Jurnal Agrilink
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

35
(FIVE YEARS 35)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Simalungun

2302-6510, 2252-5602

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 53-63
Author(s):  
Saprida ◽  
Wilson Saruksuk

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh biaya pemupukan tanaman terhadap pendapatan petani, dan Untuk mengetahui pengaruh biaya panen terhadap pendapatan petani. Pengambilan sampel dilakukan kepada petani kelapa sawit dengan sampel sebanyak 100 responden. Metode analisis yang dilakukan adalah dengan metode analisis regresi linear berganda, pengelolahan data dibantu oleh sofware (SPSS) Versi 25. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2020.Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa 1). Usia yang paling banyak memiliki kebun kepala sawit yaitu usia 41-50 tahun, 2). Jenis kelamin yang paling dominan yaitu laki-laki sebesar 73%, 3). Petani juga mulai bertani >6 tahun sebesar 62%, 4). Dan luas lahan yang di miliki petani kelapa sawit rakyat yaitu sebesar 4 - 6 ha sebanyak 63%, 5). Status lahan yang dikelola petani kelapa sawit adalah lahan sewa sebayak 51%.   The purpose of this study was to determine the effect of crop fertilization costs on farmers 'income, and to determine the effect of harvest costs on farmers' income. Sampling was carried out on oil palm farmers with a sample of 100 respondents. The method of analysis used is multiple linear regression analysis method, data processing is assisted by software (SPSS) Version 25. This research was conducted in August-September 2020. The results of this study concluded that 1). The age that has the most oil palm plantations is the age of 41-50 years, 2). The most dominant gender is male at 73%, 3). Farmers also started farming> 6 years by 62%, 4). And the area of ​​land owned by smallholder oil palm farmers is 4 - 6 ha as much as 63%, 5). The status of land managed by oil palm farmers is 51% leased land.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 12-22
Author(s):  
Wahyunita Sitinjak ◽  
Marlan ◽  
Azis Trilinardi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pemeliharaan usaha ternak sapi, menganalisis besarnya pendapatan usaha ternak sapi dan menganalisis besarnya kontribusi pendapatan usaha ternak sapi terhadap pendapatan keluarga petani padi sawah.Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis proporsi.Responden diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan rumus slovin yaitu sebanyak 30 orang petani peternak. Berdasarkan hasil penelitian di Nagori Tumorang, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pemeliharaan usaha ternak sapi di daerah penelitian masih tergolong sederhana atau tradisional(ekstensif). Rataan pendapatan bersih usaha ternak sapi di daerah penelitian adalah sebesar Rp.13.313.046,63 per peternak pertahun. Kontribusi pendapatan usaha ternak sapi terhadap pendapatan keluarga petani padi sawah di daerah penelitian adalah >50% yakni sebesar 57,04% yang berarti pendapatan usaha ternak sapi tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga petani padi sawah di daerah penelitian The purpose of this study is to find out how the system of maintenance of cattle business, analyze the amount of cattle business income and analyze the contribution of cattle business income to the income of rice farming families.The analysis method used in this research is descriptive analysis and proportion analysis. Respondents were taken using a purposive sampling method and using the Slovin formula as many as 30 breeder farmers. Based on the results of research in Nagori Tumorang, Gunung Maligas District, Simalungun District, it can be concluded that the maintenance system for cattle in the study area is still relatively simple or traditional (extensive).The average net income of the cattle business in the study area is Rp.13.313.046,63 per breeder per year. The contribution of beef cattle business income to the income of the families of lowland rice farmers in the study area is> 50% which is equal to 57,04%, which means that the income of the cattle business has contributed significantly to the income of the lowland rice family in the study area.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 64-77
Author(s):  
Nelly M. R. Sinaga ◽  
A. Effendi Lubis ◽  
Mutiara Pradila

