scholarly journals GAMBARAN KADAR SGPT ( SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE ) PADA PEROKOK AKTIF DI USIA 17 - 25 TAHUN DENGAN LAMA MEROKOK < 10 TAHUN

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 240-247
Author(s):  
Kresna Latafodes Wicaksana ◽  
Riky Riky ◽  
Nur Aini Hidayah Khasanah

Data WHO (World Health Organization) Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara perokok terbanyak. Rokok adalah hasil olahan tembakau dan dalam sebatang rokok mengandung 4000 bahan kimia yang sangat berbahaya dan tiga kandungan rokok yang paling berbahaya adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Paparan asap rokok terus menerus menimbulkan berbagai penyakit seperti kerusakan fungsi hati. Hati merupakan organ penting yang berfungsi untuk melakukan proses metabolisme dan detoksifikasi. Kerusakan hati dapat diketahui dengan meningkatnya kadar SGPT dalam aliran darah. SGPT merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar SGPT perokok aktif pada usia 17 - 25 tahun dengan lama merokok <10 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian Croos Sectional. Tekhnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan 11 sampel memiliki kadar SGPT yang normal termasuk perokok ringan – sedang dan 4 sampel yang mengalami peningkatan kadar SGPT yang termasuk kedalam kategori perokok berat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan gambaran kadar SGPT perokok aktif pada usia 17 – 25 tahun dengan lama merokok <10 tahun bahwa perokok aktif dalam kategori ringan hingga sedang berada dalam batas normal, sedangkan perokok aktif kategori berat mengalami peningkatan kadar SGPT.Kata Kunci : kadar SGPT, perokok aktif, usia 17 – 25 tahun, lama merokok < 10 tahun 

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 39-51
Author(s):  
Anisa Fitriani ◽  
Fuad Nashori ◽  
Indahria Sulistyarini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan regulasi emosi untuk meningkatkan kualitas hidup caregiver skizofrenia. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan pretest-posttest control group design dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Subjek terdiri atas dua puluh caregiver laki-laki dan perempuan berusia 47-63 tahun yang dibagi dalam kelompok eksperimen dan kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan pengukuran kualtias hidup dengan skala World Health Organization of Quality of Life-BREF. Data dianalisis menggunakan anava campuran untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup kelompok eksperimen dan kontrol saat prates, paskates, dan tindak lanjut. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan pada skor kualitas hidup kelompok eksperimen setelah diberi pelatihan regulasi emosi. Skor kualitas hidup mengalami peningkatan kembali saat pengukuran tindak lanjut, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan yang signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi efektif dalam meningkatkan kualitas hidup caregiver skizofrenia.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Anita Marlina

<p>Berdasarkan data <em>World Health Organization</em> (WHO) 2005, kejadian anemiapada ibu hamil setiap tahunnya tahunnya mencapai lebih dari 500.000 orang. Laporan dari Dunia menyebutkan bahwa frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, terutama di Negara-negara berkembang berkisar 10-22%. Menurut data dari Dinas Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam, jumlah ibu hamil di wilayah Kota Lhokseumawe sebesar 4.253 jiwa, sedangkan ibu hamil yang anemia sebesar 154 jiwa (3,62 %). Dari hasil penelitian dari beberapa puskesmas di wilayah Kota Lhokseumawe, bahwa Puskesmas Muara Dua yang masih banyak ibu hamil yang mengalami Anemia.  Berdasarkan data Puskesmas Muara dua Kota Lhokseumawe jumlah ibu hamil 1.786 jiwa dan ibu hamil yang mengalami anemia sebesar 57 orang (3,19%). Penelitian ini bertujuan Untuk mendapat gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe. Jenis penelitian ini adalah penelitian metode survei Analitik dengan pendekatan <em>Cross Sectional Study</em>, populasi dalam penelitian ini ibu hamil yang berada dalam Wilayah kerja Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe, yaitu berjumlah 72 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berada diwilayah Puskesmas Muara Dua, dan pernah mendapatkan tablet besi. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi. Analisis data<strong> </strong>menggunakan uji <em>Chi-square Test</em> dengan kemaknaan 95 %. Hasil Penelitian menunjukkan frekuensi usia dengan kepatuhan berada pada kategori reproduksi sehat (72,2%), frekuensi pekerjaan dengan kepatuhan berada pada kategori tidak bekerja (65,3%), frekuensi pengetahuan dengan kepatuhan berada pada kategori cukup (75%). Ini menunjukkan ada hubungan antara usia, pekerjaan, dan pengetahuan. Kesimpulan hasil uji statistik <em>Chi-square </em>diketahui nilai tersebut lebih kecil dari alpha (p ≤ 0,05), maka Ha diterima.</p><p><strong>Kata Kunci</strong>       : Ibu Hamil, Kepatuhan, Zat Besi.</p>


