scholarly journals Lamanya Persalinan Kala I dan II pada Ibu Multipara dengan Apgar Score Bayi Baru Lahir

2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Halimatussakdiah Halimatussakdiah

In the first stage of delivery, some obstacles are usually happened, including irregular contractions, inadequate duration, and unexpected contractions’ frequency. Consequently, the baby will have asphyxia and the duration of the first and the second stage of the childbrith process will be expanded. The objective of this study was to see the correlation between the duration of both deliveries’ stages on mother multigravida toward Newborn Apgar Score. The method of this study was an analytical correlation with a cross-sectional study. The sample was 35 mother obtained with consecutive sampling method. The data instrument was the observation from. The study was done on 5 and 20 August 2016 in Government Hospital Banda Aceh. The data was done analyzed with statistical test analysis using correlation computing devices. The result of the bivariate analysis showed that there is a correlation between the duration of the first stage of delivery with the first minute Apgar Score (p-value 0,010), fifth minute Apgar score (p-value 0,010), while the second stage with the first minute Apgar Score (p-value 0,000), fifth minute Apgar score (p-value 0,000). From this study, it is expected that the chosen of adequate intervention, the duration of delivery of the first and the second stage has not happened so that the asphyxia on the newborns are decreasing.Keywords: Apgar Score, labor, first and second stageKala I persalinan sering ditemukan hambatan atau kendala. Kendala tersebut antara lain kontraksi rahim yang irreguler, durasi kontraksi yang tidak adekuat dan frekuensi kontraksi yang irreguler sehingga bayi mengalami asfiksia dan menimbulkan perpanjangan waktu kala I dan II persalinan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan lamanya persalinan kala I dan II pada ibu bersalin multipara terhadap Apgar Score  Bayi baru lahir. Jenis penelitian Analitik Korelatif, dengan desain Cross Sectional study. Jumlah sampel 35 ibu bersalin multipara tehnik pengambilan sampel dengan metode Consecutive Sampling. Pengumpulan data  menggunakan lembar observasi. Penelitian dilakukan  tanggal 05 - 20 Agustus 2016 di Rumah Sakit Pemerintah Banda Aceh. Metode analisis data menggunakan uji Statistik Regresi Korelasi dianalisis menggunakan perangkat komputer. Hasil analisa bivariat menunjukan ada hubungan antara lama kala I dengan Apgar Score menit 1 (p-value 0,010), apgar score menit 5 (p-value 0,010), kala II dengan Apgar Score menit 1 (p-value 0,000), apgar score menit 5 (p-value 0,000). Diharapkan pemilihan tindakan yang tepat dapar mencegah lamanya persalinan pada kala I dan II dan tidak terjadi asfiksia pada bayi baru lahir.Kata kunci: Apgar score, kala I dan II, persalinan

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 76-79
Author(s):  
Muhammad Shalahuddin ◽  
Aulina Adamy ◽  
Irwan Saputra

Latar Belakang: Depresi merupakan kondisi emosional yang ditandai dengan kesedihan, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) prevalensi depresi di Provinsi Aceh pada tahun 2018 sebanyak 4.8% dari total populasi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross sectional study yang dilakukan pada bulan Agustus 2019 di Instalasi Kemoterapi RSUDZA Banda Aceh. Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani kemoterapi kanker sebanyak 70 orang. Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada hubungan level kanker stadium 2 dengan depresi dengan nilai (p value=0.001), ada hubungan level kanker stadium 3 dengan depresi dengan nilai (p value=0.001), dan ada hubungan level kanker stadium 4 dengan depresi dengan nilai (p value=0.001). Kesimpulan: Pasien kanker pada stadium 2, 3, dan 4 memiliki hubungan yang signifikan terhadap depresi yang dirasakan. Bagi instalasi kemoterapi dan tenaga kesehatan khususnya di RSUDZA Banda Aceh diharapkan dapat meningkat kualitas pelayanan dan perawatan terhadap pasien kemoterapi kanker dengan tidak melupakan aspek psikologisnya.


2021 ◽  
Author(s):  
Rana Kurdi ◽  
Hanan Abdul Rahim ◽  
Ghadir Al-Jayyousi ◽  
Manar Yaseen ◽  
Aetefeh Ali ◽  
...  

