Urban and Regional Studies Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

28
(FIVE YEARS 28)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Program Pascasarjana Universitas Bosowa

2656-8705

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
Rasdiana Rasdiana ◽  
Roland A. Barkey ◽  
Syafri Syafri

Bencana banjir yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan berbagai kondisi yang apabila terjadi dapat menimbulkan berbagai kerentanan yang memerlukan pemikiran yang lebih dalam untuk mengantisipasi bencana banjir. Mitigasi dan Adaptasi Bencana Banjir di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa bertujuan untuk memetakan tingkat kerentanan bencana banjir dan upaya mitigasi dan adaptasi yang tepat berdasarakan tingkat kerentanan bencana banjir di Kecamatan Pallangga. Sejalan dengan tujuan penelitian ini maka dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, untuk menentukan tingkat kerentanan dengan analisis spasial overlay dan skoring parameter penentu kerentanan banjir. Hasil dari penelitian ini adalah Kecamatan Pallangga diklasifikasi dalam tiga tingkat kerentanan bencana banjir meliputi rentan tinggi, rentan sedang dan rentan rendah serta arahan mitigasi dan adaptasi bencana banjir berdasarkan tingkat kerentanan. The floods disasters that occur continuously can cause various conditions which can cause a variety of vulnerabilities that require deeper thought to anticipate. Flood mitigation and adaptation in Pallangga District of Gowa aims to map the level of flood vulnerability and provide mitigation and adaptation directions based on the level of flood vulnerability in Pallangga. This research uses descriptive qualitative research methods, to determine the level of vulnerability with spatial overlay analysis and weight scoring of parameters determining flood vulnerability. The results of this research are in Pallangga classified into three levels of vulnerability to flood disasters including high vulnerability, medium vulnerability and low vulnerability with directives flood mitigation and adaptation based on the level of vulnerability.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 15-25
Author(s):  
Titin Supriyatin ◽  
Rudi Latief ◽  
Syafri Syafri

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana pengaruh kualitas sumberdaya manusia dan implementasi kebijakan Dinas PUPR Kabupaten Bantaeng secara bersama-sama terhadap pembentukan pola ruang di Kecamatan Bissappu Kabupatren Bantaeng. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengujian data-data yang diperoleh berdasarkan data times series  atau waktu ke waktu berdasarkan data yang dikumpulkan selama interval waktu  lima (5) tahun. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan model korelasi. Korelasi yang digunakan antara lain metode korelasi liner sederhana kemudian untuk dilakukan pengujian korelasi berganda. Korelasi berganda yaitu metode statistika yang digunakan untuk mengetahui pola umum hubungan yang mempengaruhi antara variabel. yang diterima kemudian dianalisis  manual sesuai  prosedur analisis dalam penelitian. Keberhasilan penerapan implementasi kebijakan pelayanan IMB maka semakin kuat pengaruhnya terhadap pembentukan  pola ruang dimana rhitung = 0,9805 lebih besar dari r tabel= 0.878 pada taraf signifikansi 5 % dimana  H0 dtolak dan H1 diterima. Hasil pengujian dan perhitungan analisis korelasi terhadap Variabel peningkatan Kualitas sumberdaya manusia(pegawai)(X1) dan Implementasi Kebijakan(X2) secara bersama-sama memiliki keterhubungan sangat kuat terhadap Pembentukan Pola ruang  sebesar 0.9801.  Dimana jika Rhitung lebih besar dari Rtabel sebesar 0,878, pada taraf signifikansi alpha adalah 0.05, maka H0 di tolak dan H1 diterima. This study aims to identify and analyze how the influence of the quality of human resources and the implementation of the policies of the PUPR Office of Bantaeng Regency together on the formation of spatial patterns in Bissappu District, Bantaeng Regency. The analytical method used in this study is testing the data obtained based on times series data or time to time based on data collected over a five (5) year time interval. Tests in this study were conducted with the correlation model. The correlation used includes a simple linear correlation method and then multiple correlation tests are carried out. Multiple correlation is a statistical method used to determine the general pattern of relationships that affect between variables. received is then analyzed manually according to the analytical procedures in the study. Where in this study has more than one independent variable. Looking at the results of the above calculation, the influence of human resources (X1) on the formation of spatial patterns (Y) has a moderate correlation, namely 0.421 where rcount rtable = 0.878 at a significance level of alpha 0.05 then H0 is accepted and H1 is rejected. This proves that improving the quality of human resources (employees) does not have a significant relationship with the formation of spatial patterns. The results of the analysis of correlation calculations in chapter IV show that policy implementation (X2) has a very strong relationship with the formation of spatial patterns (Y). The successful implementation of the IMB service policy implementation, the stronger the influence on the formation of spatial patterns where rcount = 0.9805 is greater than rtable = 0.878 at a significance level of 5% where H0 is rejected and H1 is accepted. The results of testing and calculation of correlation analysis on the Variable of improving the quality of human resources (employees) (X1) and Policy Implementation (X2) together have a very strong relationship to the formation of spatial patterns of 0.9801. Where if Rcount is greater than Rtable of 0.878, at the alpha significance level is 0.05, then H0 is rejected and H1 is accepted


