PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEPERAWATAN KRITIS TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KELUARGA YANG DIRAWAT DI IRI

2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 66-76
Author(s):  
Retno Yuli Hastuti ◽  
Tri Windarti ◽  
Kemaludin Kemaludin

Latar Belakang: Salah satu keadaan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang dirawat di IRI adalah kecemasan. Dampakdarikecemasankeluargaadalahpengambilankeputusan yang tertunda,gangguan fisik dan psikologis. Melalui pemberian pendidikan kesehatan diharapkan dapat menurunkan hormon-hormon stressor, mengaktifkan hormon endorfin alami, sehingga gangguan fisik dan psikologis bias dihindari. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan rancangan crosssectional. Desain penelitian ini adalah ”Quasi Experimental Pre-Post Test With Control Group”dengan intervensi pemberian Pendidikan Kesehatan.  Responden penelitian ini sebanyak 64 responden yaitu 32 responden sebagai kelompok intervensidan 32 responden sebagai kelompok kontrol. Teknik pengambilan sample dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen pengumpulan data dengan kuesioner karakteristik responden, kuesioner tingkat kecemasan keluarga (KTKK), SAP dan Leaflet. Analisa data bivariat dengan Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil: Hasil penelitian diperoleh p value sebesar 0,000 < 0,05 berarti ada perbedaan signifikan (nyata) tingkat  kecemasan responden antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kesimpulan ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang keperawatan pasien kritis terhadap tingkat kecemasan keluarga di IRI RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 139-144
Author(s):  
Widiyanti Sarimunadi ◽  
Bunga Tiara Carolin ◽  
Rosmawaty Lubis

ABSTRACT: SEFT THERAPY (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) FOR ANXIETY IN DEALING WITH LABORBackground: If the concern and anxiety of pregnant women is not handled seriously, it will have an impact and influence on physical and psychological aspects, both on the mother and the fetus. Pregnant women who experience anxiety in the face of labor are afraid of being operated on, afraid of spending a lot of money, fear of not being able to care for their babies properly, fear of their baby dying, fear of pain during delivery. One of the techniques for dealing with anxiety is SEFT therapy.Objective: to determine the effect of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) on anxiety in dealing with labor process.Methodology: this research is a quasi-experimental design with pre and post-test with control group design. The sample in this study was 25 trimester III pregnant women. The sampling technique was using purposive sampling technique. The research instrument used the DASS 42 questionnaire. The results of the data normality test were normally distributed so that the data were analyzed using the paired t-test.Results: The results showed that the average score of maternal anxiety before therapy was 13.48 (moderate) while after therapy was 7.88 (normal). The bivariate test results obtained p value 0,000.Conclusions: Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) can overcome the anxiety of pregnant women in facing labor.Suggestions: It is hoped that this therapy can be applied in the practice of midwifery to care for pregnant women, especially pregnant women who experience trauma or have anxiety in their pregnancy. Keywords: anxiety, pregnant women, spiritual emotional freedom technique. ABSTRAK Latar Belakang: Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin. Ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan disebabkan karena ibu takut dioperasi, takut akan mengeluarkan biaya yang banyak, takut tidak bisa merawat bayinya dengan baik, takut bayinya meninggal, takut kesakitan saat persalinan. Salah satu teknik untuk menghadapi kecemasan adalah denga terapi SEFT.Tujuan: Mengetahui pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap kecemasan dalam menghadapi persalinan.Metodologi penelitian: Penelitian ini merupakan quasi-experimental dengan rancangan pre and post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 ibu hamil trimester III. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS 42. Hasil uji normalitas data berdistribusi normal sehingga dianalisis data menggunakan uji paired t-test.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata kecemasan ibu sebelum terapi 13,48 (Sedang) sedangkan sesudah terapi menjadi 7,88 (normal). Hasil uji bivariate didapatkan p value 0,000.Kesimpulan: Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) mampu mengatasi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.Saran: Diharapkan terapi ini dapat diaplikasikan dalam praktik kebidanan perawatan ibu hamil khususnya ibu hamil yang mengalami trauma atau mempunyai kecemasan dalam kehamilannya. Kata kunci: Kecemasan, ibu hamil, Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 95-103
Author(s):  
Ramaita Ramaita ◽  
Sri Burhani Putri

