JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

77
(FIVE YEARS 50)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Mataram

2614-5758, 2598-8158

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Dheni Koerniawan ◽  
Srimiyati Srimiyati ◽  
Aniska Indah Fari ◽  
Sanny Frisca ◽  
Wendi Putra Pratama

Abstrak:Inkontinensia urine menjadi salah satu masalah yang meluas dan merugikan terutama bagi lansia. Salah satu bentuknya seperti lansia akan merasa rendah diri karena selalu basah akibat urine yang keluar, mungkin pada saat batuk, bersin, mengangkat barang berat dan ketidakmampuan menahan buang air kecil. Senam Kegel yang merupakan terapi non farmakologi untuk mengatasi inkontinensia urin. Kegiatan pengabdian yang dilakukan bertujuan untuk melatih lansia untuk melakukan senam Kegel sehingga dapat mengurangi gejala inkontinensia urin. Kegiatan dilakukan dengan pemberian edukasi, latihan senam Kegel, dan pendampingan selama tiga pertemuan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra mengalami penurunan ketidakmampuan menahan kemih dari rerata 8,56 menjadi 6,3 dan penurunan frekuensi berkemih dari rerata 2,07 menjadi 1,44 serta rerata skor total inkontinensia urine menurun dari 10,63 menjadi 7,74. Abstract:Urinary incontinence is a widespread and detrimental problem especially for the elderly. One form such as the elderly will feel inferior because it is always wet due to urine coming out, maybe when coughing, sneezing, lifting heavy objects and the inability to resist urination. Kegel exercises which is a non-pharmacological therapy for overcoming urinary incontinence. Community service activities was aimed to train elderly for doing Kegel exercise thus can reduce symptoms of urinary incontinence. Service were carried out by providing education, Kegel exercises, and mentoring for three meetings. The results of the activity showed that the partners experienced a decrease in the inability to hold urine from an average of 8.56 to 6.3 and a decrease in the frequency of urination from a mean of 2.07 to 1.44 and the mean total urinary incontinence score decreased from 10.63 to 7.74Abstrak:Inkontinensia urine menjadi salah satu masalah yang meluas dan merugikan terutama bagi lansia. Salah satu bentuknya seperti lansia akan merasa rendah diri karena selalu basah akibat urine yang keluar, mungkin pada saat batuk, bersin, mengangkat barang berat dan ketidakmampuan menahan buang air kecil. Senam Kegel yang merupakan terapi non farmakologi untuk mengatasi inkontinensia urin. Kegiatan pengabdian yang dilakukan bertujuan untuk melatih lansia untuk melakukan senam Kegel sehingga dapat mengurangi gejala inkontinensia urin. Kegiatan dilakukan dengan pemberian edukasi, latihan senam Kegel, dan pendampingan selama tiga pertemuan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra mengalami penurunan ketidakmampuan menahan kemih dari rerata 8,56 menjadi 6,3 dan penurunan frekuensi berkemih dari rerata 2,07 menjadi 1,44 serta rerata skor total inkontinensia urine menurun dari 10,63 menjadi 7,74. Kata kunci: Lansia; Inkontinensia urin; Senam Kegel Abstract:Urinary incontinence is a widespread and detrimental problem especially for the elderly. One form such as the elderly will feel inferior because it is always wet due to urine coming out, maybe when coughing, sneezing, lifting heavy objects and the inability to resist urination. Kegel exercises which is a non-pharmacological therapy for overcoming urinary incontinence. Community service activities was aimed to train elderly for doing Kegel exercise thus can reduce symptoms of urinary incontinence. Service were carried out by providing education, Kegel exercises, and mentoring for three meetings. The results of the activity showed that the partners experienced a decrease in the inability to hold urine from an average of 8.56 to 6.3 and a decrease in the frequency of urination from a mean of 2.07 to 1.44 and the mean total urinary incontinence score decreased from 10.63 to 7.74


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 84
Author(s):  
Putri Ronitawati ◽  
Rachmanida Nuzrina ◽  
Prita Dhyani Swamilaksita ◽  
Laras Sitoayu ◽  
Vitria Melani ◽  
...  

