scholarly journals ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN DENGAN PENDEKATAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 98-108
Author(s):  
Erna Febriyanti

ABSTRAK Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di berbagai negara termasuk Indonesia salah satunya. Mahasiswa merupakan kelompok remaja usia produktif dimana pada usia ini rentan terhadap penularan HIV/AIDS. Usia remaja merupakan  usia mayoritas mahasiswa yang dianggap rentan tertular dikarenakan pengetahuan yang kurang akan bahaya HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pencegahan HIV/AIDS pada mahasiswa keperawatan. Metode dalam penelitian ini adalah  kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.  Populasi  penelitian adalah mahasiswa keperawatan di Universitas Citra Bangsa dan STIKes Maranatha Kupang. Sampel penelitian adalah mahasiswa keperawatan yang diambil  dengan teknik purposive sampling dengan besar sampel 100 responden, kemudian dilakukan analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan persepsi kerentanan yang dirasakan, persepsi keseriusan yang dirasakan, persepsi manfaat yang dirasakan, persepsi hambatan yang dirasakan, persepsi isyarat untuk bertindak, keyakinan diri (self efficacy) memiliki hubungan yang signifikan dengan pencegahan HIV/AIDS pada mahasiswa Universitas Citra Bangsa dan STIKes Maranatha Kupang. Hasil penelitian ini berguna untuk mahasiswa yang bersangkutan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku pencegahan HIV/AIDS serta penyakit menular seksual lainnya. Kata kunci: Faktor- Faktor, Perilaku, Pencegahan, HIV / AIDS.  

Care Journal ◽  
2022 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 84-91
Author(s):  
Andi Ravida Rahma ◽  
Ridwan Amiruddin ◽  
Indra Dwinata ◽  
Rismayanti Rismayanti

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan pandemi global yang terus memakan korban jiwa. Virus ini telah menyebar secara merata di dunia dan hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini terlihat dari data sebarannya. kasus aktif Covid-19 yang terus meningkat. Data kasus positif Covid-19 di Sulsel per 5 Januari 2021 dilaporkan sebanyak 33.931 kasus dan terus bertambah. Tindakan pencegahan telah diterapkan, tetapi tidak semua orang mematuhinya. Salah satu cara untuk meningkatkan upaya pencegahan Covid-19 adalah dengan meningkatkan persepsi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMAN 9 kota Makassar dengan perilaku pencegahan penularan penyakit Covid-19 menggunakan pendekatan health belief model. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian cross sectional. Besar sampel adalah 264 sampel. Penelitian berlangsung pada tanggal 1 Juni – 15 Juli 2021 di SMAN 9 Kota Makassar. Instrumen yang digunakan adalah angket berupa Goggle Form. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara upaya pencegahan Covid-19 dengan persepsi kerentanan (p = 0,0029), cues to act (p = 0,044) dan self-efficacy (p = 0,001). sedangkan tidak ada hubungan antara persepsi keparahan (p=0,113), persepsi hambatan (p=0,191) dan manfaat yang dirasakan (p=0,139) dengan upaya pencegahan Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi kerentanan, cues to action dan self efficacy memiliki hubungan dengan upaya pencegahan Covid-19 pada siswa SMAN 9 Kota Makassar


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Luqman Effendi ◽  
Nurul Khotimah

Keluhan pada organ reproduksi yang sering terjadi adalah Pruritus vulvae yaitu ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin perempuan. Pruritus vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang muncul 44% karena buruknya Personal Hygiene dan Hygiene Menstruasi. Penelitian Tahun 2015 di 4 wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan terkait kebersihan saat menstruasi menemukan 67% remaja di kota dan 41% remaja di desa masih adanya perilaku negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku hygiene menstruasi melalui Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 101 siswi SMPN 244 di Jakarta Utara, dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Perilaku Hygiene Menstruasi baik baru dilakukan 55,4% responden. Perilaku Hygiene Menstruasi berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan (OR=5,1), perceived threat (OR=3,9) dan perceived benefit (OR=3,3) dengan P Value < 0.005. Health Belief Model (HBM) bisa dipertimbangkan sebagai suatu pendekatan dalam upaya memperbaiki perilaku hygiene menstruasi pada remaja. Peningkatan pengetahuan direkomendasikan dengan menekankan pada ancaman penyakit yang berkaitan dengan perilaku hygiene menstruasi dan manfaat-manfaat yang langsung dirasakan oleh remaja berkenaan dengan perilaku higiene menstruasi.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Machria Rachman

