EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP HARGA DIRI PASIEN YANG DILAKUKAN HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Pandeirot Nancye ◽  
Sagita Dwi Lyla

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah sering juga terjadi pada klien yang menderita penyakit terminal seperti gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan meningkatkan harga diri klien yang menderita penyakit gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisa adalah dengan memberikan komunikasi yang terapeutik. Dengan komunikasi yang terapeutik klien dapat meningkatkan hubungan interpersonal dengan klien sehingga akan tercipta suasana yang kondusif karena klien merasa dihargai, mendapat kepercayaan yang akhirnya klien dapat mengungkapkan perasaan dan harapan-harapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian komunikasi terapeutik terhadap harga diri pasien yang dilakukan hemodialisa di ruang hemodialisa Rumah Sakit William Booth Surabaya. Desain penelitian pre eksperimental, pre test and post test group design. Tempat penelitian di ruang Hemodialisa Rumah Sakit William Booth Surabaya. Sampel penelitian berjumlah 28 pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa dengan tehnik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil menunjukkan ada pengaruh pemberian komunikasi terapeutik terhadap harga diri pasien yang dilakukan hemodialisa (p value < 0,05). Peneliti menyarankan hendaknya perawat menerapan dan melakukan pendekatan secara psikologis melalui komunikasi terapeutik sehingga dapat mengurangi angka pasien yang mengalami harga diri rendah pasien yang menjalani hemodialis serta menyarankan Rumah Sakit William Booth Surabaya mengadakan pelatihan mengenai komunikasi terapeutik pada perawat di Ruang Hemodialisa.

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1386-1395
Author(s):  
Ani Susiani ◽  
Rizkiatun Magfiroh

ABSTRAKPeningkatan jumlah lansia yang pesat sebagai dampak keberhasilan pembangunan di Indonesia harus mendapat perhatian lebih dari seluruh masyarakat.  Hal ini disebabkan karena pada proses menua terjadi peningkatan insiden penyakit kronis diantaranya adalah hipertensi. Kegiatan prolanis yang dilakukan secara teratur dapat mencegah kekambuhan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan kegiatan prolanis dengan  kekambuhan penyakit hipertensi pada anggota Kelompok Prolanis Bunda Ceria Losarang. Metode peneltian menggunakan desain quasi eksperimen dengan bentuk pre and post test without control. Populasi penelitian berjumlah 94 orang dan sampel penelitain berjumlah 26 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling: mengikuti penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dan senam prolanis selama 4 minggu berturut-turut. Analisa data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh kegiatan prolanis dengan kekambuhan penyakit hipertensi (terdapat pengaruh senam prolanis terhadap tekanan darah sistolik responden dengan nilai p-value sebesar 0,000 dan terdapat pengaruh senam prolanis terhadap tekanan darah diastolik dengan nilai p-value 0,000). Disarankan kepada Puskesmas Losarang untuk melakukan pelatihan kader prolanis sehingga masyarakat dapat secara mandiri melakukan kegiatan prolanis secara teratur.Kata kunci: lansia, kekambuhan, hipertensi, prolanis    ABSTRACTThe increasing number of elderly people as the impact of development success in Indonesia has gained more attention from the whole community.  This is due to the aging process occurs increased incidence of chronic diseases including hypertension. Prolanis activities conducted regularly can prevent the recurrence of hypertension. This research aims to determine the influence of the implementation of prolanis activities with recurrence of hypertension disease in the members of the group Prolanis Bunda Ceria Losarang. The study was a quasi experimental with a pre and post test group without control. The research population amounted to 94 peoples and the samples was 26 respondents selected with the purposive sampling technique: following the health education on hypertension and prolanis gymnastics for 4 consecutive weeks. Data were analyzed with Wilcoxon Signed Rank Test. The results showed that there was an effect of prolanis activities with the recurrence of hypertension disease (there was an effect of prolanic exercise on respondent's systolic blood pressure with a p-value of 0,000 and there was an effect on prolanic exercise on diastolic blood pressure with a p-value of 0,000). The author suggests to Puskesmas Losarang to conduct prolanist cadre training so that the community can independently carry out prolanist activities on a regular basis..Keywords: elderly,  recurrence, hypertension, prolanis 


