INERSIA: lNformasi dan Ekspose hasil Riset teknik SIpil dan Arsitektur
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

57
(FIVE YEARS 42)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Negeri Yogyakarta

2528-388x, 0216-762x

Author(s):  
Dinda Fardila ◽  
Nuur Robbyatul Adawyah

ABSTRACT                                                                         In the construction of a construction project, there are three main elements: time efficiency, minimal costs, and appropriate quality. This study aims to calculate changes in the cost and time of project implementation with variations in overtime and additional workforce. Data analysis using Microsoft Project 2010 program and Time-Cost Trade-Off method. The results of this study indicate that (1) the optimum time and costs due to overtime are obtained at the project age of 235 working days with a total project cost of IDR 8,438,038,832 with a project time efficiency of 5 days (2.13%) and a project cost efficiency of IDR 3.559,695 (0.042%). (2) The optimum time and cost due to the addition of labor is the best choice with the results obtained at the project age of 226 working days with a total project cost of IDR 8,429,832,759 with a project time efficiency of 14 days (6.19%) and cost-efficiency. project amounting to Rp. 11,779,674 (0.14%). ABSTRAKDalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek konstruksi, terdapat tiga unsur utama yaitu waktu yang efisien, biaya minimal dan mutu yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi lembur dan penambahan tenaga kerja. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2010 dan metode Time Cost Trade Off. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Waktu dan biaya optimum akibat lembur didapat pada umur proyek 235 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp8.438.038.832 dengan efisiensi waktu proyek sebanyak 5 hari (2,13%) dan efisiensi biaya proyek sebesar Rp3.559.695 (0,042%). (2) Waktu dan biaya optimum akibat penambahan tenaga kerja menjadi pilihan terbaik dengan hasil yang didapat pada umur proyek 226 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp8.429.832.759 dengan efisiensi waktu proyek sebanyak 14 hari (6,19%) dan efisiensi biaya proyek sebesar Rp11.779.674 (0,14%).


Author(s):  
Nurul Hidayati ◽  
Henricus Priyosulistyo ◽  
Andreas Triwiyono

ABSTRACT Several studies have been carried out related to the impact of fire on the strength of reinforced concrete material. It shows that there is a decrease in strength and a decrease in structural stiffness. The degree of damage is dependent on the temperature and duration of the fire. To ensure accessibility, the building needs to be evaluated whether the building can be re-functioned immediately. The results of site investigation are evaluated to determine the structure retrofit and reinforcement methods and cost-effectiveness compared to the cost of a new building. The office building structure under review is analytically evaluated based on SNI 1726:2019 and SNI 1727:2018. The results showed that 31% of columns and 32% of beams need to be strengthened. In addition, steel bracing and CFRP wrapping on the structural elements were applied. The cost of retrofitting required Rp2.998.488.781,07, which is lower than the cost of the new building structure, which costs Rp4.950.087.016,34. ABSTRAKBeberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dampak kebakaran terhadap kekuatan material beton bertulang, memperlihatkan bahwa terdapat penurunan kekuatan dan kapasitas struktur. Tingkat penurunan tergantung antara lain pada suhu dan durasi kebakaran. Untuk meyakinkan tingkat fisibilitas, gedung tersebut perlu dievaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya gedung itu difungsikan kembali. Hasil evaluasi tersebut dijadikan pertimbangan dalam menentukan metode perbaikan dan perkuatan yang efektif untuk kemudian dibandingkan dengan biaya pembangunan gedung baru. Struktur gedung kantor PLN Unit Cabang Distribusi Jakarta Raya ini akan dievaluasi dengan cara analitis berdasarkan SNI 1726:2019 dan SNI 1727:2018. Terdapat total 31% kolom dan 32% balok yang perlu diperkuat. Metode perkuatan yang digunakan adalah penambahan bracing baja dan CFRP. Material CFRP tersebut dililitkan pada elemen struktur. Biaya perkuatan yang diperlukan adalah Rp2.998.488.781,07, lebih rendah dibandingkan nilai struktur gedung, yaitu Rp4.950.087.016,34.