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui (1) proses dan Teknik pembibitan bibit unggul Durian Bintana (Durio zibethinus), (2) faktor-faktor internal dan eksternal dalam pemasaran bibit unggul Durian Bintana (Durio zibethinus), (3) mengidentifikasi faktor-faktor strategis dan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran bibit unggul Durian Bintana (Durio zibethinus, (4) menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran bibit unggul Durian Bintana (Durio zibethinus). Penelitian dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Benih Induk Hortikultura Gedung Johor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli-September 2020. Analisis data menggunakan matriks SWOT dan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Teknik perbanyakan pembibitan durian bintana dilakukan dengan perbanyakan vegetatif. (2) Faktor internal  dan faktor eksternal di UPT. BIH Gedung Johor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Faktor Internal : Produk, Tenaga kerja, Harga, Promosi.Faktor Eksternal : Pemerintah, Konsumen, Pesaing, Teknologi. (3) Faktor-faktor strategis dalam pemasaran bibit unggul durian bintana di UPT. BIH Gedung Johor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara Kekuatan : Produk bersertifikat, Kelemahan : Keterlambatan pencairan anggaran, Peluang : Kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta, Ancaman : Konsumen yang lebih memilih bibit durian varietas lain. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan bibit durian unggul bintana di UPT. BIH Gedung Johor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara yaitu:mengoptimalkan penggunaan berbagai media untuk media promosi,tetap menjaga kepercayaan konsumen dengan kualitas produk, menjalin kerjasama dengan dengan penangkar bibit durian lokal, menjalin kemitraan dengan pemerintah baik negeri maupun swasta, meningkatkan daya saing produk serta promosi. (4) Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran bibit unggul Durian Bintana di UPT. BIH Gedung Johor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara berdasarkan analisis QSPM ialah menjalin kemitraan dengan Pemerintah baik negeri maupun swasta dengan STAS/Sum Total Attractive Score (Jumlah Total Nilai Daya Tarik) 6,164, menjalin kerjasama dengan penangkar bibit durian lokal dengan STAS/Sum Total Attractive Score (Jumlah Total Nilai Daya Tarik) 6,065, mengoptimalkan penggunaan berbagai media untuk media promosi STAS/Sum Total Attractive Score (Jumlah Total Nilai Daya Tarik) 5,504. The research objectives were to determine (1) the process and techniques for the seedlings of superior Durian Bintana (Durio zibethinus), (2) internal and external factors in marketing superior seeds for Durian Bintana (Durio zibethinus), (3) identify strategic factors and alternative strategies. which can be applied in the marketing of superior seeds of Durian Bintana (Durio zibethinus, (4) determining priority strategies that can be applied in marketing superior seeds of Durian Bintana (Durio zibethinus). The research was conducted at the Horticultural Mains Seed Technical Implementation Unit, Johor Building, Food Crops and Horticulture Service, North Sumatra Province in July-September 2020. Data analysis used a SWOT matrix and descriptively. The results showed that (1) The propagation technique of the Bintana durian seedlings was carried out by vegetative propagation. (2) Internal factors and external factors in UPT. BIH Gedung Johor Department of Food Crops and Horticulture, North Sumatra Province, Internal Factors: Products, Labor, Prices, Promotion. External Factors: Government, Consumers, Competitors, Technology. (3) Strategic factors in marketing superior seedlings of Bintana durian at UPT. BIH Gedung Johor Department of Food Crops and Horticulture, North Sumatra Province Strengths: Certified products, Weaknesses: Delay in budget disbursement, Opportunities: Cooperation with government / private agencies, Threats: Consumers who prefer other varieties of durian seeds. Alternative strategies that can be applied in marketing superior durian bintana seeds in UPT. BIH Gedung Johor Department of Food Crops and Horticulture, North Sumatra Province, namely: optimizing the use of various media for promotional media, maintaining consumer confidence in product quality, collaborating with local durian seed breeders, establishing partnerships with both public and private governments, increasing competitiveness products and promotions. (4) Priority strategies that can be applied in marketing superior seeds of Durian Bintana at UPT. BIH Johor Building Department of Food Plants and Horticulture of North Sumatra Province based on QSPM analysis is to establish partnerships with the Government both public and private with STAS / Sum Total Attractive Score (Total Value of Attractiveness) 6,164, collaborating with local durian seed breeders with STAS / Sum Total Attractive Score 6,065, optimizing the use of various media for promotional media. STAS / Sum Total Attractive Score 5,504.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 23-33
Author(s):  
Jhonson Marbun ◽  
Martua Siadari ◽  
Dian Irsani Pratama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pendapatan pada usaha tani pembibitan ikan nila hormon dengan non hormon di Desa Wonorejo,Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun. Responden  dalam penelitian ini ada 28 responden. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan perbedaan pendapatan sebesar Rp.76.782.003 untuk usaha tani pembibitan Ikan Nila Hormon sedangkan Rp.58.141.902 untuk usaha tani pembibitan Ikan Nila Non-Hormon. Uji beda rata-rata pendapatan mendapatkan ada perbedaan pendapatan usaha tani pembibitan ikan nila hormon dan usaha pembibitan ikan nila non hormon dapat diterima secara nyata dibuktikan dengan nilai sig-t 0,007 < 0,05. The purpose of this study was to determine the difference in income between hormone and non-hormonal tilapia nurseries in Wonorejo Village, Pematang Bandar District, Simalungun Regency. Respondents in this study were 28 respondents. Based on the results of the research, it was found that the difference in income was Rp. 76,782,003 for Hormone Tilapia nursery farming while Rp. 58,141,902 for Non-Hormone Tilapia nursery farming.The difference test of average income found that there was a difference in the income of hormonal tilapia farming and non-hormonal tilapia breeding business which was significantly accepted as evidenced by the sig-t value of 0.007 <0.05


