scholarly journals UJI EFEKTIFITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN SALURAN AKAR TERHADAP BAKTERI ENTEROCOCCUS FAECALIS

e-GIGI ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Mario S. Howarto ◽  
Pemsi M. Wowor ◽  
Christy N. Mintjelungan

Abstract: Endodontics is the a type of treatment that aims to keep the teeth in function. Disinfection of the root canal is very important in endodontic treatment. Root canal disinfection can be done by giving the material a root canal medication. One of the bacteria that causes the failure of root canal treatment is the bacterium Enterococcus faecalis. The lemongrass essential oil contains geranial, neral, and mirsen which have antimicrobial activity against Gram-positive and Gram-negative. This study aimed to determine whether the lemongrass essential oil was effective against bacteria Enterococcus faecalis. This was an experimental study using post test only control group design with agar plate diffusion method. Samples consisted of a group of lemongrass essential oil with several concentrations: 25%, 50%, 75%, 100%, each consisted of 4 samples. The 16 control groups consisted of positive and negative groups. Diameter of inhibition was determined by the ability to inhibit Enterococcus faecalis cultured on MHA agar. The results showed that the average inhibitory diameter of 25% lemongrass essential oil was 2.60 mm; of 50% was 4.73 mm; of 75% was 4.50 mm; and of 100% was 5.34 mm. Conclusion: Lemongrass essential oil showed an antibacterial effect to inhibit the growth of bacteria Enterococcus faecalis.Keywords: enterococcus faecalis, lemongrass oil, antibacerialAbstrak: Endodontik merupakan salah satu jenis perawatan yang bertujuan mempertahankan gigi agar tetap dapat berfungsi. Disinfeksi saluran akar sangat penting dalam perawatan endodontik. Disinfeksi saluran akar dapat dilakukan dengan memberi bahan medikamen saluran akar. Salah satu bakteri yang menyebabkan kegagalan perawatan saluran akar ialah bakteri Enterococcus faecalis. Minyak atsiri sereh dapur mengandung geranial, neral dan mirsen yang memiliki aktifitas antimikrobapada gram positif dan gram negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri sereh dapur memiliki efek terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan desain post test only control group design dan metode difusi lempeng agar. Sampel penelitian terdiri dari kelompok minyak atsiri sereh dapur dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% yang masing-masing terdiri dari 4 sampel; 16 kelompok kontrol terdiri atas kelompok positif dan negatif. Diameter hambat ditentukan berdasarkan kemampuan menghambat Enterococcus faecalis yang dibiakkan pada media agar MHA. Hasil penelitian memperlihatkan rata-rata diameter hambat minyak atsiri sereh dapur dengan konsentrasi 25% sebesar 2,60 mm, 50% sebesar 4,73 mm, 75% sebesar 4,50 mm, dan 100% sebesar 5,34 mm. Simpulan: Minyak atsiri sereh dapur memiliki efek antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis.Kata kunci: enterococcus faecalis, sereh dapur, antibakteri

2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 113
Author(s):  
Erwid Fatchur Rahman ◽  
Sandy Christiono

Background: Enterococcus faecalis is generally found on the failure of root canal treatments. Zinc oxide propolis is believed to have an antibacterial effect on that bacteria. This research aimed to compare bacteriostatic effect of zinc oxide eugenol (ZOE) and zinc oxide propolis (ZOP) as the sealer materials of root canal.Method: This was an experimental research with post-test only control group design with two different groups (ZOE and ZOP). Culture of Enterococcus faecalis bacteria was smeared on Blood Agar Plate media with six times replication per group and kept inside incubator for 24 hours. The result was obtained from the inhibition zone formed around the pasta.Result: The average result of ZOE and ZOP was 27.7 mm and 13.45 mm respectively. Normality test using Shapiro-Wilks showed that data was normal (p>0.05). Then, the data was analysed using Independent Samples T-test. The result showed that there was different inhibition zone between ZOE group and ZOP group (p<0.05).Conclusion: Based on the result, it can be concluded that ZOP has lower antibacterial effectiveness of the Enterococcus faecalis than ZOE.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Dini Fitri Damayanti ◽  
Oon Fatonah Akbarini ◽  
Tuty Sarini