Jurnal Ners ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
NENENG FITRIA NINGSIH

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa terdapat satu dari sepuluh kelahiran adalah bayi premature.Lebih dari 15 juta bayi lahir dalam keadaan premature.Prematuritas ini dapat menyebabkan angka kematian perinatal yang cukup tinggi.Salah satu penangan bayi premature adalah memberikan terapi sentuhan.Jenis penelitian adalahquasi experiment.Desain penelitian ini menggunakan purposive sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi premature yang di rawat diruangan perinatologi RSUD Bangkinang Periode Januari-Juni 2017.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 responden.Alat ukur dengan Tabel Check List. Analisis data yang digunakan adalah univariatdan  bivariat. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh terapi sentuhan terhadap  suhu tubuh pada bayi premature di RSUD Bangkinang  dengan nilai Pvalue = 0,000, dengan demikian berarti Pvalue< α (0,05). Diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan pengetahuan yang up to date khusunya tentang perawatan bayi premature dan bisa menerapkan terapi sentuhan untuk membantu meningkatkan suhu tubuh bayi premature.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Siti Fatimah

Latar Belakang: World Health Organization menyatakan bahwa penyebab kematian pada neonatal pada usia 0-27 hari adalah prematuritas dan BBLR sebanyak 16%. BBLR yang menjalani metode Kangaroo Mother Care (KMC) akan mempunyai pengalaman psikologis dan emosional lebih baik karena dengan metode KMC selain memperoleh kehangatan bayi akan lebih dekat kepada ibu sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup bayi. Metode KMC merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi berat lahir rendah di RSUD Ulin Banjarmasin Tujuan:  Menganalisis Pengaruh Penerapan KMC terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Ulin Banjarmasin Metode: penelitian kuantitatif  menggunakan model Pre-eksperimental dan rancangan One Group Pretest Posttest. Teknik pengambilan sample adalah Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dan data primer, menggunakan analisis uji wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Ada Pengaruh Penerapan KMC terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Ulin Banjarmasin Simpulan: terdapat pengaruh yang signifikan antara berat badan sebelum dan sesudah mendapatkan KMC


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 76-80
Author(s):  
Nisa Lathifah Rohmatika ◽  
Buti Azfiani Azhali ◽  
Herry Garna

Stunting adalah kondisi balita yang memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibanding dengan usia. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang memiliki nilai z-score <-2SD median standar pertumbuhan anak dari World Health Organization (WHO) MGRS (Multicentre Growth Reference Study). Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara tahun 2013 sebanyak 36,40%. Namun, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensinya menurun menjadi 30,8%. Salah satu dampak dalam jangka panjang adalah kekebalan tubuh menurun sehingga mudah sakit dan risiko tinggi terjadi penyakit. Hal tersebut mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan stunting dengan kerentanan penyakit pada usia 1–5 tahun di Desa Panyirapan Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat periode Agustus–November 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, sedangkan pengambilan sampel kontrol diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan untuk membedakan tingkat kerentanan penyakit (dilihat dari frekuensi dan durasi sakit) pada anak stunting dengan anak tidak stunting usia 1–5 tahun. Rancangan penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode observasional analitik melalui desain studi kohort (cohort). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara stunting dan kerentanan penyakit pada anak usia 1–5 tahun (p=0,600) dan memiliki  faktor risiko 1,333 kali lebih rentan terkena penyakit dibanding dengan balita yang tidak stunting (RR=1,333; IK 95%:0,648–2,744). Simpulan, tidak terdapat hubungan antara stunting dan kerentanan penyakit pada anak usia 1–5 tahun.


