scholarly journals HUBUNGAN STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Maftuchah Maftuchah

Latar Belakang: Sebagian besar perempuan di Indonesia pada tahun 2010 yang berusia 10-59 tahun melaporkan 68% mengalami haid teratur dan 13,7% mengalami masalah siklus haid yang tidak teratur dalam 1 tahun terakhir. Sedangkan di Jawa Tengah tahun 2010 diketahui perempuan yang berumur 10-59 tahun dengan siklus haid teratur sebanyak 70,4%, tidak teratur 13,1%, belum haid  6,8% dan tidak menjawab 9,7%. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan stress dengan siklus menstruasi pada mahasiswa prodi DIII Kebidanan STIKES Karya Husada Semarang. Metode Penelitian: Jenis penelitian correlation dengan desain cross sectional. Populasi yaitu mahasiswa DIII kebidanan STIKES Karya Husada Semarang semester V tahun 2015 sejumlah 69 mahasiswa dengan sampel 59 mahasiswa dengan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil Penelitian: Stres yang dialami oleh mahasiswa prodi DIII Kebidanan sebagian besar adalah stess ringan sebanyak 40 responden (67,8%). Siklus menstruasi mahasiswa prodi DIII Kebidanan sebagian besar adalah normal sebanyak 46 responden (78,0%). Kesimpulan : Ada hubungan antara stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa prodi DIII Kebidanan (Pvalue = 0,000). Kata kunci: Stress; siklus menstruasi THE CORRELATION BETWEEN STRESS AND MENSTRUAL CYCLE TO THE DIPLOMA III OF MIDWIFERY STUDENTS’ KARYA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE SEMARANG Abstrack Background: Most women in Indonesia in 2010 were aged 10-59 years reported a 68% had regular menstruation and 13.7% experienced problems irregular menstrual cycles in the past 1 year. Whereas in Central Java in 2010 known women aged 10-59 years with regular menstrual cycles as much as 70.4%, 13.1% irregular, yet menstruation 6.8% and 9.7% did not answer. Objective: To determine the correlations between stress and menstrual cycle to the diploma iii of midwifery students’ Karya Husada Health Science College Semarang. Method: This research was a correlation design with cross-sectional. The population was all students of DIII midwifery STIKES Karya Husada Semarang fifth semester of 2015,  they were 69 students. The sample was 59 female students with sampling techniques using simple random sampling. The Date were analyzed using univariate and bivariate analyzes. Results: The stress experienced by the students of DIII of midwifery mostly mild stres they were 40 respondents (67.8%). The menstrual cycle of students DIII of Midwifery are mostly normal they were 46 respondents (78.0%). There was an association between stress and the menstrual cycle to the students of DIII the Midwifery (Pvalue = 0.000). Keywords: Stress;  menstrual cycle 

2019 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 310
Author(s):  
Nurul Maulid Dya ◽  
Sri Adiningsih