Persalinan akan memberikan pengalaman dan pengaruh jangka panjang yang sangat besar terhadap seorang perempuan dalam menjalani masa kehidupan selanjutnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemajuan proses persalinan yaitu pengaturan posisi pasien, kehadiran pendamping, latihan bernafas, usapan pada punggung. Pijatan pada punggung akan menye- babkan penurunan ketegangan otot dan relaksasi termasuk pada otot abdomen dapat men- gurangi friksi antara rahim dan dinding abdomen. Aromaterapi adalah terapi yang menggu- nakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu menenangkan jiwa dan raga. Secara ilmiah, reaksi terjadi karena wewangian mengirimkan sinyal pada bagian otak yang mengatur emosi sehingga ibu menjadi rileks dan tenang. Kondisi relaksasi yang di alami ibu karena diberikan pijatan atau aromaterapi akan meningkatkan sirkulasi daerah genitalia serta memperbaiki elastisitas servik. Hal ini akan mempercepat pembukaan servik. Peneli- tian quasy experiment dengan pendekatan post test nonequivalent control group design den- gan non probality sampling dengan metode pemilihan sampel yaitu memilih semua individu yang bersalin di Puskesmas Sungai Kakap dan Puskesmas Sungai Durian yang memenuhi kriteria pemilihan. Hasil uji analisis Mann-Whitney menunjukkan bahwa median lama kala I fase aktif pada kelompok pijat lebih singkat 180 (110-240) menit dibanding pada kelompok yang diberikan aromaterapi 225 (120-240) menit.


2021 ◽  
Vol 1 (02) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Andy Fairuz Zuraida Eva ◽  
Lilies Anggarwati Astuti ◽  
Fadil Abdillah Arifin ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
Syamsiah Syam ◽  
...  

Pendahuluan: Bahan irigasi yang biasa digunakan berasal dari bahan kimia dapat memberikan efek samping yang lebih besar dibandingkan dengan obat tradisional. Penggunaan bahan yang berasal dari alam dapat dijadikan pilihan sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar karena beberapa dari bahan tersebut dapat bersifat menghambat pertumbuhan (bakteriostatik) maupun membunuh bakteri (bakterisid). Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan Ekstrak Sarang Semut (Myrmecodia pendens) sebagai bahan irigasi saluran akar dengan daya hambat bakteri Enterococcus faecalis. Bahan dan Metode: Menggunakan metode eksperimental laboratorium. Bentuk penelitian berupa Post test only control group design dan pengambilan sampel dengan Purposive Sampling menggunakan 4 perlakuan dan 5 kali pengulangan. Uji statistik menggunakan One Way Anova. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan diameter zona inhibisi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis pada ekstrak tanaman sarang semut (Myrmecodia pendens) konsentrasi 25% sebesar 21,10 ± 0,18. Hasil pada ekstrak tanaman sarang semut (Myrmecodia pendens) konsentrasi 50% sebesar 23,47 ± 0,24. Uji statistik memperoleh nilai signifikan p = 0,000 <? = 0,01. Kesimpulan: Hipotesis alternatif penelitian ini diterima dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan ekstrak tanaman sarang semut konsentrasi 25% dan konsentrasi 50% sebagai bahan irigasi saluran akar yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis.


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Lisa K. Tumbel ◽  
Pemsi M. Wowor ◽  
Krista V. Siagian

