padi rice
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

14
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

3
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 20 (3) ◽  
pp. 127-134
Author(s):  
Muh Taufiqurrahman ◽  
Faizatun Faizatun ◽  
Siswa Setyahadi
Keyword(s):  

Antihiperpigmentasi pada produk kosmetik (hidrokionon) memiliki efek samping yang membahayakan kulit apabila digunakan dalam tempo waktu yang lama. Alternatif lain antihiperpigmentasi dari bahan alam berupa dedak padi dan susu kuda Sumbawa disinyalir dapat berpotensi sebagai antihiperpigmentasi yang aman dan memiliki efektivitas yang lebih baik untuk kesehatan kulit jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan krim ekstrak dedak padi dan susu kuda Sumbawa sebagai krim antihiperpigmentasi yang aman terhadap kulit. Uji standarisasi pada dedak padi dan susu kuda Sumbawa dilakukan sesuai dengan regulasi standard dari kementerian kesehatan. Uji antihiperpigmentasi dilakukan dengan secara eksperimental secara in vitro pada penghambatan (% inhibisi) enzim tironase. Pengembangan krim formulasi dedak padi dan susu kuda Sumbawa dilakukan uji inhibisi dan uji keamanan melalui indeks iritasi pada kelinci. Standarisasi ekstrak dedak padi menunjukkan ekstrak tersebut memenuhi persyaratan mutu yang baik (cemaran logam negatif ) dan hasil yang sama pada susu kuda Sumbawa (total coliform memenuhi standard). Hasil kombinasi antara ekstrak dedak padi dan susu Sumbawa menunjukkan inhibisi yang lemah sebesar 224,01 μg/mL. Uji keamanan krim kombinasi pada kelinci mendapatkan hasil indeks iritan 0,11 yang termaksud kategori aman bagi kulit. Pengembangan krim dari kombinasi ekstrak dedak padi dan susu kuda Sumbawa terbukti efektif dan aman sebagai antihiperpigmentasi.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 73
Author(s):  
Salma Salsabila ◽  
Antonius Hintono ◽  
Bhakti Etza Setiani

Analog rice is artificial rice product made from non rice raw material which contain nutrients and looks like padi rice. This research using raw material such as umbi ganyong as source of carbohydrates and red bean to improve the nutritional value and appearance of analog rice.  The purpose of this research was to study the concentration effect offered bean flour added into on rice analog made from umbi ganyong (ganyong root) toward water content, raw fiber, protein, and hedonic. The treatments applied were T0 for 0% concentration, T1 for 5% concentration, T2 for 10% concentration, and T3 for 15% concentration. The observed variables were water content, protein, crude fiber, and preference level. The result of the study showed that the addition of red bean flour with various concentrations reveals the difference(p<0,05) in rising water content, crude fiber, protein, and improving taste, texture, and rice analog fluffiness. The outcome of the research point out that the recommendation of red bean flour added into analog rice was at 15% which were resulting in water content 7,76±0,152%, crude fiber of 3,01±0,68%, and protein 7,41±0,038%,


2019 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 400
Author(s):  
Bernadus Bagus Prabowo ◽  
Wan Abbas Zakaria ◽  
Teguh Endaryanto

This study aims to analyze: the financial feasibility and the sensitivity of rice transplanter business unit. The location is purposively selected in Seputih Raman Subdistrict, Central Lampung Regency. This research uses a census method with 3 respondents owners of rice transplanters of two differences in machinery investment, i.e, the year of 2014 and 2015.. Data are analyzed quantitatively using measurement criteria for financial and sensitivity analysis. The results showed that the rice transplanter business unit is financially viable. The machine of  rice planting  business unit (rice transplanter) is still feasible despite the drop harvest area of 6.83%, the assumption of a decrease in rental rate machine of 5%, and the increase in operating costs of 3.85%.Key words: financial, rice transplanter, sensitivity


2018 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 188
Author(s):  
Tota Suhendrata