Background: Puberty is a period that occurs in adolescence. Puberty in young women is characterized by the occurrence of menarche. Adolescent is an age group that is prone to menstrual disorders, one of which is an abnormal menstrual cycle. Abnormal menstrual cycles can be predictors of reproductive health problems. One of the factors that causes an abnormal menstrual cycle is nutritional status.Objective: This study aimed to analyze the relationship between nutritional status and menstrual cycles in female students of Islamic Senior High School Lamongan.Method: This cross-sectional designed study was conducted on the 10th and 11th-grade students of Islamic Senior High School 1, Lamongan. The determination of the sample was done by simple random sampling to choose 83 students. Data related to the menstrual cycle was obtained by interview using a questionnaire. Nutrition status data was obtained by measuring height, weight. Nutritional status was classified by using the BMI/U z-score table values for girls aged 5-18 years from the Indonesian Ministry of Health. Data analyzed using the Spearman correlation test with α = 0.05.Results: The results showed that respondents with normal nutritional status (66.3%) mostly had normal menstrual cycles (62.7%). Respondents with obesity tend to experience abnormal menstrual cycles (71.4%). Based on the results of statistical tests, it was known that there was a relationship between nutritional status with the menstrual cycle (p = 0.036).Conclusions: There was a relationship between nutritional statuses with the female students’ menstrual cycle of Islamic Senior High School 1, Lamongan ABSTRAKLatar Belakang: Salah satu fase dalam pekembangan manusia adalah masa remaja. Masa pubertas merupakan masa yang terjadi pada masa remaja. Pubertas pada remaja putri ditandai dengan terjadinya menarche. Remaja perempuan merupakan kelompok usia yang rentan mengalami gangguan menstruasi seperti siklus menstruasi yang tidak normal. Salah satu faktor yang menyebabkan siklus menstruasi yang tidak normal yaitu status gizi.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi siswi MAN 1 Lamongan.Metode: Analitik observasional merupakan jenis dari penelitian ini dan cross sectional merupakan desain pada penelitian ini. Populasi pada penelitian ini merupakan siswi kelas X dan XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Lamongan (MAN 1 Lamongan). Penentuan sampel dilakukan dengan simple random sampling dan didapatkan besar sampel adalah 83 siswi. Data terkait siklus menstruasi didapatkan dengan wawancara menggunakan kuisioner. Data status gizi didapatkan dengan melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan. Status gizi diklasifikasikan dengan menggunakan nilai tabel z-score IMT/U untuk anak perempuan usia 5-18 tahun dari kemenkes RI. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman dengan α = 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan status gizi normal (66,3%) sebagian besar memiliki siklus menstruasi yang normal (62,7%). Responden dengan status gizi yang tidak normal cenderung mengalami siklus menstruasi yang tidak normal. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi dengan nilai p = 0,036.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi siswi MAN 1 Lamongan.


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Ni Nyoman Deni Witari ◽  
Pradnya Dwi Anggraeni

<p><strong><em>Abstract: </em></strong><strong><em>The correlation of body mass index with the menstrual cycle</em></strong><strong><em></em></strong></p><p><em> </em></p><pre><em> </em>Factors that can cause menstrual cycle disorders include hormonal disorders, nutritional status, high or low BMI, stress, age, metabolic diseases such as diabetes mellitus.</pre><p>This study aims to determine the relationship between body mass index (BMI) and the menstrual cycle in class XI students at SMAN 8 Denpasar.</p><p>This study uses a correlation analytic design with crossectional approach. Using the Simple Random Sampling technique. The number of respondents was 53 respondents using the Spearman Rank's statistical test.</p><p>The results showed that of 14 respondents with a total body mass index index of 14 (100%) respondents had irregular menstrual cycles. Of the 20 respondents who have a normal body mass index category, almost all, namely 20 (87%) respondents have regular menstrual cycles. Of the 1 respondent with the body mass index category, the excess weight of the BB level was 1 (100%). The respondents had irregular menstrual cycles.</p><p>After testing the data analysis using the Spearman Rank's correlation test through computer assistance, it was obtained a value of 0.815 with a significance level of 0,000 where p value &lt;0.05, so Ha was accepted where there was a significant relationship between body mass index and menstrual cycle in class XI at SMAN 8 Denpasar.</p><em></em><em></em><p><strong>Abstrak :<em> </em></strong><strong>Hubungan indeks masa tubuh dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XI</strong><strong><em></em></strong></p><p>Faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi antara lain gangguan hormonal, status gizi, tinggi atau rendahnya IMT, stress, usia, penyakit metabolik seperti diabetes mellitus.</p><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks masa tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 8 Denpasar.</p><p>Penelitian ini menggunakan rancangan analitik korelasi dengan pendekatan <em>crossectional</em>. Menggunakan teknik sampling Simple Random Sampling. Jumlah responden sebanyak 53 responden dengan mengunakan uji statistik <em>Spearman Rank’s</em>.</p><p>Hasil penelitian menunjukan dari 14 responden dengan kategori indeks masa tubuh kurus seluruhnya 14 (100%) responden memiliki siklus menstruasi tidak teratur. Dari 20 reponden yang memiliki kategori indeks masa tubuh normal hampir seluruhnya yaitu 20 (87%) responden memiliki siklus menstruasi teratur. Dari 1 responden dengan kategori indeks masa tubuh kelebihan BB tingkat ringan seluruhnya yaitu 1 (100%) responden memiliki siklus menstruasi tidak teratur.</p><p>Setelah dilakukan uji analisis data dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank’s melalui bantuan komputer di dapatkan nilai 0,815 dengan tingkat hubunngan signifikansi 0,000 dimana p value &lt;0,05, sehingga Ha diterima dimana terdapat hubugan yang signifikan antara indeks masa tubuh dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 8 Denpasar.</p>