Author(s):  
Noor Hamidah ◽  
Dwi Anung Nindito ◽  
Tatau Wijaya Garib ◽  
Waluyo Nuswantoro ◽  
Mahdi Santoso

ABSTRACT The sterilization chamber is designed to sterilize the body using a filler formulation that is not harmful to the skin surface. Formulation, namely the composition of filler fluids (type, dose and amount) using substances that are safe for the body accordingly, certainly provides benefits. The use of the sterilization booth uses the correct and safe filling fluid. The sterilization chamber uses a mist nozzle sprayer (with the appropriate discharge) to spray the filling liquid so that the user is safe. This sterilization booth is named "White Box". This "White Box" research aims to design (functional and structural) and test (function test and performance test) on a system and mechanism for condensing the condensation of a humidifier that can fill the sterilization room optimally. The design method of the "White Box" sterilization booth uses a qualitative method with the following phases: (1) The preparation stage, namely the functional design and the structural design of the "White Box"; (2) The implementation stage is analyzing the use of tools and materials and making sterilization booths; (3) Post-implementation stage, namely testing the sterilization chamber, including the function test and performance test of the sterilization chamber. The design activity of the "White Box" sterilization booth was carried out by testing various variations of the prototype, including variations in the dimensions of the distribution pipe, the shape of the distribution pipe, and variations of the piping system. The validation process includes: (1) The diameter of the pipe against humidifier dew bursts; (2) The shape of the piping against humidifier dew spray; and (3) the length of the pipe passage to the humidifier dew spray. ABSTRAKBilik sterilisasi didesain untuk mensterilisasi tubuh dengan menggunakan formulasi zat pengisi yang tidak berbahaya bagi permukaan kulit. Formulasi yaitu komposisi cairan pengisi (jenis, takaran dan jumlah) menggunakan zat yang aman bagi tubuh yang sesuai, tentu memberi manfaat. Penggunaan bilik sterilisasi menggunakan cairan pengisi yang benar dan aman. Bilik sterilisasi menggunakan mist nozzle sprayer (yang debitnya sesuai) untuk menyemprotkan cairan pengisinya sehingga pengguna aman. Bilik sterilisasi ini diberi nama "White Box". Penelitian "White Box"ini bertujuan merancang (fungsional dan struktural) dan menguji coba (uji fungsi dan uji kinerja) pada sebuah sistem dan mekanisme penyaluran pengembunan dari alat humidifier yang mampu memenuhi ruang bilik sterilisasi secara optimal. Metode rancang bangun bilik sterilisasi "White Box" menggunakan metode kualitatif dengan tahap kegiatan meliputi: (1) Tahap persiapan yaitu rancangan fungsional dan rancangan struktural"White Box"; (2) Tahap pelaksanaan yaitu analisa penggunaan alat dan bahan dan Pembuatan bilik sterilisasi; (3) Tahap Pasca Pelaksanaan yaitu pengujian bilik sterilisasi antara lain uji fungsi dan uji kinerja bilik sterilisasi. Muatan kegiatan rancang bangun bilik sterilisasi "White Box" dilakukan dengan cara menguji coba berbagai variasi prototipe, meliputi variasi dimensi pipa penyaluran, bentuk pipa penyalur, variasi sistem perpipaan. Proses validasi yang dilakukan meliputi: (1) Diamater pipa terhadap semburan embun humidifier; (2) Bentuk pipa penyalur terhadap semburan embun humidifier; dan (3) Panjang lintasan pipa terhadap semburan embun humidifier.


Author(s):  
Dian Eksana Wibowo ◽  
Hermawan Wahyu Rahmadianto ◽  
Endaryanta Endaryanta

