scholarly journals Hubungan Kesepian dengan Masalah Psikologis dan Gejala Gangguan Somatis pada Remaja

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 6-13
Author(s):  
Hafizah Khairi Dafnaz ◽  
Elmeida Effendy

Background: Loneliness is a psychological problem that often arises in adolescents. One of the causes is unfulfilled emotional and social needs. The intensity of loneliness can vary, there can be immediately through a feeling of loneliness, but there are also those who constantly feel lonely. It can affect adolescents mentally, so it is often associated with psychological problems and somatic health. Objectives: This study aimed to know the relationship of loneliness with psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Methods: This study is an analytical study with a cross-sectional design, data that used is primary data from questionnaires. The sample was selected by using the stratified random sampling method from all questionnaire data. Results: In the Spearman correlation analysis, the p-value was 0.001 (p<0,005) which showed that there was a relationship between loneliness and psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Bivariate analysis between loneliness and depression obtained correlation coefficient r=0.548, loneliness and anxiety r=0.515, loneliness and stress r=0.472 and loneliness and symptoms of somatic disorders r=0.528. Conclusion: There was a significant relationship between loneliness and psychological problems and symptoms of somatic disorders in adolescents. Keywords: loneliness, psychological problems, symptoms of somatic disorders     Latar Belakang: Kesepian menjadi salah satu masalah psikologis yang sering muncul pada remaja. Salah satu  penyebab timbulnya kesepian pada remaja adalah tidak terpenuhinya kebutuhan emosi dan sosial. Intensitas kesepian bisa berbeda-beda, ada yang dapat segera melalui perasaan kesepian, namun ada juga yang terus-menerus merasakan kesepian. Hal ini dapat mempengaruhi remaja secara mental, sehingga sering dikaitkan dengan masalah psikologis dan kesehatan somatis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional menggunakan data primer yang berasal dari kuisioner. Sampel penelitian dipilih dengan metode stratified random sampling dari seluruh data kuisioner yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil: Pada analisis korelasi Spearman didapatkan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan antara kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Analisis bivariat kesepian dengan depresi didapatkan nilai koefisien korelasi r=0,548, kesepian dengan kecemasan r=0,515, kesepian dengan stres r=0,472 dan kesepian dengan gejala gangguan somatis r=0,528. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kesepian dengan masalah psikologis dan gejala gangguan somatis pada remaja. Kata kunci: gejala gangguan somatis, kesepian, masalah psikologis

2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 193
Author(s):  
Qorri Febriyana Romandani ◽  
Teti Rahmawati

ABSTRAKLatar belakang: Anemia merupakan keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) di dalam tubuh di bawah normal. Hal ini dialami oleh remaja yang salah satunya disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak sehat, sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk merubah perilaku remaja supaya tidak mengalami anemia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan anemia dengan kebiasaan makan pada remaja putri di SMP N 237 Jakarta. Metode: Desain penelitian adalah deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional terhadap 100 remaja yang diambil dengan teknik Stratified Random Sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2019. Kuesioner dikembangkan oleh peneliti dan digunakan setelah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square test). Hasil penelitian: Hasil analisis uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (p-value=0,05) menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan anemia dengan kebiasaan makan pada remaja putri di SMP N 237 Jakarta (p-value=0,015). Kesimpulan: Peneliti merekomendasikan adanya pemberian edukasi terkait penyakit anemia dengan kebiasaan makan yang baik bagi remaja, bekerja sama dengan guru konseling atau UKS dan terintergrasi dalam kurikulum intra maupun ekstra kurikuler.Kata Kunci: anemia, kebiasaan makan, remaja putriRelationship of Anemia Knowledge with Eating Habits in Young Women at SMP N 237 Jakarta ABSTRACTBackground: Anemia is a condition where the levels of hemoglobin (Hb) in the body are below normal. This is experienced by teenagers, one of which is caused by unhealthy eating habits, so knowledge is needed to change the behavior of adolescents so they did not experience anemia. Aim: This study aims to identify the relationship of anemia knowledge with eating habits in young women at SMP N 237 Jakarta. Method: The study design was descriptive analytic using a cross sectional approach to 100 adolescents taken with the Stratified Random Sampling technique. Data was collected in April 2019. A set of questionnaire was developed by the researchers and used after its validity and reliability were tested. Data was analyzed with using univariate and bivariate analysis. Results: The results of the chi-square test analysis with a confidence level of 95% (p-value=0.05) showed a significant relationship between knowledge of anemia and eating habits in adolescent girls at SMP N 237 Jakarta (p-value=0.015). Conclusion: The researcher recommends providing education related to anemia with good eating habits for adolescents, working with counseling teachers or UKS and integrating it in the intra and extra curricular curriculum.Keywords: anemia, eating habits, young women


