GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMINORE DI SMA OKU TIMUR TAHUN 2016

Author(s):  
Martina Astari Martina Astari

ABSTRACT Dysmenorrhea, or menstrual pain is a common complaint experienced by women in the lower abdomen. Some teenage girls are often felt in the lower back, hips, pelvis, thigh muscle on, until the calf. According to the World Health Organization (WHO), adolescence is a period in which the individual develops from the first time showed signs of secondary sexual until when it reaches sexual maturity. This study was descriptive survey with cross sectional approach where the independent variable (Knowledge on definitions, etiology, frequency, symptoms, risk factors, pathophysiology, treatment disminore) and the dependent variable was collected in the same time, Knowledgeable picture of the knowledge of young women about disminore in high school East OKU year 2016. the population in this study, that all high school female students of class XII East OKU samples taken in 2016 were all female students of class XII OKU East High School in 2016. Results of univariate analysis showed respondents know understanding disminore good category 104 people (64.60%), while the less category as many as 57 people (35.40%), respondents of the etiology disminore with less category as many as 126 people (78.26%), whereas in both categories as many as 35 people (21.74 %), respondents of both categories Classification disminore with as many as 82 people (50.94%), while the less category as many as 79 people (49.06%), respondents about disminore symptoms with both categories as many as 94 people (53.38%) , whereas with less category as many as 67 people (41.61%), respondents about the risk factors for both categories disminore with as many as 101 people (62.73%), while the category of less than 60 people (37.26%), respondents' knowledge about pathophysiology disminore with both categories as many as 81 people (50.31%), while the category of less than 80 people (49.69%), respondents of the Management disminore with less category as many as 100 people (62.11%), while the good category as many as 61 people (37.89%). From the research, the researchers suggest counseling efforts with the approach according to the students, so as to provide optimum service.     ABSTRAK   Disminore atau nyeri haid adalah keluhan yang sering dialami wanita pada bagian perut bawah.Beberapa perempuan remaja sering merasakannya pada punggung bagian bawah, pinggang, panggul, otot paha atas, hingga betis.Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan seksual. Desain penelitian ini adalah survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional dimana variabel independen (pengertahuan tentang definisi, etiologi, frekuensi, gejala, factor resiko, patofisiologi, penatalaksanaan disminore) maupun variabel dependen dikumpulkan dalam waktu yang sama, Diketahuinya gambaran pengetahuan remaja putri tentang disminore di SMA OKU Timur Tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini, yakni semua murid perempuan kelas XII SMA OKU Timur tahun 2016.sampel yang diambil adalah semua murid perempuan kelas XII SMA OKU Timur tahun 2016. Hasil analisis univariat menunjukkan responden mengetahui pengertian disminore dengan kategori baik sebanyak 104 orang (64,60%), sedangkan dengan kategori kurang sebanyak 57 orang (35,40%), responden tentang etiologi disminore dengan kategori kurang sebanyak 126 orang (78,26%), sedangkan dengan kategori baik sebanyak 35 orang (21,74%), responden tentang Klasifikasi disminore dengan kategori baik sebanyak 82 orang (50,94%), sedangkan dengan kategori kurang sebanyak 79 orang (49,06%), responden tentang Gejala disminore dengan kategori baik sebanyak 94 orang (53,38%), sedangkan dengan kategori kurang sebanyak 67 orang (41,61%), responden tentang Faktor resiko disminore dengan kategori baik sebanyak 101 orang (62,73%), sedangkan dengan kategori kurang sebanyak 60 orang (37,26%), responden pengetahuan tentang Patofisiologi disminore dengan kategori baik sebanyak 81 orang (50,31%), sedangkan dengan kategori kurang sebanyak 80 orang (49,69%), responden tentang Penatalaksanaan disminore dengan kategori kurang sebanyak 100 orang (62,11%), sedangkan dengan kategori baik sebanyak 61 orang (37,89%). Dari hasil penelitian, peneliti menyarankan upaya penyuluhan dengan pendekatan yang sesuai dengan siswa, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal.    