ABSTRACT Clay soil is soil that has a low value of pressure strength and bearing capacity. The purpose of this study is using a layer of gravel, woven bamboo, and a combination of column-layer sand as an alternative to improve the carrying capacity of clay soil, then the results from the tests are compared with each other. The method in this study is experimental. The samples of soil were taken from Kalangan, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta. The foundation soil model using steel tub size 100x100x40 cm, with soil volume 100x100x30 cm. Soil loading uses steel plates that are loaded with hydraulic jacks, equipped with a proving ring as a load reader. The column-layer combination consists of 3 sand layers, 1 cm thick horizontal position and 5 cm spacing between layers. The sand column is 1 cm in diameter with a hole depth of 20 cm. The gravel layer pattern consists of 3 layers of gravel with a layer thickness of 2 cm, the distance between the layers is 5 cm. Woven bamboo pattern: 1 layer with a length of 20x20 cm. Placement of woven bamboo at a depth of 2 cm from the ground. The results of the research are; (1) The Soil is a high plasticity (CH) inorganic clay based on the USCS system, including the medium to poor clay soil group (A-7-6 (40)) based on the AASHTO system. (2) The Strengthening of gravel layer increases the ultimate bearing capacity by 2.5 times or 159.02%, while bamboo matting provides an increase in bearing capacity by 2.7 times or 170.49%, and the combination of column-layer sand by 2.2 times. or 127, 87%.  (3) The reinforcement of bamboo mats provides the highest increase in bearing capacity in clay soil between the gravel layer and the combined reinforcement of the sand column and the sand layer. This shows that the use of woven bamboo is more effective as a material for strengthening clay. ABSTRAKTanah lempung adalah tanah yang mempunyai nilai kekuatan tekanan serta nilai daya dukung rendah. Tujuan penelitian ini adalah penggunaan layer kerikil, anyaman bambu, dan kombinasi kolom-layer pasir sebagai alternatif perbaikan peningkatan daya dukung tanah lempung, kemudian hasil dari pengujian dibandingkan satu sama lain. Metode yang digunakan adalah experimen. Sampel tanah diambil dari Kalangan, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta. Pemodelan tanah pondasi menggunakan bak baja ukuran 100x100x40cm, volume tanah 100x100x30cm. Pembebanan tanah menggunakan pelat baja yang dibebani dengan dongkrak hidrolik, dilengkapi proving ring sebagai pembaca beban. Kombinasi kolom-layer pasir terdiri dari 3 lapis pasir, posisi horizontal tebal 1 cm dan jarak antar lapisan 5 cm. Kolom pasir diamter 1 cm dengan kedalaman lubang 20 cm. Pola layer kerikil terdiri 3 lapis kerikil dengan ketebalan lapisan 2 cm, jarak antar lapisan 5 cm. Pola anyaman bambu:1 lapis dengan panjang-lebar anyaman 20x20 cm. Penempatan anyaman bambu pada kedalaman 2 cm dari permukaan tanah. Hasil penelitian yaitu ; (1) Tanah merupakan tanah lempung anorganik plastisitas tinggi  (CH) berdasarkan sistem USCS, termasuk kelompok tanah berlempung kualitas sedang sampai buruk (A-7-6(40)) berdasarkan sistem AASHTO. (2) Perkuatan layer kerikil meningkatkan daya dukung ultimit sebesar 2,5 kali atau 159,02 %, sedangkan anyaman bambu memberikan peningkatan daya dukung sebesar 2,7 kali atau 170,49 %, dan kombinasi kolom-layer pasir sebesar 2,2 kali atau 127, 87%. (3) Perkuatan anyaman bambu memberikan peningkatan daya dukung paling tinggi pada tanah lempung diantara bahan perkuatan layer kerikil dan perkuatan gabungan kolom pasir dan layer pasir. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan anyaman bambu lebih efektif sebagai bahan perkuatan tanah lempung.


Author(s):  
Yuli Fajarwati ◽  
Rama Indera Kusuma

ABSTRACT The high demand for electricity needs requires the availability of new generation sites. The new plant developed is a PLTU in Lontar. The condition of coal shelter as a research site dominated by silty clay and silty sand and located in the earthquake zoning is high that the planning of the coal shelter area must accordance with the feasibility of building establishment, it is necessary to analyze the potential liquefaction and improvement methods. Soil improvement efforts to reduce the potential for liquefaction include soil improvement with stone columns. The method of liquefaction analysis in this study uses the method developed by Idriss and Boulanger. The results of the analysis of the potential for liquefaction at BH-1 occurred at a depth of 3-16 m and at BH-3 the potential for liquefaction occurred at a depth of 4-24 m. Potential of the thickest layer for liquefaction is at BH-3 with a depth of 24 m. Improvement with a stone column can reduce the potential for liquefaction and can increase the value of the safety factor against the potential for liquefaction at the coal shelter location. Improvement analysis with a stone column using Plaxis software, the value of the safe factor after installing the stone column at BH-1 FS 2.89, at BH-3 FS became 2.65. ABSTRAKBanyaknya permintaan kebutuhan listrik yang tinggi diperlukan ketersediaan lokasi pembangkit baru. Pembangkit baru yang dikembangkan yaitu PLTU Batubara di Lontar. Kondisi coal shelter sebagai lokasi penelitian yang didominasi oleh lapisan tanah lempung kelanauan dan pasir kelanauan serta berada pada zonasi gempa cukup tinggi sehingga perencanaan area coal shelter harus memenuhi syarat kelayakan pendirian bangunan, maka perlu dilakukan analisis potensi likuefaksi serta metode perbaikannya. Upaya perbaikan tanah untuk mengurangi potensi likuefaksi yaitu perbaikan tanah dengan stone column (kolom batu). Metode analisis likuefaksi pada penelitian ini menggunakan metode yang dikembangkan oleh Idriss dan Boulanger. Hasil analisis potensi likuefaksi pada titik BH-1 terjadi di kedalaman 3-16 m dan pada titik BH-3 potensi likuefaksi terjadi pada kedalaman 4-24 m. Lapisan yang paling tebal mengalami potensi likuefaksi ada pada titik BH-3 dengan kedalaman 24 m. Perbaikan dengan stone column dapat mengurangi potensi likuefaksi dan mampu meningkatkan nilai faktor keamanan terhadap potensi likuefaksi di lokasi coal shelter. Analisis perbaikian dengan stone column menggunakan software Plaxis, nilai faktor aman setelah dipasang stone column pada titik BH-1 FS 2,89, pada titik BH-3 FS menjadi 2,65.


