Pengaruh Body Image terhadap Konsep Diri Mahasiswi Public Relation Di Kota Pekanbaru

2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 52-60
Author(s):  
Genny Gustina Sari

Penampilan adalah salah satu aspek yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Permasalahan terkait penampilan khususnya bentuk tubuh tidak jarang mempengaruhi konsep diri khususnya bagi perempuan muda. Kebutuhan untuuk meningkatkan kualitas penampilan didukung tuntutan untuk tampil sempurna bagi perempuan muda merupakan sarana aksistensi diri yang utama. Tulisan ini melihat bagaimana pengaruh Body Image terhadap Konsep Diri Mahasiswi Public Relation di Kota Pekanbaru. Metode pada penelitian ini menggunakan riset kuantitatif dengan sampel sebanyak 96 responden dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling. Data ini diperoleh dari Data Primer dan Data Sekunder. Penggunaan variabel pada penelitian ini adalah dua variabel. Teknik pengumpulan yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Metode yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Sederhana. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi (sig.) yang diperoleh adalah sebesar 0,000, dinyatakan lebih kecil dari probabilitas 0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Body Image (X) terhadap Konsep Diri (Y) Mahasiswi Public Relation di Kota Pekanbaru. Sementara itu berdasarkan uji koefisien determinasi (R2), diperoleh nilai determinasi sebesar 0,551. Hasil ini menunjukkan bahwa Body Image (X) dapat mempengaruhi Konsep Diri (Y) Mahasiswi Public Relation di Kota Pekanbaru sebesar 0,551 (55,1%), sedangkan sisanya sebesar 44,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2008 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Bambang Widjajanta

Objek wisata pada masa kini sudah menjadi salah satu sumber pemasukan devisa yang cukup besar bagi Negara. Pantai Pangandaran adalah salahsatu objek wisata yang dimiliki oleh Jawa Barat, khususnya pemerintah Kabupaten Ciamis, dari sisi potensi Pantai Pangandaran sangat eksotik dijadikan objek wisata berskala dunia, dan mampu menyedot wisatawan baik mancanegara ataupun nusantara. Namun sayang, penataan Pantai Pangandaran masih jauh dari memuaskan, karena kebersihan Pantai Pangandaran yang kurang terjaga akibat dari pedagang kali lima yang berjejer di pinggir pantai ditambah lagi Pantai Pangandaran terkena bencana alam tsunami sehingga secara psikologis calon wisatawan yang akan memilih Pantai Pangandaran sebagai tempat kunjungan wisatanya merasa ketakutan. Hal ini membuat arus pengunjung ke Pantai Pangandaran mengalami penurunan drastis. Karena itu Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Ciamis mengambil langkah promosi melalui kegiatan marketing public relations yang terdiri dari kegiatan publikasi, kegiatan event, dan kegiatan news. Hal ini dilakukan untuk menarik kembali pengunjung. Metode yang digunakan adalah metode explanatory survey dimana metode ini menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel penelitian yaitu tentang pengaruh marketing public relations dan keputusan mengunjungi objek wisata sebagai variabel tidak bebas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah systematic random sampling Sedangkan pengolahan data menggunakan analisis jalur.Berdasarkan pengujian statistik diperoleh hasil bahwa marketing public relations mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan mengunjungi objek wisata Pantai Pangandaran sebesar 88.4% yang termasuk kedalam kategori sangat kuat/sangat tinggi.  