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 12-22
Author(s):  
Pandeirot Nancye ◽  
Hendro Djoko Tjahjono ◽  
Setyoningsih Retno

Menyusui merupakan suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran yang penting dalam mempertahankan kehidupan manusia. Ibu yang menyusui bayinya akan memperoleh manfaat yaitu penurunan tinggi fundus uteri yang lebih cepat. Sedangkan di masyarakat masih banyak di jumpai ibu-ibu yang tidak menyusui. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh menyusui terhadap percepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum hari ketiga. Desain penelitian pre eksperimental, pre test and post test group design. Sampel penelitian adalah ibu postpartum di BPS Ny. Umi Salamah Peterongan Jombang berjumlah 15 orang. Metode sampling yang digunakan adalah non probability sampling. Data dikumpulkan melalui observasi. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil Hasil menunjukkan ada pengaruh anntara menyusui dengan penurunan tinggi fundus uteri. Dari hasil penelitian ibu post partum yang menyusui akan mempunyai penurunan tinggi uteri lebih cepat. Karena dengan menyusui akan membuat hormone oksitoksin berkerja dan menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga uterus dapat kembali pada kondisi semula atau sebelum hamil.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Yulita Elvira Silviani ◽  
Tita Rosnita ◽  
Buyung Keraman

ABSTRAK           Angka kejadian nyeri menstruasi (dysmenorrhea) di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami dysmenorrhea. Menurut data dari WHO, 2010 didapatkan angka kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita mengalami dysmenorrhea dengan 10-15% mengalami dysmenorrhea berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh abdominal stretching exercise terhadap penurunan dysmenorrhea pada mahasiswa D III kebidanan STIKes Tri Mandiri Sakti . Metode penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif metode praeksperimen dengan rancangan desain (one group pre test-post test) dalam satu kelompok dengan analisa uji Wilcoxon Signed Rank Test. Sampel pada penelitian ini sebanyak 19 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 19 responden yang mengalami dysmenorrhea, diperoleh rata-rata skala dysmenorrhea sebelum dilakukan senam 8,00 dan sesudah dilakukan senam diperoleh rata-rata 5,00  Berdasarkan hasil uji analisis terdapat signifikan nilai p-value =0,000 <α=0,05. Ada pengaruh abdominal stretching exercise terhadap penurunan dysmenorrhea pada mahasiswa D III kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.Kata Kunci: dysmenorrhea; abdominal stretching exercise; remaja putri THE EFFECT OF ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE ON DYSMENORRHEA REDUCTIONABSTRACTThe incidence of menstrual pain (dysmenorrheal) in the world is very large, on average more than 50% of women in each country experience dysmenorrheal. According to data from WHO, 2010 there was an incidence of 1,769,425 people (90%) of women having dysmenorrheal with 10-15% having severe dysmenorrheal. The purpose of this study was to determine the effect of abdominal stretching exercise gymnastics on the reduction of dysmenorrheal in students of Diploma of midwifery at STIKES Tri Mandiri Sakti students. The research method used in this quantitative analytical study was pre-experimental method with design design (one group pre-test post test) in one group. With paired simple T-test test analysis and Wilcoxon signed rank test to test the data with normal distribution. The samples in this study were 19 respondents and taken by purposive sampling technique. The analysis of this study used univariate and bivariate analysis with Wilcoxon Signed Rank Test. Based on the results of the study obtained from 19 respondents who experienced dysmenorrheal, obtained on average dysmenorrheal scale before doing 8.00 gymnastics and after doing gymnastics obtained an average of 5.00. Based on the results of the analysis there were significant P-value = 0,000 <α = 0 05 that there is an effect of abdominal stretching exercise on decreasing dysmenorrheal in Diploma midwifery students at level I and II at STIKES Tri MandiriSakti Bengkulu. The conclusion is that there is significant influence of abdominal Stretching to reduce dysmenorrheal pain in Diploma midwifery students of STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.Keywords: abdominal stretching exercise; decreasing; female students