<p>Abstract : One of the efforts to increase the productivity of paddy rice by setting the<br />right spacing. At this time,  developing technology engine planting of rice seedlings<br />(rice transplanter) which introducing plant spacing ranging from narrow spacing to<br />large plant spacing both on legowo row planting system and tile planting system. With<br />regard to the introduction of these technologies, further research is needed in the<br />effect of plant spacing on growth, productivity (grain yield) and income of paddy rice<br />farmers. The assessment was carried out on the wetland of farmer group of Rukun<br />Tani Sulur  Blimbing Village of Sragen Regency on July – October 2014. The<br />assessment consisted of 3 planting distance treatment of legowo row 2: 1 planting<br />system, ie 20 x 10 x 40 cm, 20 x 13 x 15 cm and 20 x 15 x 40 cm, each treatment<br />repeated 7 times. The area of each treatment is about 0.33 ha. The assessment<br />involves 7 farmers, each farmer carrying out 3 treatment. The seedlings using legowo<br />2:1planting system of rice transplanter. This rice transplanter has 3 combination of<br />plant distance, that is 20 x 10 x 40 cm, 20 x 13 x 15 cm and 20 x 15 x 40 cm. The data<br />collected includes the number of productive tillers, productivity, input and output of<br />farming. Data analysis to compare between 3 treatment by using paired t test. While<br />the analysis of financial feasibility of paddy farming technology using partial budget<br />analysis. The results of this assessment showed that a legowo row 2:1 planting system<br />with plant distance 20 x 15 x 40 cm resulted in highest productive tillers, productivity<br />and income compared to the legowo 2:1 with a narrower plant distance 20 x 10 x 40<br />cm and 20 x 13 x 40 cm.</p><p> </p><p>Abstrak: Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi sawah melalui<br />pengaturan jarak tanam yang tepat. Pada saat ini, berkembang teknologi mesin tanam<br />bibit padi (rice transplanter) yang mengintroduksikan jarak tanam mulai dari jarak<br />tanam sempit sampai dengan jarak tanam lebar baik pada sistem tanam jajar legowo<br />maupun sistem tanam tegel. Berkenaan dengan introduksi teknologi tersebut perlu<br />dilakukan penelitian lebih dalam pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan,<br />produktivitas (hasil gabah) dan pendapatan petani padi sawah. Pengkajian<br />dilaksanakan pada lahan sawah kelompok tani Rukun Tani Sulur  Desa Blimbing Kec.<br />Sambirejo Kab. Sragen Jawa Tengah pada MT-3 2014. Pengkajian terdiri dari 3<br />perlakuan jarak tanam pada sistem tanam jajar legowo 2:1, yaitu  20 x 10 x 40 cm, 20<br />x 13 x 15 cm dan 20 x 15 x 40 cm dengan 7 kali ulangan. Luas masing-masing<br />perlakuan sekitar 0,33 ha.  Pengkajian melibatkan 7 orang petani, setiap petani<br />melaksanakan 3 perlakuan. Tanam bibit padi menggunakan mesin tanam bibit padi  4<br />baris sistem tanam jajar legowo 2:1. Mesin tanam ini mempunyai 3 kombinasi  jarak<br />tanam, yaitu  20 x 10 x 40 cm, 20 x 13 x 15 cm dan 20 x 15 x 40 cm.  Data yang<br />dikumpulkan meliputi jumlah anakan produktif, produktivitas, input dan output<br />usahatani.  Analisis data untuk membandingkan antara 3 perlakuan jarak tanam dilakukan uji t berpasangan dengan menggunakan software SPSS Statistics 17.0. <br />Sedangkan analisis kelayakan finansial teknologi usahatani padi sawah menggunakan<br />analisis anggaran parsial.  Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sistem tanam jajar<br />legowo 2:1 dengan jarak tanam lebar (20 x 15 x 40 cm) menghasilkan jumlah anakan<br />produktif,  produktivitas dan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan sistem tanam<br />jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam yang lebih sempit (20 x 10 x 40 cm dan 20 x 13 x<br />40 cm).</p>


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 160-172
Author(s):  
Farizan Farizan ◽  
Fauzi Fauzi ◽  
Makmur Makmur