Author(s):  
Brian Widyan Hadi ◽  
Henricus Priyosulistyo ◽  
Muhammad Fauzie Siswanto

ABSTRACTInnovation is developed continuously to find an optimal method of strengthening structural components. There are many strengthening methods for reinforced concrete structures. Carbon Fiber Reinforced Polymer Wrap as a flexural strengthening material according to ACI 440.2R was chosen. The research includes gravity load (dead load and live load) as the initial load during test according to SNI 2847-2013 chapter 20. This research examines the strength of the intact beam, strengthened reinforced beam, and failure pattern, respectively, compared to the intact beam's result theoretically and experimentally. The failure test results show that the maximum loads of the experiment beam were similar to the theoretical analysis with a ratio of 0.98 to 1.33. The failure patterns are shear, flexure-shear, spalling and diagonal cracks, and debonding failures. CFRPW can increase the strength and stiffness of the beams. The increase of CFRP beams (BF A and BF B) is 35,27% and 46,24%, respectively. The increase of stiffness ratio of BF A and BF B is 3,48 and 6,62 compared to BK 1. ABSTRAKSebuah inovasi yang terus dikembangkan agar menemukan sebuah metode yang optimal dalam perkuatan komponen struktur balok. Perkuatan balok beton bertulang dapat dilakukan dalam beberapa metode. Carbon Fiber Reinforced Polymer Wrap dipilih sebagai bahan penguat lentur sesuai ACI 440.2R. Penelitian ini meliputi beban gravitasi (beban mati dan beban hidup) sebagai beban awal pada saat pengujian sesuai SNI 2847-2013 pasal 20. Penelitian ini mengkaji kekuatan balok murni, kekuatan balok yang telah diperkuat, pola keruntuhan dan perbandingan antara hasil teoritis dan eksperimental. Hasil pengujian ultimit menunjukkan bahwa balok uji serupa dengan analisis teoritis dengan perbandingan beban maksimum 0,98 dan 1,33. Pola kegagalan adalah retak geser, geser lentur, keretakan spalling dan diagonal serta kegagalan debounding. CFRPW dapat meningkatkan kekuatan dan kekakuan balok. Peningkatan kekuatan BF A 35,27% dan BF B 46,24% terhadap BK 1. Peningkatan rasio kekakuan balok BF A dan BF B bila dibandingkan dengan BK 1 adalah 3,48 dan 6,62.


Author(s):  
Ummi Khairiyah Br Maha ◽  
Hermansyah Hermansyah ◽  
Dedy Dharmawansyah

