relaxation therapy
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

351
(FIVE YEARS 107)

H-INDEX

31
(FIVE YEARS 3)

2022 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 418
Author(s):  
Yaser Ali Alhazmi ◽  
Amal Mohammed Mobarki ◽  
Wala’a Haser Hakami ◽  
Hanin Naser Akairi ◽  
Yusra Khalid Altherwi ◽  
...  

Objective: This study compared the effectiveness of auditory distraction and brief relaxation therapy for reducing anxiety in patients undergoing tooth extraction. Methods: A non-blind, three-armed, randomized control trial was carried out. The targeted study population were patients who needed extraction of a non-restorable and non-mobile molar tooth. Eighty-six patients were recruited; the brief relaxation therapy and auditory distraction groups had 32 participants each, while 10 of the 22 participants in the control group were excluded due to missing data. The Hierarchical Anxiety Questionnaire was used to assess the anxiety level. The Mann–Whitney U or Kruskal–Wallis test was performed to compare means between the groups. The before and after comparisons in each group were carried out using the Wilcoxon Signed-Rank test. The alpha value was set at 0.05, and data were analyzed using SPSS version 24. Results: The mean anxiety score after brief relaxation therapy and auditory distraction had significantly decreased (p < 0.001). Although not significant (p = 0.13), there was a slight increase in the anxiety score of the study participants in the control group just before the extraction procedure. Brief relaxation therapy was significantly effective in reducing anxiety scores in comparison to the control group (MD = 5.87, 95% CI = 2.58, 9.17; p = 0.001), but auditory distraction was not (p = 0.14). Conclusion: Both auditory distraction and brief relaxation therapy were effective in reducing patient anxiety before a dental procedure. Furthermore, it would be interesting to learn if these findings remain consistent for more complex dental procedures, such as surgical removal of an impacted third molar.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1572-1577
Author(s):  
Jessica Putri Arifiani ◽  
Dwi Fijianto

AbstractHypertension in the elderly is the elderly who experience an increase in blood pressure above normal with a normal range of 120/80 mmHg on blood pressure examinion using a blood pressure measuring device. One of the actions to lower blood pressure is the progressive musle relaxation technique. The purpose of this scientific paper is to apply progressive muscle in Proto Tambahrejo village, Bandar sub district,Batang district. Case study method by applying muscle relaxation therapy progressive blood pressure reduction in the elderly with hypertension in Proto Tambahrejo Village Bandar Distract Batang Regency. The data Collection.The results of the application showed that during the 6-day visit, two elderly people were able to lower blood pressure, on the first day the client was 170/100 mmHg and the sixth day it was 130/90 mmHg, while on the second day the client was 160/100 mmHg and the sixth day 120/90 mmHgm Conclusion This case study shows that progressive muscle relaxation therapy is effective in the elderly with hypertension. Suggestions from the authors are expected that progressive muscle relaxation therapy can be used as an effective application in the elderly who have hypertension.Keywords: Hypertension, Progressive muscle relaxation, the elderly. AbstrakHipertensi pada lansia adalah lansia yang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yaitu dengan rentang normal 120/80 mmHg pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah.Tindakan untuk menurunkan tekanan darah salah satunya adalah dengan teknik relaksasi otot progersif. Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah mengaplikasikan tindakan teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi. Metode studi kasus dengan menerapkan terapi relaksasi otot progresif untuk menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi. Subyek studi kasus yang digunakan adalah dua lansia yang mengalami hipertensi. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara dan observasi. Hasil penerapan menunjukkan selama 6 hari kunjungan dua lansia mampu menurunkan nyeri tekanan darah, pada klien I hari pertama skala nyeri 7 tekanan darah 170/100 mmHg dan hari keenam menjadi skala nyeri 1 tekanan darah 130/90 mmHg, Sedangkan pada klien II hari pertama skala nyeri 5 tekanan darah 160/100 mmHg dan hari keenam menjadi skala nyeri 1 tekanan darah 120/90 mmHg. Kesimpulan dari studi kasus ini menunjukkan terapi relaksasi otot progresif efektif digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi. Kata kunci: Hipertensi, relaksasi otot progresif, lansia