Abstract: Generally, failures in root canal treatment are caused by the bacterium Enterococcus faecalis. Several studies using different types of herbs showed their inhibition effect on the growth of bacteria in the oral cavity. Coconut oil can be processed into pure coconut oil (virgin coconut oil, VCO) that contains lauric acid with its antibacterial effect. This study was aimed to determine the inhibitory effect of coconut oil on the growth of the bacteria Enterococcus faecalis. This was an experimental laboratory study with the post-test only control group design. We used a modified method of the Kirby-Bauer disk paper. Sample of VCO was made by using heating process. Enterococcus faecalis bacteria obtained directly from the patients’ necrotic pulps were identified at the Pharmaceutical Microbiology Laboratory, University of Sam Ratulangi Manado. The results showed that Enterococcus faecalis bacteria were identified in the samples. The inhibition zone of VCO to Enterococcus faecalis was 10 mm. Conclusion: Virgin coconut oil could inhibit the growth of Enterococcus faecalis.Keywords: virgin coconut oil (Virgin coconut oil), Enterococcus faecalis, inhibition zoneAbstrak: Pada perawatan saluran akar dapat ditemukan kegagalan perawatan yang disebabkan oleh bakteri Enterococcus faecalis. Terdapat beberapa penelitian mengenai berbagai jenis tumbuhan herbal yang telah dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dalam rongga mulut, salah satunya yaitu tanaman kelapa yang dapat diolah menjadi minyak kelapa murni (virgin coconut oil, VCO) yang mengandung senyawa aktif asam laurat dengan efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat VCO terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorium dengan post-test only control group design. Metode pengujian menggunakan metode modifikasi Kirby-Bauer dengan paper disk. Sampel minyak kelapa murni dibuat sendiri dengan proses pemanasan. Bakteri Enterococcus faecalis diambil langsung dari pasien nekrosis pulpa lalu diidentifikasi di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian menunjukkan adanya bakteri Enterococcus faecalis pada sampel hasil identifikasi. Dari hasil uji daya hambat didapatkan minyak kelapa murni (Virgin coconut oil) memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Enterococcus faecalis dengan zona hambat sebesar 10 mm. Simpulan: Virgin coconut oil dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis.Kata kunci: VCO, Enterococcus faecalis, zona hambat


Author(s):  
Anizah Paramitha Dewi ◽  
Novyan Lusiyana

Aromatherapy candle is a safe, effective, and cost-effective repellent. It has a potential repellent effect particularly on mosquitoes. Lemongrass is a potential plant as a natural repellent for Aedes aegypti. The purpose of this study was to determine the repellency effect of lemongrass essential oils against Ae. aegypti. This study was an experimental study with a post-test only with control group design, which was divided into six groups (one negative control and five treatment groups 9%, 10%, 11%, 12%, and 13%) with four repeats. Each group consisted of 20 Ae. aegypti female mosquitoes, so the total number of mosquitoes used was 480. Tested mosquitos were exposed to aromatherapy candles for one hour, and their repellency observed every 15-minute intervals. The average of repellency effect of the negative control and 5 treatment groups at minute 60 were 7.5%; 0%; 33.33%; 66.67%; 66.67%; and 100% respectively. We conclude that the aromatherapy candle of lemongrass essential oil was effective as a 100% repellency effect against Ae. aegypti at a concentration of 13%.


2016 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Singgih Harseno ◽  
Latief Mooduto ◽  
Eric Priyo Prasetyo

Background. The prevalence of endodontic infection after root canal treatment caused by the Enterococcus faecalis bacteria ranged between 24-77%. It is caused by resilience and virulence from Enterococcus faecalis. An alternative  solution have to be done toward irrigation of root canal wall which is effective to kill bacteria. Kedondong Bangkok (Spondias dulcis Forst.) is one of the plants or natural substance potentially as an antibacteria. The antibacterial potencies of Kedondong Bangkok leaves extract (Spondias dulcis Forst.) against Enterococcus faecalis bacteria could be identified by determining Minimal Inhibitory Concentration (MIC) and Minimal Bactericidal Concentration (MBC). Purpose. This study is aimed to prove antibacterial potencies by identifying Minimal Inhibitory Concentration (MIC) and Minimal Bactericidal Concentration (MBC) of Kedondong Bangkok leaves extract (Spondias dulcis Forst.) against Enterococcus faecalis bacteria. Method. This study is an experimental laboratories through research design of The Post Test Only Control Group Design. Value of MIC and MBC were known by counting the growth of Enterococcus faecalis bacteria by treating the leaves extract of Kedondong Bangkok  with concentration respectively 25%, 22,5%, 20%,17,5%, 15%, and 12,5% on nutrient agar media in CFU/ml. Result. In the concentration 12,5% there are 8.8% bacterial growth and in the concentration 15% there are no bacterial growth. Conclusion. Kedondong Bangkok leaf extract (Spondias dulcis Forst.) has an antibacterial potency against Enterococcus faecalis bacteria. The MIC shows in concentration of 12,5% and the MBC shows in concentration of 15%.