HIV (Human Immunodeficiency Virus)  dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat secara global. Prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi juga cukup tinggi yakni 4.557 kasus. Cara penularan HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual (71 %). Sejumlah 18,23% orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah wanita pekerja seks (WPS). Meskipun lokalisasi di Banyuwangi telah resmi ditutup pada tahun 2013, namun praktik prostitusi masih terselubung dijalankan. Hubungan seksual tanpa kondom menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap WPS dengan persuasi penggunaan kondom di eks lokalisasi Gempol Porong Kabupaten Banyuwangi. Desain penelitian adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu WPS di Eks Lokalisasi Gempol Porong berjumlah 32 orang yang diambil dengan teknik Total sampling. Pengambilan data dengan metode angket dan dianalisis statistik menggunakan SPSS 20.0 version. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WPS yang memiliki pengetahuan rendah dalam penanggulangan HIV/AIDS sebanyak 56,2 %, sikap negatif sebesar 53,1% dan sebanyak 59,4% tidak melakukan persuasi penggunaan kondom. Analisis uji chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan WPS dalam penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (ρ = 0,002α), serta ada hubungan antara sikap WPS dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (nilai ρ = 0,000α). Variabel yang berpengaruh terhadap penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom adalah sikap, dengan  probabilitas sikap negatif WPS sebesar 78%. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pihak terkait guna peningkatan 100% penggunaan kondom sehingga dapat menekan angka pertumbuhan HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi.


1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Dian Palupi Kusuma ◽  
Sheizi Prista Sari ◽  
Ikeu Nurhidayah

Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung teratur ke posyandu. Di Kabupaten Bandung, Posyandu Desa Cimekar memiliki angka kunjungan balita yang terendah yaitu 70,3% pada Bulan Oktober– Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku membawa balita ke posyandu dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu (nilai p=0,000; α=0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang posyandu belum merata dengan baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar puskesmas memberikan pembinaan terhadap para ibu balita bukan hanya penyuluhan, namun diberikan pengarahan dan bimbingan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu. Kata kunci: Balita, Health Belief Model, perilaku, persepsi, posyandu The Relationship between Mother’s Perception and Behavior on Attending Posyandu Abstract Community health post as well known as posyandu provide as center to monitor growth in children under five years old. Data showed that the number of mother’s attendance behavior to Posyandu in Cimekar’s Village was very low, only 70.5% from October to December 2013. The aimed of this study was to identify the relationship between mother’s perception and parents behavior on taking their children to posyandu based on Health Belief Model Theory. The method of this study was descriptive with cross sectional study. Simple random sampling was used as sampling technique with 97 mothers who has child under five years old among 10 Posyandu in Cimekar was taken in this study. Data was analyzed by chi-square. The result of this study showed that there was significant relationship between mother’s perception and mother’s behavior to attend Posyandu (p=0.000; α=0.05). Data showed that 52.25% respondents had a positive perception about posyandu and 59.5% respondents had positive behavior to take their child to posyandu. The recommendation for Puskesmas is to give further information and motivation to mother to attend posyandu frequently.Key words: Behavior, child under five years old, Health Belief Model, perception, posyandu.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Muhlisa Muhlisa ◽  
Amira BSA