Abstrak. Mesin tanam padi rice transplanter merupakan alsintan yang digunakan dalam mengupayakan peningkatan produksi padi. Kabupaten Aceh Besar menjadi salah satu daerah yang memperoleh bantuan mesin tanam bibit padi rice transplanter yang secara khusus diberikan kepada petani di Desa Piyeung. Penelitian yang dilakukan ini ingin melihat aspek kelayakan finansial penggunaan mesin tanam bibit padi rice transplanter dengan melakukan tinjauan pada penyediaan jasa sewa meyewa mesin. Analisis kelayakan finansial difokuskan pada kelompok tani Aneuk Laot Mulia sebagai pengelola jasa penyediaan mesin  rice transplanter. Sebagai komponen utama dalam unit analisis finansial, tingkat suku bunga yang digunakan adalah 9 % sebagaimana penetapan Suku Bunga modal kredit pada Peraturan menteri Pertanian (PERMENTAN) Republik Indonesia No. 32 tahun 2016. Analisis dilakukan dengan simulasi 2 kali musim tanam pada tahun pertama dan 3 kali musim tanam pada tahun kedua sampai kesepuluh. Analisis finansial terdiri dari perhitungan Break Event Point (BEP), Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost (Net B/C) Ratio, Internal Rate of Return (IRR), dan analisis sensitivitas. Dalam perhitungan yang dilakukan, keuntungan yang diperoleh oleh penyedia jasa sewa menyewa mesin dengan asumsi 2 kali musim tanam adalah Rp. 8.250.000, dan 3 kali musim tanam adalah Rp. 12.500.000,-. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, mesin tanam bibit padi rice transplanter layak untuk dikembangkan. Penyediaan jasa mesin mampu mencapai BEP pada saat pengolahan lahan mampu tercapai 10 ha/musim tanam dan nilai sewa Rp.2.380.952  ,-. Penerimaan dari Usaha jasa mesin rice transplater di masa yang akan datang menghasilkan Nilai NPV sebesar Rp. 66.983.652,- dengan rasio benefit/cost 2,41. Capaian IRR usaha penyediaan jasa alsintan selama 10 tahun diperkirakan 16,57 %. Pada bagian simulasi sensitivitas, kenaikan BBM tidak terlalu mempengaruhi kelayakan finansial mesin. Sensitivitas tampak terjadi pada biaya sewa menyewa dan perubahan luas lahan yang dioperasionalisasikan. Analysis Of The Feasibility Of (Rice Transplanters) In Piyeung Aceh BesarAbstract. The rice transplanter rice planting machine is an alsintan used in the effort to increase rice production. Kabupaten Aceh Besar became one of the areas that received assistance planting rice transplanter rice seedlings which are specifically given to farmers in the Piyeung Village. This research wanted to see the financial feasibility aspect of using rice transplanter rice planting machine by doing a review on the provision of rental service of machine rent. Financial feasibility analysis is focused on farmer group Aneuk Laot Mulia as the manager of rice transplanter machine provision. As the main component in the unit of financial analysis, the interest rate used is 9% as the determination of the Interest Rate of credit capital in the Regulation of the Minister of Agriculture (PERMENTAN) of the Republic of Indonesia No. 32 years 2016. Analysis is done by simulation 2 times the planting season in the first year and 3 times the planting season in the second year to the tenth. Financial analysis consists of Break Event Point (BEP), Net Present Value (NPV), Net Benefit / Cost (Net B / C) Ratio, Internal Rate of Return (IRR), and sensitivity analysis. In the calculations performed, the profit earned by the rental service providers renting machines with the assumption of 2 times the planting season is Rp. 8.250.000, and 3 times the planting season is Rp. 12.500.000, -. Based on the results of the calculations performed, machine planting rice seedlings rice transplanter feasible to be developed. Supply of machine service able to reach BEP at the time of processing of land able to reach 10 ha / planting season and rent value Rp.2.380.952, -. Revenue from the future business of rice transplater machine produces NPV Value of Rp. 66.983.652, - with a benefit / cost ratio of 2.41. The IRR achievement of 10-year supply of services for alsintan is estimated at 16.57%. In the sensitivity simulation section, the increase in fuel does not significantly affect the financial viability of the engine. Sensitivity appears to occur in the cost of lease and changes in the area of land operationalized.