Background: Electronic cigarette (e-cigarette) use is becoming popular worldwide especially among youth. Research reported that university students have poor knowledge and misconceptions about the health risks of e-cigarettes, which may lead students to use them even in populations where prevalence of cigarette smoking is relatively low. At this age, the influence of peers is also significant. In this study, we assessed the prevalence of e-cigarette use among university students as well as their knowledge and attitudes towards e-cigarettes. Methodology: We conducted a cross-sectional study among Qatar University students using a self-administered online questionnaire. Descriptive univariate analysis of all variables was conducted as well as a bivariate analysis to check the association of e-cigarette use with selected variables. A binary logistic regression was conducted to assess predictors of e-cigarette use. Results: The prevalence of e-cigarette use among students was found to be 14% where 32% of them were daily users. Approximately 42% of the participants agreed that ‘e-cigarettes are less harmful to health compared to traditional cigarettes, and 45.7% of them agreed that ‘e-cigarettes can prevent smoking traditional cigarettes. The prevalence of e-cigarettes use was 16.2% among males and 12.8% among females, which showed no significant difference between the two genders. Females were more likely to use e-cigarettes because they “don’t smell” (P-value=0.023). The study showed a significant association between e-cigarette use and knowledge items (P-value < 0.05) and having a smoker among siblings or friends. At the multivariate analysis level, only the friends’ effect remained significant after controlling for the other variables (OR= 7.3, P-value=0.000). Conclusion: Our research found that university students have inadequate knowledge and misconceptions in regards to e-cigarettes use, especially among users. Effective smoking prevention policy and educational interventions are needed to enhance awareness among university students about the health effects associated with e-cigarettes use.


2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Neila Azka ◽  
Syahredi Syahredi ◽  
Eva Chundrayetti

AbstrakPada masa sekarang ini telah terjadi perubahan tren dalam persalinan, yaitu berupa peningkatan angka seksio sesarea. Peningkatan ini dipengaruhi berbagai faktor seperti: adanya kekhawatiran akan terjadinya cedera janin, peningkatan permintaan ibu untuk melakukan persalinan seksio sesarea, serta faktor sosioekonomi. Beberapa penelitian justru menunjukkan seksio sesarea dapat menimbulkan morbiditas pada bayi. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kondisi bayi antara persalinan normal dan seksio sesarea elektif dilihat dari nilai Apgar Penelitian dilaksanakan dari Mei 2014 sampai Januari 2014 di bagian rekam medis RSUP Dr. M. Djamil Padang.. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain cross-sectional study. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 179  pasien dengan persalinan normal dan 56 pasien dengan seksio sesarea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada menit pertama nilai Apgar 4-6 adalah 3,4% pada persalinan normal. Nilai Apgar 7-10 sebanyak 96,6% pada persalinan normal dan 100% pada seksio sesarea pada menit pertama. Pada menit kelima, nilai Apgar 4-6 adalah 1,1% pada persalinan normal, sedangkan nilai Apgar 7-10 sebanyak 98,9% pada persalinan normal dan 100% pada seksio sesarea pada menit kelima. Setelah dilakukan analisis dengan mann-whitney test didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai Apgar pada menit-1 (p=0,777) dan menit-5 (p=0,887) antara persalinan normal dengan seksio sesarea.Kata kunci: persalinan normal, seksio sesarea elektif, nilai Apgar AbstractIn recent years, cesarean section have increased. Several factor are contributing, such as fears of injury to the fetus, increased women's request to do a cesarean section deliveries and socioeconomic factors. Some studies have also shown that cesarean section can lead to morbidity in infants. The objective of this study was to compare between Apgar scores of infant born by elective cesarean section and normal vaginal deliveries. The research was done from May 2013 to January 2014 at the medical records department of general hospital center Dr. M. Djamil Padang. This was an analytic study with cross-sectional study design. This study used 179 samples with normal vaginal delivery and 56 samples with cesarean section. The result showed that 1st minute Apgar score of 4-6 in normal vaginal delivery was 3.4%, and Apgar score 7-10 was 96.6% in normal vaginal delivery while in cesarean section was 100%. The 5th minute Apgar score of  4-6 in normal vaginal delivery was 1.1%, and Apgar score 7-10 was 98.9% in normal vaginal delivery while in cesarean section was 100%. After being analyzed using Mann-Whitney test, the study showed that there was no significant different in Apgar score of neonates born through normal vaginal delivery and neonates born trough cesarean section at first minute (p=0.777) and fifth minute (p=0.887).Keywords: normal vaginal delivery, elective cesarean section, Apgar score


