Jurnal BiBieT
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

26
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi - Lldikti - Wilayah X

2502-0951

Jurnal BiBieT ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Lena Ananda Putri ◽  
Jamillah Jamillah ◽  
Widodo Haryoko

<p>Percobaan “Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) dan <em>Trichoderma sp </em>Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon (<em>Cucumis melo</em>) telah dilaksanakan di Kelurahan Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah di Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair dan <em>Trichoderma sp</em> terhadap pertumbuhan dan hasil Melon (<em>Cucumis melo</em>). Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap 2 faktor (<em>Trichoerma sp </em>dan POC). <em>Trichoderma sp </em>terdiri dari 2 tingkat yaitu 0 g L<sup>-1</sup> dan 200 g L<sup>-1</sup> per tanaman, sedangkan POC pemberian terdiri dari 4 tingkat yaitu 0 ml L<sup>-1</sup>, 25 ml L<sup>-1</sup>, 50 ml L<sup>-1</sup> dan 75 ml L<sup>-1</sup> dengan 3 ulangan dan setiap satuan percobaan 2 polibeg sehingga diperoleh 48 polibag. Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa pemberian 200 gram inokulan <em>Trichoderma sp </em>dan 75 ml L<sup>-1</sup> POC yang diberikan setiap 2 minggu mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil  tertinggi berat buah segar mencapai 1,33 kg/buah</p><p> </p><p>Experiment "The Effect of Liquid Organic Fertilizer (LOF) and <em>Trichoderma sp</em> Against Growth and Melon Yield (<em>Cucumis melo</em> L) has been conducted in Air Pacah  Koto Tangah Subdistrict in Padang City. The purpose of this research is to know the effect of liquid organic fertilizer and Trichoderma sp on growth and yield of Melon (<em>Cucumis melo</em> L). This study used a complete randomized design of 2 factors (<em>Trichoderma sp</em> and POC). <em>Trichoderma sp</em> consists of 2 levels of     0 g L<sup>-1</sup> and 200 g L<sup>-1</sup> per plant, whereas POC administration consists of 4 levels ie 0 ml L<sup>-1</sup><sup>,</sup> 25 ml L<sup>-1</sup>, 50 ml L<sup>-1</sup> and 75 ml L<sup>-1</sup> with 3 replications and each unit of experiment 2 polybag so obtained 48 polybags.  The experimental resulted that giving 200 grams of <em>Trichoderma sp</em> inoculum and 75 ml L<sup>-1</sup> POC was given every 2 weeks can increase the growth and yield of melon. The highest yield of fresh fruit 1.33 kg/fruit.</p>


Jurnal BiBieT ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Puteri Rizki Utami

<p>Penelitian berjudul Seleksi Generasi M2 Yang Berumur Genjah Hasil Iradiasi Beberapa Kultivar Lokal Sumatera Barat dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan genotype calon mutan yang berumur  genjah.  Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Dharmasraya (SUMBAR). Penelitian ini menggunakan kultivar padi lokal, yaitu; Sijunjuang, Kuriak Kusuik. .Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode seleksi silsilah. Kesimpulan akhir bahwa: mutan Calon di M2 generasi iradiasi Sijunjuang kultivar yang terdiri dari: a) 2 genotipe mutan calon yang sangat genjah(104 hss), b) 153 calon genotipe mutan yang genjah (110 hss - 120 hss), c) 18 genotipe mutan calon yang genjah dan memiliki kriteria tinggi untuk ideal, dan d) 2 genotipe potensial mutan yang genjah dan memiliki jumlah ideal anakan, e) memiliki 7 calon genotipe mutan yang memiliki bobot gabah kering panen diatas rata-rata produksi deskripsi kultivar Sijunjuang mutan calon generasi M2 iradisasi hasil Kuriak Kusuik terdiri dari: a) 2 genotipe mutan calon yang sangat genjah (104 hss), b) 76 calon genotipe mutan yang genjah (113 -124 hss), c) 323 kandidat untuk genotipe mutan sedang (126 -140 hss), d) 123 genotipe calon mutan genjah dan memiliki kriteria tinggi untuk ideal</p><p> </p><p><em>The study titled Seleksi  Padi Generasi M2 yang Berumur Genjah Hasil Iradiasi Beberapa Kultivar Lokal Sumatera Barat with the aim of the research is to obtain genotypes that old early maturin mutant candidates.The experiment was conducted in Kabupaten Dharmasraya (SUMBAR). This study used</em> t<em>wo local rice cultivars, namely; Sijunjuang, KuriakKusuik, in radiation. The method used in this study was the pedigree selection method. In this study, The final conclusion that: Candidate mutants in M2 generation irradiated Sijunjuang cultivars consisting of: a) 2 genotypes of candidate mutants that are very early maturing (104 hss), b) 153 candidates mutant genotypes that are early maturing (110 hss - 120 hss), c) 18 genotypes of candidate mutants that are early maturing and has high criteria for an ideal, and d) 2 genotype potential mutant that is early maturing and has the ideal total number of tillers, e) has 7 candidates for the mutant genotype which has a weight of dry grain harvest above average production average description of cultivars Sijunjuang candidate mutants in M2 generation iradisasi Kuriak Kusuik resulted consist of: a) 2 genotypes of candidate mutants that are very early maturing (104 hss), b) 76 prospective mutant genotypes that are early maturing (113 -124 hss), c) 325 candidates for the mutant genotypes that are currently (126 – 140 hss), d) 123 genotype of mutant candidates that were very early maturing and has high criteria for an ideal.</em></p>


