program error
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

6
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 18 (4) ◽  
pp. 76-87
Author(s):  
Zequn Fang ◽  
Zheng Ma ◽  
Xiaohu Tang ◽  
Yue Xiao ◽  
Youhua Tang

2020 ◽  
Vol Volume 9 ◽  
pp. 195-203
Author(s):  
Dustin J Uhlenhopp ◽  
Oscar Aguilar ◽  
Dong Dai ◽  
Arka Ghosh ◽  
Michael Shaw ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 67 ◽  
pp. 881-903
Author(s):  
Hana Chockler ◽  
Pascal Kesseli ◽  
Daniel Kroening ◽  
Ofer Strichman

We propose to use algorithms for learning deterministic finite automata (DFA), such as Angluin’s L* algorithm, for learning a DFA that describes the possible scenarios under which a given program error occurs. The alphabet of this automaton is given by the user (for instance, a subset of the function call sites or branches), and hence the automaton describes a user-defined abstraction of those scenarios. More generally, the same technique can be used for visualising the behavior of a program or parts thereof. It can also be used for visually comparing different versions of a program (by presenting an automaton for the behavior in the symmetric difference between them), and for assisting in merging several development branches. We present experiments that demonstrate the power of an abstract visual representation of errors and of program segments, accessible via the project’s web page. In addition, our experiments in this paper demonstrate that such automata can be learned efficiently over real-world programs. We also present lazy learning, which is a method for reducing the number of membership queries while using L*, and demonstrate its effectiveness on standard benchmarks.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Vadlan Febrian ◽  
Muhamad Rizki Ramadhan ◽  
Muhammad Faisal ◽  
Aries Saifudin

In this employee payroll application, if there is an error program there will be a loss for employees and the company. Losses for employees, if this application program error occurs then the salary reduction will experience delays due to the difficulty in the process of calculating employee salaries and employees will be late in receiving salaries. Losses for the company, if there is an error program in this application, the company will suffer losses if the employee wants a salary reduction quickly but the company cannot calculate quickly and accurately. In solving this problem, the authors use the black box testing method. Black box testing method is a test that sees the results of execution through test data and ensures the function of the software. Black box testing method has several testing techniques, namely Sample Testing, Boundary Value Analysis, Equivalence Partitions and others. From the testing techniques that have been mentioned, we use the Equivalence Partitions testing technique. Equivalence Partitions are tests that refer to data entry on the employee payroll application form, input will be tested and then put together based on the test function, both valid and invalid values. The expected results of this test are a payroll system for employees who are computerized, have standard rules in the process of developing the program so that it is easy to develop and maintain, and can minimize errors in processing salary calculations for employees.


Author(s):  
Yuhemy Zurizah Yuhemy Zurizah

ABSTRAK   WHO memperkirakan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Vietnam, Bangladesh memperkirakan terjadinya KIPI menjadi lima kelompok penyebab yaitu kesalahan program (27%), reaksi suntikan (28,7%), reaksi vaksin (21%) koinsiden (17,8%) dan efek samping toksilitas (5,5%). Pengetahuan ibu tentang KIPI adalah bagaimana cara mengatasinya apabila kejadian tersebut terjadi dirumah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang penanganan kejadian ikutan pasca imunisasi pada bayi Peneliti menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian didapatkan hasil uji chi-square diperoleh p value (0,001) < α (0,05), hal ini menunjukkan bahwa  ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan penanganan KIPI diharapkan lebih memprioritaskan program kesehatan dalam upaya bagaimana penanganan  terjadinya KIPI. Diharapkan bagi institusi pendidikan agar dapat meningkatkan penyediaan sumber-sumber referensi tentang penelitian terkait dan jurnal kesehatan lainnya serta buku-buku pedoman khususnya mengenai metodelogi penelitian, agar dapat menunjang secara lebih dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya.   ABSTRACK   WHO estimates that in developing countries such as Indonesia, Vietnam, Bangladesh estimates the occurrence of KIPI into five groups of causes of program error (27%), injection reactions (28.7%), vaccine reactions (21%) coincidence (17.8%) and toxic side effects (5.5%). Mother's knowledge about KIPI is how to overcome if the incident happened at home. The purpose of this research is to know the correlation between mother's knowledge about the handling of post-immunization occurrence in baby. Researcher use analytical method with cross sectional approach. The result of this research showed that chi-square test obtained p value (0.001) <α (0,05), it shows that there is a significant correlation between knowledge and handling of KIPI expected to prioritize health program in the effort of handling KIPI. It is desirable for educational institutions to improve the provision of reference resources on related research and other health journals as well as specific guidebooks on research methodology, in order to better support the further implementation of the research.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 9-16
Author(s):  
Sasmita Ekadewi ◽  
Prasetyo Wibowo Yunanto ◽  
Yuliatri Sastrawijaya