Kecemasan adalah kondisi yang sering ditemukan pada anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi. Hospitalisasi adalah suatu keadaan yang mengharuskan anak dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Hampir dalam setiap tahap perkembangan usia anak, kecemasan dan ketakutan akan penanganan medis masih menjadi masalah besar dalam pelayanan keperawatan. salah satu metode yang dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan anak adalah terapi token ekonomi. Token ekonomi adalah terapi untuk mengubah perilaku dengan menggunakan pemberian reinforcement dan token. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi token ekonomi untuk mengurangi tingkat kecemasan anak prasekolah. Penelitian ini dilakukan di RSUP DR. M.Djamil Padang selama 2 bulan mulai dari tanggal 2 Juli s/d 4 September 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design dengan pendekatan pre-post test group design with control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dimana 68 responden dibagi kedalam kelompok intervensi (n=34) dan kelompok kontrol (n=34). Analisis menggunakan uji Independent Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan anak prasekolah sebelum dan sesudah penerapan token ekonomi pada kelompok intervensi dibanding dengan kelompok kontrol dengan p value = 0.000. Terapi token ekonomi mempunyai pengaruh positif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi. Penerapan token ekonomi ini direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan pada anak usia prasekolah pada pelayanan kesehatan dirumah sakit dan komunitas.


2016 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
Author(s):  
Zulian Effendi ◽  
Sri Poeranto ◽  
Lilik Supriati

Abstrak: Kehidupan remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) merupakan bentuk dari konsekuensi hukuman atas perilaku melanggar hukum yang pernah dilakukan. Berbagai permasalahan dialami remaja dalam menjalani kehidupannya di LPKA, diantaranya perubahan hidup, hilangnya kebebasan dan hak-hak yang semakin terbatas, hingga perolehan label “panjahat” yang melekat pada dirinya.Oleh sebab itu, dibutuhkan terapi untuk meningkatkan harga diri pada remaja. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh terapi kognitif terhadap peningkatan harga diri remaja di LPKA. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experimental Pre-Post Test with Control Group. Jumlah sampel sebanyak 28 responden yang terdiri dari 14 kelompok perlakuan dan 14 kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrument pengukuran harga diri menggunakan kuesioner yang di modifikasi dari Roserberg Self-Esteem Scale. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan harga diri remaja antara sebelum dan sesudah diberikan terapi generalis HDR dan terapi kognitif pada kelompok perlakuan (nilai p-value = 0,000). Pada kelompok kontrol terdapat perbedaan peningkatan harga diri antara sebelum dan sesudah diberikan terapi generalis HDR (nilai p-value= 0,000), sedangkan untuk harga diri remaja sesudah diberikan intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol terdapat perbedaan peningkatan harga diri antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi (nilai p-value =0,006).Pemberian terapi generalis dan terapi kognitif memiliki pengaruh yang lebih bermakna terhadap peningkatan harga diri remaja dibandingkan dengan pemberian tindakan generalis saja. Kata kunci: harga diri, terapi kognitif, remaja


2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 141-146
Author(s):  
Agusrianto Agusrianto ◽  
Nirva Rantesigi ◽  
Dewi Nurviana Suharto