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14-9
Author(s):  
Nurul Wahida Harahap ◽  
Karina Sugih Arto ◽  
Supriatmo ◽  
Dina Arwina Dalimunthe

Background: Diarrhea is a condition in which feces are discharged from the bowel in loose consistency or even liquid form, and the frequency is usually more often ( usually three times or more) in one day. Non-hygienic lifestyles, such as not washing hands before consuming food and after doing activities can cause negative impact to health, particularly the occurrence of diseases that related to poor sanitation, such as diarrhea. The prevalence are more common by 10 % in rural areas compared to 7.4% in urban areas. Incidence rate in diarrhea tends to be higher in group with lower education whom work as farmer, fisherman, or labor. Objectives: This study aims to analyze the relationship of childrend`s knowledge about hand washing and diarrhea occurence. Methods: This study is an  analytic study with a cross sectional design. The data is primary data that were collected directly from respondents through questionnaire. The respondents were chosen by stratified random sampling method. Results: From data of 35 respondents, the p-value 0.005 ( p <0.05), PR value 0.364 ( 0.177 – 0.749). Conclusion: There is a significant relationship between childrend`s knowledge about hand washing with diarrhea in Panobasan village. Keywords: children's knowledge, diarrhea, hand washing     Latar Belakang: Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Kebiasaan kurang higienis berupa tidak mencuci tangan sebelum makan atau tidak mencuci tangan setelah melakukan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, terutama munculnya penyakit yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah salah satunya yaitu diare. Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di pedesaan dan 7,4 % di perkotaan. Diare cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare. Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, metode pengumpulan data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan cara stratified random sampling. Hasil: Dari 135 responden, hubungan pengetahuan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare didapatkan hasil  dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05), dan nilai PR = 0,364 (0,177 – 0,749). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahauan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare di desa Panobasan. Kata kunci: cuci tangan, diare, pengetahuan anak


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 8-16
Author(s):  
Said Fachlefi ◽  
Aldy Safruddin Rambe

Background: Sleep is a basic requirement of human beings. Sleeping brain is required to carry out adaptations to long-term structural and chemical needed to learn and remember. Rapid technological advances in recent times can reduce the duration of sleep especially in teenagers. A bad quality of sleep may affect cognitive function that will have an effect on students learning process. Objective: In general, this research aims to know the relationship between sleep quality with cognitive function of MAN Binjai student. Method: This research is a study of analytical method with cross sectional design. Data retrieval is performed only once for collecting primary data with the measuring instrument in the form of a questionnaire. Stratified random sampling technique was used to determine the number of samples. Results: on the analysis of correlation Sprearman obtained a value of 0.001 P (p< 0.05) indicating there is a relationship between sleep quality and cognitive  function. The correlation coefficient (r) is -0.764, which indicates medium relationship between sleep quality and cognitive function of MAN Binjai student. Conclusion:  There is a relationship that is directly proportional between the sleep quality with cognitive function in MAN Binjai students. Keywords: cognitive function, MoCA, PSQI, sleep quality, student   Latar Belakang: Tidur merupakan kebutuhan pokok manusia. Tidur diperlukan otak untuk melaksanakan penyesuaian-penyesuaian kimiawi dan struktural jangka panjang yang diperlukan untuk belajar dan mengingat. Kemajuan teknologi yang begitu pesat belakangan ini dapat mengurangi durasi tidur terutama pada remaja. Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi fungsi kognitif yang akan berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Tujuan: Secara  umum  penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif siswa MAN Binjai. Metode: Penelitian  ini  merupakan  penelitian  dengan  metode  analitik  dengan desain penelitian potong lintang. Pengambilan data dilakukan hanya sekali untuk mengumpulkan data primer dengan alat ukur berupa kuesioner MoCA dan PSQI. Teknik stratified random sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel. Sampel berjumlah 60 orang. Korelasi spearman digunakan dalam analisis data. Hasil: Dari studi didapatkan r = -0.76(p<0.05) yang menunjukkan adanya korelasi sedang dan berbanding terbalik antara kuesioner M0CA dan PSQI. Kesimpulan:  Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada siswa MAN Binjai. Kata Kunci: fungsi kognitif, kualitas tidur, MoCA, PSQI, siswa


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 500
Author(s):  
Desmariyenti Desmariyenti ◽  
Nelfi Sarlis ◽  
Rima Fitriani