Abstrak: Universitas Esa Unggul merupakan institusi pendidikan yang memiliki fasilitas kantin yang berada dalam lingkungan kampus. Saat ini, kantin Esa Unggul dikelola oleh PT. Indonusa dan Departemen sarana prasarana Universitas Esa Unggul (UEU) belum mendapat pembinaan yang terkait tentang higiene sanitasi. Pembinaan ini membutuhkan kerjasama semua pihak baik dari Dinas Kesehatan maupun Institusi terkait dalam lingkungan Universitas Esa Unggul (UEU). Kantin UEU memiliki 12 gerai yang terdiri dari 26 penjamah makanan. Kantin memiliki peranan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dan pegawai Universitas Esa Unggul. Tindakan preventif dilakukan dalam upaya untuk mencegah keracunan dan bahaya lain yang terkait dengan food borne disease. Kegiatan yang telah dilakukan berupa observasi awal terkait standar sebuah kantin sehat serta edukasi mengenai kantin yang sehat, higiene sanitasi, higiene personal, menu yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang serta perubahan setelah dilakukan kegiatan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa ada perubahan yang baik terkait pengetahuan penjamah makanan serta adanya perubahan perilaku yang tercermin dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap. Abstract:  Universitas Esa Unggul is an educational institution that has canteen facilities within the campus environment. At present, the canteen managed by Pt. Indonesia and the Department of Infrastructure has not received relevant guidance on sanitization hygiene. This guidance requires cooperation off all parties, both from the Health Service and related institutions within Universitas Esa Unggul. UEU Canteen has 12 outlets consisting of 26 food handlers. The canteen has a role to meet the needs of students and employees of Universitas Esa Unggul. Preventive action is taken in an effort to prevent poisoning and other hazards associated with foodborne disease. Activities have carried out in the form of preliminary observations related to the standards of a healthy canteen as well as education about healthy canteens, hygiene sanitation, personal hygiene, menus that are in accordance with the principles of balanced nutrition and changes after the activities are carried out. The results show that there are good changes related to knowledge of food handlers as well as changes in behavior reflected by the use of personal protective equipment or PPE that is complete


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Sanny Frisca ◽  
Novita Elisabeth Daeli ◽  
Maria Nur Aeni Nur Aeni ◽  
Anastasia Sri Sukistini ◽  
Herlina Andila ◽  
...  

Abstrak: Proses penuaan merupakan proses normal dan akan dialami oleh manusia, karenanya individu harus dipersiapkan mengalami masa lanjut usia. Masalah kesehatan yang dialami lansia dapat menyebabkan komplikasi secara fisik dan psikologis, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kesehatan lansia dengan program pendampingan lansia. Lansia yang memiliki masa tua optimal akan dapat menjadi lansia yang sehat dan bahagia. Program pendampingan yang diberikan kepada lansia di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel Palembang berupa pemberian edukasi terkait senam kaki, cara melakukan senam kaki, dan pemeriksaan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan pada lansia. Setelah diberikan pendampingan, lansia yang tergabung dalam komunitas lansia mengalami peningkatan pemahaman akan penyakit anemia, mampu melakukan manajemen stress dengan mengaplikasikan nilai spiritualitas charitas, serta melakukan senam kaki secara mandiri. Ketiga hal tersebut mampu menurunkan tingkat nyeri pada kaki, meningkatkan gaya hidup sehat, dan memanajemen stress yang dirasakan, sehingga lansia di GPIB Immanuel Palembang dapat memiliki kesehatan yang optimal. Abstract:  The aging process is a normal process and will be experienced by humans, so individuals must be prepared to experience the elderly. Health problems experienced by the elderly can cause complications physically and psychologically, so it is necessary to increase the health of the elderly with an elderly mentoring program. Elderly who have optimal old age will be able to be healthy and happy elderly. Mentoring Program is given to the elderly in the  GPIB Immanuel Palembang in the form of education delivery related to foot gymnastics, how to do foot gymnastics, and health screening with the goal of improving health In the elderly. After being given mentoring, the elderly who are members of the elderly community experienced an increased understanding of anemia, able to conduct stress management by applying the value of spirituality, and performing foot gymnastics independently. These three things are able to lower the level of pain in the legs, improve the healthy lifestyle, and the perceived stress management so that the elderly at GPIB Immanuel Palembang can have optimal health.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Tine Badriatin ◽  
Lucky Radi Rinandiyana ◽  
Sri Sudiarti ◽  
Asep Saepudin