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Ari Wahyuddin

This research is aimed at determining and explaining the effect of public relations marketing on the brand image and customers loyalty at Studio Alam TV9. This research is an explanatory research with quantitative approach. This research employed three variables of Public Relations Marketing, Brand Image, and Customers loyalty. The visitors of Studio Alam TV9 that have visited twice or more are the populations of this study. 110 visitors are the respondents of this research selected through purposive random sampling to which the questioners were distributed. The data were analyzed using path analysis. Based on that path analyzed the research showed that public relation marketing has direct and significant effect on Brand Image. And the brand Image has direct and significant effect on the customers loyalty.  Beside that it is found that public relation marketing has indirect but significant effect of the customers loyalty through brand image. It is suggested that TV9 maintain and improve the public relation marketing ti improve the brand image and make the customers loyalty.Keywords: Marketing Public Relation, Brand Image, Customer Loyalty


Proyeksi ◽  
2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 195
Author(s):  
Aina Putri Khairani ◽  
Hannan Hannan ◽  
Laura Amalia

This study aims to test the validity and develop body image scale measurement tools. The development of this measuring instrument is based on Cash's theory (2012) which consists of 5 aspects namely appearance evaluation, appearance orientation, satisfaction with body parts, anxiety of being fat and categorizing body size. Respondents in this study numbered 196 vocational students in the District of West Semarang with cluster random sampling technique. From the EFA obtained KMO value of 0.762 and experienced changes in aspects into 2 aspects namely appearance evaluation and satisfaction with appearance.


Prologia ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 327
Author(s):  
Visakha Ratna Dewi ◽  
Septia Winduwati

The general public is introduced to an image of woman’s body that is slender, tall with a spotless sleek skin through fashion, advertisement and motion pictures which later become a standard of an ideal body. One of many options to straighten out this social issue is through the agency of a public relation activity known as Public Relation (PR) Campaign. Therefore, Nipplets, an online based lingerie company is fascinated to held a campaign about positive body via one of the most popular social media, Instagram. The purpose of this research is to gain extensive insight knowledges regarding the campaign itself, from the search stage all the way to the evaluation. The theoretical basis of this research are as follow; Communication, Persuasive communication, Social Media, ‘PR’ Campaign, Body Image and Cyber PR. This research uses a descriptive qualitative approach with a case study method. Based on the research outcome, it is believed that the lack of lingerie vendor who provide plus size lingerie in Indonesia and body insecurities have been the major motivations for @nipplets_official to carry out the Positive Body Campaign.  The planning was involving numerous parties, including the production team, model, influencer and psychologist in order to deliver points of this campaign. The campaign is delivered through Instagram for approximately one month with Video marketing, Instagram Story and Photos which attired with words of wisdom as part of the strategy. The evaluation shows that the information is successfully delivered and can be utilized to complement the next campaign. Masyarakat diperkenalkan dengan citra dan standar tubuh perempuan yang langsing, tinggi, dan kulit yang halus nan bersih melalui fesyen, iklan, dan film. Salah satu cara untuk membantu menyelesaikan masalah sosial ini dengan lewat salah satu kegiatan public relations, yaitu kampanye PR. Maka dari itu Nipplets sebagai sebuah toko online yang menjual lingerie tertarik untuk mengadakan sebuah kampanye tubuh positif perempuan melalui media sosial Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kampanye Nipplets, mulai dari tahap research hingga evaluation. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain; Komunikasi, Komunikasi Persuasif, Media Sosial, Kampanye PR, Body Image, dan Cyber PR. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan metode studi kasus. Hasil dari penelitian memperlihatkan kampanye tubuh positif yang dilakukan oleh @nipplets_official berlatarbelakangkan minimnya produsen lingerie untuk perempuan berukuran besar di Indonesia dan body insecurities. Perencanaan melibatkan berbagai pihak mulai dari production team, model, influencer, hingga psikolog untuk menyampaikan pesan dari kampanye ini. Kampanye ini dikomunikasikan melalui Instagram selama kurang lebih satu bulan dengan strategi video marketing, Instagram Story, dan unggahan foto bermuatan kata mutiara. Evaluasi yang didapat adalah pesan tersampaikan dengan baik dan menjadi masukan untuk kampanye berikutnya.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 83-92
Author(s):  
Ananda Putri Setyorini ◽  
Fernaldi Anggadha Ratno

