scholarly journals Faktor Risiko Dominan Penyakit Jantung Koroner Akut pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

2022 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 465
Author(s):  
Sirilus Deodatus Sawu

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian terbesar diseluruh dunia. Penyebab terbesar dari penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis. Pecahnya plak aterosklerosis menimbulkan manisfestasi klinis penyakit jantung koroner akut yang dibagi menjadi UA, NSTEMI dan STEMI. Kondisi-kondisi ini umumnya mendorong pasien harus menjalani rawat inap. Pasien yang menjalani rawat inap tersebut umumnya memiliki faktor risiko kardiovaskular. Penelitian merupakan studi literatur yang akan memberikan gambaran terkait faktor risiko kardiovaskular dominan yang dijumpai pada pasien rawat inap. Sumber literatur diambil dari jurnal penelitian yang dipublikan dalam rentang waktu tahun 2016-2010 melalui database google scholar, science direct dan PubMed. Hasil studi literatur dari penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan beberapa faktor risiko kardiovaskular berhubungan atau berpengaruh secara signifikan dengan penyakit jantung koroner. Faktor risiko kardiovaskular yang dapat dimodifikasi yang dominan ditemukan pada pasien rawat inap di Indonesia antara lain hipertensi, dislipidemia, diabetes melitus, obesitas dan merokok. Pentingnya mengontrol faktor-faktor risiko tersebut dapat mengurangi risiko pasien masuk rumah sakit akibat penyakit jantung koroner.

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 56-70
Author(s):  
Izzah Al Mukminah ◽  
Raden Bayu Indradi

Pendahuluan: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tinggi dan bahkan mengalami fluktuasi dari 422 juta jiwa menjadi 463 juta jiwa dalam 5 tahun. Pada tatalaksana penyakit DM, salah satunya ialah terapi farmakologi menggunakan Obat Antihiperglikemik (OAH). Saat ini selain OAH, masyarakat juga menggunakan herbal untuk mengatasi DM. Senyawa aktif herbal yang telah terbukti berkontribusi dalam pengobatan beragam dan multikomponen, namun tidak semua komponen tersebut diketahui memberikan efek terapeutik pada DM. Maka, tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara obat konvensional dan herbal untuk DM. Metode: Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei 2020. Situs yang digunakan adalah Google Scholar, Elsevier dan NCBI.  Kata kunci yang digunakan untuk menemukan sumber jurnal ialah “interaksi obat DM dan herbal”, “interaction of diabetic drugs and herbs”, “herbal untuk diabetes”, dan “herbs for diabetes”. Jurnal yang digunakan sebagai sumber berjumlah 15 jurnal dengan fokus penelitian secara in vivo  dan klinis. Hasil: Multikomponen pada herbal tersebut jika digunakan bersamaan dengan OAH berpotensi untuk menimbulkan interaksi, beberapa studi melaporkan bahwa OAH dan herbal untuk antidiabetes memiliki interaksi sinergis atau antagonis. Berdasarkan pustaka beberapa penelitian interaksi obat dan herbal bisa terjadi, seperti Metformin, Glibenklamid dan Pioglitazon dengan Aloe vera berinteraksi sinergis. Kesimpulan: Potensi interaksi antagonis dan sinergis muncul pada beberapa hasil penelitian interaksi herbal dengan OAH.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Asri Pandiangan ◽  
Kristian Pieri Ginting