Pasien yang di rawat di ICU tentunya akan mengalami masalah psikis, berupa gangguan cemas, depresi hingga psikosis. Cemas yang tidak ditangani akan menyebabkan keadaan pasien semakin buruk seperti mengalami irama jantung yang tidak beraturan, nadi cepat, sesak nafas dan sakit kepala. Penatalaksanaan untuk mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan relaksasi autogenic dan aromaterapi lavender. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi relaksasi autogenic dan aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien di ruang ICU RSUD Poso. Metode penelitian Quasi-experimental dengan rancangan penelitian pre-test and post-test with control group. Populasi adalah semua pasien yang smenjalani rawat inap di ruang ICU pada bulan Agustus s/d Oktober 2020. Jumlah sampel sebanyak 30 orang dengan Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. pengumpulan data menggunakan Instrument kuesioner HARS. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa ada perbedaan kecemasan sebelum dan setelah diberikan intervensi relaksasi autogenic dan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi dengan p value = 0,000. Intervensi relaksasi autogenic dan aromaterapi lavender dapat dijadikan intervensi mandiri dalam mengatasi masalah kecemasan


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 451-455
Author(s):  
Adie Mulyadi Prawira Kusumah ◽  
Muhammad Taufik Daniel Hasibuan

Change of position is a position setting given to reduce friction on the skin so that it will reduce the chance of decubitus ulcers. This study aims to determine the effect of position changes in preventing pressure sores in patients undergoing treatment at Aminah Hospital Ciledug Tangerang. The population in this study were patients who were treated at Aminah Hospital Ciledug Tangerang and the sample studied was 44 people who were taken by using purposive sampling technique. The research method used is quasi-experimental, with a pre-test post-test with control group non randomization and data analysis using the Mann Whitney test. From the results of statistical tests using Mann Whitney, p value = 0.001, this indicates that there is an effect of changing position in preventing decubitus. The results of this study are expected to be input and can be applied by health workers (nurses) in providing nursing care to patients who experience prolonged bed rest, and it is recommended at least every 2 hours.   Abstrak Perubahan posisi merupakan pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi gaya gesek pada kulit sehingga akan menurunkan peluang terjadinya luka dekubitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan posisi dalam mencegah dekubitus pada pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Aminah Ciledug Tangerang. Populasi didalam penelitian ini adalah pasien yang di rawat di Rumah Sakit Aminah Ciledug Tangerang dan sempel yang diteliti sebanyak 44 orang yang diambil dengan cara menggunakan teknik Purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment, dengan desain pre-test post-test with control group non randomization dan analisa data menggunakan uji Mann Whitney. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Mann Whitney di dapatkan p value = 0.001, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari perubahan posisi dalam mencegah decubitus. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan dapat diterapkan oleh petugas kesehatan (perawat) didalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami perawatan tirah baring yang lama, dan direkomendasikan minimal setiap 2 jam sekali.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Ahmad Farham Majid ◽  
Ismail Ismail ◽  
Mardhiah Mardhiah ◽  
Fitriani Nur

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan metode silih tanya berbantuan kartu model dan metode make a match. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian non equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 4 Sungguminasa Kab. Gowa berjumlah 351 siswa dan total sampel berjumlah 64 siswa dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang terdiri dari pretest dan posttest dan non tes berupa lembar observasi. Berdasarkan hasil analisis data nilai siswa menggunakan statistik deskriptif rata-rata nilai kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar menggunakan metode silih tanya berbantuan kartu model adalah 86,84 dengan kategori sedang dan yang diajar menggunakan metode make a match adalah 77,78 dengan kategori sedang. Berdasarkan analisis statistik inferensial bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan metode silih tanya berbantuan kartu model dengan yang menggunakan metode make a match pada kelas VII SMPN 4 Sungguminasa Kab. Gowa. AbstractThis study aims to determine the mathematical communication ability of students who use card-assisted questions method and make a match method. This type of research is a quasi-experimental research with nonequivalent pretest-posttest control group design. The population in this study were all VII grade students of SMPN 4 Sungguminasa, Gowa Regency with 351 students and a total sample of 64 students with purposive sampling techniques. The instrument used in this study was a test consisting of pre-test and post-test and non-test that is observation sheet. Based on the data analysis results that average the value of students’ mathematical communication skills who were taught using the card-assisted questions was 86.84 in the medium category and those who taught using make a match method were 77.78 in the medium category. The results of inferential statistical analysis that there is a significant difference between the mathematical communication abilities of students who use card-assisted questions and using the make a match method in class VII of SMPN 4 Sungguminasa, Gowa Regency.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Fiki Wijayanti ◽  
Natalia Devi Oktarina

