scholarly journals EFEKTIVITAS SEDIAAN CAIR ELEKTRIK DARI EKSTRAK BUNGA GUMITIR (Tagetes erecta L.) SEBAGAI ANTINYAMUK Aedes aegypti

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani ◽  
Fitria Megawati ◽  
Puguh Santoso ◽  
I Putu Tangkas Suwantara

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pencegahan penyebaran penyakit DBD dapat dilakukan dengan memutus mata rantai penularan melalui pengendalian vektor. Insektisida hayati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berpotensi untuk mengendalikan vektor. Bunga gumitir (Tagetes erecta L.) merupakan tumbuhan tahunan, dapat tumbuh pada tanah dengan pH netral di daerah yang cukup sinar matahari dan drainase yang baik. Bunga gumitir mengandung golongan senyawa metabolit sekunder flavonoid, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid yang bersifat racun bagi nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan cair elektrik dari ekstrak bunga gumitir (Tagetes erecta L.) sebagai antinyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized control grup posstest only design. Pengujian menggunakan 75 ekor nyamuk Aedes aegypti yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol negatif, formula dengan konsentrasi ekstrak bunga gumitir 15%, 30%, dan 60%. Perlakuan diamati selama 3 jam dan dihitung jumlah nyamuk yang mati. Analisis data diuji secara statistik dengan menggunakan metode SPSS. Hasil uji One Way Anova pada masing-masing kelompok diperoleh nilai sig. 0,002 (p<0,005), hal ini menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada kematian nyamuk setelah perlakuan. Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan antara kontrol positif dengan konsentrasi ekstrak bunga gumitir 60% diperoleh nilai sig. sebesar 0,082 (p>0,005), hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada jumlah kematian nyamuk. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa sediaan cair elektrik dari ekstrak bunga gumitir (Tagetes erecta L.) dengan konsentrasi 60% efektif dalam membunuh nyamuk Aedes aegypti.

2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 123-127
Author(s):  
I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani ◽  
Puguh Santoso ◽  
Erna Cahyaningsih

Larvasida nyamuk adalah suatu zat kimiawi yang digunakan untuk membunuh larva nyamuk. Pemberantasan larva nyamuk dengan menggunakan insektisida sintesis menyebabkan efek toksik pada manusia sehingga diperlukan insektisida alternatif yang lebih aman bagi lingkungan, contohnya dengan menggunakan bunga gumitir (Tagetes erceta L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan granul dari ekstrak bunga gumitir sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized control group posttest only design. Pengamatan dihitung pada waktu 1 jam, 3 jam dan 24 jam. Sampel yang digunakan adalah 25 ekor larva Aedes aegypti instar III yang dimasukkan ke dalam lima kelompok perlakuan. Konsentrasi ekstrak bunga gumitir (Tagetes erecta L.) yang digunakan yaitu 3%, 5%, dan 10%. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata kematian larva paling tinggi terdapat pada kelompok perlakuan 2 (kontrol positif) diikuti dengan kelompok 5 yaitu ekstrak konsentrasi 10% dengan jumlah kematian larva sebesar 92% dan 88% secara berturut-turut. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif, ekstrak 3%, 5%, dan 10%. Pada kelompok kontrol positif tidak terdapat perbedaan signifikan dengan kelompok ekstrak 5% dan 10%, dengan nilai signifikansi sebesar 0,418 dan 0,758 (p>0,05). Pada kelompok ekstrak 3% dengan ekstrak 5% dan 10% diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,144 dan 0,061. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak bunga gumitir dengan konsentrasi 10% adalah konsentrasi yang efektif sebagai larvasida Aedes aegypti.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Mira Madona ◽  
Endah Setyaningrum ◽  
Gina Dania Pratami ◽  
Mohammad Kanedi