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 60-69
Author(s):  
Randy obertias Oheo Sumarata ◽  
Murshal Manaf ◽  
Syafri Syafri

Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis karakteristik pelayanan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dalam mendukung konsep aerotropolis dan Mengkaji konsep pengembangan aerotropolis di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat analisis diantaranya analisis deskriptif kuantitatif skala likert (crosstabulation) dan analisis jalur/analisis path. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan lainnya serta masyarakat yang menjadi responden dengan menggunakan kuesioner/wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik pelayanan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dalam mendukung konsep aerotropolis berdasarkan karakteristik aerotropolis yakni Prinsip Struktur Ruang, Prinsip Jarak/Aksesibilitas, Prinsip Zonasi, Prinsip Tata Guna Lahan, Prinsip Peruntukkan Utama Fungsi Kawasan, Prinsip Penyediaan Kawasan Bisnis, Prinsip Integrasi dan Prinsip Konektivitas memiliki pengaruh didalam pengembangannya. Untuk mengkaji konsep pengembangan aerotropolis di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar berdasarkan karakteristik aerotropolis memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil analisis ini menunjukan bahwa karakteristik yang memiliki pengaruh signifikan secara tidak langsung didalam pengembangannya yakni prinsip integrasi dan konektivitas. Hal ini ditandai dengan pengembangan bandara ke aerocity agar dapat menuju kekonsep aerotropolis dimana menyediakan infrastruktur dasar agar segala aktivitas didalamnya dapat terhubung dengan baik. This study aims to analyze the service characteristics of Sultan Hasanuddin International Airport Makassar in supporting the aerotropolis concept and examine the concept of aerotropolis development at Sultan Hasanuddin International Airport Makassar.This research is a type of quantitative descriptive research using analytical tools including quantitative descriptive analysis of the Likert scale (crosstabulation) and path analysis. The sample used was 100 people. Data obtained from the Central Bureau of Statistics and others as well as the community who became respondents using a questionnaire / interview. The results show that the service characteristics of Sultan Hasanuddin International Airport Makassar are in support of the aerotropolis concept based on aerotropolis characteristics, namely the Principle of Spatial Structure, the Principle of Distance / Accessibility, the Principle of Zoning, the Principle of Land Use, the Principle of Main Allocation of Regional Functions, the Principle of Provision of Business Areas, the Principle of Integration and The principle of connectivity has an influence on its development. To study the concept of aerotropolis development at Sultan Hasanuddin International Airport, Makassar, based on the characteristics of the aerotropolis, has a direct or indirect effect. The results of this analysis indicate that the characteristics that have an indirect significant influence in its development are the principles of integration and connectivity. This is marked by the development of airports to aerocity in order to get to the concept of aerotropolis which provides basic infrastructure so that all activities in it can be well connected.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 70-82
Author(s):  
Julianti Paembonan ◽  
Batara Surya ◽  
Syafri Syafri

