SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

17
(FIVE YEARS 17)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

2721-1622

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-15
Author(s):  
Jannes Eduard Sirait

The purpose of this study was to obtain accurate information about the perceptions of Christian educators about the triggers for juvenile delinquency. Adolescence is a unique and self-seeking stage. In this connection, teenagers often fall into juvenile delinquency. This research is to find various factors that cause juvenile delinquency so that it can be used to prevent juvenile delinquency. This study uses a qualitative approach as a research procedure and produces descriptive data. The reason for using this method is to describe the object of research in detail. The main instrument is the researcher himself (human instrument), and the data is in the form of primary and secondary data. The object of the research was adolescents and the informants were Christian religion teachers, namely those who were considered very understanding of adolescent growth. Data collection techniques using observation, structured interviews, and document studies, and triangulation. The data analysis technique follows the concept of Miles and Huberman and Spradley. Conclusions are drawn based on data analysis. The conclusion of this research is that there are various aspects that trigger juvenile delinquency and have a negative impact on adolescents and the wider community. AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai persepsi pendidik agama Kristen mengenai pemicu juvenile delinquency. Usia remaja adalah yang unik dan tahap pencarian jati diri. Berkaitan dengan itu seringkali anak remaja jatuh pada juvenile delinquency. Penelitian ini adalah untuk menemukan berbagai faktor penyebab kenakalan remaja sehingga dapat digunakan untuk mencegah juvenile delinquency. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian dan menghasilkan data diskriptif. Alasan penggunaan metode ini adalah untuk menguraikan obyek penelitian secara terperinci. Instrumen utama adalah periset sendiri (human instrument), dan datanya berupa data primer dan sekunder. Objek penelitian adalah anak remaja dan informannya merupakan guru agama Kristen, yaitu mereka yang dianggap sangat memahami per-tumbuhan anak remaja. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara terstruktur dan studi dokumen serta triangulasi. Teknik analisis data mengikuti konsep Miles and Huberman dan Spradley. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan analisis data. Simpulan penelitian ada berbagai aspek pemicu timbulnya juvenile delinquency serta berdampak buruk terhadap remaja dan masyarakat luas. 


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 34-48
Author(s):  
Bimo Setyo Utomo ◽  
Eddy Tjondro

A well-organized Sunday School can be the right means for the church to educate children in their spiritual growth so that one day they become a beautiful future for the church and the nation. Church participation through Sunday School teachers is an important part of the spiritual formation of children to instill fear of God. Researchers used Deuteronomy 31: 9-13 which is considered to be one of the important biblical foundations to be studied with the aim of being able to develop as a strategic foundation by Sunday School teachers in teaching the fear of God to children. The method used in this study is a literature review of the biblical text in Deuteronomy 31: 9-13 which is elaborated using lexical and grammatical analysis. From the analysis of the text of Deuteronomy 31: 9-13, three main parts can be found, namely: facing God's presence; listening to God's Word; and learning to fear God which will be the basic strategy(conceptual) of the Sunday School teachers when teaching the fear of the Lord.AbstrakSekolah Minggu yang terselenggara dan terorganisir dengan efektif dan baik dapat menjadi sarana yang tepat bagi gereja untuk mendidik anak-anak dalam pertumbuhan rohaninya sehingga kelak mereka menjadi masa depan yang indah bagi gereja dan bangsa. Partisipasi gereja melalui para guru Sekolah Minggu merupakan bagian yang penting dalam pembentukan kerohanian anak untuk dapat menanamkan takut akan Tuhan. Peneliti menggunakan Ulangan 31:9-13 yang dianggap merupakan salah satu landasan biblika yang penting untuk diteliti dengan tujuan dapat dikembangkan sebagai sebuah landasan strategi oleh para guru Sekolah Minggu dalam mengajarkan takut akan Tuhan pada anak-anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka dari teks Alkitab dalam Ulangan 31:9-13 yang dielaborasi menggunakan analisa leksikal dan gramatikal. Dari hasil analisis teks Ulangan 31:9-13, dapat ditemukan tiga bagian utama, yakni: menghadap hadirat Tuhan; mendengarkan Firman Tuhan; belajar takut akan Tuhan, yang akan dijadikan landasan (konseptual) strategi guru Sekolah Minggu dalam mengajarkan takut akan Tuhan.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 49-59
Author(s):  
Wandri Lumbantoruan