Pengendalian nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) telah banyak dilakukan dengan menggunakan pengendalian kimiawi yang semakin lama akan menimbulkan resistensi terhadap nyamuk Ae. aegypti sehingga dibutuhkan insektisida alami. Daun tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki kandungan flavonoid, saponin, alkaloid dan minyak atsiri bersifat entomotoxicity yang dapat menghambat daya tetas telur nyamuk Ae. aegypti. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas ekstrak daun tomat sebagai ovisida nyamuk Ae. aegypti. Desain penelitian ini adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 kelompok perlakuan yaitu 0,1%; 0,3%; 0,5%; 0,7%; 1% dan 0% (kontrol) dengan 25 butir telur pada tiap kelompok dan 4 pengulangan pada tiap perlakuan. Jumlah telur yang tidak menetas diamati setiap 6 jam sekali selama 72 jam, data kumulatif pada jam ke 18 dilakukan uji analisis one way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah telur yang tidak menetas antar perlakuan ada perbedaan secara bermakna (p=0,000) sedangkan hasil uji Post-hoc LSD menunjukkan bahwa konsentrasi yang paling efektif sebagai ovisida nyamuk Ae. aegypti adalah konsentrasi 1%.


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 131-138
Author(s):  
Ariani Ariani ◽  
Gemala Anjani ◽  
Muchlis Achsan Udji Sofro ◽  
Kis Djamiatun

Background : Sago worm flour (Rhyinchophorus ferrugineus)is a coconut beetle larvae that is processed into flour.This flour contains antioxidants as well as arginine, both of which play a role in modulating oxidative stress including NO involved in immunopathology of cerebral malaria.Objectives : To prove the immunomodulator role of sago worm flour in decreasing circulation  NO level at mice  who received standard antimalarial therapy  Dihydroartemisinin Piperaquine (DHP)Methods : This study was randomized control group post test only design by using 23 Swiss mice which divided into 5 group consist of : K(-) normal mice; K(+) inoculated woth Plasmodium berghei ANKA (PbA); X1 received DHP; X2 received sago worm flour; X3 received both of sago worm flour and DHP. All treatment groups X1,X2 and X3 were inoculated by PbA before treatmen were given. Serum circulation NO level was assessed by ELISA. statistical analysis used was One Way ANOVA followed by Bonferroni post hoc test.Results : The mean  NO level in K(-), K(+), X1, X2, and X3 were 1.008 μmol/mL, K(+) 1.338 μmol/mL; while at treatment X1 1.143 μmol/mL, X2 1.410 μmol/mL, dan X3 0.886 μmol/mL. One way ANOVA showed that they were significantly different (p=0.001). Bonferroni post hoc test of X2 was  proportional to K(+) (p=1.000), whole had NO level lower than either K(+)(p=0.009) or X2 (p=0.002). Conclusion : The immunomodulatory effects of sago worm flour (Rhyinchophorus ferrugineus) reduced circulating NO levels in standard antimalarial therapy recipients.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Rimbun Situmorang ◽  
Martha Irene Kartasurya

Latar Belakang: Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kelainan fraksi lipid dalam plasma darah, salah satunya adalah trigliserida. Daun salam (Eugenia polyantha) mengandung zat aktif yaitu flavonoid dan quersetin yang mampu menurunkan kadar trigliserida darah sehingga dapat mencegah terjadinya dislipidemia.Tujuan: Menganalisis perbedaan perubahan kadar trigliserida setelah pemberian ekstrak dan rebusan daun salam pada tikus sprague dawley yang diberi pakan tinggi lemak.Metode: Jenis penelitian adalah true-experimental dengan pre-post randomized control groups design. Subjek penelitian adalah 24 tikus sprague dawley jantan berusia 8 minggu, dibagi menjadi 4 kelompok. Keempat kelompok diberi pakan standar dan diet tinggi lemak selama 19 hari. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol positif, kelompok kedua diberi 0,18 g/kg BB simvastatin, kelompok ketiga diberi 0,034 g/kg BB ekstrak daun salam dan kelompok  keempat diberi 0,72 g/kg BB rebusan daun salam.  Perbedaan  pengaruh ekstrak dan rebusan dianalisis dengan One Way Anova, Kruskal Wallis dan dilanjutkan uji LSD.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kadar trigliserida setelah perlakuan pada kelompok diet tinggi lemak (kontrol positif) sebesar 96,62 mg/dl; kelompok rebusan: 35,4 mg/dl; kelompok ekstrak: 11,03 mg/dl; serta terjadi penurunan kadar trigliserida pada kelompok simvastatin: 3,53 mg/dl. Hasil uji post hoc menunjukkan perbedaan perubahan kadar trigliserida antara kelompok simvastatin dengan ketiga kelompok lainnya; estrak dengan diet tinggi lemak dan rebusan; serta rebusan dengan diet tinggi lemak.Simpulan: Pemberian rebusan daun salam tidak dapat menurunkan kadar trigliserida darah. Peningkatan kadar trigliserida darah lebih tinggi dengan pemberian rebusan dari pada pemberian ekstrak daun salam.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 142-149
Author(s):  
Siti Muflikhatur R ◽  
Hesti Murwani Rahayuningsih