Jurnal BiBieT ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Surtinah Surtinah ◽  
Neng Susi ◽  
Endriani Endriani

<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis larutan perendam yang dapat menghasilkan kecambah seledri yang terbaik.Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan rancangan lingkungan acak lengkap, dan rancangan perlakuan adalah perendaman dalam air biasa, perendaman dengan menggunakan air dengan suhu 60<sup>0</sup>C,  perendaman dengan menggunakan Gibgrow,   perendaman dengan zpt Atonik, dan  perendaman dengan Hormon Tanaman Unggulan.  pengamatan dilakukan terhadap Viabilitas benih , Kecepatan berkecambah, Tinggi kecambah, Kecepatan tumbuh , dan Panjang Akar.  Hasil penelitian diperoleh, perendaman menggunakan Gibrow menghasilkan kecambah seledri terbaikan lainnya.</p><p><em>The aim of this research is to get the best kind of marinade solution to produce the best celery sprouts. This experiment was conducted experimentally with complete randomized environmental design, and treatment design was immersion in plain water, immersion by using water with temperature 60</em><em> </em><em><sup>0</sup></em><em>C, immersion using Gibgrow, immersion with Atonic zpt, and  immersion with </em><em>Hormon Tanaman Unggulan</em><em>. observations were made on seed viability, germination rate, sprout height, growing velocity, and Root Length. The result of this research is the best soybean seed immersion is soaking by using Gibrow compared with other treatment.</em><em></em></p>


Jurnal BiBieT ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Jamilah Jamilah ◽  
Andi Rico Putra ◽  
Milda Ernita