One of the important indicators that Christian educators must do is to build the character of students well. The negative impact that has emerged in this digital era demands that Christian educators have a more real and significant role, not just teaching in the classroom. This article aims to show the role of Christian educators in building the character of students in the digital era that has an impact on this New Morality. This article uses a qualitative research method by examining the role of Christian religious teachers in building student character in a digital era that is threatened with moral decline. The results of the study confirmed that Christian educators played a role in building students' self-concepts in accordance with Bible truth values so that students could distinguish between good and bad.AbstrakSalah satu indikator penting yang harus dilakukan oleh pendidik Kristen adalah membangun karakter siswa dengan baik. Dampak negatif yang muncul di era digital ini menuntut pendidik Kristen memiliki peran yang lebih nyata dan signifikan, bukan sekadar mengajar dalam kelas saja. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan peran pendidik Kristen dalam membangun karakter Siswa di era digital yang memiliki dampak pada New Morality ini. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan kajian terhadap peran guru Agama Kristen dalam membangun karakter siswa di era digital yang terancam kemerostan moral. Hasil kajian menegaskan bahwa pendidik Krisren berperan untuk membangun konsep diri siswa sesuai dengan nilai-nilai kebenaran Alkitab, agar siswa dapat membedakan mana yang baik dan buruk.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Frans Pantan ◽  
Purim Marbun ◽  
Syanti D. Mulia

Christian education in Indonesia has not fully taken the role of educating the young generation to know God's will, changing its paradigm, and pursuing change, personal, group, and national reform. Sekolah Cahaya Cemerlang (SCC) is a Christian educational institution that was built in order to take on a role and fulfill its vocation, with the aim of raising the next generation of leaders who bring transformation to the Indonesian nation. The research focus in this qualitative descriptive study is to describe a Christ-centred learning model at SCC in terms of policy principles, objectives, curriculum, and learning methods, involving 19 teachers,155 students, and their families. Some of the new findings from the principles of the learning process at SCC are the use of the Bible Based curriculum, the principle of partnership with families and communities, training places for young missionaries, and SCC as a learning and knowledge-sharing community. The new findings are also a holistic approach with a spiritual foundation and teachers as shepherds according to the Jesus learning model and curriculum content based on God's Word. The 'Second Home School', Bloom's Spirit-led Taxonomy, the development of the Social Domain with individual learning, and group and community involvement, form the basis for the development of learning methods at SCC. Reflexive and Transformative Learning Methods for pedagogy are also developed for the purpose of social transformation, achieving a greater Indonesia.AbstrakPendidikan Kristen di Indonesia belum sepenuhnya mengambil peran untuk mendidik generasi muda mengenal kehendak Allah, berubah paradigmanya, dan mengupayakan perubahan, refor-masi pribadi, kelompok, dan bangsa. Sekolah Cahaya Cemerlang (SCC) adalah institusi pendi-dikan Kristen yang dibangun dalam rangka mengambil peran dan memenuhi panggilannya, bertujuan membangkitkan pemimpin generasi penerus bangsa yang membawa transformasi bagi bangsa Indonesia. Fokus penelitian dalam studi deskriptif kualitatif ini adalah menggam-barkan model pembelajaran berpusat pada Kristus di SCC dari segi prinsip kebijakan, tujuan, kurikulum dan metode pembelajaran, yang melibatkan 19 guru, 155 murid beserta keluarganya. Beberapa temuan baru dari prinsip proses pembelajaran di SCC adalah penggunaan kurikulum Bible Based, prinsip kemitraan dengan keluarga dan masya-rakat, tempat pelatihan misionaris muda, dan SCC sebagai learning and sharing knowledge community. Temuan baru dalam kuri-kulum dalam penelitian ini adalah pendekatan holistik dengan dasar spiritual dan guru sebagai gembala sesuai model pembelajaran Yesus serta konten kurikulum berbasiskan Firman Tuhan.  “Sekolah rumah kedua”, Spirit-led Taksonomi Bloom, pengembangan Ranah Sosial dengan pem-belajaran individual, dan kelompok dan keterlibatan masyarakat, menjadi dasar pengembangan metode pembelajaran di SCC. Metode Pembelajaran Refleksif dan Transformatif untuk pedagogi juga dikembangkan da-lam tujuan transformasi sosial, mencapai Indonesia Maju.        