Latar Belakang: Peningkatan kadar kolesterol total merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.  Manajemen kadar kolesterol total dapat dilakukan dengan upaya kuratif dan preventif. Simvastatin merupakan salah satu obat penurun kadar kolesterol total. Pengendalian asupan efektif untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol total. Konsumsi makanan fungsional berpotensi dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total, salah satunya adalah konsumsi daun salam. Flavonoid yang terkandung dalam daun salam terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh antara ekstrak dan rebusan daun salam dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total darah tikus Sprague dawley.Metoda: Rancangan penelitian adalah true experimental jenis pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague dawley yang dibagi acak dalam 4 kelompok. Tikus diberi pakan tinggi lemak bersamaan dengan pemberian ekstrak dan rebusan dengan dosis masing-masing ekstrak dari 0,72 gram daun segar dan rebusan 0,72 gram secara sonde sekali sehari. Kadar kolesterol total diperiksa dengan metode CHOD-PAP spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan paired t-test dan uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji Post-Hoc LSD pada tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Kadar kolesterol total pada seluruh kelompok meningkat secara signifikan (p=0,000). Peningkatan kadar kolesterol total pada kelompok kontrol negatif adalah 147,88 %, kelompok control positif 11,64 %, kelompok perlakuan ekstrak 39,03 %, dan kelompok perlakuan rebusan 77,84 %. Terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol total antar kelompok secara signifikan (p=0,000).Simpulan: Perlakuan yang memiliki efek menahan laju peningkatan kadar kolesterol total terbesar sampai terkecil adalah 0,018 gram simvastatin, 0,034 gram ekstrak daun salam, dan 0,72 gram rebusan daun salam.


Author(s):  
Marini Marini ◽  
Tanwirotun Ni’mah ◽  
Vivin Mahdalena ◽  
Rahayu Hasti Komariah ◽  
Hotnida Sitorus

Aedes aegypti is vector of Dengue Hemorrhagic fever (DHF) which still considered as important health problem in Indonesia. The marigold (T. erecta L.) is a well known plant in the community and widely used as traditional medicines and repellent mosquitoes plant. This study aims to assess the repellency effect of ethanol extract of marigold leaves againts Ae. aegypti. The marigold were obtained from the farmers’ garden in Kerinjing Village, Pagaralam, Sumatera Selatan Province. The extraction process was carried out in Pharmaceutical Laboratory and Genetics Laboratory Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University in June 2016. Maceration process used solvent ethanol 70%. The repellency test was done in Entomology Laboratory of Loka Litbang P2B2 Baturaja in August to October 2016. The repellent was made with mixture of cleansing milk as diluent with concentration of 25%, 30%, 35%, 40%, and 45%. The method of repellent test was referred to WHOPES 2009 with modification. The phytochemical test showed that marigold leaves extract had compound of alkaloid, flavonoid, saponin, and tannin. The repellency test showed that the lotion of marigold leaves extract was ineffective as repellent againts Ae. aegypti with complete  protection up to more than 90% after two hours aplication at concentration 30%.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 72-78
Author(s):  
I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani

