scholarly journals Hubungan Pengetahuan Anak tentang Cuci Tangan dengan Kejadian Diare di Desa Panobasan

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14-9
Author(s):  
Nurul Wahida Harahap ◽  
Karina Sugih Arto ◽  
Supriatmo ◽  
Dina Arwina Dalimunthe

Background: Diarrhea is a condition in which feces are discharged from the bowel in loose consistency or even liquid form, and the frequency is usually more often ( usually three times or more) in one day. Non-hygienic lifestyles, such as not washing hands before consuming food and after doing activities can cause negative impact to health, particularly the occurrence of diseases that related to poor sanitation, such as diarrhea. The prevalence are more common by 10 % in rural areas compared to 7.4% in urban areas. Incidence rate in diarrhea tends to be higher in group with lower education whom work as farmer, fisherman, or labor. Objectives: This study aims to analyze the relationship of childrend`s knowledge about hand washing and diarrhea occurence. Methods: This study is an  analytic study with a cross sectional design. The data is primary data that were collected directly from respondents through questionnaire. The respondents were chosen by stratified random sampling method. Results: From data of 35 respondents, the p-value 0.005 ( p <0.05), PR value 0.364 ( 0.177 – 0.749). Conclusion: There is a significant relationship between childrend`s knowledge about hand washing with diarrhea in Panobasan village. Keywords: children's knowledge, diarrhea, hand washing     Latar Belakang: Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Kebiasaan kurang higienis berupa tidak mencuci tangan sebelum makan atau tidak mencuci tangan setelah melakukan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, terutama munculnya penyakit yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah salah satunya yaitu diare. Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di pedesaan dan 7,4 % di perkotaan. Diare cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare. Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, metode pengumpulan data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan cara stratified random sampling. Hasil: Dari 135 responden, hubungan pengetahuan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare didapatkan hasil  dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05), dan nilai PR = 0,364 (0,177 – 0,749). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahauan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare di desa Panobasan. Kata kunci: cuci tangan, diare, pengetahuan anak

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 6-13
Author(s):  
Hafizah Khairi Dafnaz ◽  
Elmeida Effendy

Background: Loneliness is a psychological problem that often arises in adolescents. One of the causes is unfulfilled emotional and social needs. The intensity of loneliness can vary, there can be immediately through a feeling of loneliness, but there are also those who constantly feel lonely. It can affect adolescents mentally, so it is often associated with psychological problems and somatic health. Objectives: This study aimed to know the relationship of loneliness with psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Methods: This study is an analytical study with a cross-sectional design, data that used is primary data from questionnaires. The sample was selected by using the stratified random sampling method from all questionnaire data. Results: In the Spearman correlation analysis, the p-value was 0.001 (p<0,005) which showed that there was a relationship between loneliness and psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Bivariate analysis between loneliness and depression obtained correlation coefficient r=0.548, loneliness and anxiety r=0.515, loneliness and stress r=0.472 and loneliness and symptoms of somatic disorders r=0.528. Conclusion: There was a significant relationship between loneliness and psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Keywords: loneliness, psychological problems, symptoms of somatic disorders     Latar Belakang: Kesepian menjadi salah satu masalah psikologis yang sering muncul pada remaja. Salah satu  penyebab timbulnya kesepian pada remaja adalah tidak terpenuhinya kebutuhan emosi dan sosial. Intensitas kesepian bisa berbeda-beda, ada yang dapat segera melalui perasaan kesepian, namun ada juga yang terus-menerus merasakan kesepian. Hal ini dapat mempengaruhi remaja secara mental, sehingga sering dikaitkan dengan masalah psikologis dan kesehatan somatis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional menggunakan data primer yang berasal dari kuisioner. Sampel penelitian dipilih dengan metode stratified random sampling dari seluruh data kuisioner yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil: Pada analisis korelasi Spearman didapatkan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan antara kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Analisis bivariat kesepian dengan depresi didapatkan nilai koefisien korelasi r=0,548, kesepian dengan kecemasan r=0,515, kesepian dengan stres r=0,472 dan kesepian dengan gejala gangguan somatis r=0,528. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Kata kunci: gejala gangguan somatis, kesepian, masalah psikologis


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 266-275
Author(s):  
Ni komang ayu Resiyanthi ◽  
Ni Komang Pande Ardiyanti ◽  
Nurul Faidah

Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, pada anak usia sekolah sering terjadi penyakit menular seperti salah satunya diare. Diare dapat ditularkan melalui tangan yang tidak bersih dan terkena kuman sehingga masuk ke tubuh ketika tangan menyentuh mata, hidung, mulut. Cuci tangan merupakan tehnik dasar paling penting dalam mencegah penularan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku hand washing dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di SD Negeri Awan Kintamani. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas IV, V, VI yang merupakan siswa SD Negeri Awan dengan jumlah sampel 50 orang dengan tehnik Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian perilaku hand washing pada anak usia sekolah di SD Negeri Awan pada kategori baik 72%, cukup 22%, dan kategori kurang 6%. Sedangkan pada anak yang tidak pernah mengalami diare 56%, dan yang pernah mengalami kejadian diare 44%. Hubungan perilaku hand washing dengan kejadian diare diperoleh p-value = 0.000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien kontingensi = 0,534, makaterdapat hubungan perilaku hand washing dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di SD Negeri Awan Kintamani. Disarankan agar siswa dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan selalu disiplin melakukan praktik cuci tangan agar terhindar dari risiko terjadinya diare.  


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 500
Author(s):  
Desmariyenti Desmariyenti ◽  
Nelfi Sarlis ◽  
Rima Fitriani

<p><em>Good weaning time is done at the age of the child reaches 2 years. Weaning at less</em><em> </em><em>than 2 years of age can cause problems in children such as incidence of infectious diseases, especially increased diarrhea, nutritional effects that lead to malnutrition in children and cause the relationship of children and mothers is reduced </em><em>closeness </em><em>because bounding attachment process is disrupted. This study aims to determine the relationship between knowledge  and  attitude  of  the  mother  with  the  decision  of  weaning  time  in</em><em> </em><em>Tangkerang Timur Work Area Puskesmas Tenayan Raya. This research was conducted in </em><em>Mei</em><em>-</em><em>J</em><em>uni 2017 and this research using research type is quantitative data with research design  using  cross  sectional.  Sampling  technique  using  Stratified  random  sampling, population in this study amounted to 368 people and samples 18</em><em>4</em><em> p</em><em>e</em><em>ople in East Tangkerang Village. The analysis used is univariate and bivariate. The result of this research is can be concluded that there is significant relation between knowledge with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05), there is significant relation between attitude with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05). Mothers exclusively breastfeed to their babies until 6 months of age and and continue with breastfeeding until 24 months of age.</em><em></em></p><p> </p><p>Waktu penyapihan yang baik dilakukan pada usia anak mencapai 2 tahun. Penyapihan yang dilakukan pada usia kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan masalah pada anak seperti insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat, pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi  pada  anak  dan  menyebabkan  hubungan  anak  dan  ibu  berkurang  keeratannya karena proses bounding attachment terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan keputusan waktu penyapihan di Keluraan Tangkerang Timur Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni tahum 2017 dan penelitian ini menggunakan jenis penelitian adalah data kuantitatif dengan  desain penelitian menggunakan  cross sectional. Teknik sampling menggunakan Stratified random sampling, Populasi dalam penelitian ini berjumlah 368 orang dan sampel 184 orang di Kelurahan Tangkerang Timur. Analisa yang diunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan waktu penyapihan (p-value 0,000&lt; 0,05), ada   hubungan   bermakna   antara   sikap   dengan   waktu   penyapihan   (p-value   0,000   &lt;0,05). Diharapkan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan dan dan dilanjutkan dengan MPASI sampai usia 24 bulan.</p>


BMJ Open ◽  
2020 ◽  
Vol 10 (12) ◽  
pp. e043365
Author(s):  
Subhasish Das ◽  
Md. Golam Rasul ◽  
Md Shabab Hossain ◽  
Ar-Rafi Khan ◽  
Md Ashraful Alam ◽  
...  