<p>Percobaan penambahan N pada POC sebagai foliar fertilizer untuk tanaman padi ratoon telah dilaksanakan Di Kota Padang, September 2017 - Januari 2018, Tujuan penelitian mendapatkan kombinasi dari pemberian Nitrogen buatan terhadap POC untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi ratoon.  Percobaan disusun dalam bentuk split plot, dengan petak utama adalah pemangkasan terdiri atas 2 taraf yaitu; tidak dipangkas dan dipangkas.  Anak petak berupa pemberian foliar fertilizer terdiri atas 4 jenis yaitu; 0 (F1); 800 mg L<sup>-1</sup> Urea (F2); 25 ml L<sup>-1</sup> + Urea (F3); 50 ml L<sup>-1</sup> POC + Urea (F4), diulang 3 kali. Data dianalisis secara statistika menggunakan ANOVA α 5%, jika perlakuan berpengaruh nyata dilakukan dengan uji lanjut BNT α 5%.  Parameter  antara lain; berat hijauan pangkasan, tinggi tanaman,   persentase anakan produktif, umur berbunga dan panen, produksi jerami dan gabah per hektar. Dari hasil percobaan maka disimpulkan bahwa pemberian 800 mg L<sup>-1</sup> pupuk N tunggal dari Urea atau menambahkannya ke dalam POC tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dan hasil padi ratoon. Pemangkasan tidak menurunkan hasil gabah yang mencapai 5,37 t ha<sup>-1</sup> GKP, dan peroleh usaha tani masih dapat diimbangi dengan adanya HPT sebesar 3,63 t ha<sup>-1</sup> yang sangat penting bagi program integrasi padi dan ternak. </p><p> </p><p><em>The experiment of an addition of N on foliar fertilizer for ratoon rice plant has been done In Padang City, September 2017 to January 2018, in a semi-intensive paddy field, with altitude 10 m above sea level. The experiment was arranged in the form of a split plot, with the main plot being a pruning consisting of 2 levels ie; not pruned and. The subplot of fertilizer foliar consists of 4 types namely; 0 (F1); 800 mg L<sup>-1</sup> Urea (F2); 25 ml L<sup>-1</sup> + Urea (F3); 50 ml L<sup>-1</sup> POC + Urea (F4). Experiment repeated 3 times. Data were analyzed statistically by using ANOVA 5% if treatment had real effect done with BNT test 5%. Parameters include; the weight of crop forage, plant height, a percentage of productive tillers, flowering age and harvest, straw and paddy production per hectare. From the experimental results, it was concluded that administering 800 mg L<sup>-1</sup> of single N fertilizer from Urea or adding it to POC as foliar fertilizer was not favorable for growth and yield of ratoon rice. Pruning does not reduce grain yield reaching 5.37 t ha<sup>-1</sup>, and earn farming can still be offset by the existence of HPT of 3.63 t ha<sup>-1</sup>.</em></p><p> </p><p> </p>


Jurnal BiBieT ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Reni Elmiati ◽  
Zulfadly Syarif ◽  
Auzar Syarif

<p>Penelitian tumpangsari  gandum/caisim bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam gandum (<em>Triticum aestivum L</em>.) dan waktu penanaman caisim (<em>Brassica rapa L</em>.) terhadap produktivitas gandum dan caisim. Caisim ditanam satu baris diantara dua baris gandum. Sebagai pembanding terhadap hasil, ditanam gandum dan caisim secara tunggal. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)  faktorial dengan 3 ulangan. Perlakuan meliputi jarak tanam gandum 20cm x 25cm, 25cm x 25cm dan 30cm x 25cm dan waktu tanam caisim 9 minggu setelah tanam gandum (MSTg), 10 MSTg dan 11 MSTg. Penelitian ini dilakukan di lahan penelitian  BPTP Sumatera Barat, Arosuka dan Laboratorium Fisiologi Tanaman, Universitas Andalas, Padang. Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam gandum dan waktu tanam caisim belum memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum dan caisim. Untuk Land Equivalent Rasio (LER) dan Area Time Equivalent Ratio (ATER) menunjukkan sistem tumpangsari gandum/caisim lebih menguntungkan dibandingkan penanaman secara monokultur dengan diperolehnya nilai LER dan ATER &gt;1, sedangkan dari perhitungan Nisbah Kompetisi (NK) tanaman gandum dan caisim diperoleh gandum merupakan komponen dominan dalam sistem tumpangari gandum/caisim.</p><p> </p><p>The research of intercropping wheat/caisim aims to determine the effect of plant spacing of wheat (<em>Triticum aestivum L.</em>) and time planting of caisim (<em>Brassica rapa L.</em>) on the productivity of wheat and caisim. Caisim planted a row between two rows of what. As a comparison of the results and wheat or caisim planted single. Experiment using a randomized block design (RAK) factorial with 3 replications. Treatment includes seed spacing 20cm x 25cm, 25cm x 25cm and 30cm x 25cm and planting time of caisim 9 weeks after planting wheat (MSTg), 10 MSTg and 11 MSTg. The research was conducted in BPTP trials field West Sumatera, Arosuka and Plant Physiology Laboratory, Andalas University in Padang. The result showed seed spacing and time of planting caisim not have any impact on the growth and yield of wheat and caisim. For the Land Equivalent Ratio (LER) and Area Time Equivalent Ratio (ATER) showed wheat cropping system/caisim more profitable than planting in monoculture with LER values obtained and ater &gt; 1, while the Ratio of Competition (NK) wheat crop and wheat gained caisim is the dominant component in the intercropping system wheat/caisim.</p>