<p><em>Good weaning time is done at the age of the child reaches 2 years. Weaning at less</em><em> </em><em>than 2 years of age can cause problems in children such as incidence of infectious diseases, especially increased diarrhea, nutritional effects that lead to malnutrition in children and cause the relationship of children and mothers is reduced </em><em>closeness </em><em>because bounding attachment process is disrupted. This study aims to determine the relationship between knowledge  and  attitude  of  the  mother  with  the  decision  of  weaning  time  in</em><em> </em><em>Tangkerang Timur Work Area Puskesmas Tenayan Raya. This research was conducted in </em><em>Mei</em><em>-</em><em>J</em><em>uni 2017 and this research using research type is quantitative data with research design  using  cross  sectional.  Sampling  technique  using  Stratified  random  sampling, population in this study amounted to 368 people and samples 18</em><em>4</em><em> p</em><em>e</em><em>ople in East Tangkerang Village. The analysis used is univariate and bivariate. The result of this research is can be concluded that there is significant relation between knowledge with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05), there is significant relation between attitude with time weaning (p-value 0,000 &lt;0,05). Mothers exclusively breastfeed to their babies until 6 months of age and and continue with breastfeeding until 24 months of age.</em><em></em></p><p> </p><p>Waktu penyapihan yang baik dilakukan pada usia anak mencapai 2 tahun. Penyapihan yang dilakukan pada usia kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan masalah pada anak seperti insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat, pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi  pada  anak  dan  menyebabkan  hubungan  anak  dan  ibu  berkurang  keeratannya karena proses bounding attachment terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan keputusan waktu penyapihan di Keluraan Tangkerang Timur Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni tahum 2017 dan penelitian ini menggunakan jenis penelitian adalah data kuantitatif dengan  desain penelitian menggunakan  cross sectional. Teknik sampling menggunakan Stratified random sampling, Populasi dalam penelitian ini berjumlah 368 orang dan sampel 184 orang di Kelurahan Tangkerang Timur. Analisa yang diunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan waktu penyapihan (p-value 0,000&lt; 0,05), ada   hubungan   bermakna   antara   sikap   dengan   waktu   penyapihan   (p-value   0,000   &lt;0,05). Diharapkan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan dan dan dilanjutkan dengan MPASI sampai usia 24 bulan.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 36-42
Author(s):  
Yeviza Puspitasari

Hyperbilirubinemia is one of the clinical phenomena most often found in neonates occurring in the first week of life, which is also one of the factors causing infant death is influenced by the immature liver function of the baby to process erythrocytes (red blood cells), resulting in the accumulation of bilirubin. The purpose of this study was to determine the relationship of birth weight of infants with the incidence of hyperbilirubinemia in RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019. This study uses analytic methods with a cross-sectional approach. The study population was all infants aged 0-7 days in the neonatal room at RSUD dr. Ibnu Soetowo Baturaja Ogan Komering Ulu Regency in 2019, with a random sampling. Data analysis uses univariate analysis and bivariate analysis using distribution tables and Chi-Square statistical tests, with a 95% confidence level. In the univariate analysis, of 203 respondents found 26.5% had hyperbilirubinemia and those without hyperbilirubinemia 72.5%, 24.6% of infants with LBW and non-LBW infants 75.4%. Bivariate analysis showed that there was an LBW relationship with the incidence of hyperbilirubinemia (p-value 0,000).


Author(s):  
Atik Rohmawati Mulyaningsih ◽  
Tantut Susanto ◽  
Latifa Aini Susumaningrum