2019 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 130-135
Author(s):  
Zahrah Maulidia Septimar ◽  
Siti Robeatul Adawiyah

Pengobatan antiretroviral (ARV) kombinasi merupakan terapi terbaik bagi pasien terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga saat ini. Tujuan utama pemberian ARV adalah untuk menekan jumlah virus (viral load), sehingga akan meningkatkan status imun pasien HIV dan mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik. Pada tahun 2015, menurut World Health Organization (WHO) antiretroviral sudah digunakan pada 46% pasien HIV di berbagai negara. Penggunaan ARV tersebut telah berhasil menurunkan angka kematian terkait HIV/AIDS dari 1,5 juta pada tahun 2010 menjadi 1,1 juta pada tahun 2015. Desain penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan di tentukan dengan teknik purposive sampling berjumlah sepuluh orang dengan terdiri dari pasien yang positif HIV AIDS yang sedang menjalani pengobatan ARV.Tekhnik wawancara mendalam dilakukan menggunakan alat perekam dan panduan wawancara terstruktur, serta catatan lapangan.Analisa data menggunakan qualitative content analysis dengan pendekatan Collaizi. Tujuan penelitian ini di harapkan dapat menggali lebih dalam tentang pengalaman pasien HIV/AIDS yang menjalani pengobatan ARV. Dari hasil penelitian di temukan beberapa tema yang menjadi pembahasan tema yang di cantumkan berdasarkan apa yang terjadi pada pasien HIV/AIDS yang berkaitan dengan pengalaman konsumsi ARV. Yaitu pemahaman mengenai penyakit HIV/AIDS, mengalani ketidaknyamanan fisik, memahami ketidaknyamanan psikis, hambatan yang dialami selama pengobatan, dukungan selama menjalani pengobatan, harapan untuk mencapai kesembuhan dari penyakit. Diperlukan studi pendahuluan lebih lanjut untuk mengkaji secara mendalam tema yang telah teridentifikasi pada jumlah partisipan yang lebih banyak.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Nani Simbolon

ABSTRACT   Coronavirus Disease (COVID-19) is a pandemic disease caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) and World Health Organization shows the increase number of confirmed cases from various countries massively. It is hoped that through good understanding and knowledge about COVID-19 from all elements of society it can form a behavior in accordance with the protocol and it can break the chain of transmission of the COVID-19 virus. This study aims to describe the level of knowledge about COVID-19 in pediatric’s parents at Bandung Adventist Hospital. This research design is descriptive quantitative, and the sample taken through purposive sampling  with 50 people. The instrument used was a knowledge questionnaire about Covid-19. The result of this research found that the level of parents knowledge about COVID-19 is in the good category (84%).   Keywords: Knowledge, Coronavirus Disease     ABSTRAK   Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit pandemi yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan data organisasi kesehatan dunia menunjukkan peningkatan jumlah kasus terkonfimasi dari berbagai negara secara masif. Diharapkan melalui pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang COVID-19 dari seluruh elemen masyarakat dapat membentuk perilaku yang sesuai dengan protokol sehingga dapat memutuskan mata rantai penularan virus COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan orang tua pasien pediatrik yang dirawat di Rumah Sakit Advent Bandung. Desain penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, dan jumlah sampel yang diambil menggunakan teknik total sampling adalah sebanyak 50 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan tentang Covid-19. Hasil penelitian ini memperoleh gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang COVID-19 berada dalam kategori yang baik (84%).