Sempadan sungai Sa’dan merupakan bagian dari daerah aliran sungai yang mengalir di Kota Rantepao. Salah satu kawasan sempadan sungai yang perlu mendapat perhatian khusus adalah sekitar sempadan sungai  di wilayah Tagari dan sekitar Malango’ kota Rantepao.  Sungai Sa’dan ini mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari karena mempunyai fungsi ekologi, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi Pengetahuan Lingkungan, Kebijakan Pemerintah, Kearifan Lokal dan Perilaku Masyarakat Sempadan Sungai Sa’dan Kabupaten Toraja, menganalisis Pengaruh Pengetahuan Lingkungan, Kebijakan Pemerintah, Kearifan Lokal terhadap Perilaku Masyarakat Sempadan Sungai Sa’dan Kabupaten Toraja Utara, dan mengetahui konsep pengelolaan sempadan sungai Sa’dang Kabupaten Toraja Utara. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh perilaku masyarakat yang bermukim di sempadan  sungai Sa’dan terhadap lingkungan, maka penelitian ini merupakan penelitian  yang mengacu pada Pendekatan Kuantitatif dan kualitatif, artinya penentuan sampling, perekaman data, hingga proses analisis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.  Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut, Hasil Deskriptif: Pengetahuan Lingkungan dibentuk dari kondisi eksisting dan Konsep Penataan. Hal utama yang membentuk pengetahuan lingkungan adalah kondisi eksisting. Kebijakan Pemerintah dibentuk dari beberapa indicator antara lain Organisasi, regulasi dan Implementasi Kebijakan. Hal utama yang membentuk Kebijakan Pemerintah adalah Regulasi (Peraturan). Kearifan Lokal dibentuk dari         Kebiasaan masyarakat yang turun temurun, Kepercayaan masyarakat setempat dan Adanya Tanggung jawab masyarakat setempat. Hal utama yang membentuk Kearifan Lokal adalah Kebiasaan masyarakat yang turun temurun. Pengetahuan Lingkungan, Kebijakan Pemerintah, Kearifan Lokal berpengaruh terhadap Perilaku Masyarakat sempadan Sungai Sa’dan Kota Rantepao. Hal ini menunjukkan Pengetahuan Lingkungan (X1), Kebijakan Pemerintah (X2), Kearifan Lokal (X3) dapat meningkatkan Perilaku Masyarakat sempadan Sungai Sa’dan Kota Rantepao. Pentingnya masyarakat sempadan Sungai Sa’dan Kota Rantepao dalam kegiatan konservasi sempadan sungai sa’dan mengindikasikan bahwa masyarakat telah memahami mengenai konsep sempadan sungai, sehingga tanpa paksaan masyarakat megetahui batasan-batasan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan di sempadan sungai. The border of the Sa'dan river is part of the river basin that flows in the City of Rantepao. One of the river border areas that need special attention is around the riverbank in the Tagari area and around Malango', the city of Rantepao. The Sa'dan River has an important role in daily life because it has ecological, social and economic functions. This study aims to provide a description of Environmental Knowledge, Government Policy, Local Wisdom and Community Behavior of the Sa'dan River Border Community in Toraja Regency, to analyze the Effects of Environmental Knowledge, Government Policy, Local Wisdom on the Behavior of the Sa'dan River Border Community in North Toraja Regency, and to know the concept management of the Sa'dang river border, North Toraja Regency. Based on the research objective, which is to determine the effect of the behavior of the people living on the border of the Sa'dan river on the environment, this research is a research that refers to quantitative and qualitative approaches, meaning that the determination of sampling, recording data, to the analysis process of this research uses a quantitative approach. From the results of the research and discussion carried out, the following conclusions are drawn, Descriptive Results: Environmental Knowledge is formed from existing conditions and the Concept of Arrangement. The main factor that shapes environmental knowledge is the existing conditions. Government policies are formed from several indicators, including organization, regulation and policy implementation. The main thing that shapes Government Policy is Regulation (Regulation). Local wisdom is formed from hereditary habits of the community, local community beliefs and local community responsibilities. The main factor that forms local wisdom is the community's hereditary habits. Environmental Knowledge, Government Policies, Local Wisdom affect the Behavior of the People on the River Sa'dan Rantepao City. This shows that Environmental Knowledge (X1), Government Policy (X2), Local Wisdom (X3) can improve the Behavior of the People on the River Basin and the City of Rantepao. The importance of the Sa'dan River border community in Rantepao City in the sa'dan river border conservation activities indicates that the community has understood the concept of the river border, so that without coercion the community knows the boundaries of things that should and should not be done on the riverbank.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 95-101
Author(s):  
Suleman Patiung ◽  
Batara Surya ◽  
Syafri Syafri