Background: Riskesdas in 2013, North Maluku Province is one of the areas in Indonesia with the prevalence of Diabetes Mellitus (DM) of 1.1%. Data obtained from Diabetes Centre registers, from January to June 2017, the average patient DM visiting are 126 each month. Efforts have been made by the government in tackling the DM problem, but cases in Indonesia are still high. The study used the Health Belief Model (HBM) approach developed by Rosentock and Becker in 1974. HBM is a conceptual framework for understanding individual health behaviors. The purpose of this study is the identification of the perceptual factors of susceptibility, seriousness, benefits, obstacles and family support factors to compliance medication DM patients in the work area of Diabetes Center Ternate City in 2017. Method: using cross sectional approach with Sample amounted to 98 respondents. Instruments using Knowledge and Perception Questionnaire were analyzed using Chi Square test. Results: obtained are almost all respondents have perceptions of vulnerability, seriousness, benefits and obstacles are positive, as well as medication compliance, while for more family support is lacking. Conslusions: Statistical test result there is no correlation between perception of susceptibility, seriousness and benefit with medication compliance whereas perception of obstacles showed significant relationship.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 129-136
Author(s):  
Niken Ariska Prawesti ◽  
Purwaningsih Purwaningsih ◽  
Ni Ketut Alit Armini

Abtract: Voluntary Counseling and Testing (VCT) is one of the government programs to prevent trans- mission of HIV/AIDS must done by Men Sex With Men (MSM). But there are still MSM who have not utilized VCT services. This study was aimed to analyze of the factors correlating with utilization VCT in MSM based on Health Belief Model at Surabaya region. Design used analytic with cross-sectional ap- proach. The 43 samples were chosen by purposive sampling. The independent variabels were perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action. The de- pendent variabel was utilization VCT. Data were collected by using questonnaire and alayzed by chi square test. Results showed that perceived seriousness had correlation with VCT utilization (p=0,035), perceived seriousness had correlation with VCT utilization (p=0,039), perceived benefits had correlation with VCT utilization (p=0,019), perceived barrier had correlation with VCT utilization (p=0,008) and cues to action (p=0,037) had correlation with VCT utilization. Some factors in health belief model have a correlation with VCT utilization by MSM. It is recommended to officer GAYa Nusantara Civil Society Organizations to give adequate information frequently to the high risk people of HIV/AIDS.Keyword: VCT, utilization, MSM, health belief modelAbstrak: Voluntary Counseling and Testing (VCT) adalah suatu program pemerintah untuk mencegah penularan HIV/AIDS yang perlu dilakukan olehLelaki Suka dengan Lelaki (LSL). Namun, masih terdapat LSL yang belum memanfaatkan layanan VCT. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT oleh LSL berdasarkan Teori Health Belief Model (HBM) di wilayah Surabaya. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 43 sampel dipilih dengan purposive sam- pling. Variabel independen adalah persepsi kerentanan, persepsi keseriusan,persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan petunjuk bertindak. Variabel dependen adalah pemanfaatan VCT. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisisdengan uji chi square. Hasil menunjukkan bahwa kerentanan yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,035), keseriusan yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,039), manfaat yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,019), hambatan yang dirasakan memiliki korelasi dengan VCT pemanfaatan (p = 0,008) dan isyarat untuk bertindak (p = 0,037) memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT. Persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan petunjuk bertindak memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT oleh LSL.Disarankan kepada LSM GAYa Nusantara untuk sering memberikan informasi kepada orang-orang berisiko tinggi HIV / AIDS.Kata kunci: VCT, LSL, HIV, HBM


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ellia Ariesti ◽  
Felisitas A. Sri S ◽  
Elizabeth Y. Y. Vinsur ◽  
Kristianto D. N

ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci       : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Liya Muzdalifah ◽  
Triana Arisdiani ◽  
Hermanto Hermanto

