skinfold caliper
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

36
(FIVE YEARS 13)

H-INDEX

5
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 137-146
Author(s):  
Virli Revarani
Keyword(s):  

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh senam aerobik terhadap peningkatan max dan penurunan lemak tubuh  pada ibu-ibu anggota senam aerpast di Cidahu tahun 2020. Adapun metodologi yang digunakan adalah eksperimen dengan desain penelitian menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 12 orang anggota senam aerpast di Cidahu tahun 2020. Sampel penelitian ini sebanyak 12 orang, dengan teknik pengambilan sampel total. Data diperoleh melalui tes dan pengukuran variabel max menggunakan tes lari 12 menit dan untuk variabel lemak tubuh menggunakan pengukuran skinfold caliper.  Hasil penelitian dianalisis menggunakan Uji T dua sampel independen. Hasil dari penelitian ini yaitu pada kolom nilai rata-rata max sebesar 20,92 dan untuk nilai rata-rata lemak tubuh sebesar 15,00. Pada output uji T dua sampel independen didapatkan nilai sig. sebesar 0,057 (5,7%) nilai sig. > 0,05 (5%). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa senam aerobik berpengaruh terhadap peningkatan max dan penurunan lemak tubuh serta terdapat perbedaan pengaruh senam aerobik, bahwa pada penelitian ini senam aerobik lebih berpengaruh terhadap peningkatan max dibandingkan penurunan lemak tubuh.


2021 ◽  
Vol 2021 ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Nesma M. Allam ◽  
Radwa T. Elshorbagy ◽  
Marwa M. Eid ◽  
Walid Kamal Abdelbasset ◽  
Safaa Mostafa Elkholi ◽  
...  

Introduction. Cellulite is associated with variations in the skin appearance with cottage cheese, mattress-like, or orange peel. The most common areas for these lesions are the posterior or upper thighs and buttocks and mainly affect females after puberty. The objective of the study was to determine whether extracorporeal shock wave therapy (ESWT) or manual lymphatic drainage (MLD) is more effective for the reduction of the grade of cellulite after liposuction. Methods. This study is a single-blinded randomized controlled clinical trial. Thirty females with grade 3 cellulite were randomly distributed into two groups equal in number (n = 15), group A was equipped to ESWT and group B was equipped to MLD. The cellulite grading scale was used to assess cellulite grade, and the skinfold caliper was used to assess the thickness of subcutaneous fat. The assessment was carried out before and four weeks after starting the treatment. Both groups received topical retinol twice daily for four weeks; in addition, group A received ESWT, while group B received MLD, two times/week for 4 weeks. Results. The mean values of the skinfold caliper in group A decreased by 24.4% and in group B by 15.38% with a significant difference between the two groups p < 0.001 . Also, the mean values of the cellulite grading scale decreased significantly after treatment in group A compared with the mean values of group B p < 0.001 . Conclusions. There was more reduction in the grade of cellulite and thickness of subcutaneous fat in the ESWT group than the MLD group after liposuction.


Author(s):  
Tedi Purbangkara
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hubungan ketebalan lemak (X1) dengan hasil belajar tolak peluru (Y), (2) kebugaran jasmani (X2) dengan hasil belajar tolak peluru (Y), (3) hubungan keseimbangan (X3) dengan hasil belajar tolak peluru (Y), (4) hubungan ketebalan lemak (X1), keseimbangan (X3), kebugaran jasmani(X2), secara bersama-sama dengan hasil belajar tolak peluru (Y). Metode yang digunakan adalah metode korelasi yang menggunakan perhitungan product moment. Sample berjumlah 60 orang seluruh siswa laki-laki tingkat SMA. Instrumen penelitian yang digunakan adalah (1) ketebalan lemak dengan menggunakan skinfold caliper, (2) kebugaran jasmani menggunakan tes (TKJI), (3) keseimbangan dengan menggunakan instrument keseimbangan yang sudah divalidasi sebelumnya, (4) hasil belajar tolak peluru dengan menggunakan test hasil total dari proses gerakan. Hasil pengujian hipotesis pertama terdapat hubungan yang positif antara ketebalan lemak (X1) dengan hasil belajar tolak peluru dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.879*, kedua terdapat hubungan antara kebugaran jasmani (X2) dengan hasil belajar tolak peluru yang memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.893*, ketiga terdapat hubungan antara keseimbangan (X3) dengan hasil belajar tolak peluru (Y) yang memiliki nilai sebesar 0.847*, keempat terdapat hubungan antara ketebalan lemak (X1) , keseimbangan (X3), kebugaran jasmani (X2), secara bersama-sama dengan hasil belajar tolak peluru (Y). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketebalan lemak,  kebugaran jasmani, dan keseimbangan memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil belajar tolak peluru.Kata kunci : Ketebalan lemak, Kebugaran jasmani, Keseimbangan, dan Hasil Belajar Tolak Peluru.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Novi Vicahyani Utami ◽  
Leonardo Lubis ◽  
Agustina Agustina