Kawasan rawan banjir merupakan suatu ekosistem yang khas yang dapat di lihat dari berbagai sudut pandang. Adanya kondisi seperti ini sangat mempengaruhi pola permukiman masyarakat dalam mendukung pengembangan wilayah di Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Masyarakat Desa Pombakka umumnya mata pencaharian sebagai petani dan nelayan yang menghasilkan sumber sumber pangan bagi kebutuhan hidup masyarakat yang berada di sekitarnya secara khusus dan masyarakat di wilayah Luwu Raya pada umumnya. Pola Permukiman Masyarakat yang dapat menyesuaikan dengan kondisi wilayah yang sering dilanda banjir akibat meluapnya Sungai Rongkong  terutama pada musim penghujan mengakibatkan Sebagian permukiman masyarakat terendam banjir. Atas kondisi tersebut masyarakat di Desa Pombakka membuat pola permukiman yang sesuai dengan kondisi banjir tersebut..  Penelitian ini mengkaji mengenai pola permukiman masyarakat di Desa Pombakka yang sering dilanda banjir. Penelitian ini menggunakan teori yang mengkaji  Elemen Elemen permukiman (Man, Society, Nature, Network, Shells) yang memberikan kontribusi besar dalam penentuan pola permukiman yang digunakan oleh masyarakat agar sesuai dengan kondisi wilayah sekitar yang sering dilanda banjir. Flood-prone areas are a unique ecosystem that can be seen from various perspectives. The existence of such conditions greatly affects the pattern of community settlements in supporting regional development in North Luwu Regency, South Sulawesi Province. The people of Pombakka Village generally work as farmers and fishermen who produce a source of food for the needs of the people living around them in particular and the people in Luwu Raya area in general. Community Settlement Patterns that can adapt to the conditions of areas that are often hit by flooding due to the overflowing of the Rongkong River, especially during the rainy season, have resulted in some community settlements being flooded. For this condition, people in Pombakka Village make settlement patterns that are in accordance with the flood conditions. This research examines the community settlement patterns in Pombakka Village which are often hit by floods. This research uses a theory that examines the elements of settlement elements (Man, Society, Nature, Network, Shells) which make a major contribution in determining the settlement patterns used by the community to suit the conditions of the surrounding area which is often hit by flooding.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 41-51
Author(s):  
Sri Hidayat ◽  
Syafri Syafri ◽  
Syahriar Tato

Koridor ruas jalan Hertasning-Tun Abdul Razak merupakan wilayah peri-urban yang mengalami dinamika cukup tinggi akibat kebutuhan permukiman dan sarana kegiatan baru. Hal ini memicu terjadinya transformasi spasial. Transformasi spasial memberikan dampak pada peningkatan aktivitas antropogenik yang dapat mengubah iklim perkotaan. Peningkatan aktivitas antropogenik ditandai dengan perbedaan penggunaan lahan dan kinerja lalu lintas sepanjang koridor. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui hubungan variabel penggunaan lahan dan kinerja lalu lintas terhadap kondisi iklim perkotaan dengan analisis data menggunakan SEM PLS.  Hasil pengujian hipotesis secara statistik terhadap pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya menghasilkan kesimpulan penggunaan lahan berpengaruh signifikan terhadap kondisi iklim dimana nilai T-Statistik sebesar 2,752 > 1,96 atau nilai P sebesar 0,040 < 0,05. Sementara kinerja lalu lintas tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi iklim perkotaan dengan nilai T-Statistik sebesar 1,071 < 1,96 atau nilai P sebesar 0,285 > 0,05. Hasil ini juga menunjukkan bahwa penggunaan lahan di koridor ruas jalan Hertasning-Tun Abdul Razak dapat menyebabkan meningkatnya suhu perkotaan dikawasan tersebut. Namun peningkatan suhu perkotaan pada kawasan tersebut lebih disebabkan oleh aktivitas antropogenik pada penggunaan lahannya dan tidak dipengaruhi oleh luas area yang terbangun. The corridor of the Hertasning-Tun Abdul Razak road section is a peri-urban area experiencing high dynamics due to the need for new housing and activity facilities. This triggers a spatial transformation. Spatial transformation has an impact on increasing anthropogenic activities that can change the urban climate. The increase in anthropogenic activity is indicated by differences in land use and traffic performance along the corridor. This study uses a quantitative method to determine the relationship between land use variables and traffic performance on urban climatic conditions with data analysis using SEM PLS. The results of statistical hypothesis testing on the effect of each independent variable on the dependent variable resulted in the conclusion that land use had a significant effect on climatic conditions where the T-statistic value was 2.752> 1.96 or the P value was 0.040 <0.05. Meanwhile, traffic performance has no significant effect on urban climatic conditions with a T-statistic value of 1.071 <1.96 or a P value of 0.285> 0.05. These results also indicate that land use in the Hertasning-Tun Abdul Razak road corridor can cause an increase in urban temperatures in the area. However, the increase in urban temperature in these areas is more due to anthropogenic activities in land use and is not influenced by the area that is built.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 52-59
Author(s):  
Ridwan Latief ◽  
Roland A. Barkey ◽  
Muh. Iqbal Suhaeb