Diabetes melitus  atau DM merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya. Prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia>15 tahun sebesar 6,9%, Toleransi Glukosa Terganggu atau TGT sebesar 29,9% dan Gula Darah Puasa Terganggu atau GDPT sebesar 36,6%. Diabetes mellitus merupakan silent killer. Adapun gejala-gejala klasik pada diabetes adalah polifagi, polidipsi dan poliuri. Penanganan pasien diabetes terbagi atas terapi farmakologi dan non farmakologi. Literatur review ini bertujuan mengetahui efek pemberian ekstrak biji jintan hitam terhadap pasien diabetes mellitus tipe 2 sebagai terapi alternatif yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 2001 sampai 2019 dengan 32 sumber pustaka. Berbagai penelitian eksperimental yang dilakukan menunjukkan bahwa kandungan bioaktif pada biji jintan hitam bermanfaat sebagai anti diabetes. Kandungan biji jintan hitam sebagai antioksidan dapat meningkatkan sekresi insulin dengan meningkatkan metabolism energi di mitokondria, meningkatkan jalur intraseluler pada reseptor dan menurunkan glukoneogenesis dengan menekan sintesis enzim glukoneogenik.   Kata kunci: diabetes melitus, thymoquine, anti diabetes   EFFECT OF BLACK SEED EXTRACT FOR DIABETES MELLITUS TYPE 2 AS ALTERNATIVE THERAPY   ABSTRACT Diabetes mellitus or DM  is an group metabolic disease with the hyperglycemia characteristic because of insulin secretion disorder, insulin activity or both of them. The prevalence of diabetes mellitus at the age > 15 years old, is 6.9 percent, 29.9 percent ImpairedGlucoseTolerance or IGT and 36.6 percent ImpairedFastingGlycaemia or IFG.. Diabetes mellitus is a silent killer. As for classic symptoms of diabetes are polyphagia, polydipsia and polyuria. Intervention for patient diabetes divided by pharmacological and non pharmacological intervention. This literature review aims to find out which effect of Black Seed for patient of diabetes mellitus type 2 as alternative therapythat have been done by previous researchers. The method used in this article is the search of articles through the NCBI and Google Scholar databases. The year of publication of library sources is from 2009 to 2018 with 29 library sources.Various experimental research conducted showed part bioactive component useful as antidiabetic. Bioactive component as antioxidant can increase insulin secretion by increasing energy metabolism at mitochondria and increasing intraceluler pathway on insulin receptor and reduce gluconeogenesis by reduce synthesis gluconeogenic enzyme.   Keywords: diabetes mellitus, thymoquinone, anti diabetic


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 272
Author(s):  
Muliana I Kadek ◽  
Martini Made ◽  
Pasek I Ketut

Latar belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah yang memerlukan self care management dalam penatalaksanaannya. Kepatuhan pasien sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dari self care management diabetes. Kepatuhan dapat terjadi jika penderita memiliki keyakinan untuk sembuh, keyakinan ini dinamakan efikasi diri. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kepatuhan self care management pada pasien diabetes melitus. Metode: Pencarian artikel menggunakan database Google Scholar, PubMed, dan Spingerlink untuk menemukan artikel yang sesuai dengan kreteria inklusi dan ekslusi kemudian dilakukan review. Hasil: Artikel terakhir yang digunakan dalam literature review ini sebanyak 10 artikel yang memenuhi kreteria inklusi. Secara keseluruhan studi menemukan hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kepatuhan self care management pada pasien diabetes melitus. Kesimpulan: Efikasi diri dan kepatuhan self care management merupakan komponen penting sebagai dasar untuk mencegah komplikasi terkait penyakit dan mempertahankan kualitas hidup pasien diabetes melitus.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 104-15
Author(s):  
Ghea Mangkuliguna ◽  
Glenardi ◽  
Rexel Kuatama