2016 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 48-60
Author(s):  
Oktafiana Manurung ◽  
Ermawaty Arisandi Siallagan

According to the World Health Organization (WHO) Indonesian women have According to the World Health Organization (WHO) Indonesian women have very bad criteria in terms of health, marriage, employment, education, equality with men. This condition is thought to lead to low maternal access to antenatal care. Goals : Antenatal care in accordance with antenatal care standards may decrease Maternal and Infant Mortality due to regular antenatal care can detect early problems that occur in the mother during pregnancy.Methods : The type of this research is analytical descriptive with cross sectional design which aims to analyze the influence of access and motivation of pregnant mother to mother behavior in doing antenatal visit. The research was conducted in Pancur Batu Puskesmas Working Area. The population is 181 people and the sample size is 61 people. Data analysis was performed using univariate analysis, bivariate analysis with Chi-Square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression test.Result : The result of this research indicate that physical accessibility variable is the availability of unrelated officer (p = 0,461) to mother behavior in antenatal visit, social accessibility variable (p = 0,005) and attitude (p = 0,023), and for motivation variable is motive P = 0.005) and expectations (p = 0.019) had a significant effect on maternal behavior in antenatal visits.Conclution : Based on the results of research suggested Head of Pancur Batu Puskesmas to conduct training to officers especially midwives who provide services mainly about hospitality in providing services and to officers implementing services further improve the communication of information and education so that every pregnant women have a good understanding that can eventually cause attitude Positive, high motivation and expectation that can affect the mother in conducting standardized antenatal visits.


Author(s):  
Martina Astari, Bina Marsasi Martina Astari, Bina Marsasi

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 19 tahun. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik psikologis maupun intelektual. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012 menunjukkan Angka remaja Indonesia yang melahirkan sangat mengkhawatirkan . Itu karena terjadi peningkatan tajam pada angka kelahiran di bawah usia 20 tahun. Fertilitas tingkat remaja kelompok usia 15-19 tahun mengalami kenaikan dari 35 menjadi 48 kelahiran per 1.000 penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sumber informasi dengan perilaku seks Pada Siswa-Siswi di SMAN 1 Pangkal Pinang  tahun 2017. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan  Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat, dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah semua kelas X dan XI di SMAN 1 Pangkal Pinang  tahun 2017 sebanyak 215 siswa dengan besar sampel 142 siswa dengan teknik proporsional sampling, instrumen penelitian yaitu kuesioner. Dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan denga perilaku seks dimana P value = 0,011 < 0,05, dan ada hubungan bermakna antara sumber informasi dengan perilaku seks dimana P value =0,028 < 0,05. Dari Hasil penelitian, peneliti  menyarankan upaya- upaya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terhadap anak mulai dari usia dini serta dijadiakn pelajaran tambahan.   ABSTRACT According to the World Health Organization ( WHO ) adolescents are resident in the age range 10 – 19 years. Adolescence is a period of rafid growth and development both physically psychological and intellectual.. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) in 2012 shows Indonesian teenagers who give birth rate is very alarming . That's because of a sharp increase in the birth rate under 20 years of age . Fertility rate of teenage age group 15-19 years increased from 35 to 48 births per 1,000 population . This study aims to determine the relationship between knowledge and resources with sexual behavior At High School Students of 1 Pangkal Pinang  in 2017. This research uses analytic survey with cross sectional approach where data concerning the independent variable and the dependent variable or risk , collected at the same time . The study population was all class X and XI in Pangkal Pinang  Capital High School in 2017 with as many as 215 students a large sample of 142 students with proportional sampling technique , the research instrument is the questionnaire . Data analysis was performed using univariate and bivariate. From the statistical test of Chi-Square which compared bertween P value= the significance level α = 0,05 indicated that there was a significant relationship between the knowledge to sex behavior in which P value = 0,011 and there was also significant relationship between sumber information to sex behavior where P value= 0,028.  From the results of study, the researchers suggest efforts on reproductive health counseling to children from an early age and can be made as additional subjects.