DENTA ◽  
2015 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 136
Author(s):  
Hariningtyas Dian Rachmawati ◽  
A Aprilia ◽  
Kristanti Parisihni

<strong>Latar Belakang: </strong><em>Enterococcus faecalis</em> adalah salah satu bakteri yang memiliki kemampuan dalam membentuk biofilm yang dapat menyebabkan infeksi persisten endodontik. Biofilm adalah kumpulan bakteri yang terorganisasi dengan baik yang melekat pada permukaan dan terlapisi oleh lapisan matriks ekstraselular polisakarida. Ekstrak daun mangrove <em>Acanthus ilicifolius </em>telah diketahui memiliki senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antibakteri seperti saponin, alkaloid, terpenoid, dan tanin. <strong>Tujuan:</strong> Untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak daun mangrove <em>Acanthus ilicifolius</em> terhadap biofilm <em>Enterococcus faecalis.</em> <strong>Metode</strong> : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian <em>post test only control group design</em>. Sampel penelitian ini menggunakan bakteri <em>Enterococcus faecalis, </em>dibagi menjadi 6 kelompok, terdiri dari kontrol positif (NaOCL 2,5%), dan 5 kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak daun mangrove <em>Acanthus ilicifoliu</em>s yang berbeda yaitu 60 mg/ml; 70 mg/ml; 80 mg/ml; 90 mg/ml; dan 100 mg/ml dan dilakukan pengulangan sebanyak 8 kali. Bakteri <em>Enterococcus faecalis </em>dikultur pada media <em>TSBglu</em> diinkubasi selama semalam<em>.</em> Sebanyak 0,1 ml bakteri <em>Enterococcus faecalis</em> dengan konsentrasi 10<sup>6</sup> diisikan pada <em>microtiter plate</em> kemudian<em> </em>di cat dengan <em>crystal violet</em>.<em> </em>Biofilm diperiksa dengan mengukur <em>Optical Density</em> menggunakan ELISA <em>reader</em>. Analisis data menggunakan uji <em>One-way </em>ANOVA dilanjutkan dengan uji <em>Post Hoc</em>. <strong>Hasil:</strong> Pemberian ekstrak daun mangrove <em>Acanthus ilicifolius</em> menurunkan OD biofilm <em>Enterococcus faecalis</em> (p&lt;0,05) pada semua kelompok. <strong>Simpulan: </strong>Ekstrak daun mangrove <em>Acanthus ilicifolius </em>memiliki efektivitas antibakteri terhadap biofilm <em>Enterococcus faecalis</em>


2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Achmad Farich ◽  
Agung Aji Perdana ◽  
Dian Yunita

Dengue Haemorrhagic Fever is an infectious disease caused by the dengue virus which is transmitted mainly through the bite of the Aedes aegypti mosquito. Currently, larvicides are an important strategy in dengue vector control. Larvisides are applied to mosquito breeding sites to kill larvae. This study aims to determine the effectiveness of citronella essential oil as a larvicide for Aedes aegypti. An experimental design with a randomized post-test only control group design was applied in this study using the first to fourth instar larvae of Aedes aegypti as the test material. The concentrations of essential oils applied were 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 500 ppm and control with 4 replications for 3 different days. A total of 25 Ae aegypti larvae were used in each treatment and observed for 24 hours. Data analysis was performed using univariate and bivariate (probit test and Kruskal Wallis test). The results showed that all concentrations in the treatment group had significant differences with the control group with p < 0.05. This laboratory test also revealed that citronella essential oil was effective to kill the fourth instar larvae of Aedes aegypti with an LC50 of 1.553 mg/L. Citronella essential oil was effective in killing 50% of IVth instar larvae (LT50) within 3.6 minutes. The results of the chemical composition analysis of citronella essential oil using GC-MS showed citronellal, 2,6-octadien-1-ol, 3,7-dimethyl, and citronellol as the most abundant compositions. Citronella essential oil has potential as an effective botanical pesticide to control  Aedes aegypti larvae. Abstrak Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan virus dengue yang ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui nyamuk Aedes aegypti. Saat ini, larvasida merupakan salah satu strategi penting dalam pengendalian vektor dengue. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas minyak atsiri sereh wangi sebagai larvasida Aedes aegypti. Metode yang digunakan berupa eksperimental design dengan rancangan randomized post test only control group design dengan menggunakan larva Ae. aegypti instar I sampai IV sebagai material uji. Konsentrasi minyak atsiri yang digunakan yaitu 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 500 ppm dan kontrol dengan  empat kali pengulangan selama tiga hari berbeda. Masing-masing perlakuan menggunakan 25 larva dan dilakukan pengamatan selama 24 jam. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (uji probit dan uji kruskal wallis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua konsentrasi pada kelompok perlakuan memiliki perbedaan secara bermakna dengan kelompok kontrol p<0,05. Minyak atsiri sereh wangi pada semua konsentrasi perlakuan efektif dalam membunuh larva Ae. aegypti.  Konsentrasi minyak atsiri sereh wangi yang paling baik membunuh 50% (LC50) larva Ae. aegypti instar IV sebesar 1,553 mg/L. Minyak atsiri sereh wangi mampu membunuh larva Ae. aegypti instar IV sebanyak 50% (LT50) pada waktu 3,616 menit. Komponen utama minyak sereh atsiri sereh wangi yang teridentifikasi  dengan GC-MS adalah  citronellal, 2,6-octadien-1-ol, 3,7-dimetil, dan citronellol. Minyak atsiri sereh wangi dapat berpotensi sebagai larvasida botani yang efektif untuk mengontrol nyamuk Ae. aegypti