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 1501-1508
Author(s):  
Hema Agustian ◽  
Wiwiek Natalya ◽  
I Isytiaroh

AbstractHypertension is the increase of blood pressure which is higher than or equal to 140 mmHg at systolic blood pressure and higher or equal to 90 mmHg at diastolic blood pressure. The purpose of this study is to implement actions of progressive muscle relaxant therapy to lower blood pressure on hypertensive patients. This research uses descriptive method and tye subjects of this research are two hypertension clients with blood pressure higher than 140/100 mmHg at Glandang Village, Bantarbolang. Intervention is done by giving progressive muscle relaxation therapy for six days and is done once a day. The result of the study shows a drop in blood pressure on both clients, for client 1 to drop blood pressure from 160/100mmhg to 130/90mmhg and for the second client to drop in blood pressure from 170/100mmhg to 130/100mmhg. The study of the case indicates that progressive muscle relaxation therapy reduces blood pressure on hypertensive people. It is recommended for nurses or people working in health field to provide therapy in order to lower blood pressure in the form of progressive muscle relaxation therapy in hypertensive people.Keywords: Progressive Muscle Relaxation, Hypertension AbstrakHipertensi merupakan penyakit the silent killer yang menyebabkan 1 dari 3 orang dewasa terkena penyakit hipertensi dan diperkirakan 7,5 juta kematian didunia ini akibat hipertensi. Pada umumnya penyakit hipertensi ini tidak disadari oleh penderitanya, 50% penderita hipertensi tidak memperlihatkan pertanda yang pasti, terutama apabila sedang dalam taraf awal. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengaplikasikan tindakan terapi relaksasi otot progresif untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Rancangan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode studi kasus deskriptif dengan subyek dua klien hipertensi yang mengalami tekanan darah tinggi diatas 140/100mmHg di Desa Glandang Bantarbolang. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian terapi relaksasi otot progresif selama enam hari dan dilakukan satu kali sehari. Hasil studi ini menunjukan adanya penurunan tekanan darah pada kedua klien, untuk klien 1 mengalami penurunan tekanan darah dari 160/100mmHg menjadi 130/90mmHg dan untuk klien kedua mengalami penurunan tekanan darah dari 170/100mmHg menjadi 130/90mmHg jadi rata-rata penurunan tekanan darah dari kedua klien adalah untuk tekanan darah sistolik sebanyak 30-40mmHg dan untuk tekanan diastolik sebanyak 10mmHg. Simpulan studi kasus ini menunjukan bahwa terapi relaksasi otot progresif mampu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikaan tindakan terapi untuk menurunkan tekanan darah yang berupa terapi relaksasi otot progresif pada penderita hipertensi.Kata kunci: Relaksasi Otot Progresif, Hipertensi


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 921-927
Author(s):  
Oki Yanuarti ◽  
Nuniek Nizmah Fajriyah ◽  
Firman Faradisi