Kawasan perkotaan di Kabupaten Maros dilalui oleh Sungai Maros. Aliran Sungai Maros mengalir menuju Selat Makassar dan merupakan muara bagi sungai-sungai lain di bagian hulu. Sungai Maros yang melalui kawasan perkotaan memiliki daerah aliran sungai yang sangat rentan untuk dialihfungsikan. Pertumbuhan alih fungsi lahan non terbangun menjadi terbangun secara fakta marak terjadi pada kawasan daerah aliran sungai Maros. Kawasan daerah aliran sungai yang terbanguni berpotensi menyebabkan gangguan ekologis dan hidrologis yang berdampak pada terjadinya banjir karena berkurangnya lahan resapan air serta berubahnya morfologi daerah aliran sungai. Tujuan pertama penelitan ini adalah mengetahui kondisi penggunaan lahan terbangun serta perubahannya dalam kurung waktu 5 tahun terakhir di kawasan Daerah Aliran Sungai Maros menggunakan metode analisi tumpang tindih peta. Tujuan kedua adalah mengkaji pengaruh perubahan penggunaan lahan terbangun terhadap banjir di kawasan Daerah Aliran Sungai Maros dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Variabel prediktor yang digunakan yaitu perubahan penggunaan lahan (X), dengan variabel kriterium adalah luas banjir (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan terbangun pada kawasan daerah aliran sungai Maros mengalami peningkatan yang cukup tinggi, dimana lahan kebun yang berubah menjadi permukiman sebesar 18,4 ha. Sedangkan sawah yang berubah menjadi permukiman sebesar 3,68 ha dari tahun 2015 ke tahun 2019. Perubahan penggunaan lahan terbangun yang terjadi berpengaruh kuat dan signifikan terhadap peningkatan luas genangan banjir pada kawasan daerah aliran sungai Maros. The urban area in Maros Regency is traversed by the Maros River. Maros River flows towards Makassar Strait and is the mouth of other rivers in upstream. Maros River which passes through the urban area has a watershed river that is vulnerable to conversion. The growth of conversion of non-built land into built-up areas in fact is rife in Watershed Maros. Developed watershed areas have the potential to cause ecological and hydrological disturbances that have an impact on flooding due to reduced water catchment areas and changing morphology of river basins. The first objective of this research is to determine the conditions of built-up areas and changes within the last 5 years in the Watershed Maros using overlapping map analysis method. The second purpose is to examine the effect of changes in built-up land use on flooding in Maros watershed area using simple linear regression analysis. The predictor variables used are land use change (X), with the criterion variable is the flood area (Y). The results showed that the land use change was built on the watershed area of Maros has increased quite highly, where 18.4 ha of land has been converted into a settlement. While the rice fields are changed to a settlement of 3.68 ha from 2015 to 2019. Changes on the use of built-up land that occurs have a strong and significant effect on increasing the area of  flood inundation in the watershed area of Maros


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 83-94
Author(s):  
Aslam Jumain ◽  
Murshal Manaf ◽  
Qadriathi Dg. Bau