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengaruh Promotion Mix yang terdiri dari advertising (Periklanan), sales promotion (promosi penjualan), public relation (hubungan masyarakat), personal selling (penjualan pribadi), dan direct marketing (pemasaran langsung) berpengaruh terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank Syariah Mandiri (BSM) KCP Boyolali (Tahun 2015-2019). Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepda nasabah yang menabung di BSM KCP Boyolali. Sampel yang diambil sebanyal 100 responden nasabah yang menabung di BSM KCP Boyolali dengan teknik simple random sampling,data kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 22 dan analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini meliputi uji reabilitas, uji validitas, uji regresi, uji regresi linear berganda,pengajuan hipotesis melalui uji T, uji F, serta koefisien determinasi (R^2) dan uji asumsi klasik. Hasil T_test menunjukan bahwa advertsing, sales promotion, personal selling, dan direct marketing  berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Syariah Mandiri KCP Boyolali. Sedangkan public relation tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Syariah Mandiri KCP Boyolali. Uji F_test menunjukan bahwa advertsing, sales promotion, personal selling, public relation ,dan direct marketing  secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Syariah Mandiri KCP Boyolali.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 282
Author(s):  
Heri Gunawan ◽  
Ike Anggraeni ◽  
Annisa Nurrachmawati

Tingginya angka kasus positif COVID-19 menyebabkan masyarakat untuk mengubah kebiasaan dan cara berkomunikasi luring menjadi daring. Hal ini berdampak tingginya penggunaan media sosial pada remaja yang dapat berpengaruh terhadap perilaku remaja. Pengaruh dari penggunaan sosial media secara berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental seperti stres, kecemasan, depresi, rendahnya self esteem, gangguan tidur, dan body image. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari intensitas penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 200 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen yang digunakan yakni kuesioner Social Networking Time Use Scale (SONTUS) dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Data dikumpulkan secara online menggunakan google form dan data dianalisis dengan uji korelasi pearson product moment. Hasil studi menunjukkan terdapat 24.5% mahasiswa mengalami stress sedang, 10.5% lainnya mengalami stress parah dan 6% mengalami stress sangat parah.. Korelasi positif ditemukan antara intensitas penggunaan media sosial dengan tingkat stres (p-value = 0,001, r =0,270). Kesimpulan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial  maka semakin parah tingkat stres yang dialami. Temuan ini menunjukkan perlunya memberikan informasi kepada remaja mengenai bagaimana penggunaan media sosial yang tepat dan sehat untuk meminimalisir dampak negatif terutama kesehatan mental remaja.  


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 147
Author(s):  
Alivia Norma Yusintha ◽  
Adriyanto Adriyanto

Background: In Indonesia, underweight and overweight is a problem that is still common in adolescent girl. Many factors that determine the nutritional status of adolescent girl such as eating behavior and body image. Changes in eating behavior in adolescent girl are caused they have a negative body image. Adolescent girl want to have a tall and slim body.Objective: This study was conducted to analyze the relationship between eating behavior and body image with nutritional status of adolescent girl aged 15-18 years.Methods: This study was an observational analytic study using cross sectional design on 93 adolescent girl who selected by simple random sampling. The data were collected using an Adolescent’ Food Habit Checklist (AFHC) questionnaire, body image generated using a Body Shape Questionnaire (BSQ) questionnaire, and anthropometric data.Results: The results showed that most adolescent girl had good eating behavior ((57%), positive body image (80.6%), and normal nutritional status (72%). There was a relationship between eating behavior (p=0.013) and body image (p=0.002) with nutritional status of adolescent girl.Conclusion: Adolescent girl who have good eating behavior and positive body image have good nutritional status. Adolescent girl are expected to serve out good eating behavior such as getting breakfast and often consume vegetables and fruits to create a good nutritional status as well.ABSTRAKLatar Belakang: Di Indonesia, masalah gizi kurang dan gizi lebih adalah masalah yang masih sering terjadi di usia remaja terutama pada remaja putri. Banyak faktor yang menentukan status gizi remaja putri seperti perilaku makan dan citra tubuh. Perubahan perilaku makan pada remaja putri dikarenakan mereka memiliki citra tubuh yang negatif. Remaja putri ingin memiliki tubuh yang tinggi dan langsing.Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara perilaku makan dan citra tubuh dengan status gizi remaja putri usia 15-18 tahun.Metode: Penelitian ini adalah observasional analitik menggunakan studi cross sectional pada 93 remaja putri yang dipilih secara simple random sampling. Data yang dikumpulkan adalah terkait perilaku makan yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner Adolescent Food Habit Checklist (AFHC), citra tubuh yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner Body Shape Questionnaire (BSQ), dan data antropometri meliputi berat badan dan tinggi badan.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar remaja putri memiliki perilaku makan yang baik (57%), citra tubuh positif (80,6%), dan status gizi normal (72%). Terdapat hubungan antara perilaku makan (p=0,013) dan citra tubuh (p=0,002) dengan status gizi remaja putri usia 15-18 tahun.Kesimpulan: Remaja putri yang memiliki perilaku makan yang baik dan citra tubuh positif memiliki status gizi yang baik. Remaja putri diharapkan dapat menjalani perilaku makan yang baik seperti membiasakan sarapan dan sering mengonsumsi sayur dan buah agar tercipta status gizi yang baik pula. 