Author(s):  
Yuhemy Zurizah Yuhemy Zurizah

  ABSTRAK Flour Albous is the liquid that comes out of the vagina is not excessive blood. According to the World Health Organization (WHO) research on reproductive health Data show that 75 women in the world are experiencing vaginal discharge is normal and 45 of them may experience abnormal vaginal discharge. Vaginal discharge is caused by some common factor, among other personal hygiene which is less good, stress, drug use, wearing tight underwear, rinse the genitals from the wrong direction, did not immediately replace the pads when the menstruation, and a dirty sanitary environment. The design of this research is a survey with cross sectional approach analytic where the independent variables (understanding, messes, symptoms, causes, complications, and cope, prevent vaginal discharge)and the dependent variable (an overview knowledge on students about whiteness) collected within 2 days. He knew an overview knowledge of whiteness on the HIGH SCHOOL students in the County's southern OKU 2016. This population is all 3rd grade HIGH SCHOOL students in the County's southern OKU 2016. Samples of penelian this is a 3rd grade HIGH SCHOOL students in the South 2016dan OKU taken total engineering population, methods of sampling by disseminating a questionnaire with the amount of 150 respondents. Univarat analysis results showed that respondents found out about understanding whiteness good of 79 respondents (52,6%) while less knowledge of 71 respondents (47,4%), response based on the knowledge of the various good whiteness 112 respondents (74,6%) and while less knowledge i.e. 38 respondents (25,4%). respondents to the investigation of knowledge about signs of vaginal discharge either 95 respondents (63,4%) and while less knowledge i.e. 55 respondents (36,6%) respondents based on the cause of vaginal discharge either 60 respondents (40%) and while less knowledge i.e. 90 respondents (60%),reponden based on knowledge about overcoming good whiteness 62 respondents (41,3%) and while less knowledge i.e. 88 respondents (58,7%),respondents to the investigation of the knowledge of good whiteness complications 78 respondents (52%) and while less knowledge i.e. 72 respondents (48%), and the respondent investigation knowledge how to prevent vaginal discharge either 52 respondents (34,6%) and while less knowledge i.e. 98 respondents (65,4%).       Keputihan adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah. Menurut World Health Organization (WHO) Data penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukan bahwa 75% perempuan di dunia mengalami keputihan normal dan 45% diantaranya dapat mengalami keputihan abnormal.Keputihan disebabkan oleh beberapa faktor umum, antara lain personal hygiene yang kurang baik, stress, penggunaan obat-obatan, memakai pakaian dalam yang ketat, membilas alat kelamin dari arah yang salah, tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi, dan lingkungan sanitasi yang kotor.Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel independen (pengertian, macam-macam, gejala, penyebab, mengatasi, komplikasi, dan mencegah keputihan) dan variable dependen (gambaran pengetahuan pada siswi tentang keputihan) dikumpulkan dalam waktu 2 hari. Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang keputihan pada siswi SMA DI Kabupaten OKU SelatanTahun 2016. Populasi ini adalah semua kelas 3 siswi SMA DI Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016. Sampel penelian ini adalah kelas 3 siswi SMA DI Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016dan diambil metode teknik total populasi, pengambilan sampel ini dengan cara menyebarkan kuesioner dengan jumlah 150 responden. Hasil analisis univarat menunjukan responden yang mengetahui tentang pengertian keputihan baik sebesar 79 responden (52,6%), Respon berdasarkan pengetahuan tentang macam-macam keputihan baik 112 responden (74,6%) dan berdasarkan pengetahuan tentang mengatasi keputihan baik 62 responden (41,3%) dan responden berdasarakan pengetahuan cara mencegah keputihan baik 52 responden (34,6%)      


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 295-302
Author(s):  
Naili Rahmawati