Abstrak: Pengenalan pasar modal pada kalangan generasi muda khususnya bagi mahasiswa baru dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan untuk meningkatkan pengetahuan dalam berinvestasi maka kegiatan ini dilaksanakan melalui metode seminar dengan jumlah peserta sebanyak 150 orang mahasiswa tingkat 3, dimana harapannya dengan adanya kegiatan ini mahasiswa dapat lebih mengenal budaya investasi dengan mengubah paradigma dari saving society menjadi investing society. Kegiatan ini belum begitu mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kesadaran berinvestasi di pasar modal sehingga masih diperlukan pembelajaran dan pelatihan secara berkelanjutan dimana hal ini ditandai dengan hanya 5 orang peserta yang tertarik untuk membuka rekening efek, Namun secara pengetahuan dari mereka sudah bertambah luas dimana lembar pertanyaan yang diberikan kepada peserta mengenai pengenalan pasar modal yang disampaikan dapat terisi dengan baik dan benar. Abstract:  The introduction of the capital market among young people, especially for new students in increasing financial literacy and inclusion to increase knowledge in investing, this activity was carried out through a seminar method with a total of 150 students level 3, where the hope was that with this activity students could get to know investment culture by changing the paradigm from saving society to investing society. This activity did not yet get optimal results in terms of awareness of investing in the capital market so that it was still needed continuous learning and training where it was marked by only 5 participants who were interested in opening a securities account, but the knowledge from them had expanded where the question sheets given to participants regarding the introduction of capital markets which can be filled properly and correctly


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Mury Kuswari ◽  
Nazhif Gifari ◽  
Rachmanida Nuzrina

Abstrak: Program latihan atau olahraga ditempat kerja merupakan salah satu kegiatan yang memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan dan kebugaran karyawan. Produktivitas kerja dan menurunkan berbagai macam resiko penyakit tidak menular. Salah satu latihah yang popular dan cocok untuk karyawan adalah latihan Bootcamp. Kegiatan ini dilakukan pada karyawan Indofood sebanyak 70 orang. Bootcamp terdiri dari 10 pos yang dirancang untuk melatih seluruh anggota tubuh agar hasilnya lebih optimal. Seluruh karyawan sangat senang dan bersemangat mengikuti latihan Bootcamp ini karena gerakannya sangat mudah tetapi membutuhkan energi yang lumayan besar serta meningkatkan kebersamaan antar karyawan. Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kebugaran serta produktivitas karyawan dan dapat diaplikasikan pada berbagai perusaaan di Indonesia.Abstract:  Workout or exercise programs at work are one of the activities that have many benefits to the health and fitness of employees. Work productivity and reduce various risks of non-communicable diseases. One of the most popular and suitable trainings for employees is Bootcamp training. This activity was carried out on 70 Indofood employees. Bootcamp consists of 10 posts designed to train all members of the body so that the results are more optimal. All employees are very happy and eager to take part in this Bootcamp training because the movements are very easy but require a considerable amount of energy and increase togetherness between employees. The results of community service are expected to improve employee fitness and productivity and can be applied to various companies in Indonesia


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Vausta Nurjanah ◽  
M. K. Fitriani F. ◽  
Yohanes Heri Pranoto ◽  
Ig. Putra Setiahati ◽  
Anselmus Inharjanto