e-GIGI ◽  
2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Vilani A. M. Tilaar ◽  
Marie M. Kaseke ◽  
Juliatri .

Abstract: Enterococcus faecalis is commonly found in the root canal especially in failing treated root canal. These bacteria is resistant against many antibacterials. Recently, natural antibacterials have been developed as alternative antibacterials particularly for oral infection such as Robusta coffee seed extract (Coffea robusta) which contains antibacterial compounds (caffeine, volatile acid, and phenol). This study aimed to obtain the inhibition ability of Robusta coffee seed extract against growth of Enterococcus faecalis in vitro. This was a true experimental study with a post test only control group design. This study used agar diffusion method with well modified technique with 5 times of repetitions. The positive control was chlorhexidine 2% and the negative control was aquades. The results showed that Robusta coffee seed extract could inhibit the growth of Enterococcus faecalis with an average diameter of inhibition zone of 13.8 mm.Keywords: enterococcus faecalis, coffea robustaAbstrak: Enterococcus faecalis sering ditemukan di dalam saluran akar terutama yang gagal terhadap perawatan. Bakteri ini telah resisten terhadap banyak bahan antibakteri. Saat ini telah banyak dikembangkan bahan antibakteri alami sebagai alternatif pengobatan antibakteri khususnya untuk infeksi rongga mulut, yaitu antara lain kopi robusta (Coffea robusta) yang mengandung senyawa antibakteri (kafein, asam volatil, dan fenol). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak biji kopi robusta terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis secara in vitro. Jenis penelitian ialah eksperimental murni (true experimental design) dengan post test only control grup design. Penelitian ini menggunakan metode difusi agar dengan teknik sumuran. Pengulangan dilakukan sebanyak lima kali. dengan kontrol positif chlorhexidine 2% dan kontrol negatif aquades. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi robusta (Coffea robusta) memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dengan rerata diameter zona hambat 13,8 mm.Kata kunci: Enterococcus faecalis, Coffea robusta


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Rina Nabila ◽  
Cicih Bhakti Purnamasari ◽  
Alhawaris Alhawaris

Periodontitis merupakan penyakit tertinggi keenam di seluruh dunia dengan Porphyromonas gingivalis sebagai salah satu bakteri penyebabnya. Daun kayu manis (Cinnamomum burmannii blume) menunjukkan beberapa aktivitas antimikroba, seperti antibakteri dan anti-jamur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Cinnamomum burmannii blume terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis. Desain penelitian yang digunakan adalah the post test only control group design. Bakteri Porphyromonas gingivalis ditumbuhkan pada medium Blood Agar Plate (BAP) diberi perlakuan menggunakan ekstrak etanol Cinnamomum burmannii blume dengan konsentrasi sebesar 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol Cinnamomum burmannii blume tidak membentuk zona hambat di sekitar paper disc terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis pada semua konsentrasi. Ekstrak etanol Cinnamomum burmannii blume tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document