TEMPAT BUDAYA PINANGSIA
An age where technology develop rapidly, the lifestyle of people began to shift to that of instantaneous gratification. Even though technology provides convenience and accessibility, at the same time it changes the mindset and behavior of the people into that of anti-social. The lack of interaction added up with high working demand in this 21st century may increase an individual’s stress levels. The existence of physical spaces to support social activity is undeniably minimal. Gadgets may create virtual spaces for people to communicate but they fail to make rapport between one individual and the other. Since the past decades, culture had been one of the activities which brought people and communities together. Culture defines activities which are done in routine thus becomes habits and eventually becomes the community’s character. The occurring social activities gave birth to spaces either physical or non-physical which may support the social needs of the people. Up to this day, people tend to have third activities which they done to get rid of working exhaustion. Pinangsia Cultural Place is a place for people to socially interact with each other with the means of cultured daily activities. The method of design applied is pattern language. The main programs of Pinangsia Cultural Place include food court, karaoke, workshop, and common space for people to hangout, procuring event, physical exercises, etc. Not only does this tends to the needs of local community, Pinangsia Cultural Place is convivially open for outsiders who seek joy and rest. AbstrakMasa dimana kemajuan teknologi berkembang dengan pesat, gaya hidup masyarakat berubah ke arah serba instan. Walau teknologi memberikan kemudahan, namun di saat yang bersamaan mengubah pola pikir dan sikap masyarakat menjadi cenderung anti-sosial. Kurangnya interaksi ditambah dengan tuntutan kerja yang semakin tinggi di abad 21 dapat meningkatkan stress pada individu. Keberadaan wadah fisik untuk menunjang aktivitas sosial pun juga kurang. Gadget menciptakan sebuah ruang virtual untuk berkomunikasi namun tidak dapat mendekatkan pribadi secara langsung. Sejak zaman dahulu, budaya menjadi salah satu kegiatan yang membawa masyarakat atau komunitas dalam kebersamaan. Budaya adalah aktivitas yang dilakukan terus menerus secara rutin hingga menjadi sebuah kebiasaan kemudian menjadi karakter dari lingkungan tersebut. Aktivitas yang terjadi melahirkan ruang baik secara fisik maupun non-fisik yang dapat menunjang kebutuhan sosial masyarakat di dalamnya. Hingga saat ini, masyarakat di tengah pekerjaan masing-masing memiliki aktivitas selingan yang mereka lakukan untuk mencari hiburan di tengah kepenatan. Tempat Budaya Pinangsia adalah wadah untuk masyarakat saling berinteraksi sosial dengan berdasarkan pada aktivitas sehari-hari yang melibatkan seni dan budaya. Metode perancangan yang digunakan adalah bahasa pola. Program utama Tempat Budaya Pinangsia meliputi tempat makan dan bermain, tempat karaoke, workshop, dan common space untuk hangout, pengadaan acara, latihan fisik, dll. Tidak hanya terbatas untuk warga lokal, Tempat Budaya Pinangsia juga terbuka untuk pengunjung dari luar kawasan yang mencari kesenangan dan istirahat.