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Muhammad Dimas Bimantara ◽  
Merryana Adriani ◽  
Dewi Retno Suminar

  Background: Teenage age is a period of transition from childhood to adulthood. At this age there will be changes in body shape that can affect teenagers' perceptions of body image, especially adolescent girl. The result of a preliminary study at Senior High School 9 Surabaya showed that 7 out of 10 female students were dissatisfied with their body shape so they made certain efforts, such as managing their diet to exercise for get an ideal body.Objective: The purpose of this study was to analyze whether there was a relationship between body image and nutritional status in female students at Senior High School 9 Surabaya.Methods: The study used a cross-sectional design carried out 76 of 11th and 12th grades in Senior High School 9 Surabaya. The inclusion criteria in this study were the students not undergoing special diet. The sampling technique used was proportional random sampling. Research data collection was conducted by interview method using body image questionnaire (BSQ-34) and anthropometric measurements. Data analysis used spearman correlation test (α=0.05).Results: The results of this study showed that more than half of the respondents have a positive body image (74%) and normal nutritional status (71%). There was significant relationship between body image and nutritional status of female students at Senior High School 9 Surabaya (p<0.001). Conclusion: Female nutritional status is influenced by body image. Students with a positive body image tend to have normal nutritional status.ABSTRAKLatar Belakang: Usia remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada usia ini akan terjadi perubahan bentuk tubuh yang dapat mempengaruhi persepsi remaja mengenai citra tubuh khususnya remaja putri. Hasil studi pendahuluan di SMA Negeri 9 Surabaya menunjukkan bahwa 7 dari 10 siswi merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya sehingga mereka melakukan upaya tertentu, seperti mengatur pola makan hingga berolahraga demi mendapatkan tubuh yang ideal.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara citra tubuh dengan status gizi pada siswi di SMA Negeri 9 Surabaya.Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional dilakukan pada 76 siswi kelas XI dan XII di SMA Negeri 9 Surabaya. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah siswi tidak sedang menjalani diet khusus. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner citra tubuh (BSQ-34) dan pengukuran antropometri. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman (α=0,05).Hasil: Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden mempunyai citra tubuh yang positif (74%) dan status gizi yang normal (71%). Ada hubungan antara citra tubuh dengan status gizi pada siswi di SMA Negeri 9 Surabaya (p<0,001).Kesimpulan: Citra tubuh berhubungan dengan status gizi pada siswi di SMA Negeri 9 Surabaya. Siswi dengan citra tubuh positif maka cenderung memiliki status gizi normal.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 36-48
Author(s):  
Zakina Octaviano ◽  
Annisa Nurrachmawati ◽  
Reny Noviasty