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 16-25
Author(s):  
Maglon Ferdinand Banamtuan

The expected goal in this study is to produce an E-book based teaching material using the 3D Standard Pageflip Application in Basic Education Courses. This study uses research and development ( Research and Development ). Research and Development is a research method used to produce certain products and test the effectiveness of these products.  The model used in this study is the 4-D model, namely: 1).  Define Phase; 2). Design Phase; 3). Phase Develop, and 4). Disseminate phase. Then the research results obtained from this study are 1). material expert validation of 77.1% with reasonable criteria; 2). media expert validation of 83% with very decent criteria; and 3). The results of trials in class G students of the Department of Christian Religious Education, Kupang State Christian High School obtained a total of 774, with a percentage of 91.1%, the criteria obtained in the product trial were very feasible.AbstrakTujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah untuk pengembangan sebuah bahan ajar berbasis e-book menggunakan Aplikasi 3D Pageflip Standar pada mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development), yakni metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4-D, yakni: Fase Define (Tahap Pendefinisian); Fase Design (Tahap Perancangan); Fase Develop (Tahap Pengembangan); dan, Fase Desseminate (Tahap Penyebarluasan). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: validasi ahli materi sebesar 77,1% dengan kriteria layak; validasi ahli media sebesar 83% dengan kriteria sangat layak. Hasil uji coba di mahasiswa kelas G Jurusan Pendidikan Agama Kristen, Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang diperoleh jumlah total 774, dengan presentasenya 91,1%, maka kriteria yang dipeoleh pada uji coba produk yakni sangat layak    


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 115-129
Author(s):  
Arozatulo Telaumbanua

This research is based on concerns about moral values that are not good in children in the Tunas Mekar Integrated Kindergarten. Therefore, efforts need to be made to develop a positive attitude in children in a better direction. This research uses classroom action research methods. This research was conducted in Tunas Mekar Integrated Kindergarten, with a total of 14 children. One important aspect to be developed in children as provisions in living in the social environment of society is the social-emotional aspect. Every child needs to have good social skills and the ability to process emotions to build balanced relationships in a diverse social environment in terms of religion, ethnicity and language. This intelligence is commonly known as Interpersonal intelligence. The end of this study found the following results: the first cycle was 57.14%, the second cycle was 67.62%, the third cycle was 78.57%, the fourth cycle was 61.60%, the fifth cycle was 92.85% and the sixth cycle or the last cycle obtained 95.24% results. After doing the first cycle to the sixth cycle, fourteen children experienced high interpersonal intelligence development. Thus, the play method is very appropriate to be used to develop children's interpersonal intelligence. Abstrak Penelitian ini berdasarkan pada keprihatinan terhadap nilai moral yang tidak baik di dalam diri anak yang ada di TK Tunas Mekar Terpadu. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan sikap positif di dalam diri anak ke arah yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan di TK A Tunas Mekar Terpadu, dengan jumlah 14 anak. Salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan pada anak sebagai bekal dalam hidup di lingkungan sosial masyarakat adalah aspek sosial-emosional. Setiap anak perlu memiliki keterampilan sosial dan kemampuan mengolah emosi yang baik untuk membangun hubungan yang seimbang di lingkungan sosial yang beraneka ragam baik agama, suku dan bahasa. Kecerdasan ini biasa dikenal dengan kecerdasan Interpersonal. Akhir dari penelitian ini ditemkan hasil sebagai berikut: siklus pertama di peroleh hasil 57,14%, siklus kedua 67,62%, siklus ketiga 78,57%, siklus kempat 61,60%, siklus kelima 92,85% dan siklus keenam atau siklus terakhir memperoleh hasil 95,24%. Setelah melakukan siklus I sampai siklus VI, empat belas anak mengalami perkembangan kecerdasan interpersonal dengan kategori tinggi. Dengan demikian metode bermain sangat tepat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 104-114
Author(s):  
Rida Sinaga ◽  
Milka Doang