The benefits of Tai Chi and Wai Tan Kung exercises on cardiopulmonary endurance and body composition have become a controversial issue. The survey analytical computational study was performed to investigate the differences in cardiopulmonary endurance and body composition among elderly members of Tai Chi, Wai Tan Kung, and elderly sedentary. The study involved 10 elderly members of Tai Chi, 10 elderly members of Wai Tan Kung, and 10 elderly sedentary. The Astrand-Rhyming’s step test was conducted to measure the cardiopulmonary endurance. While the measurement of body composition (body fat percentage) was done using a skinfold caliper. The data were analyzed with an unpaired t-test(p<0.05). The results of the study indicated that cardiopulmonary endurance (VO2 max) and body composition (body fat percentage) of Tai Chi elderly members were the best of both Wai Tan Kung elderly members and of elderly sedentary; while cardiopulmonary endurance and body composition of Wai Tan Kung elderly members were better than those of elderly sedentary.


2021 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 267-271
Author(s):  
Yanti Ernalia ◽  
Miftah Azrin ◽  
Jessy Latni G

Penelitian mengenai pengukuran massa lemak menggunakan alat Skinfold Caliper (SKF) dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) pada atlet sudah banyak dilakukan. Keakuratan metode skinfold caliper tergantung pada teknik pengukuran, keahlian, dan pengalaman dari pengukur, sedangkan metode BIA lebih ringkas, hemat waktu, dan mudah digunakan. Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan rata-rata persentase massa lemak tubuh antara menggunakan metode SKF dengan BIA pada atlet binaraga, angkat berat, dan angkat besi.  Desain penelitian crossectional. Data dikumpulkan secara langsung terhadap 30 atlet (21 laki-laki dan 9 orang perempuan). Pengukuran dilakukan dengan mengukur berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh menggunakan BIA, dan SKF. Perbedaan rata-rata persentase lemak tubuh dianalisis menggunakan uji multiple paired t-test. Hasil penelitian menujukkan adanya perbedaan rata- rata persentase lemak tubuh pada atlet menggunakan metode SKF dan BIA. Secara umum dan berdasarkan jenis kelamin, jenis olahraga, dan IMT terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Rata- rata persentase massa lemak tubuh menggunakan kaliper skinfold adalah 18,91 sedangkan menggunakan BIA adalah 24, 27. Berurutan persentase lemak tubuh menggunakan metode SKF  pada atlet binaraga, angkat berat, angkat besi, laki-laki, perempuan, status gizi normal, gizi lebih, moderate obes, dan severe obes yaitu : 12,05; 21,77; 17,67;17,31; 22,67;11,75; 17,83; 23,05; dan 34,99. Persentase rata-rata massa lemak tubuh menggunakan metode BIA yaitu 15,34; 28,58; 21,59; 21,99; 29,60; 16,47; 23,69; 29,32; dan 36,00. Kesimpulan penelitian terdapat perbedaan rata- rata persentase lemak tubuh pada atlet menggunakan metode SKF dan BIA secara umum dan berdasarkan jenis kelamin, jenis olahraga, dan IMT, kecuali pada kelompok severe obese Kata Kunci: Atlet, biolelectrical impendance analysis (BIA), gizi, kaliper skinfold, massa lemak tubuh


MEDIKORA ◽  
2020 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 82-97
Author(s):  
Rina Yuniana