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Marice Oktavia Hutagalung ◽  
Joni Haryanto ◽  
Rista Fauziningtyas

Pendahuluan: Disabilitas merupakan masalah yang paling umum dihadapi oleh lansia. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia, sehingga dibutuhkan perawatan dari keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap self-efficacy dan kualitas hidup lansia.Metode: Rancangan penelitian ini adalah penelitian Quasy Experimental dengan menggunakan data kuantitatif. Sampel sejumlah 39 responden yang berkunjung di Puskesmas Oebobo Kota Kupang Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dari kuesioner General self efficacy scale (GSES) dan kualitas hidup lansia menggunakan WHOQOL – BREF. Analisis dengan menggunakan uji statistik wilcoxon test dan mann- whitney.Hasil: Hasil uji wilcoxon signed rank test menunjukkan adanya pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p = 0,034 atau ≤ 0,05. Uji mann whitney post-test kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukka terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai post-test kecemasan kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,000 atau p ≤ 0,05.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang positif pada pemberdayaan keluarga dalam meningkatkan self efficacy dan kualitas hidup lansia. Semakin baik pola peran keluarga maka semakin baik tingkat self efficacy dan kualitas hidup lansia. Perawat komunitas dapat memberikan edukasi atau penyuluhan tentang pemberdayaan keluarga dalam ikutserta perawatan pada lansia untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.


Jurnal NERS ◽  
2017 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 296
Author(s):  
Widodo Widodo ◽  
Sumardino Sumardino ◽  
Akhmad Rifai

Introduction: In the year 2014 there were 456 disasters in Indonesia, comprising 227 natural disasters, 197 non-natural disasters and 32 social disasters. The community is expected to be well prepared in accordance with their respective capacities, and this includes the Civil Service Police Unit (CSPU), which must be competent in providing emergency first aid. The aim of this study is to analyse the effect of emergency first aid training on the competence of CSPU in providing emergency first aid assistance in the Surakarta region. Methods: This study used a pre-experimental technique using a pre-post test group design. The sample consisted of 107 respondents who were recruited by total sampling. Variables in this study were competencies in handling emergency first aid assistance including knowledge, attitude and practice. Data were collected by questionnaire and analysed using Wilcoxon signed-rank test with a p-value of 0.05. Results: There were significant differences in scores on knowledge, attitudes, and practice in providing emergency first aid assistance, with a p-value of 0.012 for knowledge, 0.000 for attitude and 0.001 for practice, respectively. Conclusions: Emergency first aid training is urgently needed for CSPU members that are ever directly in charge in the community in any situation. The CSPU must have the first aid competence to support its performance.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 226
Author(s):  
Khairun Nisa’ Dewi ◽  
Rize Budi Amalia ◽  
Budi Utomo