REAKTOR ◽  
2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
D. D. Anggoro

Abu sekam padi  (Rice Hush Ash, RHA) apabila dikalsinasi pada suhu tinggi (500-600 0C) menghasilkan senyawa silikat yang dapat dimanfaatkan untuk beragai proses kimia. Senyawa silikat merupakan senyawa terbesar penyusun abu sekam padi yaitu mencapai ±96,6%. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa silikat yang dihasilkan dari sekam padi s.ebesar 15%  dari berat sekam padi yang dikalsinasi. Untuk mengetahui struktur silikat yang dihasilkan maka dilakukan analisa dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dengan cara membandingkan diffractogram dari silikat murni . silikat yang dihasilkan kemudian diuji kemampuan daya perengkaha dan aromatisasinya sebagai katalis dalam reaksi heksana dengan menggunakan quartz tube reactor pada suhu 200-300 0C. Dari hasil XRD dapat disimpulkan bahwa abu sekam padi bias digunakan sebagai sumber silikat murni. Uji laboratorium menunjukkan bahwa  silikat yang dihasilkan dari abu sekam padi mempunyai potensi sebagai katalis untuk reaksi perengkahan dan aromatisasi.Kata kunci : abu sekam padi, silikat, perengkahan, aromatisasi


2015 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
Author(s):  
Markus Patiung
Keyword(s):  

ABSTRAKJudul Strategi Mengurangi Kerugian Pascapanen Melalui Pengembangan Teknologi di Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur Indonesia.Permasalahan utama yang dihadapi dalam penanganan pascapanen padi adalah tingginya susut baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Gabah yang kadar airnya tinggi mempunyai sifat mudah rusak dan akan mengalami susut pada saat penanganan pascapanen dan pengolahan .Tujuan penelitian untuk mengetahui : (1) Besaran susut panen pada proses pascapanen, (2) Besaran konversi pengeringan dari Gabah Kering Panen ke Gabah Kering Giling, (3) Besaran konversih/rendemen penggilingan dari Gabah Kering Giling (GKG) ke beras.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi padi dapat dilakukan dengan meningkatkan produksi per satuan hektar dan mengurangi penyusutan hasil pascapanen. Penyusutan hasil pascapanen padi di Kabupaten Tuban masih cukup tinggi yaitu 11,15 %. Artinya setiap tahun Kabupaten Tuban masih kehilangan gabah sebanyak lebih dari 70.882 ton. Dalam nilai ekonomi gabah sekitar Rp 212,65 juta setiap tahunnya. Penyusutan hasil terbesar terjadi pada tahap panen dan perontokan gabah.Kedua tahap ini masih menggunakan teknologi yang sederhana.Kelompok tani memerlukan lebih banyak mesin pascapanen yang lebih modern dan efisien.Rekomendasi, salah satu mesin pascapanen padi yang direkomendasikan adalah pemotong padi type reaper dan combine harvester.Penggilingan padi (rice mill) juga bagian penting dari penyusutan hasil pascapanen padi. Pemeriksaan teknologi penggilingan padi secara berkala akan membuat efisiensinya terjaga.Kata Kunci: Kerugian, Pascapanen, Strategi dan Teknologi


2011 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 207 ◽  
Author(s):  
Yuzar Purnama

AbstrakKampung Keputihan merupakan kampung adat yang berlokasi di wilayah Sumber, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Sebagai masyarakat adat dalam kehidupan sehari-harinya masih menjaga dan memelihara adat istiadat leluhurnya termasuk arsitektur rumah. Sementara itu, di masyarakat khususnya generasi muda banyak yang tidak mengetahui produk budaya daerah termasuk di dalamnya arsitektur rumah tradisional. Penelitian arsitektur rumah tradisional di Kampung Keputihan meliputi struktur, teknik membangun, persiapan dan pelaksana, serta upacara tradisional yang menyertainya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan deskripsi analisis. Arsitektur rumah tradisional di Kampung Keputihan masih mengikuti kaidah-kaidah yang diwariskan dari leluhurnya, namun sebagian sudah mengalami pergeseran-pergeseran misalnya lantai yang sudah ditembok dan genting sudah menggunakan asbes dan seng, serta sudah tidak memiliki lagi lumbung padi dan bale musyawarah. AbstractKampung (village) Keputihan is a traditional village located in the region of Sumber, Kecamatan (district) Weru, Kabupaten (regency) Cirebon, West Java Province. The people of Kampung Keputihan preserve their traditional way of life, including traditional architecture. But this knowledge is not common in young generation. In building their houses the community of Kampung Keputihan follow principles that were passed on for generations. Of course, there are some modifications. Some elements such as lumbung padi (rice storage) and bale musyawarah (a place where the community meeting take place) are no longer available in the kampung. Techniques in building the houses, the building structure, as well as traditional ceremony following it, are the foci of this research. The methods of analysis are qualitative and descriptive.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document