AbstractDiabetes melitus is a metabolic disease characterized by high blood glucose levels in the body, caused by abnormalitized in insulin secretion. One of the non-pharmacological method to reduce blood sugar level is progressive muscle relaxation therapy. This study aims to identify the effect of progressive muscle relaxation techniques in lowering blood sugar. A literature review of studies of progressive muscle relaxation therapy in reducing blood sugar publishedin 2011-2020 was conducted. The average number of respondents was 26 male and female responden with and average age of 55-60. The results showed that progressive muscle relaxation therapy was able to control blood glucose among diabetic. This study concludes that progressive muscle relaxation therapy effectively reduce blood sugar levels in patients with diabetes melitus. The findings suggest that progressive muscle relaxation therapy can be used as non-pharmacological therapy to lower blood sugar levels.Keywords: Diabetes mellitus; Progressive muscle relaxation AbstrakDiabetes melitus merupakan suatu penyakit degeneratif yang bermasalah pada sistem metabolik ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh dan disebabkan karena kelainan sekresi insulin. Pada pasien diabetes melitus akan mengalami peningkatan kadar gula darah dalam tubuh, salah satu cara non farmakologis yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus yaitu dengan terapi relaksasi otot progresif. Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk mengetahui gambaran dari pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus. Metode yang dilakukan dengan mencari tiga jurnal penelitian tentang pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus terbit pada tahun 2011-2020. Hasil analisa karakteristik responden dari ketiga jurnal menunjukan jumlah responden rata-rata 26 responden laki-laki dan perempuan dengan usia rata-rata 55-60 tahun. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif kadar gula darah pasien menjadi terkontrol. Simpulan dari karya tulis ilmiah ini yaitu terapi relaksasi otot progresif efektif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus. Saran bagi perawat atau penderita diabetes melitus terapi relaksasi otot progresif dapat digunakan sebagai terapi non farmakologis untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus. Kata kunci: Diabetes mellitus; Relaksasi Otot Progresif


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 799-805
Author(s):  
Ella Listiana ◽  
Firman Faradisi

AbstractHypertension is a non-communicable disease and is the most consistent risk factor for stroke.Most people with hypertension do not know that they suffer from hypertension so they do not get good treatment. Handling hypertension can be done pharmacological and non-pharmacological.One of the non-pharmacological treatments to reduce high blood pressure is progressive muscle relaxation therapy. The subjects in this case study were two patients who had high blood pressure.This study aims to apply progressive muscle relaxation therapy and its effect on reducing blood pressure in hypertensive patients.The research design is a case study on 2 hypertensive patients. The intervention is by applying progressive muscle relaxation for 3 consecutive days with one relaxation time of 15-30 minutes.The results show that Progressive Muscle Relaxation Therapy can decreases in blood pressure and pain scale in both patients.Accordance with this, nurses are suggested to apply Progressive Muscle Relaxation as a non-pharmacologic intervention to decrease blood pressure in hypertensive patients.Keywords: Hypertension; pain; progressive muscle relaxation AbstrakHipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular dan merupakan faktor resiko yang paling konsisten pemicu stroke.Sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya menderita Hipertensi sehingga tidak mendapatkan penanganan dengan baik. Penanganan hipertensi ini dapat dilakukan secara farmakologi maupun non farmakologi.Salah satu penanganan nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah terapi relaaksasi otot progresif.Subyek dalam studi kasus ini adalah dua pasien yang mengalami tekanan darah tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan terapi relaksasi otot progresif dan pengaruhnya terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Desain penelitian berupa studi kasus pada 2 pasien hipertensi.Intervensi dengan ngaplikasikan relaksasi otot progresif selama 3 hari berturut-turut dengan sekali relaksasi 15-30 menit. Hasil yang didapatkan pada pasien I maupun II mengalami penurunan tekanan darah dan skala nyeri. Kesimpulan dari studi kasus ini bahwa relaksasi otot progresif dapat menurunkan tekanan darah dan skala nyeri pada kedua pasien. Saran bagi perawat diharapkan dapat menerapkan relaksasi otot progresif sebagai tindakan nonfarmakoogi untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Kata kunci: Hipertensi; nyeri; relaksasi otot progresif


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 653-658
Author(s):  
Firda Nur Ayu Puspita Dewi ◽  
Nuniek Nizmah Fajriah