Abstrak Latar Belakang :Menarke merupakan kondisi fisiologis berupa menstruasi pertama yang dialami perempuan. Kurangnya pengetahuan mengenai menarke berdampak pada ketidaksiapan dalam menghadapi menarke.  Pendidikan kesehatan reproduksi dengan media yang sesuai dapat menjadi upaya meningkatkan pengetahuan tentang menarke. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengaruh pemberian media buku pop-up dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan tentang menarke pada anak perempuan usia pubertas awal. Metode: Penelitian ini merupakan jenis kuasi experimental dengan pendekatan pretest-post test control group design. Jumlah sampel sebanyak 44 anak perempuan usia pubertas awal yang terbagi kedalam kelompok dengan intervensi media buku pop-up dan kelompok dengan intervensi media leaflet. Pengukuran pengetahuan tentang menarke menggunakan kuesioner pre-test dan post-test. Hasil: Uji Wilcoxon Signed Rank Test data pretest-postest pengetahuan pada kelompok yang diberi media leaflet (p=0,001) dan pretest-postest kelompok yang diberi media leaflet (p=0,001). Uji Mann Whitney U-Test data postest kelompok buku pop-up dan kelompok leaflet (p=0.002) (p < 0,05). Kesimpulan: Buku pop-up merupakan media yang lebih efektif dari leaflet untuk meningkatkan pengetahuan tentang menarke pada anak perempuan usia pubertas awal .Abstract Background: Menarche is physiological condition, the first menstruation that happen to women. Lack of knowledge can lead to unreadiness menstrual behaviour. Menstrual education by using visual media can be useful to increase menarche knowlede. This study aims to compare educational media of pop-up book and leaflet to increasing knowledge about menarche. Methods: The type of research was quasi experiment using pretest-posttest group design. The samples taken from 44 female students of SDN Banjarejo I dan II Bojonegoro. Samples consisting of 22 students as leaflet group  and 22 students as pop-up book group. Method of measuring knowledge using pretest and postest questionnaire. Result: Wilcoxon Signed Rank Test indicate there was significant difference between pretest-posttest leaflet group (p=0,001) and pretest-postest pop-up book group (p=0,001). The result of Mann Whitney U-Test indicate there was significant difference of knowledge (p=0,002) beetween postest leaflet group and postest pop-up book group. Conclusion: The conclusion of this study was the pop-up book was found more effective than leaflet in improving menarche knowledge


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 165
Author(s):  
Vendi Riswanda ◽  
Gusti Ayu Sri Puja Warnis Wijayanti

Kalender pengelolaan cairan dan mobile phone merupakan media yang dapat mengontrol interdialytic weight gain (IDWG).Pengontrolan IDWG dapat juga dilakukan melalui layanan pesan singkat pada mobile phone pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan kalender pengelolaan cairan dan mobile phone terhadap interdialytic weight gain pada pasien gagal ginjal kronik. Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan rancangan pretest-posttest without control. Populasi peneletian seluruh pasien yang menjalani hemodialisa pada periode Juli-September 2019. Sampel diambil dari populasi dengan teknik purposive sampling sebanyak 40 orang. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik umum responden dan data berat badan antar dua waktu dialysis sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Analisa data dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan uji Mann Whitney Test. Hasil menunjukkan adanya penurunan interdialytic weight gain pada pasien setelah intervensi kontrol cairan menggunakan kalender pengelolaan cairan, dengan p-value= 0,006 (p < α=0,05). Ada penurunan interdialytic weight gain pada pasien setelah intervensi kontrol cairan menggunakan mobile phone dengan p value = 0,000 (p < α=0,05). Hasil uji Mann Whitney U Test menunjukkan tidak ada perbedaan efektifitas penggunaan kalender pengelolaan cairan dan mobile phone terhadap interdialytic weight gain pada pasien gagal ginjal kronik (p value= 0,328 atau p>0,05). Penggunaan kalender pengelolaan cairan dan mobile phone sama-sama efektif terhadap penurunan interdialytic weight gain pada pasien gagal ginjal kronik


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Dimas Satrya Sukma Wijaya ◽  
Abu Bakar ◽  
Erna Dwi Wahyuni

Pendahuluan: Terapi mendengarkan Al-Qur’an dan Teknik Relaksasi Otot Progresif merupakan metode non-farmakologi yang dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi mendengarkan bacaan Al-Qur’an (Ayatussyifa) dan relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Metode: Penelitian ini menggunakan quasy-experiment dengan pretest – posttest control group design dengan total sampel sebanyak 50 responden penderita hipertensi dengan menggunakan teknik non-probability sampling dengan tipe purposive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu terapi mendengarkan bacaan Al-Qur’an (Ayatussyifa) dan relaksasi otot progresif sedangkan variabel dependennya yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik lansia dengan hipertensi dengan menggunakan lembar observasi sebagai instrument penelitiannya. Analisis penelitian ini menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann-Whitney U Test (p=<0,05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pada kelompok perlakuan (sistolik p=0,000), (diastolik p=0,000). Hasil uji Mann Whitney kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan hasil Pre-Sistolik (p=0,739) dan Post-Sistolik (p=0,006) sedangkan Pre-Diastolik (p=0,001) dan Post-Diastolik (p=0,410). Diskusi: Terapi mendengarkan Al-Qur’an (Ayatussyifa)  dan relaksasi otot progresif dapat menjadi stimulus baik yang dapat berpengaruh terhadap tekanan darah baik sistolik maupun diastolik pasien hipertensi. Perawat dapat memberikan terapi tersebut sebagai salah satu pilihan dalam menurunkan tekanan darah para lansia penderita hipertensi.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Siti Rusdianah Jafar