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 34-43
Author(s):  
Friska Juliana Simbolon ◽  
Meylin Kristina Saragih ◽  
Rini Bornita Br Hombing

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan aren  menjadi kolang kaling, untuk mengetahui nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan aren menjadi kolang kaling, untuk menganalisis pendapatan pengolahan aren menjadi kolang kaling, untuk menganalisis tingkat kelayakan usaha pengolahan aren menjadi kolang kaling. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode sensus, dengan sampel penelitian sebanyak 21 orang.Pada hasil penelitian diperoleh tahapan pengolahan aren menjadi kolang kaling terdiri dari 6 tahapan yaitu, 1. penyediaan bahan baku, 2. pemilihan aren, 3. pengupasan kulit luar dengan cara merebus, 4. pengambilan kolang kaling, 5. perendaman kolang kaling, 6. pemipihan kolang kaling.Biaya produksi pengolahan aren menjadi kolang kaling sebesar Rp 958.637,57, penerimaan pengolahan aren menjadi kolang kaling sebesar Rp 2.400.000, pendapatan pengolahanaren menjadi kolang kaling sebesar Rp 1.441.362,44 per bulan.. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan aren menjadi kolang kaling tergolong tinggi  dengan ratio nilai tambah sebesar 61,96 % atau ≥ 50%. Kelayakan usaha pengolahan aren menjadi kolang kaling di daerah penelitian layak untuk diusahakan,ini terlihat dengan nilai R/C rasio sebesar 2,50 > 1, BEP produksi adalah sebesar 239,66 (produksi > BEP Produksi yaitu 600,00 kg > 239,66 kg) dan  BEP harga yaitu sebesar  Rp 4.000,00 (harga jual > BEP Harga yaitu Rp 4.000 > Rp 1.597,72) This study aims to determine the processing of palm sugar into kolang kaling, to determine the added value generated from processing palm sugar into kolang kaling, to analyze the income from processing sugar palm into kolang kaling, to analyze the feasibility of processing sugar palm into kolang kaling. The research area was determined purposively or deliberately. The research sample was taken using the census method, with a research sample of 21 people. The results showed that the stages of processing palm sugar into kolang kaling consisted of 6 stages, namely, 1. supply of raw materials, 2. selecting palm, 3. peeling the outer skin by boiling, 4. taking kolang kaling, 5. soaking kolang kaling, 6. flaking and fro. The production cost of processing palm sugar into kolang kaling is Rp. 958,637.57, revenue processing sugar into kolang kaling is Rp. 2,400,000. 1,441,362.44 per month .. The added value generated from processing palm sugar into kolang kaling is classified as high with an added value ratio of 61.96% or ≥ 50%. The feasibility of processing sugar palm into a palm fruit in the research area is feasible, this can be seen by the R / C ratio value of 2.50> 1, the BEP for production is 239.66 (production> BEP Production is 600.00 kg> 239.66. kg) and the BEP price is IDR 4,000.00 (selling price> BEP price is IDR 4,000> IDR 1,597.72).  