Playing online games is a favorite activity for adolescents to fill their free time. This habit affects the occurrence of addiction if done for a long time. In addition, the long duration of play leads to sedentary lifestyle behaviors, which contribute to overweight among adolescents. The purpose of this study was to identify the relationship between online gaming addiction and being overweight among adolescents in Jember district. The cross-sectional study design was conducted among 162 overweight students from 16 senior high schools in Jember with stratified random sampling. The development of the Indonesian online game addiction questionnaire is used to assess online game addiction, weight scales, and stature meters are used to measure body mass index (overweight). The Spearman Rank test was performed to answer the objective of this study. The results of this study indicate that body mass index in 162 adolescents is overweight (Median=1,44; Standard Deviation=0,26) which indicates obesity. Adolescents who were identified as having addiction in the study were (27,2%) and mild addictions were (72,8%). There was a significant relationship between online game addiction and overweight (r=0.212 ; p-value = 0.007). The sedentary lifestyle of online game addiction contributes to the occurrence of overweight among adolescents. Therefore, regular physical activity patterns need to be applied to reduce sedentary lifestyle and overweight problems among adolescents.ABSTRAKBermain game online menjadi kegiatan favorit bagi remaja untuk mengisi waktu luang. Kebiasaan ini berdampak pada terjadinya kecanduan jika dilakukan dalam waktu yang lama. Selain itu, durasi bermain yang cukup lama mengarah pada perilaku gaya hidup yang menetap, yang berkontribusi pada terjadinya kelebihan berat badan di kalangan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kecanduan game online dan kelebihan berat badan di kalangan remaja di Kabupaten Jember. Desain penelitian cross sectional dilakukan di antara 162 siswa yang kelebihan berat badan dari 16 SMA di Jember dengan stratified random sampling. Kuesioner The development of Indonesian online game addiction questionnaire digunakan untuk menilai kecanduan game online, timbangan berat badan dan stature meter digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh (kegemukan). Analisis uji menggunakan uji spearman rank untuk menjawab tujuan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks massa tubuh pada 162 remaja adalah (M = 1,44; SD = 0,26) didapatkan median >1 untuk Z score antropometri yang mengindikasikan kegemukan. Remaja yang diidentifikasi mengalami kecanduan pada penelitian adalah (27,2%) dan kecanduan ringan adalah (72,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan game online dan kegemukan (r = 0,212; p value = 0,007). Gaya hidup menetap dari kecanduan game online berkontribusi terhadap terjadinya kegemukan di kalangan remaja. Oleh karena itu, perlu diterapkan pola aktivitas fisik secara teratur untuk mengurangi gaya hidup yang menetap dan masalah kelebihan berat badan di kalangan remaja. [Penel Gizi Makan 2020, 43(1):11-20]


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Nur Masruroh ◽  
Nur Aini Fitri

Dismenore merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh adanya kejang pada otot rahim. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenore, diantaranya yaitu asupan nutrisi yang terdiri dari Fe (zat Besi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) pada remaja putri .  Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 yang diambil menggunakan teknik propostionate stratified random sampling. Data kejadian dismenore diperoleh dari kuesioner numeric rating scale dan data asupan zat gizi diperoleh dari form semi quantitative food frequency questionaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja putri memiliki asupan Fe (zat Besi) kurang (50%). Sedangkan kejadian dismenorea yang dialami hampir setengahnya termasuk dalam kategori nyeri ringan (45,5%). Hasil analisis menggunakan uji rank sprearman menunjukkan bahwa ada hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) dengan nilai p-value = 0,014. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka semakin rendah kejadian dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja putri dapat mencegah dan mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan sumber Fe (zat Besi).


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 112-118
Author(s):  
Yulaeka Yulaeka

Anemia is a condition when the levels of hemoglobin and erythrocytes are lower than normal. The normal value of hemoglobin in women is 12 -16 g / dl with erythrocytes from 3.5 to 4.5 jt / mm3. This study aimed to determine the relationship between nutritional status and Anemia of teenage girl. This research is analytic with cross sectional study design. The samples taken are 66 teenage girls, chosen by quote sampling. The data of this research used primary data obtained through checking up of body mass index and hemoglobin level. The data analysis used univariate analysis and bivariate analysis used Chi-square test. The results of this study indicate that there is a relationship between nutritional status and Anemia (p value 0.001).


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 55-64
Author(s):  
Indah Dewi Sari

Abstrak   Saat ini masalah gizi utama di Indonesia salah satunya adalah Anemia. Di indonesia prevalensi anemia 26% untuk anak perempuan dan 11% untuk anak laki laki. Berdasarkan Riskesdas 2013, anemia terjadi pada perempuan dan pada usia 15-24 tahun mencapai 18,4 %.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan status gizi terhadap kejadian anemia pada remaja putri di SMU PAB 5 Klumpang Tahun 2019. Penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri SMA PAB 5 klumpang, pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling dengan besar sampel sebanyak 92 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer dengan uji analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menggunakan uji statistik pearson chi-Square untuk Pendidikan ibu dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,563, Penghasilan keluarga dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,532, IMT dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,010, Lila dengan anemia remaja putri dengan p-value 0,001. Analisis ini dilakukan sampai uji multivariate menggunakan uji regresi logistik , Lingkar lengan atas dengan p-value 0,001. Kesimpulan pada penelitian ini variabel yang berpengaruh adalah Lila dengan anemia pada remaja putri. Diharapkan pihak  sekolah diharpkan dapat meningkatkan sumber-sumber bacaan, meningkatkan informasi tentang makanan yang bergizi dan menganjurkan kepada kantin dan jajanan yang berada dilingkungan sekolah untuk bisa menentukan makanan yang bergizi dan sehat untuk dijual.       Kata Kunci :   Pendidikan Ibu, Status Keluarga, IMT, LILA, Anemia, Remaja   Putri


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document