IntroductionWe conducted a cross-sectional survey to assess the extent and to identify the determinants of food insecurity and coping strategies in urban and rural households of Bangladesh during the month-long, COVID-19 lockdown period.SettingSelected urban and rural areas of Bangladesh.Participants106 urban and 106 rural households.Outcome variables and methodHousehold food insecurity status and the types of coping strategies were the outcome variables for the analyses. Multinomial logistic regression analyses were done to identify the determinants.ResultsWe found that around 90% of the households were suffering from different grades of food insecurity. Severe food insecurity was higher in urban (42%) than rural (15%) households. The rural households with mild/moderate food insecurity adopted either financial (27%) or both financial and food compromised (32%) coping strategies, but 61% of urban mild/moderate food insecure households applied both forms of coping strategies. Similarly, nearly 90% of severely food insecure households implemented both types of coping strategies. Living in poorest households was significantly associated (p value <0.05) with mild/moderate (regression coefficient, β: 15.13, 95% CI 14.43 to 15.82), and severe food insecurity (β: 16.28, 95% CI 15.58 to 16.97). The statistically significant (p <0.05) determinants of both food compromised and financial coping strategies were living in urban areas (β: 1.8, 95% CI 0.44 to 3.09), living in poorest (β: 2.7, 95% CI 1 to 4.45), poorer (β: 2.6, 95% CI 0.75 to 4.4) and even in the richer (β: 1.6, 95% CI 0.2 to 2.9) households and age of the respondent (β: 0.1, 95% CI 0.02 to 0.21).ConclusionBoth urban and rural households suffered from moderate to severe food insecurity during the month-long lockdown period in Bangladesh. But, poorest, poorer and even the richer households adopted different coping strategies that might result in long-term economic and nutritional consequences.


Author(s):  
Atik Rohmawati Mulyaningsih ◽  
Tantut Susanto ◽  
Latifa Aini Susumaningrum

Playing online games is a favorite activity for adolescents to fill their free time. This habit affects the occurrence of addiction if done for a long time. In addition, the long duration of play leads to sedentary lifestyle behaviors, which contribute to overweight among adolescents. The purpose of this study was to identify the relationship between online gaming addiction and being overweight among adolescents in Jember district. The cross-sectional study design was conducted among 162 overweight students from 16 senior high schools in Jember with stratified random sampling. The development of the Indonesian online game addiction questionnaire is used to assess online game addiction, weight scales, and stature meters are used to measure body mass index (overweight). The Spearman Rank test was performed to answer the objective of this study. The results of this study indicate that body mass index in 162 adolescents is overweight (Median=1,44; Standard Deviation=0,26) which indicates obesity. Adolescents who were identified as having addiction in the study were (27,2%) and mild addictions were (72,8%). There was a significant relationship between online game addiction and overweight (r=0.212 ; p-value = 0.007). The sedentary lifestyle of online game addiction contributes to the occurrence of overweight among adolescents. Therefore, regular physical activity patterns need to be applied to reduce sedentary lifestyle and overweight problems among adolescents.ABSTRAKBermain game online menjadi kegiatan favorit bagi remaja untuk mengisi waktu luang. Kebiasaan ini berdampak pada terjadinya kecanduan jika dilakukan dalam waktu yang lama. Selain itu, durasi bermain yang cukup lama mengarah pada perilaku gaya hidup yang menetap, yang berkontribusi pada terjadinya kelebihan berat badan di kalangan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kecanduan game online dan kelebihan berat badan di kalangan remaja di Kabupaten Jember. Desain penelitian cross sectional dilakukan di antara 162 siswa yang kelebihan berat badan dari 16 SMA di Jember dengan stratified random sampling. Kuesioner The development of Indonesian online game addiction questionnaire digunakan untuk menilai kecanduan game online, timbangan berat badan dan stature meter digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh (kegemukan). Analisis uji menggunakan uji spearman rank untuk menjawab tujuan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks massa tubuh pada 162 remaja adalah (M = 1,44; SD = 0,26) didapatkan median >1 untuk Z score antropometri yang mengindikasikan kegemukan. Remaja yang diidentifikasi mengalami kecanduan pada penelitian adalah (27,2%) dan kecanduan ringan adalah (72,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan game online dan kegemukan (r = 0,212; p value = 0,007). Gaya hidup menetap dari kecanduan game online berkontribusi terhadap terjadinya kegemukan di kalangan remaja. Oleh karena itu, perlu diterapkan pola aktivitas fisik secara teratur untuk mengurangi gaya hidup yang menetap dan masalah kelebihan berat badan di kalangan remaja. [Penel Gizi Makan 2020, 43(1):11-20]


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Nur Masruroh ◽  
Nur Aini Fitri

Dismenore merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh adanya kejang pada otot rahim. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenore, diantaranya yaitu asupan nutrisi yang terdiri dari Fe (zat Besi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) pada remaja putri .  Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 yang diambil menggunakan teknik propostionate stratified random sampling. Data kejadian dismenore diperoleh dari kuesioner numeric rating scale dan data asupan zat gizi diperoleh dari form semi quantitative food frequency questionaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja putri memiliki asupan Fe (zat Besi) kurang (50%). Sedangkan kejadian dismenorea yang dialami hampir setengahnya termasuk dalam kategori nyeri ringan (45,5%). Hasil analisis menggunakan uji rank sprearman menunjukkan bahwa ada hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) dengan nilai p-value = 0,014. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka semakin rendah kejadian dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja putri dapat mencegah dan mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan sumber Fe (zat Besi).