Jurnal BiBieT ◽  
2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Surtinah Surtinah

<p>Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui paket teknologi yang memberikan produksi jagung manis varietas Master Sweet yang terbaik.  Rancangan Perlakuan yang diuji adalah paket teknologi pupuk Bio Extrim dan ZPT Hormax yang terdiri dari delapan taraf, dan rancangan lingkungan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan uji beda rata-rata perlakuan DMRT pada p 0.5.    Hasil penelitian memperlihatkan bahwa paket teknologi dengan pemberian Hormax tanpa Bio Extrim menghasilkan kadar gula yang terbaik.</p><p><strong><em> </em></strong></p><p><em>The aim of the research was to find out the technology package that gives the best Sweet Sweet varieties production. The treatment design tested was the Bio Extreme fertilizer technology package and the Hormax ZPT consisting of eight levels, and the environmental design used was a complete randomized design with the difference test of the average DMRT treatment at p 0.5. The results showed that the technology package with Hormax without Bio Extreme resulted in the best sugar content</em></p>


Jurnal BiBieT ◽  
2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Deno Okalia ◽  
Tri Nopsagiarti ◽  
Rover Rover

<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kompos solid yang tepat dalam meningkatkan produksi sawi yang ditanam pada tanah Ultisol di polybag. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non Faktorial  yang terdiri dari 5 taraf perlakuan dan diulang 3 kali sehingga terdapat 15 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri atas empat tanaman, tiga diantaranya dijadikan tanaman sampel, sehingga terdapat 60 tanaman. Adapun perlakuan pada penelitian ini adalah : A  = (pupuk buatan saja), B  = kompos solid limbah pabrik kelapa sawit 120 g/polybag + pupuk buatan), C  = (Kompos Solid limbah pabrik kelapa sawit 240 g/polybag +  pupuk Buatan), D  = (Kompos Solid limbah pabrik kelapa sawit 360 g/polybag + pupuk Buatan) dan E  = (kontrol/tanah ultisol). Hasil penelitian ini menggunakan ANOVA yang diuji secara statistik dengan uji F, kemudian bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf 5%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan D (Kompos Solid limbah PKS 360 g/polybag+ pupuk Buatan) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi pada tanah Ultisol dengan tinggi tanaman 34,39 cm, jumlah daun 10,89 helai dan berat basah tanaman 107,78 g/tanaman.</p><p> </p><p><em>This studied attempts to determine what the right dose solid compost in increasing the production of mustard on Ultisol. This study of the pot experiment at screen house. This study uses a randomized block design (RAK) nonfactorial consisted of five stages treatment and repeated 3 times so that there are 15 experimental units. Each experimental unit consisted of four plants, three of which were used as a sample plant, so there are 60 plants. The treatment in this study are: A = (artificial fertilizers only), B = (compost solid waste palm oil factory 120 g/polybag + fertilizer Artificial), C = (compost solid waste palm oil factory 240 g</em><em>/</em><em>polybag + fertilizer Artificial), D = (compost solid waste palm oil factory 360 g/polybag + Artificial fertilizers) and E = (control/soil ultisol). The result of this research using ANOVA being tested statistically by test f, if markedly dissimilar continued by test </em><em>BNJ</em><em> ( different real honest ) the first 5 percent. Based on research that has been done can be concluded treatment D (Solid compost 360 g/polybag + Artificial fertilizer) is the best treatment in promoting the growth of mustard plants in Ultisol with 34.39 cm plant height, leaf number and weight of the wet strands 10.89 plants 107.78 g / plant.</em><em></em></p>


Jurnal BiBieT ◽  
2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Yulfi Desi ◽  
Prima Novia

