) to improve students' ability to think analytically.Keywords: problem based learning, guide discovery learning, analytical thinking


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 226
Author(s):  
Akhmad Zaenuddin Jazuli ◽  
Sulistyo Saputro ◽  
Bakti Mulyani

<p>Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui, (1) Pengaruh model pembelajaran <em>Discovery Learning </em>dan model pembelajaran<em> Problem Based Learning </em>(PBL) pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) terhadap prestasi belajar siswa. (2) Pengaruh kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah siswa terhadap prestasi belajar. (3) Interaksi antara model pembelajaran <em>Discovery Learning </em>dan<em> Problem Based Learning </em>(PBL) dengan kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian desain faktorial 2x2. Populasi penelitian ini merupakan siswa kelas XI MIPA semester genap SMA Negeri 1 Sragen tahun pelajaran 2017/2018. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan <em>cluster random sampling</em>. Pada kelas eksperimen I diterapkan model pembelajaran <em>Discovery Learning </em>dan kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran <em>Problem Based Learning</em> (PBL). Teknik pengumpulan data adalah melalui teknik tes yang digunakan untuk mengambil data prestasi belajar pada aspek pengetahuan dan kemampuan berpikir logis dan teknik non tes digunakan untuk mengambil data pada aspek sikap dan aspek keterampilan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (ANAVA) dua jalan dengan sel tak sama yang digunakan untuk prestasi belajar aspek pengetahuan,dan uji statistik non parametrik Kruskal Wallis digunakan pada aspek sikap dan ketrampilan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, (1) Penerapan model pembelajaran <em>Discovery Learning</em> dengan model pembelajaran <em>Problem Based Learning</em> (PBL) tidak menunjukkan perbedaan prestasi belajar siswa pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) baik dari aspek pengetahuan, aspek sikap, maupun, aspek ketrampilan. (2) Kemampuan berpikir logis siswa berpengaruh pada prestasi belajar aspek pengetahuan dan tidak berpengaruh pada prestasi belajar aspek sikap dan aspek ketrampilan pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp). (3) Pada prestasi belajar siswa pada aspek sikap menunjukkan adanya interaksi antara model pembelajaran <em>Discovery Learning</em> dan model pembelajaran <em>Problem Based Learning</em> (PBL) dengan kemampuan berpikir logis siswa. Akan tetapi pada aspek pengetahuan dan aspek ketrampilan tidak menunjukkan adanya interaksi antara model pembelajaran <em>Discovery Learning</em> dan model pembelajaran <em>Problem Based Learning</em> (PBL) dengan kemampuan berpikir logis siswa.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document