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan masalah kesehatan serius dunia, sebagai peringkat ke 12 penyebab kematian, dan peringkat ke 17 penyebab kecacatan. Disisi lain data riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan pasien GGK di Indonesia sebesar 0.2% sementara prevalensi GGK di provinsi NTB sebesar 0,1%. Penatalaksanaan gagal ginjal yang dilakukan melalui terapi hemodialisis dengan durasi waktu selama 4-5 jam dapat menyebabkan pasien cenderung mengalami kelelahan.  Untuk mengurangi tingkat kelelahan perlu diberi promosi kesehatan tentang penatalaksanaan kelelahan melalui teknik relaksasi napas dalam yang bertujuan untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk dan disuplai ke seluruh jaringan sehingga tubuh dapat memproduksi energi dan menurunkan tingkat kelelahan. Oleh karena itu, promosi kesehatan penting untuk memberikan informasi kepada pasien, sehingga pasein dapat melakukan relaksasi napas dalam secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat kelelahan pada pasien hemodialisis sehingga pasien dapat melakukan secara mandiri.  Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan rancangan one group pre-test and post-test dengan sampel dari pasien yang menjalani hemodialisis di ruang hemodialisis RSUD propinsi NTB pada bulan juli hingga oktober 2018. Jumlah sampel sebanyak 60 orang yang diambil secara purposive sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian promosi kesehatan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat kelelahan pada pasien hemodialisis.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 536
Author(s):  
Luh Putu Winda Yogantari ◽  
Ni Made Ari Wilani

Pendidikan tingkat Sekolah Dasar mempunyai peranan penting bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki, salah satunya yaitu harus menguasai kemampuan membaca. Terdapat mata pelajaran yang mengajarkan cara membaca huruf lain selain abjad yaitu aksara Bali dengan kompetensi dasar yang harus dikuasi adalah mampu membaca permulaan aksara Bali. Adapun permasalahan yang dihadapi siswa kelas III SDN 1 Batubulan yaitu kesulitan dalam mengingat lambang aksara Bali. Kemampuan dalam mengingat bentuk dan bunyi huruf merupakan dasar untuk membaca. Teknik yang dapat digunakan untuk membantu permasalahan tersebut yaitu teknik mnemonik. Mnemonik merupakan teknik untuk meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi dalam memori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik mnemonik terhadap kemampuan membaca aksara Bali pada siswa kelas III SDN 1 Batubulan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang bersifat pre-experimental designs dengan One-Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Jumlah subjek yang diperoleh yaitu 18 siswa. Tahapan penelitian terdiri dari pretest, perlakuan dan post test. Alat ukur yang digunakan adalah tes kemampuan membaca aksara Bali yang terdiri dari 20 soal. Perlakuan diberikan selama tiga kali dalam seminggu selama 6 sesi. Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan hasil dengan signifikansi (p = 0.000 ? 0.05) yang artinya Ho ditolak. Adapun nilai effect size (r = 0.5625) menunjukkan bahwa perlakuan memiliki efek yang besar. Dapat disimpulkan bahwa teknik mnemonik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan membaca aksara Bali pada siswa kelas III SDN 1 Batubulan.   Kata kunci: mnemonik, kemampuan membaca aksara Bali, siswa kelas III SD


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document