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 44-52
Author(s):  
Romauli Simanjuntak ◽  
Hotman Tuah Purba ◽  
Marojaan Candro Sitorus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, tenaga kerja,dan modal terhadap produksi padi sawah di Kelurahan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun. Data yang digunakan adalah data primer yang di peroleh dari masyarakat petani padi sawah dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden, untuk mengetahui pengaruh dari luas lahan, tenaga kerja, dan modal dengan metode regresi linier berganda, sedangkan metode yang digunakan untuk menentukan kelayakan dengan perbandingan penerimaan dan biaya (R/C). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa usahatani padi sawah dari keempat variabel secara bersama-sama ketiga variabel yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan modal berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah di Kelurahan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun. Secara persial dari keempat variabel bebas menunjukan bahwa luas lahan berpengaruh nyata, tenaga kerja berpengaruh nyata, dan biaya pupuk berpengaruh nyata terhadapa produksi usahatani padi sawah. Sedangkan biaya pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah di Kelurahan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa usahatani padi sawah di Kelurahan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun layak dikembangkan dengan nilai R/C 2,04, artinya setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,04. Dengan pendapatan rata-rata per usahatani sebesar Rp 5.327.206 This study aims to determine the effect of land area, labor, and capital on lowland rice production in Tong Marimbun Village, Siantar Marimbun District. The data used are primary data obtained from the community of lowland rice farmers with a total sample of 30 respondents, to determine the effect of land area, labor, and capital using multiple linear regression methods, while the method used to determine feasibility is by comparison of acceptance and cost (R / C). The results showed that lowland rice farming of the four variables together with the three variables, namely land area, labor, and capital had a significant effect on the production of lowland rice farming in Tong Marimbun Village, Siantar Marimbun District. Partially from the four independent variables, it shows that the land area has a real effect, labor has a real effect, and the cost of fertilizer has a significant effect on the production of lowland rice farming. Meanwhile, the cost of pesticides does not significantly affect the production of lowland rice farming in Tong Marimbun Village, Siantar Marimbun District. The results showed that lowland rice farming in Tong Marimbun Village, Siantar Marimbun District, was feasible to be developed with an R / C value of 2.04, meaning that each expenditure of Rp. 1 would generate revenue of Rp. 2.04. With an average farm income of Rp 5,327,206.  


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Abednego Suranta Karo Sekali ◽  
Febby Afrian

Bibit kelapa sawit yang unggul adalah faktor utama penentu produksi kelapa sawit. Faktor bibit memegang peran penting dalam menentukan produktifitas kelapa sawit. Oleh karna itu  penggunaan bibit tenera merupakan faktor utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan bibit tenera kelapa sawit pada perkebunan rakyat di Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM-PLS (Structural Equation Modeling). Data penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Temuan penelitian yang menunjukkan effort expectancy tidak berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli. Facilitating conditions tidak berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli. Performance expectancy  berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli. Price perception berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli. Social influenceberpengaruh signifikan terhadap Niat Beli Superior oil palm seeds are the main determining factor for oil palm production. The seed factor plays an important role in determining the productivity of oil palm. Therefore, the use of tenera seeds is the main factor. This study aims to analyze the use of oil palm tenera seeds in smallholder plantations in Kuala District, Langkat Regency, North Sumatra. The method used in this research is SEM-PLS (Structural Equation Modeling). The research data is primary data obtained by using a questionnaire. The research findings show that effort expectancy has no significant effect on purchase intention. Facilitating conditions did not have a significant effect on Purchase Intention. Motivation has a significant effect on Purchase Intention. Performance expectancy has a significant effect on Purchase Intention. Price perception has a significant effect on Purchase Intention. Social influences have a significant effect on Purchase Intention.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 95-106
Author(s):  
Indrawaty Sitepu ◽  
Nurmely Violeta Sitorus