AIDS  atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah IMS (infeksi menular seksual) viral yang berkembang dari infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus. HIV/AIDS telah mencapai proporsi epidemik diseluruh dunia. Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, dengan jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kejadian yang sesungguhnya. Hal ini terlihat dari jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya yang sangat meningkat secara signifikan. Diperkirakan terdapat sekitar 630.000 ODHA di Indonesia pada tahun 2015. Penelitian bertujuan ini untuk mengetahui gambaran sikap pencegahan HIV/AIDS pada karyawan di Desa Sidorejo. Penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 263 responden dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini didapatkan hasil sebagian besar responden memiliki sikap baik tentang HIV/AIDS sebanyak 228 orang atau 86,7%. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dapat digunakan sebagai dasar awal untuk melanjutkan penelitian dibidang sama dengan variabel penelitian lain yang belum diungkap sehingga didapatkan hasil informasi yang lebih luas dan lengkap. Kata kunci : Sikap, HIV/AIDS, karyawan DESCRIPTION OF HIV / AIDS PREVENTION ATTITUDE IN EMPLOYEES ABSTRACTAIDS or Acquired Immuno Deficiency Syndrome is a viral sexually transmitted infection that develops from HIV infection or the Human Immunodeficiency Virus. HIV / AIDS has reached epidemic proportions throughout the world. The case of HIV / AIDS is an iceberg phenomenon, with far fewer people reported compared to actual events. This can be seen from the number of AIDS cases reported each year which has increased significantly. It is estimated that there were around 630,000 PLWHA in Indonesia in 2015. The purpose of this study was to find a picture of HIV / AIDS prevention attitudes among employees in Desa Sidorejo. Descriptive research with cross sectional method. The total sample of 263 respondents using purposive sampling. This study found that the majority of respondents had good attitudes about HIV / AIDS as many as 228 people or 86.7%. Future studies are expected to be able to be used as an initial basis for continuing research in the same field as other research variables that have not been revealed so that the results obtained are more extensive and complete. Keywords: Attitudes, HIV / AIDS, employees


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Muhamad Solikul Hamdani ◽  
Kun Ika Nur Rahayu ◽  
Yeni Lufiana Novita Agnes

Program Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang di lakukan untuk menekan penyebaran HIV/AIDS. Tingginya kasus HIV/AIDS di Indonesia salah satunya dikarenakan minta seseorang yang berisiko untuk melakukan pemeriksaan VCT yang masih rendah. Teori Health Belief Model adalah model teoritis yang dapat digunakan untuk memandu promosi kesehatan dan program pencegahan penyakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfatan klinik VCT pada LSL remaja dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM) di Kota Kediri tahun 2020. Pwnwlitian ini termasuk penelitian analiotik korelasi dengan pendekatan Cross sectional. 83 sampel orang dipilih denagn porposive sampling. Variabel Independen variabel meliputi perceived susceptibility, perceived benefits, perceived barrier, perceived seriusnes, dan cues to action. Variabel dependen adalah pemanfaatan layanan VCT. Data di kumpulkan dengan kuesioner dan di analisis dengan sperman rank. Hasil menunjukan bahwa perceived susceptibility dengan pemanfaaatan layanan VCT (p = 0,255), perceived seriousness dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,241), perceived  benefits dengan pemanfaatan VCT ( p = 0,064), perceived barrier dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,026), Hubungan cues to action dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,169). Perceived susceptibility, perceived benefits, perceived seriusnes, dan cues to action tidak memiliki korelasi denagn pemanfaatan layana VCT, perceived barrier memiliki korelasi dengan pemanfaatan layanan VCT. Di saran kan bagi LM untuk sering memberikan informasi kepasa orang-orang beresiko tinggi HIV/AIDS. Kata kunci : VCT, LSL, HIV, HBM


2018 ◽  
Vol 2018 ◽  
pp. 1-7 ◽  
Author(s):  
Azam Larki ◽  
Rahim Tahmasebi ◽  
Mahnoush Reisi

The aim of this study was to determine the factors influencing adherence to self-care behaviors among low health literacy hypertensive patients based on health belief model. A cross-sectional study was conducted among 152 hypertensive patients with low health literacy. Patients with limited health literacy were identified by S-TOFHLA. The data were collected using H-scale for assessing self-care behaviors and, HK-LS for assessing knowledge of hypertension. A researcher-made questionnaire was applied for collecting data of health belief model constructs. Data were analyzed by SPSS version 22 with using multiple logistic regression analyses. Perceived self-efficacy was associated with all self-care behaviors except medication regimens. There was a significant association between perceived susceptibility and adherence to both low-salt diet (OR = 3.47) and nonsmoking behavior (OR = 1.10). Individuals who had more perceived severity (OR = 1.82) had significantly greater adherence to their medication regimens. Perceived benefits and barriers were not significantly associated with either type of hypertension self-care behaviors. It seems that designing and implementation of educational programs to increase self-efficacy of patients and promote their beliefs about perceived susceptibility and severity of complications may improve self-care behaviors among low health literacy hypertensive patients.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document