Kabupaten Bangka Selatan terletak dibagian selatan pulau Bangka yang memiliki hamparan pulau yang cukup panjang dan memiliki beberapa pulau kecil yang secara alamiah memiliki potensi pantai indah dan pada saat ini ada beberapa tempat yang sudah dikembangkan sebagai kawasan wisata pantai. Sejauh ini promosi ataupun publikasi mengenai tempat-tempat pariwisata yang ada di Kabupaten Bangka Selatan masih belum optimal,  sehingga masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui tentang informasi pariwisata yang ada di Kabupaten Bangka Selatan. Oleh karena itu, dibutuhkan promosi untuk lebih mengenalkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Bangka Selatan agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Tujuan pengembangan website dan pemanfaatan media sosial ini adalah sebagai media informasi dan promosi pariwisata di Kabupaten Bangka Selatan sehingga pariwisata di Kabupaten Bangka Selatan dapat lebih dikenal oleh seluruh masyarakat dan mampu menarik perhatian wisatawan untuk datang berkunjung.  Pengembangan website pariwisata dan pemanfaatan media sosial ini sangat berguna bagi wisatawan yang belum mengetahui informasi tentang pariwisata yang ada di Kabupaten Bangka Selatan. Pengembangan website ini melalui beberapa tahap proses pengembangan, dimulai dari analisis kebutuhan informasi yang didapat dari pengunjung objek wisata serta masukan dan informasi dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangka Selatan. Setelah mengetahui kebutuhan yang diperlukan, maka langsung diimplementasikan dengan merancang sistem, mendesaian layout sistem dan menu-menu yang akan ditampilkan pada sistem. Setelah desain telah disetujui, maka sistem tersebut mulai dibangun dengan menggunakan CMS (Content Management System) Drupal yang menggunakan PHP sebagai bahasa pemrogramannya dan menggunakan MySQL sebagai databasenya. Setelah website Wisata Bangka Selatan yang terhubung dengan fanpage Facebook dan akun Twitter Wisata Bangka Selatan selesai dibangun, maka dilakukan beberapa pengujian seperti review pakar desain web yang berfungsi untuk mengetahui apakah Web sudah sesuai dengan kriteria web yang baik dengan menggunakan indikator seperti desain visual (warna, layout, tipografi, header, footer dan navigasi), loading time, Interactivity (bersifat interaktif), konten, kompabilitas, fungsionality, dan usability. Setelah dilakukan pengujian review pakar desain web dan tampilan pada web sudah sesuai dengan kriteria web yang baik, maka dilakukan pengujian fungsionalitas halaman user dan admin. Setelah dilakukan pengujian fungsional pada sistem dan tidak terdapat program error maka selanjutnya sistem akan dilakukan pengujian usability untuk mengetahui apakah sistem sudah sesuai atau belum sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh pengunjung dalam mendapatkan informasi mengenai pariwisata Kabupaten Bangka Selatan. Setelah melakukan analisis uji usability dapat dikatakan bahwa website Wisata Bangka Selatan yang dikembangkan sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh user atau pengguna dalam mendapatkan informasi mengenai pariwisata yang ada di Kabupaten Bangka Selatan dan tertarik untuk mengunjungi objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Bangka Selatan


INFOMATEK ◽  
2017 ◽  
Vol 19 (01) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Dewi Mulyasari Sumarta