Kangkung hidroponik menjadi kangkung rendang merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah, menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi, serta menambah pendapatan dan keuntungan produsen.Tujuan penelitian untuk menguraikan apa saja tahapan pengolahan kangkung hidroponik menjadi kangukung rendang, menganalisis biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan, menganalisis nilai tambah pengolahan kangkung hidroponik menjadi kangkung rendang, menganalisis apakah usaha pengolahan kangkung hidroponik menjadi kangkung rendang layak diusahakan. Penelitian ini dilakukan di Jalan Bromo lorong Amal Medan Denai Kota Medan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, Metode pengambilan sampel secara sensus yaitu usaha Syifa Hidroponik dengan pengambilan data ulangan selama 2,5 bualan sebanyak 10 kali ulangan. Hasil penelitian: 1) Tahapan  pengolahan kangkung hidroponik menjadi kangkung rendang yaitu:  Penyediaan bahan baku kangkung hidroponik, kangkung dihaluskan, pengadonan kangkung, telur ayam, tepung beras dan garam, kangkung dikukus, kangkung didinginkan, dipotong-potong, digoreng, pemasakan bumbu rendang, pencampuran kangkung yang digoreng dengan bumbu rendang dan pemasaran. Total biaya pengolahan kangkung hidroponik menjadi kangkung rendang untuk sekali produksi sebesar Rp 545.291,83, penerimaan sebesar Rp 1.500.000,00, per sekali produksi dan pendapatan sebesar Rp 954.708,17 per sekali produksi. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kangkung hidroponik menjadi kangkung rendang tergolong tinggi dengan rasio nilai tambah 75,31% > 50%.Usaha pengolahan kangkung hidroponik menjadi kangkung rendang layak untuk diusahakan dengan nilai R/C rasio 2,75 > 1.  Abstract  Hydroponic water spinach into rendang water spinach is an activity that can increase added value, produce edible products, as well as increase producer income and profits. The purpose of the research is to describe what are the stages of processing hydroponic water spinach into rendang kangukung, analyze production costs, revenue, and income, analyze added value of processing hydroponic water spinach into rendang water spinach, analyzing whether the business of processing hydroponic water spinach into rendang water spinach is worth the effort. This research was conducted in Jalan Bromo Amal Medan Denai alley Medan City. Determination of the study area was done purposively, census sampling method that is Syifa Hydroponic business with retrieval data retrieval for 2.5 boasting as many as 10 replications. The results of the study: 1) The stages of processing hydroponic water spinach into rendang water spinach, namely: Provision of raw materials for hydroponic water spinach, crushed water spinach, stirring water spinach, chicken eggs, rice flour and salt, steamed water spinach, water spinach water spinach, cut into pieces, fried, fried spicy water spinach, cooking water spinach kale, chicken egg, rice flour and salt, steamed water spinach, water spinach kangkung cooled, cut, fried, cooking spices, rendang, mixing fried kale with spicy rendang and marketing. The total cost of processing hydroponic water spinach into rendang water spinach for one production is Rp. 545,291.83, revenue is Rp. 1,500,000.00, per production and income is Rp. 954,708.17 per production. The added value generated from the processing of hydroponic water spinach into rendang water spinach is classified as high with a value added ratio of 75.31%> 50%. The business of processing hydroponic water spinach into rendang water spinach is feasible to be cultivated with an R / C ratio of 2.75> 1.  


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 86-94
Author(s):  
Wahyunita Sitinjak ◽  
Juwita Asyia Tanjung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku responden sebagai konsumen rumah tangga daging sapi di Kota Pematangsiantar, untuk mengetahui perilaku industri daging sapi di Kota Pematangsiantar serta untuk menganalisis faktor-faktor permintaan daging sapi di Kota Pematangsiantar. Tujuan peneliti 1 dan 2 menggunakan metode survey dan metode analisis deskriptif, Tujuan peneliti yang ke 3 menggunakan  Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang diolah dengan program SPSS 22 dengan penguji hipotesis yang terdiri dari koefisien (R2 ), uji F dan uji t. Hasil Penelitian menujukkan bahwa Harga daging sapi, harga daging kambing, dan pendapatan konsumen mampu menjelaskan variabel permintaan sebesar 80,2%. Sedangkan sisanya sebesar 19,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan pada persamaan. secara parsial dari ketiga variabel bebas (independent) terdapat dua variabel (harga daging sapi dan harga daging kambing) berpengaruh tidak nyata dan positif terhadap permintaan. Variabel pendapatan konsumen berpengaruh nyata dan positif artinya bahwa setiap penambahan satuan pendapatan konsumen akan menambah permintaan daging sapi.   ABSTRACT This study aims to determine the behavior of respondents as consumers of beef households in Pematangsiantar City, to determine the behavior of the beef industry in Pematangsiantar City and to analyze the factors of beef demand in Pematangsiantar City. Researchers goals 1 and 2 use survey methods and descriptive analysis methods, Researchers aim 3 using data analysis methods used is a multiple linear regression model that is processed with the SPSS 22 program with hypothesis testing consisting of coefficients (R2), F test and t test. The results showed that the price of beef, goat meat prices, and consumer income is able to explain the demand variable of 80.2%. While the remaining 19.8% is explained by other variables not included in the equation. partially from the three independent variables, there are two variables (beef prices and mutton prices) that have no significant and positive effect on demand. The variable of consumer income has a significant and positive effect, meaning that each additional unit of consumer income will increase beef demand.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 107-118
Author(s):  
Nelly M. R. Sinaga ◽  
A. Effendi Lubis ◽  
Fintarius Lafau