This research is based on concerns about moral values that are not good in children in the Tunas Mekar Integrated Kindergarten. Therefore, efforts need to be made to develop a positive attitude in children in a better direction. This research uses classroom action research methods. This research was conducted in Tunas Mekar Integrated Kindergarten, with a total of 14 children. One important aspect to be developed in children as provisions in living in the social environment of society is the social-emotional aspect. Every child needs to have good social skills and the ability to process emotions to build balanced relationships in a diverse social environment in terms of religion, ethnicity, and language. This intelligence is commonly known as Interpersonal intelligence. The end of this study found the following results: the first cycle was 57.14%, the second cycle was 67.62%, the third cycle was 78.57%, the fourth cycle was 61.60%, the fifth cycle was 92.85% and the sixth cycle or the last cycle obtained 95.24% results. After doing the first cycle to the sixth cycle, fourteen children experienced high interpersonal intelligence development. Thus, the play method is very appropriate to be used to develop children's interpersonal intelligence. Abstrak Penelitian ini berdasarkan pada keprihatinan terhadap nilai moral yang tidak baik di dalam diri anak yang ada di TK Tunas Mekar Terpadu. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan sikap positif di dalam diri anak ke arah yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan di TK A Tunas Mekar Terpadu, dengan jumlah 14 anak. Salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan pada anak sebagai bekal dalam hidup di lingkungan sosial masyarakat adalah aspek sosial-emosional. Setiap anak perlu memiliki keterampilan sosial dan kemampuan mengolah emosi yang baik untuk membangun hubungan yang seimbang di lingkungan sosial yang beraneka ragam baik agama, suku dan bahasa. Kecerdasan ini biasa dikenal dengan kecerdasan Interpersonal. Akhir dari penelitian ini ditemkan hasil sebagai berikut: siklus pertama di peroleh hasil 57,14%, siklus kedua 67,62%, siklus ketiga 78,57%, siklus kempat 61,60%, siklus kelima 92,85% dan siklus keenam atau siklus terakhir memperoleh hasil 95,24%. Setelah melakukan siklus I sampai siklus VI, empat belas anak mengalami perkembangan kecerdasan interpersonal dengan kategori tinggi. Dengan demikian metode bermain sangat tepat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 145-161
Author(s):  
Marthen Mau

The changing personality of students from time to time very important because students must be guided continuously. Educator whose role is to guide personality students in formal education institution is teacher Christian religious. The guide is to lead students out of the darkness of sin and into the light of Christ. So that the task of guiding is needed teacher christian religious of integrity. The purpose of this research is to understand and narrate the importance of integrity teacher christian religious in guiding personality students regardless of personality type. The research methodology used is descriptive qualitative research methodology by applying method observation and interviw type. Conclusion; the higher the quality of integrity teacher christian religious in guiding personality students then personality students will get better.AbstrakPerubahan kepribadian peserta didik dari waktu ke waktu sangatlah penting karena itu peserta didik harus dibimbing secara terus-menerus. Pendidik yang berperan untuk membimbing kepribadian peserta didik di lembaga pendidikan formal adalah guru pendidikan agama Kristen. Membimbing adalah menuntun peserta didik keluar dari kegelapan dosa dan masuk ke dalam terang Kristus. Agar tugas membimbing berjalan baik dibutuhkan guru pendidikan agama Kristen yang berintegritas. Tujuan penelitian ini ialah untuk memahami dan menarasikan pentingnya integritas guru pendidikan agama Kristen dalam membimbing kepribadian peserta didik tanpa membeda-bedakan tipe kepriba-diannya. Metodologi penelitian yang digunakan ialah metodologi penelitian kualitatif deskriptif, dengan menerapkan tipe metode observasi dan wawancara. Kesimpulannya, semakin tinggi kualitas integritas guru pendidikan agama Kristen dalam membimbing kepribadian peserta didik maka kepribadian peserta didik akan semakin baik.        