Background: Type 1 and 2 diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disease most commonly affects millions of people worldwide. Despite the differences in pathogenesis, both share one thing in common - that is the drastic depletion in the number of pancreatic β cells. Unfortunately, physiological proliferation of β cells has come to a halt starting from the first year of neonatal. To overcome this problem, researchers have been searching for molecules with the ability to induce β cells proliferation. Upon extensive screening, only harmine was proven to be the most potent β cells proliferation inducer. Furthermore, combination of harmine with TGFβSF inhibitor was found to boost harmine’s effectivity even more. Another development was also made to improve harmine’s selectivity by incorporating 1-hydroxymethyl group. Objective: Evaluate the potency of 1-hydroxymethyl harmine-TGFβSF inhibitor as a novel therapy for DM. Method: A systematic literature study was conducted with the database from Pubmed, Google Scholar, ScienceDirect, and Proquest for articles published within 2015-2019. Discussion: This literature review yields result that harmine-TGFβSF inhibitor is proven to induce β cells proliferation up to 18%/day or equal to 18 times the normal cell proliferation rate during embryogenesis. Moreover, incorporating 1-hydroxymethyl group into harmine is proven not only to improve selectivity but also lessen the toxicity, making 1-hydroxymethyl harmine safe as a novel therapy for diabetes. Conclusion: 1-hydroxymethyl harmine-TGFβSF inhibitor display promising potential as a novel therapy for all type of diabetes patients. Keywords: diabetes mellitus, harmine, TGFβSF inhibitor, β cell proliferation   Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) tipe 1 maupun tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronis yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia. Walaupun memiliki proses patogenesis yang berbeda, namun kedua tipe DM ini ternyata memiliki kesamaan, yaitu terjadinya penurunan kuantitas sel β pankreas. Sayangnya, kemampuan regenerasi sel β pankreas manusia telah terhenti semenjak tahun pertama masa neonatal. Untuk menangani permasalahan tersebut, para peneliti menemukan sebuah molekul bernama harmine yang terbukti efektif menginisiasi proses regenerasi sel β pankreas. Selanjutnya, untuk meningkatkan efektifitas dari harmine agar lebih baik lagi, peneliti kemudian mengkombinasikan harmine dengan TGFβSF inhibitor. Sedangkan, untuk meningkatkan selektivitas dari harmine, peneliti menambahkan gugus 1-hidroksimetil pada molekul tersebut. Tujuan: Evaluasi potensi 1-hydroxymethyl harmine-TGFβSF inhibitor sebagai terapi utama bagi semua penderita DM. Metode: Penelitian dilakukan dengan melakukan tinjauan pustaka dari beberapa database jurnal, yakni PubMed, Google Scholar, ScienceDirect dan ProQuest dengan kriteria literatur dipublikasikan dalam kurun waktu 2015-2019. Pembahasan: Studi literatur ini menunjukan bahwa harmine-TGFβSF inhibitor telah terbukti mampu meningkatkan proliferasi sel β pankreas manusia hingga mencapai 18%/hari atau setara dengan 18 kali kecepatan embriogenesis pada sel normal. Selain itu, penambahan gugus 1-hidroksimetil pada harmine juga telah terbukti tidak hanya mampu meningkatkan selektivitas dari molekul tersebut, tetapi juga mampu menurunkan efek toksisitasnya, sehingga aman digunakan sebagai terapi anti-diabetes terbaru. Kesimpulan: 1-hydroxymethyl harmine-TGFβSF inhibitor memiliki potensi yang menjanjikan untuk menjadi terapi baru bagi semua tipe penderita DM. Kata Kunci: diabetes mellitus, harmine, proliferasi sel β, TGFβSF inhibitor


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 37-53
Author(s):  
Aprilia Rina Wati ◽  
Ismi Rahmawati ◽  
Inaratul Rizkhy Hanifah

Pendahuluan: Perawatan gangren diabetes dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan rasional, untuk terciptanya penggunaan yang rasional perlu dilakukan uji sensitivitas antibiotik untuk mengetahui apakah antibiotik yang digunakan telah mengalami resistensi atau belum. Tujuan studi literatur ini adalah mengetahui hubungan rasionalitas dan pola sensitivitas antibiotik pada bakteri penyebab infeksi gangren. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode studi literatur menggunakan jurnal yang diperoleh melalui situs jurnal seperti search engine Scopus, Google Scholar, Sciencedirect, NCBI, PubMed, Oxford Academic, Cambridge dan Sprinkle link yang dipublikasi antara tahun 2009-2021, diperoleh jurnal sebanyak 13 jurnal hasil ekstraksi dari 99 jurnal yang ada. Studi literatur ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu, merumuskan masalah, pengumpulan data, ekstraksi data, sintesis data, dan penyusunan skripsi. Hasil: Hasil studi literatur rasionalitas penggunaan antibiotik yaitu tepat indikasi, tepat obat dan tepat pasien. Antibiotik yang mengalami resisten di beberapa rumah sakit di Indonesia yaitu ceftriaxon, cotrimoxazole, benzylpenicillin erythromycin, ampicillin, cloramfenicol cefoperazone, meropenem, cefixime, gentamicin, ceftazidime, ciprofloxacin, streptomycin, lincomycin, dan cefotaxime. Mekanisme yang dimiliki bakteri dalam mengembangkan resistensi yaitu dengan cara modifikasi enzimatik, perubahan struktur penicilin binding protein (PBP), produksi protein pompa dan perubahan target antibiotik.