This study aims to determine how much influence aerobic exercise and weight training have on body fat and vital capacity. This study used an experimental method with a randomized control group pretest-posttest design. The population in this study were 68 female members at the Fitness Center, Faculty of Sport Science, Yogyakarta State University who participated in the weight loss program. The sample in this study was taken purposively by determining the number of members who participated in the training program with the criteria that active members were at least 2 months practicing before the treatment was carried out and women aged 18-25 years. Through these criteria, the sample obtained is as many as 54 people. Of the 54 people, they were divided randomly into three groups, namely the aerobic exercise group of 18 people, the weight training group of 18 people, and the control group of 18 people. The instrument used to measure and collect body fat data used a skinfold caliper, while the vital lung capacity was measured using a spirometer with a Vitalograph brand. The data analysis technique used the normality test, namely the Kolmogorov-Smirnov Test. This test is carried out to determine whether the data has a normal distribution. The homogeneity test used the Levene's Test with the F test. To test the research hypothesis, it was done using Analysis of Variance (ANOVA). This test was conducted to determine the difference in the mean value of the variables between the pretest and posttest in the experimental group. The results of the research analysis showed that aerobic exercise can reduce body fat by 4.651% and increase the vital lung capacity of members at the Fitness Center by 0.2167 liters / BTPS. Weight training can reduce body fat by 2.969%. Weight training can increase the vital capacity of the lungs by 0.1583 liters / BTPS. Aerobic exercise can reduce body fat by 1.68617% higher than weight training. Aerobic exercise can increase the ability of vital lung capacity 0.05833 liters / BTPS higher than weight training. Pengaruh latihan aerobik dan latihan beban terhadap lemak tubuh dan kapasitas vital paru AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan aerobik dan latihan beban terhadap lemak tubuh dan kapasitas vital. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Randomized Control Group Pretest-Posttest Desain. Populasi pada penelitian ini adalah member perempuan di Fitness Center Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang mengikuti program penurunan berat badan yaitu sebanyak 68 orang. Sampel pada penelitian diambil secara purposive dengan menentukan jumlah member yang mengikuti program latihan dengan kriteria yaitu member aktif minimal 2 bulan berlatih sebelum perlakuan dilaksanakan dan wanita usia 18-25 tahun. Melalui kriteria tersebut maka sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 54 orang. Dari 54 orang tersebut dibagi menjadi tiga kelompok secara random, yaitu kelompok latihan aerobik sebanyak 18 orang, kelompok latihan beban sebanyak 18 orang, dan kelompok kontrol sebanyak 18 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data lemak tubuh dengan menggunakan skinfold caliper, sedangkan untuk mengukur kemampuan kapasitas vital paru menggunakan spirometer Merk Vitalograph. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas yaitu Kolmogorov-Smirnov Test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data mempunyai sebaran yang berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test dengan uji F. Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan Analisis Variansi (ANAVA). Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata nilai dari variabel antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa latihan aerobik dapat menurunkan lemak tubuh sebesar 4,651 % dan meningkatkan kapasitas vital paru pada member di Fitness Center sebesar 0,2167 liter/BTPS. Latihan beban dapat menurunkan lemak tubuh sebesar 2,969 %. Latihan beban dapat meningkatkan kapasitas vital paru sebesar 0,1583 liter/BTPS. Latihan aerobik dapat menurunkan lemak tubuh lebih tinggi 1,68617 % dibanding latihan beban. Latihan aerobik dapat meningkatkan kemampuan kapasitas vital paru lebih tinggi 0,05833 liter/BTPS dibanding latihan beban.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 56-64
Author(s):  
Dilla Indah Kurnia ◽  
Kasmiyetti Kasmiyetti ◽  
Defriani Dwiyanti