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 130-144
Author(s):  
Yanwar Prawono

This study aims to identify the context in which PAK for children can be taught exactly where the child lives, grows, and mingles in their environment. The context referred to is the Christian Church in Luwuk Banggai (GKLB), specifically in the Imanuel Laonggo congregation. Knowing the context well will be very helpful in the hope of appropriate learning. The teaching of PAK for children refers to the teaching model of Jesus, and this has become the basis for the form of PAK Children's learning throughout the ages and places. If Jesus' teaching model was a text, it needed context. A text that touches the context will give birth to a living faith. Therefore, it is very important to design a children's PAK learning model in their respective contexts. What has been done through this research has actually stimulated the church institutionally to think and implement the contextual PAK learning mechanism for children through its ministry programs. This really helps children as the future church and the church in the future to grow and bear fruit for Christ in their context. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengenal konteks di mana PAK bagi anak dapat diajarkan dengan tepat di mana anak hidup, tumbuh dan bergaul dalam lingkungannya. Konteks yang dimaksud adalah Gereja Kristen di Luwuk Banggai (GKLB), secara khusus di jemaat Imanuel Laonggo. Mengenal konteks dengan baik akan sangat menolong dalam penarapan pembelajaran yang tepat. Pengajaran PAK bagi anak mengacu pada model pengajaran Yesus, dan hal Ini menjadi dasar bentuk pembelajaran PAK Anak di sepanjang zaman dan tempat. Bila model pengajaran Yesus adalah sebuah teks, maka ia membutuhkan konteks. Sebuah teks yang menyentuh konteks akan melahirkan sebuah iman yang hidup. Sebab itu sangat penting untuk mendesain suatu model pembelajaran PAK anak dalam konteksnya masing-masing. Apa yang dilakukan melalui penelitian ini sesungguhnya merangsang gereja secara institusional dapat memikirkan dan mengerjakan secara tepat mekanisme pembelajaran PAK anak yang kontekstual melalui program-program pelayanannya. Hal ini sangat menolong anak sebagai masa depan gereja dan gereja dimasa depan untuk bertumbuh dan berbuah bagi Kristus dalam konteksnya.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 96-103
Author(s):  
Jungjungan Simorangkir ◽  
Bernad Lubis ◽  
Marina Letara Nababan ◽  
May Rauli Simamora ◽  
Winarti Agustina

The purpose of this study is to develop guidance and counseling module material to strengthen the resilience of problem adolescents. The study was conducted at High Schools (SMA) throughout Tarutung District. The research method used is the ADDIE Research and Development model. Preliminary observations show that adolescents in Tarutung sub-district still have low resilience levels. There are 19 teenagers who are confused about whether they like challenges and only 3 teenagers who don't like challenges. This is intended to measure a person's strength when experiencing life's challenges with all his difficulties. In fact, there are 2 teenagers who answered that they would not rise again after being confronted with illness, injury, or other misfortunes. Some teenagers also do not have a good relationship with their families. But all teenagers have the belief that God is able to help them in dealing with existing problems. This module material contains religious values and pays attention to the task of adolescent development. The results of the module validation conducted by 10 material experts concluded that the module is very feasible to be applied by adolescents. Abstrak Tujuan penelitian ini mengembangkan materi modul bimbingan dan konseling untuk memberi penguatan resiliensi pada remaja bermasalah. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Kecamatan Tarutung. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development model ADDIE. Observasi awal menunjukkan bahwa remaja di Kecamatan Tarutung masih memiliki tingkat resiliensi rendah. Terdapat 19 remaja kebingungan apakah menyukai tantangan dan hanya 3 remaja yang tidak menyukai tantangan. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur kekuatan seseorang ketika mengalami tantangan-tantangan hidup dengan segala kesulitannya. Bahkan terdapat 2 remaja yang menjawab tidak akan bangkit kembali setelah diperhadapkan dengan sakit penyakit, cidera atau kemalangan-kemalangan lainnya. Beberapa remaja juga tidak memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya. Namun seluruh remaja memilliki keyakinan bahwa Tuhanlah yang dapat menolong mereka dalam menghadapi permasalahan yang ada. Materi modul ini mengandung nilai-nilai religius dan memperhatikan tugas perkembangan remaja. Hasil validasi modul yang dilakukan oleh 10 ahli materi menyimpulkan bahwa modul sangat layak untuk diterapkan oleh remaja.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document