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 98-108
Author(s):  
Luh Made Wisniastuti ◽  
A.A Sri Agung Adilatri ◽  
Ika Setya Purwanti

Pendahuluan: Pada masa remaja terjadi suatu pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan disertai banyak perubahan baik secara psikis maupun fisik, termasuk di dalamnya ialah perkembangan organ-organ reproduksi atau organ seksual sehingga terjadinya kematangan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan melakukan fungsi reproduksi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Stres dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada hormon dan dapat menyebabkan kegagalan ovulasi pada wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi semester VIII di STIKes Wira Medika Bali. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 53 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah Probability Sampling yaitu Simple Random Sampling. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner tingkat stres dan kuesioner siklus menstruasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar tingkat stres adalah sedang yaitu sebanyak 15 orang (28,3%) dan siklus menstruasi responden sebagian besar adalah tidak teratur yaitu sebanyak 38 orang (71,7%). Hasil analisis dengan menggunakan uji rank spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi mahasiswi semester VIII dengan p value 0,000 dengan koefisien korelasi 0,537 kekuatan hubungan sedang. Diskusi: Maka, mahasiswi diharapkan agar dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. Kata Kunci: tingkat stres, kepuasan, siklus menstruasi     ABSTRACT Introduction: In adolescence occurs a rapid growth and development and accompanied by many changes both psychically and physically, including in it is the development of reproductive organs or sexual organs so that the maturity indicated by the ability to perform reproductive function. Menstruation or menstruation is a physiological change in a woman's body that occurs periodically and is affected by reproductive hormones. Stress can cause stress on hormones and can cause ovulation failure in women. This study aims to determine the relationship of stress level with menstrual cycle at the semester VIII student in STIKes Wira Medika Bali Methods: The research design is using Cross Sectional approach. The sample used is 53 respondents. Sampling technique in this research is Probability Sampling is Simple Random Sampling. Data were collected using a stress level questionnaire and a menstrual cycles questionnaire. Result: The result of this research shows that most of stress level is moderate that is 15 people (28,3%) and menstruation cycle mostly irregular that is 38 people (71,7%). The result of analysis by using spearman rank test showed that there was a significant correlation between stress level with menstrual cycle of female student of semester VIII with p value 0,000 with correlation coefficient of 0.537 moderate relationship strength. Discussion: Thus, So, female students are expected to maintain physical and mental health.  Keywords: Stress level, Menstrual cycle


2018 ◽  
pp. 34-39
Author(s):  
Suchi Avnalurini Shariff ◽  
Nurlina Akbar

One way to improve nutritional status is to consume herbal ingredients that are expected to be based on Riskesdas (2013), it was reported that the national anemia rate was 21.7%, where 18.4% occurred in males and 23.9% occurred in women. Iron deficiency anemia is the most prevalent nutritional problem in the world and affects more than 600 million people. Of all age groups, women have the highest risk for anemia, especially young women. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status (BMI) and menstrual pattern (Lama & menstrual cycle) to the incidence of anemia in Young Women in Programs Study DIII Midwifery Muslim University of Indonesia. The type of this research is analytic observational research with cross sectional study approach to know the relationship of nutritional status and menstrual pattern with the incidence of anemia. Sampling in this research use sampling technique probability sampling by way of simple random sampling (simple random sampling). The population in the study were all female students of DIII Midwifery Produce, which amounted to 132 students and the sample amounted to 58 students. The results of this study found that there is no significant relationship between student's nutritional status and the incidence of anemia. This can be seen from the results of statistical tests that obtained p value of 0.306. In this study nutritional status no significant relationship with the incidence of anemia, this is because the student who has normal nutritional status obtained as much as 61.3% experienced anemia although in the case of lean students obtained 66.7% also experienced anemia. These results indicate that there is no difference in percentage between normal nutritional status with female students who have skinny nutritional status experienced anemia. The results of this study indicate that as many as 65.5% of female students have regular menstrual cycles, but also some students who have a short menstrual cycle (<21 days) of 12.1% and length (> 35 days) as much as 22.4% . Menstrual cycles in adolescents are very easily influenced by the atmosphere of his life, such as fatigue due to activity in school age / age and the influence of high stress. This will interfere with the menstrual cycle and will easily affect the amount and duration of blood out. The result of statistical test shows that there is no significant relationship between menstrual period with the status of anemic of DIII midwifery of the Faculty of Public Health of Muslim University of Indonesia