FMECA (Failure Mode Effect and Criticality Analysis) yang mempunyai pengertian suatu metode untuk mengevaluasi ataupun mendesain dari komponen pada suatu sistem dengan cara meneliti potensi modus kegagalannya untuk menentukan dampak yang akan terjadi pada komponen atau sistem kerja. Setiap potensi dari suatu modus kegagalan diklasifikasikan berdasarkan dampak yang dapat ditimbulkan pada keberhasilan sistem tersebut ataupun pada keselamatan pengguna dan peralatan, sehingga dapat diketahui kemungkinan kondisi paling kritis pada komponen yang akan terjadi. Konveyor rel merupakan alat transportasi batubara baru dengan rangkaian gerbong yang digerakkan oleh sistem penggerak luar. Dalam aplikasinya yang akan digunakan untuk mengangkut batubara di area tambang dari sebuah perusahaan tambang nasional dengan jarak antara loading station dan unloading station sekitar 2,3 km. Sebagai target diharapkan dapat mengangkut hingga 2,5 juta ton/tahun. Konveyor rel terdiri dari 8 sub sistem, salah satunya adalah drive station yang merupakan komponen penggerak dari Konveyor rel yang dipasang pada lokasi-lokasi tertentu. Untuk mencapai target angkut di atas, drive station sebagai komponen utama diharapkan memiliki komponen – komponen yang memadai. Untuk itu, jurnal ini akan membahas nilai kekritisan pada setiap komponen dari drive station  menggunakan pendekatan FMECA. Analisis diawali dengan pengumpulan data berupa rancangan dasar dan cara kerja komponen-komponen drive station. Tahap selanjutnya adalah penerapan metode FMECA, yang menggabungkan  prosedur FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)  dan  CA (Criticality Analysis). Prosedur FMEA terdiri dari penentuan sistem yang akan dianalisis, membuat diagram blok fungsi system, mengidentifikasi modus-modus kegagalan dan mengidentifikasi effect yang ditimbulkan oleh modus kegagatan tersebut. Sedangkan prosedur CA terdiri dari dua prosedur, yaitu perhitungan nilai kekritisan dan melakukan pemeringkatan berdasarkan modus kegagalan. Hasil analisis dari 21 sub komponen dan 18 part pada drive station,didapatkan 3 sub komponen yang memiliki nilai kekritisan tertinggi, yaitu baterai isi ulang untuk modus kegagalan tegangan berkurang dan no output yang memiliki nilai kekritisan masing-masing  0,063 dan 0,025, PLC dan VFD untuk modus kegagalan yang sama yaitu program error dengan nilai kekritisan 0,027.


2017 ◽  
Vol 34 (3) ◽  
pp. 567-583 ◽  
Author(s):  
Curtis J. Seaman ◽  
Yoo-Jeong Noh ◽  
Steven D. Miller ◽  
Andrew K. Heidinger ◽  
Daniel T. Lindsey

AbstractThe operational VIIRS cloud-base height (CBH) product from the Suomi–National Polar-Orbiting Partnership (SNPP) satellite is compared against observations of CBH from the cloud profiling radar (CPR) on board CloudSat. Because of the orbits of SNPP and CloudSat, these instruments provide nearly simultaneous observations of the same locations on Earth for a ~4.5-h period every 2–3 days. The methodology by which VIIRS and CloudSat observations are spatially and temporally matched is outlined. Based on four 1-month evaluation periods representing each season from June 2014 to April 2015, statistics related to the VIIRS CBH retrieval performance have been collected. Results indicate that when compared against CloudSat, the VIIRS CBH retrieval does not meet the error specifications set by the Joint Polar Satellite System (JPSS) program, with a root-mean-square error (RMSE) of 3.7 km for all clouds globally. More than half of all matching VIIRS pixels and CloudSat profiles have CBH errors exceeding the 2-km error requirement. Underscoring the significance of these statistics, it is shown that a simple estimate based on a constant cloud geometric thickness of 2 km outperforms the current operational CBH algorithm. It was found that the performance of the CBH product is impacted by the accuracy of upstream retrievals [primarily cloud-top height (CTH)] and the a priori information used by the CBH retrieval algorithm. However, even when CTH errors were small, CBH errors still exceed the JPSS program error specifications with an RMSE of 2.3 km.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document