KNOWLEDGE RELATING TO PREGNANT WOMEN'S ACTIONS IN EATING IRON TABLETS Background: According WHO (World Health Organization), in developing countries there are 40% of maternal deaths related to anemia during pregnancy. The frequency of pregnant women in Indonesia who experience anemia is still very high, namely 63.5% compared to only 6% in America. The number of pregnant women who experience anemia is due to a lack of knowledge of the mother, amounting to 45.6% of pregnant women do not know the consequences of anemia, do not regularly consume Fe tablets, and do not understand how to consume Fe tablets properly. Knowledge is a very important domain in shaping one's actions. Knowledge is one of the factors to create a person’s attitude. Good knowledge about the importance of iron will create a positive attitude towards adherence in consuming iron tablets. Knowledge of the benefits of something can affect the intention to participate in an activity. Knowledge of the benefits and bad consequences of something will create an attitude an intention, then from that attitude an intention will be arisen. The next intention will determine whether the activity will be carried out or not.Purpose: The objective of  this study is to determine  the correlation of knowledge and actions of pregnant women in  consuming iron tablet at the Midwives Independent Practice ‘I’.Methods:  This research is a quantitative study with cross sectional approach. Data were collected using primary data. The research was conducted in August - September 2019. The population in this study were pregnant women at Praktik Mandiri Midwife I, as a sample. In this study, some of the pregnant women at the Midwife's Independent Practice I. Sampling was carried out using the accidental sumpling technique as many as 30 people. With the inclusion criteria, they can write, read, understand Indonesian and be in good health. Researchers used primary data, namely data obtained by interviewing a questionnaire instrument. Analysis of the data used in this study consisted of two stages of analysis as follows: univariate analysis. Univariate analysis and analysis of research data were carried out using the Spearman test.Results: The results showed that 97% of pregnant women had good knowledge, 3% of pregnant women with less knowledge, and 100% of pregnant women with positive action in consuming iron tablets. Bivariate analysis using the Spearman test shows that there is a significant relationship between knowledge and actions of pregnant women in consuming iron tablets.Conclusions: There is  a significant correlation conclusion between knowledge and actions of pregnant women in consuming iron tablets . To increase the knowledge and actions of pregnant women in consuming iron tablets is required a counseling routinely and  incresed distribution of iron tablet through cross program and cross sectoral activities. Suggestion to increase the knowledge of pregnant women in consuming iron tablets, it is necessary to conduct regular counseling by midwives in collaboration with the health center. Keywords: knowledge, actions, pregnant women, iron tablet ABSTRAK Latar Belakang: Menurut WHO (World Health Organization), di negara berkembang terdapat 40 % kematian ibu berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Frekuensi ibu hamil di Indonesia yang mengalami anemia masih sangat tinggi yaitu 63,5% dibandingkan di Amerika hanya 6 %. Banyaknya ibu hamil yang mengalami anemia disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu, sebesar 45,6% ibu hamil tidak mengetahui akibat dari anemia, tidak teratur dalam mengkonsumsi tablet Fe, dan tidak memahami cara mengkonsumsi tablet Fe secara tepat. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan adalah salah satu faktor yang membentuk sikap seseorang. Pengetahuan yang baik  tentang pentingnya zat besi akan membentuk sikap yang positif terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal dapat mempengaruhi niat untuk ikut dalam suatu kegiatan, Pengetahuan akan segi manfaat dan akibat buruk sesuatu hal akan membentuk sikap, kemudian dari sikap itu akan muncul niat. Niat yang selanjutnya akan menentukan apakah kegiatan akan dilakukan atau tidak.Tujuan: Mengetahui Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Ibu Hamil dalam mengkonsumsi Tablet Zat Besi di Praktik Mandiri Bidan ‘I’.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data yang dikumpulkan menggunakan data primer. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus - September 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Praktik Mandiri Bidan I, Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu hamil di Praktik Mandiri Bidan I. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sumpling sebanyak 30 orang. Dengan kriteria inklusi bisa menulis,  membaca, memahami bahasa indonesia dan dalam kondisi sehat. Peneliti menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara dg instrument kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahapan analisis sebagai berikut: analisis univariat Analisis univariat dan Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan uji Spearman.Hasil: Hasil penelitian diperoleh 97%  ibu hamil memiliki pengetahuan baik, dan 3% ibu hamil dengan pengetahuan kurang, dan 100% ibu hamil dengan tindakan positif dalam mengkonsumsi tablet besi. Analisis bivariat dengan uji spearman diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan ibu hamil dalam  mengkonsumsi tablet besi.Saran Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi perlu dilakukan penyuluhan secara rutin oleh bidan dengan kerjasama dengan puskesmas. Kata Kunci : pengetahuan, tindakan, ibu hamil, tablet besi 


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 343
Author(s):  
Rizka Angrainy ◽  
Lidia Fitri ◽  
Vipit Wulandari