Remaja putri cenderung lebih berisiko mengalami permasalahan kesehatan, terutama mengenai citra tubuh (body image) dan status gizi. Aktivitas fisik bermanfaat untuk kesehatan fisik dan psikologis. Frekuensi aktivitas fisik menurun secara signifikan pada remaja putri pada saat mencapai usia 17 tahun. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan body image dan status gizi dengan aktivitas fisik siswi kelas X dan XI di SMA dan SMK swasta wilayah kerja puskesmas pasundan Kota Samarinda tahun 2019. Desain yang digunakan yaitu cross sectional study dengan 141 orang siswi, teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling. Data variabel body image diambil dengan menggunakan kuesioner MBSRQ-AS, status gizi ditentukan menggunakan perhitungan IMT yang didapatkan dari pengukuran antropometri dan data aktivitas fisik diambil dengan menggunakan kuesioner PAQ-A. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil analisis penelitian menunjukkan sebesar (49,6%) responden berusia 16 tahun. Mayoritas mempunyai aktivitas fisik rendah (62,4%), body image negatif (66,0%), dan mempunyai status gizi normal (66,0%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara body image dan aktivitas fisik (p=0,005). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan aktivitas fisik (p=0,401). Kesimpulan yang diperoleh yaitu  hasil analisis menunjukkan kecenderungan semakin negatif body image maka semakin rendah aktivitas fisik.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 109
Author(s):  
Zumrotul Choiriyah ◽  
Devi Anis Ramonda ◽  
Yunita Galih Yudanari

Pola makan remaja saat ini sudah mulai bergeser pada pola makan yang tidak seimbang sehingga meningkatkan kejadian obesitas pada remaja.  Salah satu faktor yang mempengauhi pola makan pada remaja yaitu body image, dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara body image dan jenis kelamin terhadap pola makan pada remaja di SMA Negeri 1 Ungaran. Jenis penelitian ini adalah Diskriptive Korelasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportinate Random Sampling dengan total populasi 1212 siswa dan  jumlah sampel 92 siswa. Analisi data menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa body image pada siswa SMA N 1 Ungaran dalam kategori positif60 responden (65,2 %). Hasil penelitian didapatkan 56 orang berjenis kelamin perempuan (60,9%). Pola makan siswa dalam kategori kurang baik 61 responden (66,3%). Hasil uji chi squaretentang hubungan body image terhadap pola makan didapatkan p value sebesar 0,047< α (0,05). Hasil uji chi squaretentang hubungan jenis kelamin terhadap pola makan didapatkan p value sebesar 0,048 < α (0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara body image dan jenis kelamin terhadap pola makan pada remaja di SMA N 1 Ungaran. Diharapkan sekolah dapat memberikan konseling kepada siswanya mengenai pentingnya pola makan yang baik dan benar. Kata Kunci: Body image, jenis kelamin, pola makan, remaja THE CORRELATION BETWEEN BODY IMAGE AND GENDER TO FOOD PATTERN IN ADOLESCENCE  ABSTRACTThe current food pattern of adolescents has begun to shift to an unbalanced food pattern that increases the incidence of obesity in adolescents. One of the factors that influence diet in adolescence is body image, and gender. The purpose of this study was to determine the correlation between body image and gender to food pattern in adolescence at SMAN 1 Ungaran. This type of reaserch was descriptive correlational with cross-sectional approach. The sampling technique used proportionate random sampling with a total pupulation 1212 students and sample size of 92 students. Data analysis used Chi Square Test. The results of the study show that the body image at SMAN 1 Ungaran in the positive category as many as 61 respondents (65,2%). The results show that 56 people are female (60.9%). The food pattern of students in the poor category as many as 61 respondents (66,3%). The result of the chi square test about the correlation of body image to food pattern obtain p value of 0.047 < α (0.05). The result of the chi square test about the correlation of gender to food pattern obtain p value 0.048 < α (0.05). There is a significant correlation between body image and gender to food pattern in adolescence at SMAN 1 Ungaran. It is expected that schools can provide counseling for their students regarding the importance of good and right of food pattern. Keywords: Body image, gender, food pattern, adolescence


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document