ABSTRAK Imunisasi merupakan salah satu cara memberikan kekebalan tubuh pada anak untuk mencegah penyakit. Pemberian imunisasi melalui suntikan dapat menimbulkan efek secara langsung yaitu rasa nyeri pada anak. Nyeri yang disebabkan oleh suntikan imunisasi jika tidak dikelola akan mengakibatkan dampak negatif pada aspek emosional pada anak seperti menangis dan ketakutan. Salah satu intervensi yang dapat dikembangkan dalam menerapkan perawatan atraumatik saat pemberian imunisasi pada anak adalah terapi dekapan ibu. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas terapi dekapan ibu terhadap nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi di Puskesmas Lerep. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Preeksperimen design dengan rancangan pretest-post test control group design. Metode Pengambilan sampling menggunakan Purposive sampling dengan jumlah sampel pada kelompok kontrol sejumlah 30 bayi dan kelompok intervensi 30 bayi. Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang diukur yaitu variabel Nyeri dan pemberian terapi dekapan ibu. Variabel nyeri diukur menggunakan instrument FLACC Pain Assessment Tools. Sedangkan variabel terapi dekapan ibu diukur dengan melakukan observasi saat pemberian imunisai. Uji statistik yang digunakan adalah dengan  t test-independent. Hasil yang didapatkan adalah  p value 0,0001. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaan selisih rata-rata nyeri pada kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05). Diharapakan Tenaga Kesehatan di Puskesmas menerapkan tindakan atraumatic care pada bayi yang akan dilakukan imunisasi dengan cara mengikutsertakan ibu dalam kegiatan imunisasi yaitu dengan dekapan ibu. Kata Kunci : Nyeri, Bayi, imunisasi dan dekapan ibu


2022 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 157-167
Author(s):  
Siti Rohimah ◽  
Novia Puspita Dewi

Hipertensi merupakan faktor penyebab utama kematian akibat stroke dan jantung coroner. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen pre-test post-test control group design. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling lansia  hipertensi derajat 1 dan diperoleh 30 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tensimeter. Analisis data menggunakan  paired t-test. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan rata-rata tekanan darah sistolik pada responden kelompok intervensi sebesar 15 mmHg, sedangkan untuk penurunan rata-rata tekanan darah diastolic sebesar 13 mmHg. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 4,3 mmHg dan penurunan rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 4 mmHg. Hasil analisa data  menggunakan uji Independen Sample T-test didapatkan nilai signifikan p-value kelompok intervensi = 0,000 dengan ? = 0,05 .Karena p-value < 0,05 maka ada pengaruh aktivitas fisik jalan kaki terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis Tahun 2021. Kesimpulan penelitian ini adanya pengaruh aktivitas jalan kaki selama 30 menit terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi.


2019 ◽  
Author(s):  
Yusama Hia

perawat dengan dokter merupakan salah satu elemen penting dari praktik kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi yang terjalin baik antara dokter dan perawat diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyampaikan hal - hal penting, menjalin diskusi, memutuskan secara bersama-sama serta dapat meminimalkan hambatan-hambatan yang ada dalam pemberian perawatan kepada pasien. Model teknik komunikasi SBAR (Situation Background Assessment Recommendation) membantu perawat untuk mengorganisasi cara berfikir, mengorganisasi informasi, dapat memudahkan penyampaian pesan serta berdiskusi saat berkomunikasi dengan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi lisan dengan dokter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-post test with control group. Jumlah sampel sebanyak 18 peserta pada kelompok intervensi dan 18 peserta pada kelompok kontrol yang diambil dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada kemampuan pearwat dalam berkomunikasi dengan dokter ditunjukkan dengan p value 0,430 ,sedangkan pada kelompok intervensi ada peningkatan yang signifikan setelah diberikan intervensi dengan nilai p value 0,000. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan dokter


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document