<p>Penyakit layu Stewart pada tanaman jagung disebabkan oleh bakteri <em>Pantoea stewartii</em> subsp. <em>stewartii</em>, merupakan penyakit penting karena dapat mengakibatkan kehilangan hasil. Di Indonesia, penyakit layu Stewart masih tergolong baru dan belum ditemukan cara pengendaliannya. Penelitian bertujuan untuk mengupayakan pengendalian penyakit layu Stewart menggunakan Rizobakteria yang berperan sebagai PGPR (<em>Plant Growth Promoting Rizobacteria</em>) agar dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung sekaligus mengurangi laju perkembangan penyakit layu Stewart. Penelitian berupa percobaan lapangan di dalam polybag menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 11 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah beberapa isolat Rizobakteria yang diperlakukan pada benih jagung. Inokulasi patogen <em>P. stewartii</em> subsp. <em>stewartii</em> dilakukan pada bibit jagung umur 7 hst (hari setelah tanam). Parameter pengamatan antara lain: 1) perkembangan penyakit meliputi: periode inkubasi (hari) dan severitas penyakit (%). 2) pertumbuhan tanaman meliputi: tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), jumlah daun (helai), lebar daun ke-7 (cm), panjang daun ke-7 (cm), muncul bunga jantan (hari), muncul bunga betina (hari), berat buah per tanaman (gr), dan diameter buah tanpa kelobot (mm). Hasil penelitian mendapatkan penggunaan Rizobakteria isolat BRb 251 dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan hasil per tanaman jagung. Dengan demikian, berpotensi sebagai PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung, meskipun belum mampu menunjukkan perannya dalam menurunkan laju perkembangan penyakit layu Stewart.</p><p> </p><p><em>Stewart's wilt disease in corn plants caused by the bacteria Pantoea stewartii subsp. stewartii, that is important because it can cause yield losses. In Indonesia, Stewart’s wilt disease is still relatively new and has not found the way of control. This study aims to seek ways of controlling Stewart's wilt disease by using Rizobakteria which is likely to play a role as PGPR (Plant Growth Promotes Rizobakteria) in order to increase the growth of corn plants while reducing the rate of progression of Stewart’s wilt disease. This research trials in polybag using RAK (Group Random Design) with 11 treatments and 3 replications. As a treatment is several isolates rizobactria treat to seedcorn. Bacterial inoculation was performed on the seeds of maize 7 dap (days after planting). The observation parameters were: 1) disease progression (incubation period (day) and severity of disease (%). 2) plant growth (plant height (cm), stem diameter (mm), number of leaves (strands), width of the leaves of the 7<sup>th</sup> (cm), length of the leaves of the 7<sup>th</sup>  (cm), emerging male flowers (day), female flowers appear (day), weight of ear per plant (gr), and ear diameter without husk (mm). Result from this research, found that using rizobacteria isolate BRB 251 can increase: plant height, number of leaves, and yield per plant, so that potential as PGPR in increasing the growth of corn plants, although not yet able to demonstrate its role in reducing the rate of development of Stewart wilt disease.</em></p>


Jurnal BiBieT ◽  
2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Delfia Nora ◽  
Tri Astuti ◽  
Darham Wahid