Kebugaran yang kurang dapat ditingkatkan jika pemberian gizi secara optimal diatur dan dipelihara. Pengetahuan gizi khususnya pengaturan makan, berguna dalam memberikan pengetahuan mengenai makanan yang menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar. Persen lemak tubuh dalam batas normal akan memengaruhi tingkat kebugaran atlet.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan terkait pengaturan makan atlet dan persen lemak tubuh terhadap kebugaran jasmani atlet beladiri PPLP Sumatera Barat. Penelitian ini merupakan penelitian analitik, menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu atlet beladiri dengan jumlah sampel 46 orang. Data pengetahuan terkait pengaturan makan atlet didapat melalui wawancara serta dilakukan pengukuran persen lemak tubuh dengan skinfold caliper dan nilai kebugaran jasmani dengan tes bleep. Hasil penelitian menujukkan bahwa kebugaran jasmani atlet 84,8 % bugar serta 76,1% sampel dengan persen lemak tubuh normal dan 93,5% sampel dengan pengetahuan kurang. Ada hubungan yang bermakna antara persen lemak tubuh terhadap kebugaran jasmani dan tidak terdapat hubungan pengetahuan terkait pengaturan makan atlet terhadap kebugaran jasmani.


2020 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 160-166
Author(s):  
Rizka Octaviana ◽  
Mohammad Furqon Hidayatullah ◽  
Agus Kristiyanto

The purpose of this study was to examine the effect of low-impact aerobic dance and zumba exercises in reducing the percentage of body fat in obese women in terms of the Body Mass Index (BMI). Forty obese women (mean age 33.9±7.1 years) were selected and divided into two experimental groups, namely: low-impact aerobic dance (n=20) and zumba (n=20). The participants were also divided based on the BMI which gave the mild and severe obesity groups. The research instrument was a skinfold caliper which was used to measure the thickness of the body fat. The experiment was carried out 3 times a week for 8 weeks and the participants from both groups performed exercises for a duration of 60 minutes. The analysis of data between the experimental groups showed that there were significant differences between these exercises (r=0.005; p<0.05), the levels of obesity (r=0,000; p<0.05), and there were interactions between the exercises and the levels of obesity (r=0,000; p<0,05), from the pre-test to the post-test. The results showed that low-impact aerobic dance was more effectively used in reducing the percentage of body fat in obese women at the severe levels while zumba was effectively used in reducing the percentage of body fat in obese women with mild obesity, therefore the two exercises had an influence in reducing the percentage of body fat.


Author(s):  
Julia Jajor ◽  
Anna Kostiukow ◽  
Włodzimierz Samborski ◽  
Elżbieta Rostkowska ◽  
Aleksandra Śliwa ◽  
...  

Physical manifestations of Turner syndrome include short stature, a webbed neck, and a shield chest with widely spaced nipples. An aspect of the disease which has not been sufficiently explored so far is the tactile sensitivity of Turner syndrome patients. Thus, the aim of the study was to assess the threshold of tactile sensitivity on hands and feet of women suffering from Turner syndrome. Information on the participants of the study was collected on the basis of questionnaires, as well as anthropometric measurements using a skinfold caliper. Semmes-Weinstein Aesthesiometer was used to find the tactile sensitivity threshold of hands and feet of study participants. Based on the results of the study, significant differences in tactile sensitivity between women with Turner syndrome and healthy women were found. Affected women seem be more sensitive to the touch on the feet than healthy volunteers. The results of the study showed that the tactile sensitivity of women with Turner syndrome is different from that of healthy women.


2019 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Ni Putu Witari Ikayani ◽  
Indira Vidiari Juhanna ◽  
I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti

Overweight atau kegemukan merupakan suatu kondisi terjadinya peningkatan kadar lemak dalam tubuh (melebihi persentase normal). Tujuan penelitian ini adalah untukomengetahui adanya pengaruh Zumba terhadap penurunan persentase lemak tubuh. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Pre Test dan Post Test Control Group Design dan teknik pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling. Jumlah sampel 20 orang remaja putri di Kota Denpasar yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Kelompok Perlakuan (KP) yang berjumlah 10 orang dan Kelompok Kontrol (KK) yang berjumlah 10 orang. Pengukuran lemak diukur dengan menggunakan skinfold caliper. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan terdapat hasil yang signifikan dalam penurunan persentase lemak tubuh (p=0,001). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Zumba dapat menurunkan persentase lemak tubuh pada remaja putri overweight di Kota Denpasar. Kata kunci: Zumba, Persentase Lemak, Remaja Putri, Overweight, Skinfold calliper.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document