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Yunarsih Yunarsih ◽  
Sumy Dwi Antono

Puberty is hormonal adolesence process which is signed with menstruation to girls adolesence. In early menstruation allowed menstrual cycle has not been regular,either excessive or menstrual cycle with longer interval. Excessively menstrual cycle causes the increase of iron substance need. So if iron substance has not been fulfilled it will be susceptible to happen anemia deficiency iron. The purpose of this research was to know whether there was a correlation between the menstrual cycle and anemia in 7 students of SMPN 6 kediri. Method which was used in the researchwas Survey Cross Sectional. Population in the research were all girls 7 th  grade th  gradestudentsof SMPN 6 Kediri who were taken suitable with inclusion criteria those were 80 students. Samples which were needed, were taken with Simple Random Sampling technique with number 45 samples. Data collecting was done by distributing questionnaire and cheking Hb. After data collected then tabulated, it was entered in Fisher Exact formula. It was gotten value p = 0.4 th ;α = 0.1, it mean there wasno a correlation between the menstrual cycle and anemia in 7 grade students of SMPN 6 Kediri. Menstrual cycle is not the only reason for anemia. In this research 7 from 11 respondents who anemia, they have IMT belower. So, consume nutrition food can prevent anemia, although someone have excersive menstrual cycle.; Keyword : Anemia, Menstrual Cycle, Adolescence


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Veronica Silalahi

Menstruation is a natural process in every woman and repeats itself every month. Irregular menstrual cycles are one of the signs of menstrual disorders and can be caused by anxiety. The phenomenon found by female students has anxiety with the final task and the menstrual cycle is not normal. The study's aim to analyze the relationship anxiety levels and the late-level menstrual cycle of St.Vincentius a Paulo College of Health Sciences, Surabaya. Design with correlation studies with a cross-sectional. The sample number was 56 respondents using the Simple Random Sampling technique. Anxiety levels were measured by the Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) questionnaire and the menstrual cycle with menstrual cycle questionnaire. The results showed 38% had very severe anxiety, 23.2% no anxiety, 19.6% severe anxiety, 12.5% moderate anxiety, 7.1% mild anxiety, and more than half (61%) had normal menstrual cycles. Analysis of data with spearman rank test with a value of p = 0.098 (p>0.05) which means there is no relationship between anxiety levels and menstrual cycles in final-level students. Irregular menstrual can be caused by other factors such as weight, physical activity. College students can maintain a diet, regular exercise, and manage self-anxiety.  Keywords : menstrual cycle, anxiety level


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Nurul Anjarsari ◽  
Etika Purnama Sari