Penelitian ini bertujuan untuk mengakaji, menganalisis dan menginterpertasi; karakteristik penggunaan angkutan umum di Kota Makassar berdasarkan preferensi masyarakat dalam menggunakan angkutan umum dan pengaruh tingkat pelayanan angkutan umum terhadap preferensi menggunakan angkutan umum di Kota Makassar.. Penelitian ini merupakan bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dari hasil kuisioner menggunakan skala likert dan kuisioner karakteristik penggunaan angkutan umum. Variabel yang digunakan adalah karakteristik sosial ekonomi, karakteristik spasial, ciri pergerakan, ciri fasilitas moda, kualitas pelayanan dan kinerja angkutan umum. Analisa yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif. Hasil analisis menunjukkan perbedaan penggunaan antara angkutan kota dan angkutan berbasis online. Masyarakat cenderung menggunakan angkutan kota karena waktu terjadinya perjalanan dan biaya transportasi, sedangkan masyarakat cenderung menggunakan angkutan online karena waktu perjalanan dan aksesibilitas This study aims to assess, analyze and interpret; The characteristics of the use of public transportation in Makassar City based on people's preferences in using public transportation and the influence of the level of public transport services on preferences for using public transportation in Makassar City. This research is a descriptive analysis using a quantitative approach. Data obtained from questionnaires using a Likert scale and questionnaires on the characteristics of the use of public transportation. The variables used are socio-economic characteristics, spatial characteristics, movement characteristics, mode facilities characteristics, service quality and public transport performance. The analysis used is descriptive statistical analysis. The analysis results show the difference in use between city transportation and online-based transportation. People tend to use city transportation because of travel time and transportation costs, while people tend to use online transportation because of travel time and accessibility.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 13-22
Author(s):  
La Ode Sir Muhammad Iqbal ◽  
Batara Surya ◽  
Syafri Syafri

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana proses pembentukan kutub pertumbuhan wilayah dan gentrifikasi pada kawasan pinggiran Kota Makassar dalam hal ini Kelurahan Bangkala dan Tamangapa sebagai Kawasan Pinggiran Kota Makassar dan untuk melihat bagaimana pengaruh gentrifikasi yang terjadi terhadap perubahan struktur ruang Kota Makassar. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan alat analisis Deskriptif Kualitatif-Kuantitatif dan analisis regresi linear berganda. Data diperoleh dari obeservasi langsung dilapangan untuk mengidentifikasi kondisi fisik lingkungan (hunian, penggunan lahan, geografis) dan sosial budaya masyarakat setempat, kuesioner wawancara langsung kepada sampel untuk lebih memperdalam data yang ingin diperoleh dan dokumentasi fisik lingkungan, untuk mendukung penyempurnaan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gentrifikasi terjadi di kawasan pinggiran Kota Makassar (Kelurahan Bangkala dan Tamangapa), dicirikan dengan perubahan tipologi kawasan dan peningkatan fasilitas serta infrastruktur perkotaan yang secara bertahap muncul sebagai dampak dari pengaruh secara internal Kota Makassar kaitannya dengan fenomena migrasi dalam proses pembentukan kutub pertumbuhan. Faktor eksternal wilayah dari Kota Makassar juga menjadi faktor penyebab terjadinya kutub pertumbuhan dan gentrifikasi dalam bentuk konurbasi perkotaan dan pembentukan kawasan Metropolitan Mamminasata. Hasil uji statistik terhadap 7 variabel yang diteliti menunjukan sebesar sebesar 51,9% atau dari 4 variabel yang diteliti secara simultan memberikan pengaruh terhadap penyebab terjadinya gentrifikasi pada kawasan pinggiran Kota Makassar dan sebaesar 26,9% memberikan pengaruh terhadap perubahan struktur ruang Kota Makassar. Hal berikut memberikan kesimpulan bahwa pengaruh gentrifikasi terhadap perubahan struktur ruang kota Makassar terjadi dalam bentuk perubahan fungsi dan aktifitas pada kawasan pinggiran. Disamping itu tingkat aktifitas dan pergerakan juga menjadikan kawasan pinggiran (Kelurahan Bangkala dan Tamangapa) mengalami berbagai dinamika dan permasalahan keruangan yang tidak terlepas dari sudut pandang sosial, ekonomi dan fisik kawasan itu sendiri. Disamping itu, dapat dimaknai bahwa gentrifikasi tidak serta menyeluruh memberikan perubahan pada pembentukan struktur ruang melainkan hanya pada beberapa bagian dari struktur ruang dalam hal ini adalah perubahan fungsi dan aktifitas serta perubahan pada sistem jaringan sarana dan prasarana pada kawasan pinggiran. This study aims to examine and analyze how the process of regional growth poles forming and gentrification in the suburbs of Makassar City, in this case Bangkala and Tamangapa Sub-Districts as Makassar Suburbs and to see how the influence of gentrification that occurs on changes in the spatial structure of Makassar City. This research is descriptive quantitative and qualitative by using descriptive Qualitative-Quantitative analysis tools and multiple linear regression analysis. The data were obtained from field work observations to identify the physical conditions of the environment (occupancy, land use, geography) and the socio-cultural conditions of the local community, questionnaires, direct interview to the respondents to further deepen the data obtained and environmental physical documentation, to support data improvement. The results show that gentrification occurs in the suburbs of Makassar City (Kelurahan Bangkala and Tamangapa), characterized by changes in regional typology and improvements in urban facilities and infrastructure that gradually emerge as a result of the internal influence of Makassar City in relation to the phenomenon of migration in the process of forming growth poles. Regional external factors from Makassar City are also the factors causing the growth poles and gentrification in the form of urban conurbation and the formation of the Mamminasata Metropolitan area. The results of statistical tests on the 7 variables studied showed that 51.9% of the 4 variables studied simultaneously had an influence on the causes of gentrification in the suburbs of Makassar City and 26.9% had an effect on changes in the spatial structure of Makassar City. It can be concluded that the effect of gentrification on changes in the spatial structure of the Makassar city occurs in the form of changes in functions and activities in the suburb areas. Besides that, the level of activity and movement also makes the suburb areas (Bangkala and Tamangapa sub-districts) experience various dynamics and spatial problems that cannot be separated from the social, economic and physical point of view of the area itself. In addition, it can be interpreted that gentrification is not comprehensive and gives changes to the formation of spatial structures but only in some parts of the spatial structure, in this case, changes in functions and activities as well as changes in the network system of facilities and infrastructure in the suburbs.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 32-40
Author(s):  
Teguh Syali ◽  
A. Muhibuddin ◽  
Haeruddin Saleh