<p><em><em><em>Anemia is a public health problem in the world. According to the World Health Organization (WHO), anemia cases occur 24.8% of the population and an estimated 50-80% of anemia is caused by iron deficiency. Anemia most often occurs in adolescents during menstruation and can be prevented by consuming Fe tablets. Initial survey of 10 female students showed most do not know about consuming Fe tablets during menstruation and 3 of them have Hb below 12 g%. The purpose of research to know the relationship of the adolescent knowledge about consuming fe tablets when menstrual with anemia in Junior High School 20 Pekanbaru 2018. The research design is quantitative Analitic with Cross Sectional approach.The population in this research amounted to 148 people with sampling using technique is purposive sampling as many as 86 people. The data obtained from the questionnaire and Hb measurements on the respondents.The statistical analysis used chi-square. The result of univariate analysis showed that most of the respondents (59,3%) had good knowledge about consuming Fe tablets during menstruation and the majority of respondents (84,3%) is not anemic. Test result obtained P Value &lt; α (0,001&lt;0,05), and it can be concluded that there is a significant relationship between of the adolescent knowledge about consuming Fe tablets when menstrual with anemia.</em></em></em></p><p><em><br /></em></p><p><em>Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO), kasus anemia terjadi 24,8% dari populasi dan diperkirakan sekitar 50-80% anemia disebabkan oleh defisiensi besi. Anemia paling sering terjadi pada remaja saat menstruasi dan dapat dicegah dengan mengonsumsi tablet Fe. Survei awal terhadap 10 siswi menunjukkan sebagian besar tidak mengetahui tentang konsumsi tablet Fe pada saat menstruasi dan 3 diantaranya memiliki Hb dibawah 12 gr%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang  konsumsi tablet Fe pada saat menstruasi dengan anemia di SMP Negeri 20 Pekanbaru. Jenis penelitian Analitik Kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi sebanyak 148 orang dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 86 orang. Data penelitian diperoleh dari kuesioner dan pengukuran Hb. Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian sebagian besar responden 59,3% memiliki pengetahuan baik tentang mengonsumsi tablet Fe pada saat menstruasi dan mayoritas responden 84,3% tidak anemia. Hasil uji diperoleh Pvalue  &lt; α (0,001&lt;0,05) dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja putri tentang konsumsi tablet Fe pada saat menstruasi dengan anemia.</em></p>


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Elvin A. Herlambang ◽  
Vanda D. Doda ◽  
Helina I. S. Wungouw

Abstract: Musculoskeletal disorders (MSDs) is a major cause of work-related illness and become a cost burden for individuals, industry and society in many countries and as has been acknowledged by the United Nations and the World Health Organization (WHO). One of the common disease of MSDs is inferior ekstremity pain. The purpose of this study is to determine the risk factors associated with the onset of MSDs, especially in the inferior ekstremity. This study was a cross sectional study with surveys of 282 respondents who are of primary school teachers in Tuminting. This study found that respondents experiencing inferior extremity pain as much as 94% while never experiencing inferior extremity pain as much as 6%. Significant risk factors associated with inferior extremity pain are gender and psychosocial factors that respondents felt over the last few years his work increasingly demanding (p <0.05). This result support the teoritical framework that individual factor and psikosocial factor associate with workrelated MSDs.Keywords: Inferior ekstremity pain, Risk factors, Musculoskeletal Disorders (MSDs)Abstrak: Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan penyebab utama terjadinya sakit yang berhubungan dengan pekerjaan, dan menjadi beban biaya bagi individu, industri dan masyarakat di banyak negara dan telah diakui oleh United Nation dan World Health Organization (WHO). Salah satu keluhan dari MSDs adalah nyeri pada ektremitas inferior. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan timbulnya MSDs khususnya yang terjadi pada ekstremitas inferior. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan survei lapangan terhadap 282 responden yang merupakan guru sekolah dasar di kecamatan Tuminting. Hasil penelitian ini menunjukan responden yang mengalami nyeri ekstremitas inferior sebanyak 94% sedangkan yang tidak pernah mengalami nyeri ekstremitas inferior sebanyak 6%. Faktor risiko yang berhubungan signifikan dengan nyeri ekstremitas inferior adalah jenis kelamin dan faktor psikososial dimana responden merasakan selama beberapa tahun terakhir pekerjaannya semakin lama semakin banyak (p< 0,05). Hasil penelitian ini yaitu faktor individu dengan faktor psikososial berhubungan dengan MSDs yang disebabkan oleh kerja.Kata kunci: Nyeri ekstremitas inferior, Faktor risiko, Musculoskeletal Disorders (MSDs)


2018 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 171-180
Author(s):  
Fidelis Atibila ◽  
Ellis Owusu Dabo ◽  
James Avoka Asamani ◽  
Charles Ampong Adjei ◽  
Francis Abande Akugri ◽  
...  