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Anita Rosman ◽  
Saldy Yusuf ◽  
Takdir Tahir

ABSTRAKPenderita Diabetes Melitus (DM) tiap tahunnya mengalami peningkatan, apabila tidak tertangani dengan baik maka akan menimbulkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi dan resiko dapat dicegah apabila perilaku terhadap pola hidup dan kebiasan pasien DM dapat berubah. Terdapat beberapa teori perubahan perilaku yang dapat di gunakan dalam melakukan edukasi kesehatan pada pasien DM. Meskipun demikian evaluasi terhadap konsep, model atau teori sebagai media edukasi dalam perubahan perilaku pasien DM belum diketahui. Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengetahui konsep, model atau teori yang efektif digunakan untuk memberikan edukasi kesehatan kepada pasien DM dalam merubah perilaku mereka. Metode yang digunakan dengan cara melakukan pencarian beberapa studi yang diterbitkan melalui database PubMed, Science Direct, Wiley dan Google Scholar. Strategi pencarian menggunakan kombinasi istilah MeSH Terms. Pertanyaan penelitian dirancang dengan menggunakan prinsip PICO. Studi yang dipilih diterbitkan dari tahun 2015-2019. Setelah dilakukan pencarian artikel dengan kata kunci tersebut maka total artikel yang di review dalam tinjauan literatur ini sebanyak delapan artikel. Konsep, model atau teori PRECEDE PROCEED paling banyak digunakan dalam pencarian literatur ini dibandingkan dengan model yang lain dan salah satu penelitian mengatakan bahwa peningkatan yang signifikan sudah terjadi sejak bulan pertama setelah dilakukannya intervensi.Kata Kunci :  diabetes mellitus, theory, model, behaviorABSTRACTPatients with Diabetes Mellitus (DM) have increased every year, if not handled properly it will cause various kinds of complications. Complications and risks can be prevented if behavior towards the lifestyle and habits of DM patients can change. There are several theories of behavior change that can be used in health education for DM patients. However the evaluation of concepts, models or theories as educational media in changing the behavior of DM patients is unknown. The purpose of this literature review is to find out the concepts, models or theories that are effectively used to provide health education to DM patients in changing their behavior. The method used by searching several studies published through the PubMed, Science Direct, Wiley and Google Scholar databases. The search strategy uses a combination of MeSH Terms. Research questions were designed using PICO principles. Selected studies were published from 2015-2019. After searching for articles with these keywords, the total articles reviewed in this literature review were eight articles. The concept, model or theory of PRECEDE PROCEED is the most widely used in this literature search compared to other models and one of the studies says that a significant increase has occurred since the first month after the intervention.Keywords : diabetes mellitus, theory, model, behavior


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 189-198
Author(s):  
Hanifah Sapto Putri

Etlingera elatior atau kecombrang merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai efek farmakologis diantaranya yaitu sebagai antihiperglikemi pada penyakit diabetes mellitus. Tujuan literature review ini yaitu untuk mengetahui efek tanaman kecombrang dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Sumber yang digunakan terdiri dari dua puluh delapan sumber yang berasal dari Google Scholar, Pubmed, NCBI, Elsevier, dan situs-situs lainnya dengan rentang waktu 2010-2020. Artikel tersebut kemudian dianalisis dengan metode systematic literature review yaitu mengumpulkan, mengevaluasi dan mengembangkan penelitian pada fokus topik tertentu. Dari beberapa penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tanaman kecombrang memiliki manfaat sebagai antihiperglikemi. Di mana senyawa aktif seperti flavonoid, fenolik dan saponin yang ada pada tanaman kecombrang memiliki kemampuan menghambat enzim amilase dan glukosidase, menetralkan radikal bebas, serta sebagai proteksi terhadap kerusakan sel beta pankreas dalam aktivitas antihiperglikemi pada pasien diabetes melitus.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 624-634
Author(s):  
Apin A. Panua ◽  
Ricky Zainuddin ◽  
Ekayanti Hafidah Ahmad ◽  
Fitriani Sangkala