ABSTRACT The existence of roads is essential to support economic growth, agriculture, and other sectors. This is because the road is an essential means of transportation to serve people and goods from one place to another safely, comfortable, and economical. Therefore, it is necessary to plan related to the road pavement. Inappropriate pavement planning is the main cause of road damage. The planning for rigid pavement refers to the often-used guidelines, namely, the Road Pavement Design Manual (Revised on June 2017). The thick design of rigid pavement for the Lenangguar - Lunyuk, using quality of concrete of K400 with a thickness of 19 cm. The sub-foundation uses Lean Mix Concrete with K125 concrete quality and 10 cm of thickness. Dowel 33 mm in diameter uses steel bars 45 cm in length and 40 cm distances. Tie Bar fastener with 16 mm in diameter using a threaded rod, length 70 cm, and distance between rods 75 cm, respectively. ABSTRAKKeberadaan jalan raya sangatlah penting untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi, pertanian dan sektor lainnya. Hal ini dikarenakan jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting untuk melayani pergerakan manusia dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain secara aman, nyaman dan ekonomis, maka dari itu perlu dilakukan perencanaan terkait perkerasan jalan. Perencanaan perkerasan jalan yang tidak sesuai menjadi penyebab utama dari kerusakan jalan. Perencanaan pekerasan kaku ini mengacu pada pedoman yang sering digunakan yaitu, Manual Desain Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017). Dalam rancangan tebal perkerasan kaku jalan lintas Lenangguar – Lunyuk, menggunakan beton K 400 dengan tebal 19 cm. Pondasi bawah menggunakan Lean Mix Concrete dengan mutu beton K 125 dengan tebal 10 cm. Dowel berdiameter 33 mm menggunakan ruji baja polos degan panjang 45 cm dan jarak 40 cm. Pengikat Tie Bar berdiameter 16 mm menggunakan batang ulir, panjang 70 cm dan jarak antar batang 75 cm.


Author(s):  
Retna Hidayah ◽  
Sativa Sativa ◽  
Sumarjo H

ABSTRACT Green open space (GOS) is one of the important elements in land allocation in each region which functions to maintain the balance of the ecosystem. In accordance with statutory provisions, the quantity of GOS is set at 30% of total area in each region covering 20% of public GOS and 10% private GOS. Most regions have not succeeded in fulfilling the stipulated quantity of GOS, including Yogyakarta City which has only reached public GOS of 17,78 % in 2014. This study aims to identify the existing public GOS and the strategies undertaken to fulfill the provision of public GOS. The descriptive approach was applied in this study and aims to gain two types of data consisting of existing area of public GOS and strategy in providing public GOS implemented in Yogyakarta City. Existing public GOS was collected by interpreting of Quickbird images which were digitized and validated by a ground survey, while the strategy data in providing public GOS was obtained through secondary sources of Spatial Planning and Land Service reports in 2018-2019. Image interpretation has resulted in data of public GOS of 220.45 ha or 6.64%, making it still has a backlog of 435.04 ha to reach the requirement. Strategies to increase the public GOS were implemented through planting trees along roads/railways, land acquisition for green area in the settlement, and clearing river borders from building. This program increased the public GOS by 0.064%, indicating that the process was quite slow, and the area obtained was not significant. Another strategy is needed by starting to think of alternative solution through private GOS. ABSTRAKRuang terbuka hijau (RTH) menjadi salah satu fungsi penting dalam alokasi peruntukan setiap wilayah yang berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem. Sesuai ketentuan peraturan perundangan, ditetapkan besaran 30% untuk fungsi RTH dengan proporsi 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Dalam pelaksanaannya sebagian besar wilayah belum berhasil memenuhi capaian sesuai besaran yang ditetapkan. RTH publik Kota Yogyakarta berdasar data tahun 2014 mencapai 17,78 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran RTH publik dan mengidentifikasi strategi yang dilakukan dalam rangka memenuhi penyediaan RTH publik untuk mencapai target yang disyaratkan. Menggunakan pendekatan deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dua jenis data mencakup data luas eksisting RTH publik dan data strategi penyediaan RTH. Data luas RTH diperoleh melalui interpretasi citra Quickbird yang didigitasi dan divalidasi dengan ground survey, sementara data strategi penyediaan RTH diperoleh melalui sumber sekunder dari laporan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan 2018-2019.  Interpretasi citra menghasilkan data luas RTH publik Kota Yogyakarta sebesar 220,45 ha atau sebesar 6,64%, sehingga masih memiliki backlog RTH publik seluas 435.04 ha. Strategi untuk meningkatkan luas RTH publik melalui penanaman pohon di sepanjang jalan/KA, pembebasan tanah untuk area hijau di permukiman, dan pembebasan sempadan sungai dari bangunan untuk refungsi menjadi RTH yang menghasilkan kenaikan sebesar 0,063%. Peningkatan yang terjadi cukup lambat dan luasan yang diperoleh belum mampu menambah luasan RTH publik secara signifikan.  Diperlukan strategi lain untuk meningkatkan RTH dengan mulai berpikir alternatif melalui peningkatan RTH privat.