Abstrak: Tujuan dari kegiatan pelatihan kepemimpinan bidang ketrampilan Public Speaking, survival, Character Building, dan Community Buildingbagi kebidelan Seminari Menengah St. Paulus Palembang ini adalah meningkatkan kemampuan kepemimpinan siswa Seminari khususnya pengurus organisasi kesiswaan (kebidelan) dalam Public Speaking, survival, Character Building, dan Community Building. Metode yang dipakai berupa metode mimbar dan praktek dalam kelompok. Kegiatan berlangsung selama 3 hari dengan format camping sehingga ketrampilan survival, Character Building dan Community Building langsung dapat dipraktikkan. Materi dasar manajemen kepemimpinan dan Public Speaking ditempatkan pada hari kedua demi mendukung proses pelatihan dan dilaksanakan secara teoritis dan praktis. Dari hasil kuesioner pelaksanaan kegiatan, didapatkan respon yang positif (56%) dari seluruh peserta kegiatan menunjukkan signifikansi peningkatan skil peserta dalam kemampuan Public Speaking dan leadership.Abstract: The purpose of leadership training activities in the fields of Public Speaking, survival, Character Building, and Community Building skills for Midnight Seminary St. Paulus Palembang is to improve the leadership ability of Seminary students, especially the management of student organizations (kebidelan) in Public Speaking, survival, Character Building, and Community Building. The method used in the form of the pulpit method and practice in groups. The activity lasts for 3 days in a camping format so that survival, Character Building and Community Building skills can be put into practice immediately. The basic materials of leadership management and Public Speaking are placed on the second day to support the training process and are carried out theoretically and practically. From the results of the activity implementation questionnaire, positive responses (56%) were obtained from all participants shown the significancy skills improve on Public Speaking and leadership


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Nazhif Gifari ◽  
Rachmanida Nuzrina ◽  
Putri Ronitawati ◽  
Laras Sitoayu ◽  
Mury Kuswari

Abstrak: Masalah obesitas pada remaja akan berdampak pada risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) saat dewasa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan gizi seimbang dan aktivitas fisik bagi remaja di DKI Jakarta. Masalah gizi lebih pada remaja dapat diatasi dengan menerapkan gizi seimbang dan membiasakan melakukan aktivitas fisik setiap hari. Sebanyak 50 siswa obesitas dari kelas X dan XI siswa dengan status gizi obesitas. Kegiatan ini dengan dilakukan dengan beberapa tahap kegiatan, pmeberian teori dan aplikasi materi gizi seimbang dan juga pemberian teori serta praktek melalui gerakan sederhana untuk melakukan aktivitas fisik. Semua peserta sangat antusiasme untuk mengikuti tiap materi serta gerakan-gerakan aktivitas fisik sehingga diharapkan dapat dilakukan setiap hari, tidak hanya di sekolah namun di rumah juga dapat melakukan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat meingkatkan kualitas kesehatan remaja serta dapat diimplementasi dalam bentuk program berkelanjutan oleh para civitas akademik di Sekolah.Abstract: The obesity problems in adolescents will have an impact on the risk of non-communicable diseases (NCD) as adults. This objective of this activity to increase knowledge of a balanced diet and physical activity for teenagers in DKI Jakarta. The obesity problem in adolescents can preventive by implementing a balanced diet and getting into physical activity every day. The subjects were 50 obese high school students (X and XI high school). This activity is carried out with several stages of activity, providing theories and application of a balanced nutritious diet and also providing theory and practice through a simple exercise to carry out physical activities. All participants were very enthusiastic to follow each material and physical activity so that it was expected to be done not only at school but at home. The results of these community activities are expected to improve the quality of adolescent health and can be implemented in the form of programs by the academic community at the School


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Grace Tedy Tulak ◽  
Syahrul Ramadhan ◽  
Alimatul Musrifah

Abstrak: Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perilaku mencuci tangan terutama di lingkungan sekolah. Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) masih menjadi perhatian dunia karena masih ditemukan masyarakat yang melupakan perilaku mencuci tangan. Fokus kegiatan CTPS adalah anak usia sekolah yang menjadi “Agen Perubahan” pada masa depan. Dalam kegiatan ini akan dilakukan edukasi cuci tangan pakai sabun kepada siswa MI As’adiyah dalam bentuk penyuluhan di kelas dan dilanjutkan dengan simulasi di lapangan dengan berpedoman pada 6 langkah cuci tangan. Sebelum melakukan kegiatan ini siswa MI As’adiyah belum mengetahui cara mencuci tangan pakai sabun sehingga kegiatan ini dinggap berhasil 100% berhasil karena semua siswa dapat mempraktekkan mencucuci tangan menggunakan sabun dengan baik dan benar. Abstract:  School-age children have a habit of not paying attention to handwashing behavior, especially in the school environment. Handwashing with soap habit is still the world’s attention because it is still found that people still forget to do handwashing behavior. The focus of CTPS activities is school children as “agents of change” in the future. In this activity, education will be carried out washing hands with soap to MI As'adiyah students in the form of counseling in class and followed by simulation in the field guided by the 6 steps of handwashing. Before doing this activity MI As'adiyah students did not know how to wash their hands use the soap so this activity could be 100% successful because all students could practice washing hands with soap properly and correctly.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Ratnadewi Ratnadewi ◽  
Yohana Susanthi ◽  
Agus Prijono ◽  
Tio Dewantho S ◽  
Clarence Amadeus