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Moh. Rivandi Dengo ◽  
Ari Suwondo ◽  
Suroto Suroto

AbstractAir pollution from toxic materials is one of the world's health problems. The study was aimed to measure and analyze carbon monoxide (CO) exposure with oxygen saturation and work fatigue in parking attendants. The research method was quantitative research with cross sectional study approach that was the measurement of variables carried out simultaneously. The non-random sampling method of sampling with total sampling technique that all parking attendants on the Setiabudi street in Semarang City. The number of research subjects was 30 people. The results showed that as much as 26.7% with abnormal CO exposure, 70.0% abnormal oxygen saturation, 56.7% of the study subjects experienced moderate fatigue and 43.3% mild fatigue. The results of bivariate analysis showed that CO exposure not normal with abnormal oxygen saturation 75.0%, while normal CO exposure with abnormal oxygen saturation 62.8%, statistical test results obtained p value = 1,000. Analysis of abnormal CO exposure with moderate work fatigue 25.0%, while normal CO exposure with moderate work fatigue 68.2%, statistical test results obtained p value = 0.035. It was concluded that CO exposure was not associated with oxygen saturation and CO exposure had a significant associated with work fatigue.Keywords; CO exposure, work fatigue, oxygen saturationAbstrakPencemaran udara yang berasal dari bahan toksik merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis paparan karbon monooksida (CO) terhadap saturasi oksigen dan kelelahan kerja pada petugas parkir. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yakni pengukuran variabel dilakukan secara bersamaan. Metode pengambilan sampel non random sampling dengan tekhnik total sampling yakni seluruh petugas parkir di jalan Setiabudi Kota Semarang. Jumlah subjek penelitian sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 26,7% dengan paparan CO tidak normal, 70,0% saturasi oksigen tidak normal, 56,7% subjek penelitian mengalami kelelahan sedang dan 43,3% kelelahan ringan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa paparan CO tidak normal dengan saturasi oksigen tidak normal 75,0%, sementara paparan CO normal dengan saturasi oksigen tidak normal sebanyak 62,8%, hasil uji statistic diperoleh nilai p value = 1,000. Analisis paparan CO tidak normal dengan kelelahan kerja sedang 25,0%, sementara paparan CO normal dengan tingkat kelelahan kerja sedang 68,2%, hasil uji statistic diperoleh nilai p value = 0,035. Disimpulkan bahwa paparan CO tidak berhubungan dengan saturasi oksigen dan paparan CO memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan kerja.Kata kunci; kelelahan kerja, paparan CO, saturasi oksigen


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Vianthy Kundiman ◽  
Lucky Kumaat ◽  
Maykel Kiling

Abstract: Triage is a patient sorting activity based on the severity of trauma or illness that iscarried out immediately in a short time. Overcrowded conditions by patients in the ED due tothe incompatibility of patients with the number of overcrowded nurses have an impact on theaccuracy implementation of triage in patients aimed at reducing morbidity and mortality.Thepurpose was to identify the relationship of overcrowded conditions and the accuracyimplementation of triage at ED of Pancaran Kasih GMIM Hospital Manado. The design studyis analytic survey with cross sectional.Samples 105 respondents with a Non Probabilitysampling technique namely Consecutive sampling. Results used the Chi square test with asignificance level of 95% so that the value of p value is 0,000 smaller than the significant valueof 0.05.Conclusion there is a relationship of overcrowded conditions and the accuracyimplementation of the truage at Emergency Department of Pancaran Kasih GMIM HospitalManado..Keywords: Triage, Overcrowded, AccuracyAbstrak: Triase merupakan kegiatan pemilahan pasien berdasarkan berat dan ringannya traumaatau penyakit yang diderita yang dilakukan segera dalam waktu yang singkat. Kondisiovercrowded oleh pasien di IGD disebabkan karena tidak sesuainya jumlah pasien denganjumlah perawat Overcrowded berdampak pada ketepatan pelaksanaan triase pada pasien yangbertujuan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan untuk mengetahui hubunganantara kondisi overcrowded dengan ketepatan pelaksanaan triase di IGD RSU GMIM PancaranKasih Manado. Metode menggunakan desain penelitian cross sectional study. Sampel terdiridari 105 responden dengan tehnik pengambilan sampel Non Probability sampling yaituConsecutive sampling. Hasil menggunakan uji Chi square dengan tingkat kemaknaan 95%sehingga didapatkan nilai p value yaitu 0,000 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05. Kesimpulanterdapat hubungan antara kondisi overcrowded dengan ketepatan pelaksanaan triase di IGDRSU GMIM Pancaran Kasih Manado.Kata Kunci: Triase, Overcrowded, Ketepatan