AbstractPostoperative is a time since patient entered the recorvery room until the follow-up evaluation in the treatment room. Pain is the most chief complaint experienced by postoperative patiens. One of the non-pharmacological pain management is grip finger relaxation therapy. The study purpose was to describe the application of grip finger relaxation techniques to reduce pain in postoperative patients. The study was done by researched articles related to the intervention. The result showed that the pain decreased in the experiment and control groups was 2.44 and 3.2 respectively. By using the Paired T-test, the result shows there was a significant decreased of pain among experiment group (p-value0.000). As the conclusion, the grip finger relaxation technique is effective for reducing pain in postoperative patiens. As the suggestion, nurses can be taught to postoperative patients to reduce pain.Keywords: Pain; Postoperative; Grip finger relaxation AbstrakPasca Operasi yaitu massa dimana pasien mulai memasuki ruang pemulihan sampai evaluasi tindak lanjut diruang perawatan. Pasien pasca operasi pasti akan merasakan nyeri. Menejemen nyeri non farmakologis yang dapat mengatasi nyeri yaitu terapi relaksasi genggam jari. Tujuan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai penerapan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pasca operasi. Metode dilakukan dengan mencari beberapa jurnal penelitian tentang penerapan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi. Hasil yang didapatkan setelah diberikan pada kelompok eksperimen dan kontrol memiliki rata-rata 2.44 dan 3.2, nilai Pvalue 0.000, 0.003 dengan P = <0.005 menggunakan alat uji Pairet T test. Simpulan karya tulis ilmiah ini yaitu teknik relaksasi genggam jari efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien pasca operasi. Saran bagi perawat sekiranya bisa diajarkan kepada pasien pasca operasi untuk mengurangi nyeri.Kata kunci: Nyeri; Pasca operasi; Relaksasi genggam jari


Sebatik ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 405-410
Author(s):  
M Ardan ◽  
Zulkifli Umar ◽  
Abd Kadir ◽  
Dwi Ryan Ariestantia

Di Indonesia, 50-70% wanita mengalami sindrom yang berkembang menjadi depresi postpartum dengan variasi sekitar 5% sampai lebih dari 25% setelah melahirkan. Depresi postpartum adalah suatu keadaan seorang ibu merasa sedih, bersalah, dan bentuk depresi umum lainnya dalam waktu lama setelah melahirkan, hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan ibu untuk merawat dirinya dan bayinya, sehingga diperlukan upaya intervensi oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas intervensi Spiritual Management of Relaxation Therapy (SMARTER) dalam upaya pencegahan depresi ibu nifas. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi-experimental pre-test post-test with control group design yang dibagi menjadi 2 kelompok (17 responden pada kelompok intervensi dan 17 responden pada kelompok kontrol). Hasil uji normalitas data diperoleh data terdistribusi normal, sehingga hasil analisis menggunakan uji t berpasangan menunjukkan bahwa terjadi perbedaan tingkat depresi sebelum dan sesudah intervensi SMARTER pada kelompok intervensi (p-value-0,000) dan control (p-value 0,004), sedangkan hasil analisis menggunakan uji t tidak berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi sesudah intervensi SMARTER antara kelompok intervensi dan kontrol dengan nilai p-value 0,000. Penelitian ini juga dapat memberikan rekomendasi kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat memberikan pelayanan berupa pelayanan asuhan yang komplementer.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 570-578
Author(s):  
Khalimatul Latifah ◽  
Firman Faradisi