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 55-64
Author(s):  
Indah Dewi Sari

Abstrak   Saat ini masalah gizi utama di Indonesia salah satunya adalah Anemia. Di indonesia prevalensi anemia 26% untuk anak perempuan dan 11% untuk anak laki laki. Berdasarkan Riskesdas 2013, anemia terjadi pada perempuan dan pada usia 15-24 tahun mencapai 18,4 %.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan status gizi terhadap kejadian anemia pada remaja putri di SMU PAB 5 Klumpang Tahun 2019. Penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri SMA PAB 5 klumpang, pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling dengan besar sampel sebanyak 92 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer dengan uji analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menggunakan uji statistik pearson chi-Square untuk Pendidikan ibu dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,563, Penghasilan keluarga dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,532, IMT dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,010, Lila dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,001. Analisis ini dilakukan sampai uji multivariate menggunakan uji regresi logistik , Lingkar lengan atas dengan p-value 0,001. Kesimpulan pada penelitian ini variabel yang berpengaruh adalah Lila dengan anemia pada remaja putri. Diharapkan pihak  sekolah diharpkan dapat meningkatkan sumber-sumber bacaan, meningkatkan informasi tentang makanan yang bergizi dan menganjurkan kepada kantin dan jajanan yang berada dilingkungan sekolah untuk bisa menentukan makanan yang bergizi dan sehat untuk dijual.       Kata Kunci :   Pendidikan Ibu, Status Keluarga, IMT, LILA, Anemia, Remaja   Putri


2019 ◽  
Author(s):  
Sana Ullah ◽  
Siham Sikander ◽  
Mudassar Mushtaq Jawad Abbasi ◽  
Syed Aftab Rahim ◽  
Babar Hayat ◽  
...  

Abstract Background Prevalence of smoking is on the rise and its harmful effects on every organ of body are well known. Smoking is a growing concern due to adverse effects on health, its association with academic performance is not well studied. Objectives This study aims to assess the prevalence of smoking among undergraduate students of age 18-24 years in a public sector university of Islamabad, association between smoking and academic performance and also to assess the reasons of smoking initiation among undergraduate students. Methods The study included 500 undergraduate students. A self-report structured questionnaire was used to assess smoking, dietary habits, physical activity, parent’s smoking, friend’s smoking, time spent on mobile and TV and academic performance for collection of data. Logistic regression was used for association between smoking and academic performance. Results Results of study show that 112/500 (22.4%) students were smokers among them 93/112 (34.6%) were males and 19/112 (8.2%) were females. The mean age of study participants was 21.50 years (SD: 1.72. Prevalence of smoking was higher in students belonging to rural areas 23.5% to that of urban areas 21.9%. Three major reasons of smoking initiation; 25% students stated peers and friends, 21% stated easy availability while 14% said it was fun and enjoyment they started smoking. High academic performance was found to be inversely proportional to student’s smoking; at p-value 0.000 smokers had 2.5 (1.77, 3.74) odds of lower academic performance, boys having 2.17 (1.56, 3.03) odds of lower academic performance in last semester exams. Conclusion Findings highlighted extensive cigarette smoking among undergraduate students of Islamabad. Smoking is significantly and negatively associated with academic performance.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 71-80
Author(s):  
Valensia Br Napitupulu ◽  
Hubaybah . ◽  
Rd. Halim

Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami remaja putri, dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan lapisan endometrium. Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik terhadap usia menarche pada siswi di Sekolah Dasar Negeri 47/IV Kota Jambi Tahun 2018. Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan  cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Besar sampel sebanyak 65 siswi. Penelitian ini dilaksanakan pada  di Sekolah Dasar Negeri 47/IV Kota Jambi pada bulan Maret 2018. Data penelitian aktivitas fisik diperoleh dengan modifikasi kuesioner Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) dan pengukuran langsung terhadap berat badan dan tinggi badan untuk status gizi.  Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 55,4 % siswi sudah mengalami menarche normal, 50,8%  siswi dengan status gizi gemuk dan 58,5% siswi kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik. terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi terhadap usia menarche (p value =0,080,α=0,05) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap usia menarche (p value = 0,026 ,  α=0,05).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document