2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Cintya Andriani ◽  
Nur Indrawati Lipoeto ◽  
Bobby Indra Utama

AbstrakPreeklampsia merupakan penyebab utama kematian maternal selain perdarahan dan infeksi. Penyebab pasti terjadinya preeklampsia belum diketahui, namun terdapat faktor risiko yang mempengaruhi kejadian preeklampsia. Di RSUP Dr. M Djamil Padang terjadi peningkatan kasus preeklampsia setiap tahunnya dari tahun 2008-2012. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian dilakukan di bagian Rekam Medis dengan menggunakan desain cross sectional study komparatif terhadap 46 pasien preeklampsia dan 46 ibu hamil yang tidak preeklampsia yang bersalin di RSUP Dr. M. Djamil Padang dalam kisaran tahun 2011-2013. Hasil analisis univariat menunjukkan nilai rerata IMT sebelum hamil pada pasien preeklampsia dengan nilai 24,15 kg/m2 berada pada kategori overweight, sedangkan ibu hamil yang tidak preeklampsia berada pada kategori normal, dengan nilai rerata IMT 22,3 kg/m2. Berdasarkan analisis bivariat menggunakan Mann Whitney tes diperoleh nilai P: 0,014 (P<0,05). Kesimpulan penelitianini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang.Kata kunci: preeklampsia, faktor risiko, indeks massa tubuh AbstractPreeclampsia is the leading cause of maternal death in addition to bleeding and infection. The exact cause of preeclampsia still unknown, but there are risk factors that affect the preeclampsia’s incident. There was an increase of preeclampsia’s case in RSUP Dr. M. Djamil Padang each year from 2008-2012. The objective of this study was to determine the correlation between Body Mass Indeks (BMI) and preeclampsia’s incident in RSUP Dr. M. Djamil Padang. The research was done at medical records department using cross sectional study comparative’s design toward 46 preeclamptic patients and 46 pregnant women who did not preeclampsia, which gave birth in RSUP Dr. M. Djamil Padang on the range 2011-2013. Results of univariate analysis showed that BMI average value of patients with preeclampsia before pregnant were in overweight category (24,15 kg/m2), whereas pregnant women who did not preeclampsia are in normal category (22,3 kg/m2). Based on bivariate analysis using the Mann Whitney test, p value was obtained 0,014 (P<0,05). The conclusion is there’s significant correlation between BMI with preeclampsia’s incident in RSUP Dr. M. Djamil Padang.Keywords: preeclampsia, risk factors, body mass indeks


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 359
Author(s):  
Vina Novela ◽  
Listiani Kartika