AbstractHypertension is an abnormal levels of blood pressure, which is characterized by a systolic pressure above 140 mmHg and a diastolic pressure above 90 mmHg it occurs in arterial blood vessels that can transport blood from the heart and is able to pump it throughout the tissues, organs of the body that are continuously more than a period. Pain is a state of uncomfortable feelings and pain can also create disturbances in sleep and rest patterns. One of an alternative interventions to reduce neck pain is back messase relaxation. The purpose of the study was to applied back message relaxation therapy to reduce neck pain in patients with hypertension. The method of the scientific study was a case studies with the application of interventions It is done for three days twice a day in the morning and evening and subjects of this case study were two hypertension patients who experienced neck pain. The result show that back messase relaxation was effective in reducing neck pain. Accordingly, the back messase relaxation can be used to reduce neck pain in hypertension patients. Keywords: Back Messase Relaxation; Hypertension; Neck Pain AbstrakHipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah yang abnormal, yang di tandai dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg yang terjadi di dalam pembuluh darah arteri yang dapat mengangkut darah dari jantung dan mampu untuk memompanya keseluruh jaringan, organ-organ tubuh yang secara terus-menerus yang lebih dari suatu periode. Nyeri adalah suatu keadaan perasaan yang tidak nyaman dan nyeri dapat juga membuat gangguan pada pola tidur dan istirahat. Tindakan untuk menurunkan nyeri kepala salah satunya dengan messase punggung. Messase punggung mampu untuk menurunkan nyeri kepala. Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menggunakan terapi relaksasi messase punggung untuk menurunkan nyeri kepala pada penderita hipertensi. Metode yang di gunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus dengan penerapan intervensi yang di lakukan selama tiga hari sebanyak dua kali dalam sehari pada waktu pagi dan sore hari dan subyek studi kasus ini dua klien penderita hipertensi yang mengalami nyeri kepala. Hasil Karya Tulis Ilmiah ini menunjukkan perubahan skala nyeri dan mengatakan nyeri berkurang pada klien I dan II. Kesimpulan dari studi kasus ini menunjukkan messase punggung efektif untuk menurunkan nyeri kepala pada penderita hipertensi. Saran dari penulis di harapkan relaksasi messase punggung ini dapat di gunakan untuk penerapan yang efektif pada penderita hipertensi yang mengalami nyeri kepala..Kata kunci: Hipertensi; Nyeri kepala; Relaksasi messase punggung


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 413-420
Author(s):  
Fauzan Kukuh Permadi ◽  
Dafid Arifiyanto

AbstractIt is commonly hypertension is a non-communicable disease which is one of the main causes of premature death in the world. The management of this disease includes a non-pharmacological and pharmacological matter. One of the non-pharmacological alternatives for reducing the problem is by applying a technique of progressive muscle relaxation. To examine the effect of progressive muscle relaxation therapy in controlling blood pressure in hypertensive patients. Since it is a literature review, it has searched articles published during 5 years. from 2017 to 2021 in Scilit and Garba Garuda. It obtained 5 articles with 163 respondents and the were according to the keyword and inclusion criteria. Then, it was analyzed by Discern instrument then processed using the Mann-Whitney test and concluded. After analyzing process, it started that the characteristics of the majority of respondents with hypertension are female and >45 years old, there is a significant difference in mean different systolic blood pressure between the control group and the intervention group with a p-value , 0.001. Beside, there is a significant difference in the mean different diastolic blood pressure between the control group and the intervention group with a p-value, 0.001. The results of the analysis and synthesis showed that progressive muscle relaxation therapy was effective in lowering blood pressure.Keywords: Hypertension, progressive muscle relaxation, blood pressure AbstrakHipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian dini di dunia. Penatalaksanaan hipertensi meliputi non farmologis dan farmologis. Salah satu terapi non farmologis alternatif untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan teknik relaksasi otot progressif. Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif dalam mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan pengumpulan data literature review, pencarian artikel pada rentang waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2017-2021 melalui penelusuran Scilit dan Garba Garuda. Didapatkan 5 artikel dengan 163 responden. Hasil pencarian didapatkan sesuai kata kunci dan kriteria inklusi, dianalisa menggunakan instrument Discern yang kemudian diolah menggunakan uji Mann-Whitney lalu disimpulkan. Hasil Analisa dari kelima artikel didapatkan hasil penelitian pada karakteristik responden mayoritas penderita hipertensi berjenis kelamin perempuan dan berusia >45 tahun, ada perbedaan yang signifikan mean different tekanan darah sistole antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi dengan nilai..p-value..0,001 dan ada perbedaan yang signifikan mean different tekanan darah diastole antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi dengan nilai..p-value..0,001. Hasil analisa dan sintesa menunjukkan terapi relaksasi otot progresif efektif dalam menurunkan tekanan darah.Kata kunci: Hipertensi, relaksasi otot progessif, tekanan darah


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document