Introduction: Hypertension (HPT) is a significant public health challenge worldwide and is the single most important risk factor for cardiovascular disease. As life expectancy rates improve in Ghana and the prevalence of risk factors increase, the burden of non-communicable diseases such as HPT is also expected to increase. However, little is known about the specific factors that predispose of Ghanaians to a higher risk of HPT. Methods: A cross-sectional study was conducted in the Dormaa Municipality in Ghana using the World Health Organization STEPwise approach to investigate risk factors for HPT. Study participants were recruited by probability proportional sampling technique. In all, 202 males and 198 females participated in this study. Results: The mean age of the participants was 50.06 years (95% confidence interval [CI]: 48.46–51.66). In all, 40% of all participants in this study had elevated blood pressure (BP) (BP ≥140/90 mmHg). Further, the rate of isolated systolic HPT was 11.2% among the study population (12.9% in males and 9.6% in females). Risk factors as measured in the population were advancing age >45 years (odds ratio [OR] = 2.745, CI 1.20–6.30, p = 0.017), gender (44.6% males versus 35.4% females with elevated BP, male OR = 0.492, CI 0.28–0.86, p = 0.012), and tobacco use (OR = 2.66, CI 1.41–5.04, p = 0.003). Males reported higher mean portions of fruits (p = 0.036) and vegetable servings than females (p = 0.009) and spent more time each day on physical activities compared to females (p = 0.000). Conclusion: The results of the present study provide useful data on HPT prevalence and associated risk factors in the Dormaa Municipality and the Brong-Ahafo Region of Ghana. To be able to control HPT in the municipality, health practitioners and policymakers should focus on these modifiable risk factors.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Fera Riswidautami Herwandar ◽  
Russiska Russiska ◽  
Intan Maharani Fakhrudin

Permasalahan kesehatan pada remaja yang menduduki persentasi terbesar dibanding yang lainnya adalah gangguan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi (durasi perdarahan yang lebih lama dan ketidakteraturan siklus) disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah stres. Stres diketahui sebagai faktor-faktor penyebab (etiologi) terjadinya gangguan siklus menstruasi. Stres akan memicu pelepasan hormon kortisol dimana hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat stres seseorang. Hormon kortisol diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitari, dengan dimulainya aktivitas hipotalamus, hipofisis mengeluarkan FSH dan proses stimulus ovarium akan menghasilkan estrogen. Penelitian yang dilakukan oleh Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dibawah naungan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa permasalahan remaja di Indonesia adalah seputar permasalahan yang mengenai gangguan menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019 sebanyak 41 responden. Analisis yang digunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan, dari 41 responden terdapat 18 (44%) responden yang mengalami stres sedang, pada siklus menstruasi yang tidak teratur terdapat 25 (61%) responden. Hasil uji rank spearman,  yakni p value = 0,01 (<0,05) yang ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I di STIKES Kuningan tahun 2019. Bagi institusi Pendidikan khususnya Program Studi Diploma III Kebidanan diharapkan dapat membuat sebuah program edukasi mengenai manajemen stres pada remaja yang bisa dilakukan secara rutin di luar jadwal perkuliahan.  


Author(s):  
Yuni Kurniati Yuni Kurniati

ABSTRACT   According to the World Health Organization (WHO), every two minutes a woman dies of cervical cancer in develoving countries. In Indonesia, new cases of cervical cancer is 40-45 cases of day. It is estimated every hour, a women died of cervical center. At the general hospital center Dr. Mohammad Hoesin Palembang, the incidence of women who had cervical cancer incidence year 2011 women who had cervical cancer incidence are 34 people (48,2%). The following factors increase the chance of cervical cancer in women is infection of Human Papilloma Virus (HPV), sexsual behavior, family history of cervical cancer, age, mechanism of how oral contraceptives, smoking, income or socioeconomic status, race , unhealthy diet, the cell abnormal, parity, use of the drug DES (Dietilsbestrol), and birth control pills. The purpose of this study is known of adolescents about cervical cancer in SMA Tebing Tinggi Empat Lawang year 2016. This study used Analytic Survey with Cross Sectional approach. The population in this study were all young women students in SMA Tebing Tinggi Empat Lawang with the number of 171 respondents. The results showed there were 171 respondents (37.5%) of respondents were knowledgeable, and (62.52%) of respondents who are knowledgeable unfavorable. These results indicate that knowledgeable either less than those less knowledgeable in both the SMA Tebing Tinggi Empat Lawang Year 2016. From these results, it is expected that more teens can know about cervical cancer so that it can add a lot of insight and knowledge.     ABSTRAK   Menurut data World Health Organization (WHO), setiap dua menit wanita meninggal dunia karena kanker serviks dinegara berkembang. Di Indonesia, kasus baru kanker serviks 40-45 kasus perhari. Di perkirakan setiap satu jam, seorang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks. Di rumah sakit umum pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian ibu yang mengalami kanker serviks pada tahun 2011 ibu yang mengalami kejadian kanker serviks terdapat 34 orang (48,2%). Faktor-faktor berikut meningkat kan peluang kanker serviks pada wanita yaitu infeksi Human Papiloma virus (HPV), perilaku seks, riwayat keluarga kanker serviks, umur ,mekanisme bagaimana kontrasepsi peroral, merokok, pendapatan atau status social ekonomi, ras, diet tidak sehat, adanya sel abnormal, paritas, menggunakan obat DES (Dietilsbestrol),dan pil KB. Tujuan penelitian ini adalah Diketahuinya pengetahuan remaja tentang Ca Cerviks di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode survey  analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswi remaja putri di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang dengan jumlah 171 responden.Hasil penelitian menunjukkan dari 171 responden terdapat(37.5 %) responden yang berpengetahuan baik, dan (62.52  %) responden yang berpengetahuan kurang baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang berpengetahuan baik lebih sedikit dibandingkan dengan  yang berpengetahuan kurang baik di SMA Negeri Tebing Tinggi Empat Lawang Tahun 2016. Dari hasil penelitian ini, Diharapkan remaja bisa lebih banyak mengetahui tentang caserviks sehingga dapat menambah banyak wawasan dan pengetahuan.    