<p><em>Malnutrition in pre-school childrenstill found in Guguk Panjang Community Health Center. This data can be found from Bukittinggi Health Office in 2017 which stated that 800 under-fives children had less nutrition. In Guguk Panjang Community Health Centerin 2017, malnutrition cases were found in 162 people. This study aims to find out some factors related to malnutrition in the Guguk Panjang Community Health Center in 2018. The type of this research was descriptive analytic with a cross sectional study design.. </em><em>The population in this reseacrh as many 1.106 population and 92 samples preschool-aged mothers</em><em>. Then, the samples were taken from purposive sampling technique. The data were analyzed by univariate and bivariate by using Chi-Square statistical test. The results of this research showed that 54.3% of them had high level of knowledge. Then, 52.2% of themhad poor parenting. Next, the mothers did not provide exclusive breastfeeding were around 63.0%. Moreover, based on bivariate analysis there was a relationship between knowledge p value 0.008), parenting (p value 0.001) history of exclusive breastfeeding with malnutrition (p value 0.021). In short, it can be concluded that there were some factors related to malnutrition in preschool children. They were knowledge, parenting, and exclusive breastfeeding history. Then, it is expected that the health workers provide more information about nutrition and education about good parenting for children and also provide brochures or leaflets about nutrition.</em></p><p><em><br /></em></p><p><em><em>Kasus gizi kurang pada anak pra sekolah masih ditemukan diwilayah kerja puskemas guguk panjang. Hal ini terlihat data dari dinas kesehatan kota bukittinggi mencatat bahwa pada tahun 2017 balita dengan gizi kurang sebanyak 800 orang. Puskesmas guguk panjang pada tahun 2017 mempunyai gizi kurang sebanyak 162 orang. Tujuan penelitian, untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada anak prasekolah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian sebanyak 1.106 orang dengan sampel 92 orang ibu anak prasekolah. Teknik pengambilan sampel porposive sampling. Pengolahan data dengan analisisunivariat dan bivariat  menggunakan uji statistik Chi - Square.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 54,3% tingkat pengetahuan tinggi. Ibu yang pola asuh kurang baik sebanyak 52,2% . Ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 63,0%. Dari uji statistik didapatkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan gizi kurang (p value 0,008). Ada hubungan antara pola asuh dengan gizi kurang (p value 0,001) dan ada hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan gizi kurang (p value,021).Disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada anak prasekolah adalah pengetahuan, pola asuh, dan riwayat pemberian ASI Eksklusif</em></em></p><p><strong> </strong></p>


2020 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 27-33
Author(s):  
Titi Permatasari Utami ◽  
Mona Lestari ◽  
Novrikasari Novrikasari ◽  
Imelda Gernauli Purba ◽  
Rico Januar Sitorus ◽  
...  

Latar belakang: Pestisida golongan organofosfat bersifat menghambat aktivitas enzim kolinesterase di dalam tubuh. Pekerja yang bertugas untuk melakukan penyemprotan pestisida memiliki risiko yang sangat tinggi terkena dampak negatif dari pajanan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penurunan kadar enzim kolinesterase tenaga sprayer di perkebunan kelapa sawit PT. X Kabupaten Musi Banyuasin.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 113 orang. Pengukuran data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan kadar enzim kolinesterase.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3,5% tenaga sprayer yang mengalami penurunan kadar kolinesterase. Dari hasil analisis bivariat diketahui adanya hubungan antara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) (p-value = 0,046) dengan penurunan kadar enzim kolinesterase tenaga sprayer. Melalui analisis multivariate diketahui bahwa penggunaan APD merupakan faktor yang paling berhubungan dengan penurunan kadar enzim kolinesterase setelah dikontrol dengan variabel arah angin.Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa penggunaan APD berhubungan erat dengan penurunan kadar enzim kolinesterase sehingga disarankan melengkapi APD yang digunakan saat bekerja dan perlu adanya edukasi yang diberikan kepada tenaga sprayer mengenai faktor keracunan pestisida. ABSTRACT Title: The Decrease of Cholinesterase Enzyme Level in Pesticide Sprayers in Palm Oil PlantationBackground: Organophosphate pesticides are inhibiting the activity of the cholinesterase enzyme in human body.  Workers in charge of pesticide spraying have a very high risk of being negatively affected by pesticide exposure.  This study aims to determine the risk factors for cholinesterase enzyme decline in pesticide sprayers of PT.  X Musi Banyuasin Regency.Method: This study used a quantitative approach using a cross sectional study design.  The sample in this study were 113 pesticide sprayers.  Data measurements were performed using a questionnaire and examination of cholinesterase enzyme levels. Result The results showed that there was 3.5% pesticide sprayers that has decreased cholinesterase enzyme level.  From the results of bivariate analysis it is determined that there is a correlation between the use of Personal Protective Equipment (PPE) (p-value = 0.046) and declining cholinesterase enzyme level in pesticide sprayers. Through multivariate analysis it is determined that the use of PPE is the most related factor in the decrease of cholinesterase enzyme after being controlled with wind direction variables..Conclusion: It can be concluded that the use of PPE is closely related to the decrease cholinesterase enzyme in pesticide sprayers so it is recommended for the company to provide PPE at work and to educate the sprayers about factors in pesticide poisoning.  