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: finansial usaha pengolahan susu kerbau menjadi Dali ni horbo, saluran pemasaran Dali ni horbo dan efisiensi pemasaran Dali ni horbo.  Penelitian dilaksanakan di Desa Sabungan Ni Huta, Kecamatan Ronggur Ni Huta,  Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu penghasil susu kerbau dan Dali ni horbo di Kabupaten Samosir. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan jumlah sampel sebanyak 46 orang Metode analisis data yang digunakan adalah analisis nilai R/C ratio, Return On Inestment (ROI), deskriptif kuantitatif serta analisis marketing margin, price spread dan share margin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan susu kerbau menjadi Dali ni horbomenghasilkannilai R/C sebesar 1.76 dan ROI sebesar 76.21 % dengan arti bahwa usaha Dali ni horbo menguntungkan sekaligus layak untuk diusahakan. Saluran pemasaran Dali ni horbo diDesa Sabungan Ni Huta, Kecamatan Ronggur Ni Huta, Kabupaten Samosir terdiri dari 2 saluran. Saluran I yaitu : Pengolah Dali ni horbo(Produsen) ® Rumah Makan ® Konsumen, sedangkan saluran II yaitu : pengolah Dali ni horbo(Produsen) ® Pedagang Pengecer ® Rumah Makan ® Konsumen. Efisiensi pemasaran pada saluran I sebesar 15,00 %, sedangkan saluran pemasaran II sebesar 20,00 %.  Kedua efisiensi pemasaran tersebut lebih kecil dari 50 %, sehingga dapat dikatakan bahwa pemasaran Dali ni horbo untuk saluran I dan II tergolong efisien.  Saluran pemasaran I lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran II. ABSTRACT  The purpose of this research is to find out: (1) financial of buffalo milk processing business into Dali ni horbo, (2) Dali ni horbo marketing channel and (3) marketing efficiency of Dali ni horbo. The study was conducted in the Sabungan Ni Huta Village, Ronggur Ni Huta District, Samosir Regency, North Sumatra Province. The location selection was carried out deliberately (purposive) with the consideration that the location was one of buffalo milk producers and Dali ni horbo in Samosir Regency. The type of data used are primary data and secondary data with a total sample of 46 people. The data analysis method used is the analysis of R / C ratio, Return On Investment (ROI), quantitative descriptive analysis and marketing margin analysis, price spread and share margin.The results showed that the processing of buffalo milk into Dali ni horbo produced an R / C value of 1.76 and an ROI of 76.21% with the meaning that the business of Dali ni horbo was profitable as well as worth the effort. The Dali ni horbo marketing channel in Sabungan Ni Huta Village, Ronggur Ni Huta District, Samosir Regency consists of 2 channels. Channel I, namely: Processors Dali ni horbo (Producers) ® Restaurants ® Consumers, while channel II namely: processors Dali ni horbo (Producers) ® Retailers ® Restaurants ® Consumers. Marketing efficiency in channel I was 15.00%, while marketing channel II was 20.00%. Both marketing efficiencies are smaller than 50%, so it can be said that Dali ni horbo marketing for channels I and II is classified as efficient. Marketing channel I is more efficient than marketing channel II.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document