Sorong merupakan kota yang sangat strategis karena merupakan pintu masuk dan persinggahan provinsi papua. Sorong juga dikenal sebagai kota perdagangan dan industri jasa karena dikelilingi oleh kawasan kabupaten sumber daya alam yang sangat potensial yang dapat membuka peluang investasi dalam dan luar negeri. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu untuk melaksanakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kawasan tersebut disiapkan untuk memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. KEK sorong yang terletak di Selat Sele memberikan keunggulan geoekonomi yaitu potensi di bidang perikanan dan transportasi laut. Lokasi ini juga sangat strategis untuk pengembangan industri logistik, agroindustri, dan pertambangan, sehingga KEK Sorong dikembangkan dengan kegiatan 3 potensi tersebut dan diprediksi dapat menghasilkan investasi sebesar Rp 32,2 triliun pada tahun 2025. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh KEK Sorong terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua Barat yang dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan untuk mengetahui faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Papua Barat dengan analisis regresi linier berganda. Variabel prediksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jasa (X1), industri (X2), tenaga kerja (X3), modal jasa (X4), perdagangan (X5), ekspor (X6) dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel Y. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KEK sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat. Sorong is a very strategic city because it is the doorway and stopover of papua province. Sorong is also well known as city of trade and services industry because it is surrounded by very potential natural resources districts areas that can open the opportunities for domestic and foreign investment. Special Economic Zones (SEZ) are areas with certain limits to carry out the economic functions and obtain certain facilities. Those areas are prepared to maximize industrial activities, export, import, and other economic activities that have high economic value. SEZ sorong which is located in the Sele Strait provides geo-economic advantages namely the potential in the fisheries and sea transportation sectors. This location is also very strategic for development of logistic industry, agroindustry, and mining, so that SEZ sorong was developed by the activities of those three potentials and predicted to be able produce investment of Rp 32.2 trillion in 2025. This study aims to examine and analyze the effect of SEZ Sorong on economic growth of West Papua Province which was analyzed using qualitative descriptive method and to identify significant factors that effecting economic growth in West Papua with multiple linear regression analysis. Predictive variables used in this study are service (X1), industry (X2), labor (X3), service capital (X4), trade (X5), Export (X6) and economic growth as variable Y. The result of this study shows that SEZ is very influential positively on the economic growth of West Papua Province.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document