2019 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
Author(s):  
Husnah Dr MPH

Abstrak. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sering muncul tanpa gejala. Hipertensi disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya pola makan dan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadiaan hipertensi. Pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 23 November sampai dengan 31 Desember 2013 di Poli klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah responden sebanyak 81 orang yang diambil secara consecutive sampling. Penilaian hipertensi dengan mengukur tekanan darah, pola makan menggunakan kuesioner FFQ dan aktivitas fisik kuesioner Beache metode wawancara terpimpin. Uji statistik adalah uji chi-square dengan α 0,05 dan C I95%. Hasil penelitian menunjukkan responden dominan hipertensi derajat II ( 56,8% ). pola makan salah (54,3%) dan aktivitas sedang (55,5%). Terdapat hubungan antara pola makan dengan derajat hipertensi (p ≤ 0,05) p=0,013, RR = 2,012 dan terdapat hubungan aktivitas fisik dengan derajat hipertensi nilai p= 0,008. Dapat disimpulkan bahwa pola makan dan aktivitas fisik berhubungan dengan derajat hipertensi, pasien dengan pola makan salah beresiko 2,012 kali menderita hipertensi derajat II. Kata kunci : hipertensi, pola makan, aktivitas fisik. Abstract. Hypertension is a degenerative disease that is a public health problem and often appears asymptomatic. Hypertension is caused by many factors, one of which is diet and physical activity. This study aims to determine the relationship between diet and physical activity with hypertension occurrence. Data collection was conducted from November 23 to December 31, 2013 at the Polyclinic of Internal Medicine of dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Type of analytic observational research with cross sectional study approach. The number of respondents was 81 people taken by consecutive sampling. Assessment of hypertension by measuring blood pressure, diet using FFQ questionnaire and physical activity of Beache questionnaire surveyed interview method. The statistical test is a chi-square test with α 0,05 and 95% CI. The results showed that dominant respondents of hypertension of degree II (56.8%) were wrong diet (54.3%) and moderate activity (55.5%). There is relationship between diet with degree of hypertension (p ≤ 0,05) p = 0,013, RR = 2,012 and there is relation of physical activity with degree of hypertension value p = 0,008. It can be concluded that diet and physical activity related to degree of hypertension, the wrong diet is at risk of 2,012 times of degree II hypertension. Key words : hypertension, dietary, physical activity.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Kasihani Kasihani ◽  
Syarifuddin Syarifuddin

Spiritualitas merupakan suatu kekuatan yang dibutuhkan pasien selama di rawat di rumah sakit. Spiritualitas dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan penguatan diri atau dalam menghadapi penyakitnya. Pendekatan sistematis terhadap perawatan spiritual pasien menjamin perawatan yang tepat dan efektif. Perilaku manusia mencakup tiga komponen, yaitu pengetahuan, sikap atau mental dan tingkah laku. Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia. Mental diartikan sebagai reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi. Perbuatan tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula negatif. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis perilaku spiritualitas terhadap penerapan spiritualitas pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. Desain dalam penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi berjumlah 41 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 04-07 Desember 2018. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan spritualitas terhadap penerapan spritualitas pada pasien dengan nlai p-Value (0,03) tidak terdapat hubungan sikap spritualitas pasien dengan penerapan spritualitas dengan nilai p-Value (0,22), terdapat hubungan tindakan spritualitas pasien dengan penerapan spritulitas dengan nilai p-Value (0,02). Diharapkan kepada perawat untuk meningkatkan pengetahuan pasien jiwa untuk mengubah perilaku, penerapan spritualitas pada pasien sehingga pasien mendapatkan spritulitas yang dapat mengembalikan semangat untuk kesembuhan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document