Abstrak: Menyongsong era revolusi masyarakat 5.0 generasi muda perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat pada waktu yang akan datang. Hal ini yang menjadi dasar dilakukan pendampingan pembelajaran NodeMCU sebagai salah satu perangkat Internet of Things yang berguna untuk mengendalikan perangkat dari perangkat mobile atau perangkat komputer jarak jauh. Evaluasi hasil pendampingan digunakan dua cara yaitu, metode survey dan participatory action research. Pendampingan diikuti oleh 43 siswa-siswi SMA X di Bandung selama dua hari. Hasil kuesioner pertama dan kedua setelah dibandingkan terdapat peningkatan pemahaman sebelum dan sesudah mentorship sebesar 20%-25% yang diperoleh dari persentasi siswa yang menjawab benar materi kuesioner. Sedangkan hasil kuesioner ketiga diperoleh pencapaian kepuasan siswa rata-rata di atas 3 yang berarti siswa merasa penyampaian materi, fasilitas, dan kualitas kegiatan pendampingan bernilai ”baik”.  Abstract:  Toward the era of revolution in society 5.0 young generations need to be equipped with useful knowledge in the future. This is the basis for NodeMCU learning mentorship as one of the Internet of Things devices that is useful for controlling devices from mobile devices or remote computer peripheral. The evaluation results of the mentorship are used in two ways that are survey methods and participatory action research. The mentorship was attended by 43 students of SMA X in Bandung for two days. The results of the first and second questionnaires after comparison have increased understanding before and after mentorship by 20% - 25% obtained from the percentage of students who answered the questionnaire material correctly (Figure 6). While the results of the third questionnaire obtained an average achievement of student satisfaction above 3, which means students feel the delivery of material, facilities, and the quality of mentoring activities is worth "Good".


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
M. Dahlan R

Abstrak: Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini yakni (1) meningkatkan pengetahuan akan kewajiban dalam mengurus jenazah, (2) meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat untuk menangani jenazah yang ada di kampung mereka, (3) meningkatkan kesadaran untuk mandiri dan tidak bergantung kepada masyarakat lain dalam permasalahan yang terjadi sehingga terbangun kemandirian desa. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode diskusi dan praktek secara langsung dengan menjadikan relawan sebagai objek pelatihan terhadap 35 orang masyarakat kampung Kebon Teh Angsana Bogor dengan 2 tahapan. Pertama, sosialisasi secara pengetahuan dan diskusi terkait dengan pemahaman pengurusan jenazah. Kedua, melaksanakan praktek memandikan dan mengkafankan jenazah. Hasil dari kegiatan ini menunjukan 25 orang peserta setara dengan 70% mampu menjelaskan dan mempraktekkan perawatan jenazah secara benar dan mereka merasa cukup puas dan siap untuk melakukan pengurusan jenazah. Abstract: The purpose of this activity is (1) to increase knowledge of the obligation to take care of the body, (2) to raise awareness and skills of society to deal with the body in their village, (3) Raise awareness to Independent and not dependent on the other community in the problems that arise to awaken the independence of the village. This method used in community service is a method of discussion and practice directly by making volunteers as the object of training on 35 people in the village of Kebon Teh Angsana Bogor with two stages. First, knowledge and discussion related to the understanding of body management. Second, implement the practice of bathing and administering the body. The result of this activity shows 25 participants equal to 70% able to explain and practice the care of the body correctly, and they feel quite satisfied and ready to do body management.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document