<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Daun Nangka Dalam Ransum RuminansiaTerhadap, Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik dan Kandungan Tanin.   Daun nangka tersebut  dikombinasikan dengan rumput lapangan sebagai pakan ternak. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan dalam penelitian ini merupakan kombinasi daun Nangka dan rumput lapangan yang terdiri dari : I. 100% Rumput lapangan dan 0% daun nangka, II. 80%   Rumput lapangan dan 20%  daun nangka,  III. 60%  Rumput lapangan dan 40%  daun nangka, IV. 20%   Rumput lapangan dan 80%  daun nangka,   V. 0%   Rumput lapangan dan 100%  daun nangka.  Parameter penelitian ini adalah melihat konsentrasi kandungan tanin dari masing-masing perlakuan, kecernaan bahan kering dan bahan organik. Berdasarkan hasil penelitian terlihat  pengaruh sangat nyata (P&lt;0.01) pada kandungan tanin, semakin tinggi persentase daun nangka dalam ransum perlakuan semakin tinggi kandungan tanin, akan tetapi pengaruh yang tidak nyata terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik .</p><p><em><br /></em></p><p><em>This researched aimed to know the effect of </em><em>jackfruit leaves</em><em> in the ruminant feed on </em><em>the  tannin content, dry matter and organic matter digestibility.  The jackfruit leaves was combined with the grass field as fodder.  This study used an experimental method a completely randomized design used in combination Jackfruit leaves and grass field with treatment : </em><em>I. </em><em>100% </em><em>grass field</em><em> </em><em>and</em><em> 0% </em><em>Jackfruit leaves</em><em>, II. 80%  </em><em>grass field</em><em> </em><em>and</em><em> 20%  </em><em>Jackfruit leaves</em><em>,  III. 60% </em><em>grass field</em><em> </em><em>and</em><em> 40%  </em><em>Jackfruit leaves</em><em>, IV. 20%  </em><em>grass field</em><em> </em><em>and</em><em> 80%  </em><em>Jackfruit leaves</em><em>,   V. 0%   </em><em>grass field</em><em> </em><em>and</em><em> 100%  </em><em>Jackfruit leaves</em><em>.</em><em> The parameters of this study was the concentration of tannin content of each treatment, dry matter and organic matter digestibility.  Based on the results of research, there was  highly significant effect (P &lt;0.01) in the treatment ration base of jackfruit leaves on tannin content. The higher tannin content when higher persentage the jackfruit leaves and the no effect significant on dry matter and organic matter digestibility.</em><em></em></p>


Jurnal BiBieT ◽  
2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 27 ◽  
Author(s):  
Jamilah Munir ◽  
Erianto Erianto ◽  
Fatimah Fatimah

<p>Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon tanaman bawang merah (A<em>llium cepa </em>l.) terhadap  interval waktu dan jenis pupuk organik cair (POC). Membandingkan efek  POC berbahan baku <em>C.odorata</em> dibandingkan dengan produk komersil NASA. Kenagarian Painan Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2016. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah POC  yang berbahan baku tanaman <em>Chromolaena odorata</em> yang terdiri dari atas 3 jenis yaitu;  Crocober Plus (CP), Unitas Super US dan POC komersil NASA. Faktor kedua adalah interval waktu yang terdiri dari 2 taraf; satu minggu sekali dan dua minggu sekali.  Setiap kombinasi perlakukan diulang sebanyak 3 kali, masing-masing satuan percobaan terdiri dari 3 pot tanaman sampel, sehingga jumlah keseluruhanya adalah 54 pot. Data pengamatan terakhir dirata-ratakan dan dianalisis dengan uji F taraf nyata 5%., bila F hitung &gt; F Tabel 5% dilanjutkan dengan BNT pada taraf nyata 5%.  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik cair Crocober Plus dengan interval waktu pemberian satu minggu sekali mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang merah, dengan bobot umbi kering tertinggi mencapai 46,18 g pot<sup>-1</sup>.  </p><p> </p><p><em>The aim of this research was to know the response of red onion (Allium cepa l.) on time interval and type of liquid organic fertilizer (LOF). Comparing the effects of LOF made from raw C.odorata with NASA commercial products. The study was located in Kenagarian Painan Timur District IV Jurai Pesisir Selatan District from October to December 2016. The experimental design used was Factorial with 2 treatments arranged in Completely Randomized Design (RAL). The first factor was the LOF made from Chromolaena odorata plant which consists of 3 types, namely; Crocober Plus (CP), Unitas Super US and NASA's Liquid commercial. The second factor was a time interval consisting of two levels; once a week and once two weeks. Each treatment combination was repeated 3 times, each experimental unit consisting of 3 potted plants so that the total was 54 pots. The last observational data were analyzed variance or analysis of variance (ANOVA) 5% real level., If F arithmetic&gt; F Table 5% followed by a Little Significance Different (LSD) at 5% real level. Based on the result of the research, it can be concluded that giving Crocober Plus liquid organic fertilizer with once a week can increase the growth and yield of onion, with the highest dry bulb weight reach 46.18 g pot<sup>-1</sup>.</em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document