Kulit merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam tubuh. Organ ini berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya. Luka pada kulit menyebabkan berkurang atau hilangnya fungsi-fungsi tersebut pada bagian kulit yang luka. Luka bakar dapat menyebabkan kerusakan dan peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler, serta kerusakan jaringan kulit. Pengobatan menggunakan tamanan obat atau herba juga memiliki kelebihan yaitu tidak menimbulkan efek samping yang terlalu tinggi. Bunga kecombrang adalah salah satu tanaman yang dapat menyembuhkan luka bakar karena kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam bunga kecombrang mengandung saponin, flavonoid, terpenoid dan tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian gel ekstrak etanol bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA pada mencit putih (Mus musculus L.). Pengujian menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok. Semua mencit dilukai menggunakan paku panas dengan diameter 80 mm. Semua kelompok mendapat pemberian obat dua kali sehari. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan metode Randomized Control Group Pretest Posttest Design. Pengamatan luka dilakukan setiap hari sampai salah satu hewan coba sembuh. Semua data kuantitatif diuji secara statistik menggunakan uji normalistas, uji homogenitas, uji paired t-test, uji One Way-ANOVA dan uji post hoc test (LSD). Dari uji One Way-ANOVA didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05). Dari rata-rata selisih diameter luka bakar pada perlakuan 3 (gel ekstrak etanol bunga kecombrang konsentrasi 25% memiliki efektivitas paling tinggi untuk menyembuhkan luka bakar derajat II A, dibandingkan kelompok lainnya dalam penelitian ini.


2018 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 109-114
Author(s):  
Marini Marini ◽  
Vivin Mahdalena ◽  
Tanwirotun Ni'mah

Abstract Control of mosquito vectors by using natural ingredients is being developed intensively. Marigold (Tagetes erecta) was widely used as a mosquito repellent plant. The results of research before had found that marigold leaf extract has a repulsive effect on Aedes aegypti mosquitoes. This study aimed to identify the potential of marigold leaf extract as larvacide against Ae. aegypti larvae in the laboratory. The material used in this research was extracts of marigold leaves. Larvacide test was carried out by dissolving of extract in water at the concentration of 2,000 ppm, 4,000 ppm, 6,000 ppm, 8,000 ppm, and 10,000 ppm. The larvae used was Ae. aegypti larvae as many as 25 larvae each five treatment of replications. Probit analysis was conducted on larval mortality after 24 hours of exposure. The results of the probit analysis showed that the estimated concentration of extracts that could result in larval mortality up to 95% (LC95) was 7,456 ppm. From the result we can conclude that ethanol extract of marigold leaves (T. erecta L. ) has the biolarvacidal activity against larvae. Abstrak Pengendalian vektor nyamuk dengan memanfaatkan bahan alam makin banyak dikembangkan. Marigold (T. erecta) merupakan tumbuhan yang banyak dimanfaatkan  sebagai tanaman pengusir nyamuk. Hasil penelitian sebelumnya menemukan bahwa ekstrak daun memiliki daya tolak terhadap nyamuk Ae. aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi ekstrak daun marigold sebagai larvasida terhadap larva Ae. aegypti instar III di laboratorium. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun marigold hasil ekstraksi dari penelitian sebelumnya. Uji larvasida dilakukan dengan melarutkan ekstrak dalam air pada konsentrasi 2.000 ppm, 4.000 ppm, 6.000 ppm, 8.000 ppm, dan 10.000 ppm. Larva yang digunakan yaitu larva Ae. aegypti sebanyak 25 larva tiap perlakuan dengan lima ulangan. Dilakukan analisis probit terhadap kematian larva setelah 24 jam paparan. Hasil analisa probit menunjukkan perkiraan konsentrasi ekstrak yang mampu mengakibatkan kematian larva hingga 95% (LC95 ) adalah 7.456 ppm. Ekstrak etanol daun marigold (T.erecta L.) memiliki potensi sebagai biolarvasida terhadap larva Ae. aegypti.  