Author(s):  
Eko Riyanto ◽  
Eksi Widyananto ◽  
Rahul Ray Renaldy

ABSTRACT Cement Portland is an essential ingredient in infrastructure development, but in portland cement production, there is a release of carbon dioxide (CO2). Innovation in materials in the construction of mortars, namely geopolymer mortars, is expected to reduce cement and air pollution. The research using experimental methods, aimed at locating the effect of the use of silica fume and quick lime with variations of silica fume: quick lime 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, using a cube mold of 5 x 5 x 5 cm as much as 120 items, for testing age 7, 14, 28 days. Research has a compressive strength with an optimum geopolymer mortar on a variation of silica fume: quick lime 70:30, which is 3.52 MPa at the age of 28. Based upon compressive strength results, apply the age of mortar 7, 14, 28 days known the longer a strong mortar age agency.  Silica fume and quick lime may be used as alternative materials to replace cement. Based on ASTM C 270 to imply mortars type K and type O. ABSTRAKSemen portland merupakan bahan material penting dalam pembangunan khususnya di bidang teknik sipil, namun dalam proses produksi semen portland terjadi pelepasan karbon dioksida (CO2). Perlu adanya inovasi bahan dalam pembuatan mortar yaitu mortar geopolimer yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan semen dan polusi udara. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan silica fume dan kapur tohor terhadap mortar geopolimer dengan variasi silica fume:kapur tohor 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, benda uji berbentuk kubus berukuran 5 x 5 x 5 cm sebanyak 120 benda uji, pengujian umur 7, 14,  28 hari. Hasil penelitian didapat kuat tekan optimum mortar geopolimer pada variasi silica fume:kapur tohor 70:30 yaitu 3,52 MPa pada umur 28 hari. Berdasarkan hasil kuat tekan pengaruh umur mortar 7, 14, 28 hari diketahui semakin lama umur mortar kuat tekan semakin meningkat. Silica fume dan kapur tohor dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti semen. Berdasarkan ASTM C 270 termasuk dalam mortar tipe K dan tipe O.


Author(s):  
Yuli Fajarwati ◽  
Teuku Faisal Fathani ◽  
Fikri Faris ◽  
Wahyu Wilopo

ABSTRAKSungai Air Kotok di Kabupaten Lebong, Bengkulu memiliki litologi batuan yang rapuh akibat pengaruh panas bumi, kondisi tersebut menyebabkan rentan mengalami pergerakan massa tanah/batuan. Oleh karena itu, diperlukan upaya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana dengan perencanaan bangunan pengendali aliran debris berupa sabo dam. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan desain sabo dam tipe conduit yang dirancang secara seri dan mengevaluasi stabilitas sabo dam berdasar SNI 2851:2015. Hasil perhitungan menunjukkan debit puncak untuk kala ulang 100 tahun sebesar 171,21 m3/detik. Empat seri sabo dam memiliki dimensi lebar pelimpah rerata ± 40 m, kedalaman aliran debris sebesar 1 m, dan tinggi pelimpah ialah 2,4 m. Stabilitas sabo dam saat banjir diperoleh faktor aman untuk stabilitas geser dan guling sebesar 3,46 ; 1,62. Adapun faktor aman terhadap pengaruh aliran debris untuk stabilitas geser dan guling adalah 3,30 ; 1,58. Berdasarkan hasil analisis, empat seri sabo dam tipe conduit yang dirancang mampu mengendalikan daya rusak banjir maupun aliran debris.Kata kunci: Hidraulika sungai, aliran sedimen, bangunan sabo, stabilitas sabo ABSTRACTAir Kotok River in Lebong Regency, Bengkulu Province has the lithology of weathered rock which is a result of geothermal process, this condition causes to be susceptible to land / rock mass movements. Therefore, the mitigation efforts are needed to reduce the risk from disaster by design debris flow control such as sabo dam. This study aims to design series of conduit type sabo dam and evaluate the stability based on SNI 2851: 2015. The calculation shows that the peak discharge for the 100-year return period is 171.21 m3 / sec. The four sabo dam series have dimensions of spill width of ± 40 m, debris flow depth of 1 m, and overflow height of 2.4 m. The stability of sabo dam has safety factor in flood condition for shear and overturning stability are 3.46; 1.62, while in a debris flow condition for shear and overturning stability are 3.30; 1.58. Based on the results, the four series of conduit sabo dam are able to control the destructive power of floods and debris flows.Key word: River hydraulic, sediment flow, sabo building, stability of sabo


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document