Pendahuluan: Covid-19 merupakan penyakit menular yang muncul pertama kali di kota Wuhan China dan disebabkan oleh SARS-CoV-2. Tujuan mengidentifikasi faktor risiko terjadinya Covid-19 pada penderita DM tipe 2. Metode: Deskriptif analitis desain literature review. Data diperoleh melalui hasil pencarian artikel menggunakan lima database eletronik yaitu Pubmed, ProQuest, ScienceDirect, Cochrane Library dan Google Scholar diidentifikasi 10.951 artikel dengan jumlah sampel keseluruhan 5.464.617 responden. Analisis menggunakan peta data yang diekstraksi dalam tabel sintesis grid termasuk penulis, tahun publikasi, negara, tujuan, sampel, desain, durasi, hasil dan kesimpulan penelitian. Hasil: Enam artikel teridentifikasi dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa, satu studi melaporlakan risiko terjadinya Covid-19 pada penderita DM tipe 2 sebesar 1.369 kali, satu studi 2,180 kali, satu studi 4.7 kali, dan satu studi lainnya hingga16.5 kali. Pasien yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia ≥53 tahun memiliki risiko sebesar 1,395 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda dan berjenis kelamin perempuan. Kesimpulan: bahwa penderita DM tipe 2 secara signifikan memiliki risiko lebih tinggi terkena Covid-19 dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki penyakit diabetes, terutama pada pasien yang berusia ≥53 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 51-62
Author(s):  
Rivaldi Marzel

Diabetes melitus atau DM merupakan penyakit gangguan kronis dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. DM digambarkan sebagai peningkatan glukosa darah setelah semua jenis makan.. Pada tahun 2019 International Diabetes Federation memperkirakan ada 463 juta penderita DM di seluruh dunia. Tujuan dilakukannya literature review ini adalah untuk membahas tatalaksana yang tepat pada kasus diabetes melitus tipe 1. Sumber referensi yang digunakan untuk menyusun tulisan ini meliputi 20 artikel yang didapat dengan melakukan literature searching di Sumber NCBI, Google scholar dan 4 buku yang semuanya dipublikasikan dalam rentang tahun 2000-2020. Literature sarching tersebut dilakukan dengan menggunakan kata kunci Diabetes, diabetes melitus tipe 1, tatalaksana dan filter berupa rentang publikasi tahun 2000-2020. Hasil yang ditemukan dari literature searching ini adalah 9897 artikel yang kemudian dipilih 20 artikel dan 4 buku berdasarkan informasi yang dibutuhkan. Referensi yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan metode systematic literature review yang mencakup kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengembangkan penelitian dengan topik tertentu secara sistematis. Hasil literature review in menunjukkan bahwa tatalaksana pengelolaan DM tipe-1 dilakukan dengan beberapa penangaan, yaitu dengan pemberian insulin, pengaturan makan, olahraga,dan edukasi, yang didukung oleh pemantauan mandiri.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 99-104
Author(s):  
Raden Ayu Jihan Fakhirah Ismail ◽  
Nurma Retno Ningtyas

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi  insulin, kerja insulin atau keduanya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang tinggi memiliki risiko terjadinya masalah kesehatan yang lebih besar. Salah satu masalah kesehatan adalah meningkatnya epidemi diabetes melitus. Saffron, Crocus sativus, tanaman yang berasal dari genus Iridaceous, adalahtanaman yang dianggap sebagai salah satu tanaman herbal yang penting dalam bidang medis, kosmetik dan industri higienis lainnya.Review ini disusun dengan melakukan penulusuran sumber pustaka melalui database NCBI, Garuda, Sinta, dan Google Scholar. Hasil dari penelusuran 19 artikel yang ditemukan yaitu saffron memiliki kandungan crocin crocetin, procicin, safranalyang dapat menjadi kandidat antioksidan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar glukosa dalam darah.  Kata kunci: Crocus sativus, diabetes melitus, glukosa, saffron  POTENCY OF SAFFRON AS ANTIDIABETIC  ABSTRACT Diabetes mellitusis a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. Indonesia as a developing country with a high population has a greater risk of health problems. One health problem is the increasing epidemic of diabetes mellitus. Saffron, Crocus sativus, a plant that belongs to the Iridaceous genus, is a plant that is considered one of the important herbal plants in the medical, cosmetic and other hygienic industries. This review was compiled by searching literature sources through NCBI, Garuda, Sprott, and Google Scholar databases. The results of 19 articles search found that saffron contains (crocin crocetin, procicin, safranal) which can be candidates for antioxidants that have a significant effect on glucose levels in the blood  Keywords: crocus sativus, diabetes mellitus, glucose, saffron


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document