2020 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 123-129
Author(s):  
Porina Reski ◽  
Wira Ekdeni A ◽  
Fajar Sari T

Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. World Health Organization / WHO (2016), memperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan Diabetes Mellitus International Diabetic Foundation (IDF) menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang didunia hidup dengan Diabetes Mellitus, di Klinik Pratama Alifa juga merupakan pasien terbanyak mengalami Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus merupakan kunci dari terjadinya komplikasi. Daun kersen dipercaya sebagai alternatif dalam menurunkan kadar gula darah tidak puasa (sewaktu) secara non-farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun kersen (muntingia calabura L.) terhadap kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe II di Klinik Pratama Alifa. Penelitian ini menggunakan metode Quasy experiment dengan rancangan One group pretest and post design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 48 orang pasien yang mengalami Diabetes Mellitus Pemilihan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Besar sampel adalah 11 orang. Variable independen dalam penelitian ini adalah pemberian rebusan daun kersen (Muntingia Calabura L.), variable dependen dalam penelitian ini adalah penurunan kadar gula darah. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan menggunakan lembar checklis dan alat ukur kadar gula darah Digital GlucoDr, analisa menggunakan uji paired t-test dengan level signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sebelum diberikan intervensi sebanyak 63,6%, sesudah diberikan intervensi 90,9%. Adanya pengaruh pemberian rebusan daun kersen terhadap penurunan kadar gula darah (p = 0,009). Daun kersen mengandung saponin dan flavonoid yang dapat menghambat peneyerapan gula darah dari usus, sehingga karbohidrat tidak banyak diserap oleh usus. Rebusan daun kersen terbukti dapat menurunkan kadar gula darah dan dapat dijadikan obat herbal untuk penderita DM.  Bagi responden hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya pengobatan diabetes mellitus secara non farmakologi atau herbal


2022 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 180-187
Author(s):  
Chitra Dewi ◽  
Siska Nirda

Data World Health Organization (WHO) kejadian kanker serviks kanker pada wanita dengan perkiraan 570.000 kasus tahun 2018. Riskesdas 2013, prevalensi kanker serviks terdapat 5.349 kasus (12,8%). Tahun 2015 program deteksi dini kanker serviks berjalan pada 1.986 puskesmas di 304 kabupaten/kota provinsi di Indonesia. Dinas kesehatan provinsi Sulawesi selatan 24 kabupaten 440 puskesmas, perempuan dengan usia 30-49 tahun sebanyak 180.821 jiwa yang melakukan pemeriksaan IVA hanya sebanyak 882 wanita (0,49%). Puskesmas Tamalanre Makassar, jumlah Pasangan Usia Subur 306 orang. wanita yang melakukan test IVA pada tahun 2018 terdapat 3 wanita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Tamalanrea Makassar. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan uji fisher exact. Dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling menggunakan instrument penelitian kuesioner. Hasil penelitian didapatkan nilai ρ = 0.000 (ρ < α (0,05), menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) yang berarti hipotesis diterima. Simpulan dari penelitian ini terdapat hubungan dukungan suami dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pasangan usia subur (PUS)  di Puskesmas Tamalanrea Makassar. Disarankan agar peningkatan literasi dan edukasi dilakukan oleh fasyankes kepada para suami untuk memberikan dukungan kepada pasangan dalam pemeriksaan IVA.


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 322
Author(s):  
Idzni Haidi Nurfadilah ◽  
Fenti Dewi Pertiwi ◽  
Tika Noor Prastia

<div class="WordSection1"><p>Menurut <em>World Health Organization </em>(WHO) tahun 2013, sebanyak 14,2 juta anak perempuan setiap tahunnya akan menikah pada usia muda.. Dari berbagai macam pernikahan terdapat satu fenomena mengenai pernikahan yaitu pernikahan dini. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pernikahan dini pada PUS (Pasangan Usia Subur) di Kelurahan Pasir Jaya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data primer ini digunakan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi pada responden di Kelurahan Pasir Jaya. Populasi 992 informan. Sampel pada penelitian ini 8 informan dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara, alat perekam suara dan kamera. Hasil dari gambaran pernikahan dini yaitu pendidikan yang sebagian besar di tingkat sekolah dasar. Budaya yang menganggap pernikahan dini adalah hal yang biasa dan wajar.  Akses menuju pelayanan  kesehatan  yang mudah  dan  biaya  kesehatan  dapat  dari dana  sosial dan  asuransi pemerintah. Peran orang tua yang kurang sehingga menyebabkan pergaulan bebas dan dukungan dari keluarga terhadap pernikahan dini.</p></div>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document