Pendahuluan : Psikologis pada usia remaja dapat mempengaruhi emosi remaja yang dapat menyebabkan timbulnya stress. Stress pada remaja perempuan salah satunya dapat mengganggu siklus menstruasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan siklus menstruasi pada remaja.Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian adalah 92 remaja putri kelas 2 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya yang diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Instrumen pengumpulan data tingkat stres dengan menggunakan Kuesioner DASS 42 dan kuesioner siklus menstruasi, serta uji korelasi Chi-Square.Hasil : Hasil uji korelasi Chi-Square didapatkan nilai p=.016. Hal ini berarti terdapat hubungan antara tingkat stress dengan siklus menstruasi.Kesimpulan : Terdapat berbagai macam factor yang berkaitan dengan ketidakteraturan siklus menstruasi pada remaja dimana salah satunya adalah stress. Perlu dilakukan penelitian lagi terkait dampak stresss terhadap masalah menstruasi yang lain seperti durasi, dismenore dan lainnya untuk memahami lebih jauh dampak stress terhadap masalah menstruasi pada remaja. ABSTRACTIntroduction: Psychological changes in adolescence can affect adolescent emotions that can cause stress. Stress in adolescent one of which can disrupt the menstrual cycle. The purpose of this study was to determine the relationship of stress levels with the menstrual cycle in adolescents.Method: his study uses a cross sectional approach. The sample in this study was 92 adolescents of Wachid Hasyim 1 Surabaya High School who were taken by using Simple Random Sampling technique. Instrument for collecting stress levels using the DASS 42 Questionnaire and menstrual cycle questionnaire.Results: . This study tested using Chi-Square correlation test. Chi-Square correlation test results obtained p-value = .016. This means that there is a relationship between stress levels and the menstrual cycle.Conclusion: There are various factors related to irregular menstrual cycles in adolescents where one of them is stress. Further study needs to be conducted related to the impact of stress on other menstrual problems such as duration, dysmenorrhea and others to further understand the impact of stress on menstrual problems in adolescents.


2016 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Rukmini Rukmini

ABSTRAKMakanan yang sehat mengandung zat gizi yang dibutuhkan anak-anak. Namun kontaminasi bakteri dan racun mengakibatkan diare. Kebiasaan cuci tangan yang tidak benar juga meningkatkan angka kejadian diare. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan makanan dan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare pada anak usia dini di Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah 67 anak pada lima PAUD di Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Hasil kemudian ditabulasi dan diuji menggunakan koefisien kontigensi. Hasil uji koefisien kontigensi didapatkan hasil antara makanan dan kejadian diare dimana p value 0.000 (α≤0.05) dan r= 0.615 sehingga terdapat hubungan kuat antara makanan dan kejadian diare. Hasil uji koefisien kontigensi didapatkan hasil antara makanan dan kejadian diare dimana p value 0.000 (α≤0.05) dan r= 0.619, sehingga terdapat hubungan kuat antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare. Diharapkan orang tua dapat menyediakan makanan yang sehat dan membiasakan cuci tangan yang benar sejak usia dini pada anak agar dapat mencegah kejadian diare.Kata kunci: makanan, kebiasaan cuci tangan, diareABSTRACTHealthy food contains many nutrition substance that children need. But sometimes bacteria and poison contamination can cause diarrhea. Unprocedural hand washing habit can increase diarrhea. Aim of this study was to identify the relationship between food and hand washing habit with the incidence of diarrhea on early childhood at Tambak Wedi Administrative Village, Kenjeran Subdistric, Surabaya City. This research used correlation design with cross sectional approach. Samples of this research were 67 childern at five PAUD course at Tambak Wedi Administrative Village, Kenjeran Subdistric, Surabaya City. This research used simple random sampling. Data was collected by questionnaire. The result was tabulated and analized by coefficient contingency. The result showed there was a strong relationship between food and the incidence of diarrhea which p value 0.000 (α≤0.05) and r= 0.615 and there was a strong relationship between hand washing habit and the incidence of diarrhea which p value 0.000 (α≤0.05) and r= 0.619. It is expected that parents can provide a healthy diet and proper hand washing habit at an early childhood in order to prevent the incidence of diarrhea.Keywords: food, hand washing habit, diarrhea.


2014 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Putri Zalika Laila M.K

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah sekelompok sindrom yang berkaitan erat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. Pada umumnya faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan tekanan darah dengan kejadian penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI periode Januari-Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional di bagian ilmu penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI dan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Dari 200 subjek penelitian, penyakit jantung yang mempunyai hipertensi sebanyak 100 dan yang tidak hipertensi sebanyak 100. Hasil analisis didapatkan jumlah pada subjek hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner sebesar 64(64%) sedangkan pada non hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner didapatkan sebanyak 32(32%). Rasio prevalensi didapatkan adalah 2,00 dengan interval kepercayaan 95% antara 1,450-2,758. Hasil analisis chi-squeare didapatkan nilai X2 didapatkan hasil 19,251 dan nilai p: 0,000 yang artinya ada hubungan faktor risiko antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner dengan taraf significant sangat bermakna. Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, penderita hipertensi berisiko 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document