2015 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 570-577
Author(s):  
Fredian Suhardinata ◽  
Etisa Adi Murbawani

Latar Belakang: Komplikasi vaskular diabetes terjadi akibat meningkatnya pembentukan radikal bebas sehingga menyebabkan stress oksidatif. Parameter tingkat stress oksidatif paling stabil adalah malondialdehyde (MDA). Stress oksidatif dapat dikendalikan dengan meningkatkan konsumsi antioksidan nonenzimatik. Daun kenikir memiliki zat antioksidan nonenzimatik potensial golongan flavonoid yaitu kuersetin. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh bubuk daun kenikir terhadap kadar malondialdehyde plasma tikus Wistar diabetes diinduksi streptozotocin.Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan post-test only randomized control group design. Subjek penelitian yaitu 21 ekor tikus Wistar jantan dibagi menjadi 3 kelompok, K+, P1, dan P2. Seluruh kelompok diinduksi streptozotocin 65 mg/kg dan nicotinamide 230 mg/kg, kelompok perlakuan diberi bubuk daun kenikir dosis 700 mg/200gBB/hari dan 1400 mg/200gBB/hari selama 21 hari. Pemeriksaan kadar MDA plasma dengan metode 2-Thiobarbituric Acid Reactive Substance (TBARS). Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova dan Post-hoc LSD.Hasil: Dosis 700 mg (P1) dan 1400 mg (P2) bubuk daun kenikir mampu menurunkan kadar MDA plasma tikus Wistar diabetes diinduksi streptozotocin (p<0,05). Rerata kadar MDA plasma kelompok kontrol positif sebesar 7,7±0,61, perlakuan 1 sebesar 6,1±0,58 dan perlakuan 2 sebesar 2,8±0,50. Secara statistik terdapat perbedaan rerata kadar MDA plasma antar kelompok (p<0,05).Simpulan: Bubuk daun kenikir dosis 700 mg/200gBB/hari dan 1400 mg/200gBB/hari selama 21 hari mampu menurunkan kadar MDA plasma tikus Wistar diabetes diinduksi streptozotocin. Dosis 1400 mg/200gBB/hari bubuk daun kenikir lebih efektif menurunkan kadar MDA plasma. 


Author(s):  
Jevi Ramadhan Berliani ◽  
Yumna Zulfa Salsabila ◽  
Rindy Fidestia Anjaini ◽  
Heru Sasongko

<span>Nyamuk<strong> </strong><em>Aedes aegypti</em> merupakan vector utama pada kejadian demam berdarah (DBD). Pencegahan penularan DBD menggunakan bahan kimia disinyalir menimbulkan permasalahan sendiri diataranya adalah pencemaran lingkungan, resisten dan residu bahan kimia</span><span lang="IN">. </span><span>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas formula granul yang mengandung ekstrak bunga melati (EBM) dan ekstrak biji papaya (EBP) terhadap mortalitas larva nyamuk <em>Aedes aegypti. </em>Ekstrak diperoleh menggunakan metode maserasi. Formula dibuat menggunakan metode granulasi basah</span><span lang="IN">.</span><span> Uji larvasida menggunakan 30 larva yang terbagi dalam 6 kelompok yaitu kelompok kontrol dan formula. Kelompok kontrol terdiri dari kontrol negatif yaitu formula granul tanpa zat aktif dan kelompok pemberian serbuk abate sebagai kontrol positif. Kelompok formula terdiri dari formula mengandung EBM 10%, EBP 10%, formula kombinasi mengandung EBM dan EBP (5%:5%) dan (10%:10%).  Nilai persen mortalitas larva diamati setelah 24 jam pemberian formula granul. Uji statistik <em>one way-ANOVA</em> dilanjutkan <em>Post-Hoc  Test  LSD</em> dilakukan untuk melihat perbedaan antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula mengandung ekstrak tunggal EBP memberikan nilai persen mortalitas secara signifikan (p&lt;0.05) dengan nilai </span><span lang="IN">60</span><span>%. Pada formula kombinasi EBM dan EBP (5%:5% dan 10%:10%)</span><span>memberikan nilai persen mortalitas sebesar</span><span>13,4% dan </span><span lang="IN">26,6</span><span>% berbeda signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif (p&lt;0.05).</span>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document