Author(s):  
Dini Kesumah Dini Kesumah

ABSTRACT According to World Health Organization Health Organization (WHO) in 2005 showed 49% of deaths occur in children under five in developing countries. Nutritional problems can not be done with the medical and health care approach alone. Causes related to malnutrition that maternal education, socioeconomic families, poor environmental sanitation, and lack of food supplies. This study aims to determine the relationship between education and socioeconomic status of families with nutrition survey using a cross sectional analytic approach, with a population of all mothers of children under five who visited the health center in Palembang Keramasan Accidental sampling Sampling the number of samples obtained 35 respondents. Variables include the study independent and dependent variables and univariate analysis using Chi-Square test statistic with a significance level α = 0.05. The results from 35 respondents indicate that highly educated mothers earned as many as 16 people (45.7%), and middle and upper income families as many as 12 people (34.3%) and bivariate test results show that highly educated respondents toddler nutritional status good for 81.3% (13 people) is larger than the less educated respondents balitanya good nutritional status 26.3% (5 persons) as well as respondents who have middle and upper socioeconomic families with good nutritional status of children at 91.7% ( 11 people) is larger when compared to respondents who have family socioeconomic medium with good nutritional status of children at 30.4% (7 people). Statistical tests show that education has a significant relationship with nutritional status of children P value = 0.004 and socioeconomic families have a meaningful relationship with nutritional status of children P value = 0.002. Based on the results of the study suggested the health professionals in the health center should further improve the education, information about the importance of nutrition to the development of the child in the mothers through the selection and processing of good food and a good diet through health centers and integrated health.   ABSTRAK  Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2005 menunjukkan 49% kematian yang terjadi pada anak dibawah umur lima tahun di negara berkembang. Masalah gizi ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab yang berhubungan dengan kurang gizi yaitu pendidikan ibu, sosial ekonomi keluarga, sanitasi lingkungan yang kurang baik,dan kurangnya persediaan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita dengan menggunakan metode survei analitik pendekatan secara Cross Sectional, dengan populasi semua ibu yang memiliki anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Keramasan Palembang dengan pengambilan sampel secara Accidental Sampling diperoleh jumlah sampel 35 responden. Variabel penelitian meliputi variabel independen dan dependen serta analisis univariat menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 35 responden didapatkan ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 16 orang  (45,7%), dan keluarga yang berpenghasilan menengah keatas sebanyak 12 orang (34,3%) dan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi status gizi balitanya baik sebesar 81,3% (13 orang) lebih besar bila dibanding responden yang berpendidikan rendah status gizi balitanya baik 26,3% (5 orang) serta responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah keatas dengan status gizi balita baik sebesar 91,7% (11 orang) lebih besar bila dibanding responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah kebawah dengan status gizi balita baik sebesar 30,4% (7 orang). Uji statistik menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,004 dan sosial ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,002. Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada petugas kesehatan di Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya gizi terhadap tumbuh kembang anak pada ibu-ibu melalui cara pemilihan dan pengolahan bahan makanan yang baik serta pola makanan yang baik melalui kegiatan Puskesmas dan Posyandu.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document