scholarly journals Pre-morbidity and COVID-19 disease outcomes in Pakistani population: A cross-sectional study

2021 ◽  
Vol 38 (1) ◽  
Author(s):  
Kaleem Ullah Toori ◽  
Muhammad Arsalan Qureshi ◽  
Asma Chaudhry

Objectives: To identify association of underlying pre-morbidities with disease severity and mortality in hospitalized patients with Corona virus disease 2019. Methods: Total 884 COVID RT-PCR positive patients admitted to KRL Hospital Islamabad from April 2020 to August 2020 were included in this cross-sectional study. Pre-morbidities recorded were hypertension, diabetes mellitus, ischemic heart disease, chronic respiratory disease, chronic kidney disease, chronic liver disease, chronic neuro-psychiatric conditions (stroke and depression) and malignancy. Oxygen requirement, requirement of invasive ventilation, and outcome (recovered versus died) was documented. WHO categories for disease severity were used. Demographic profile and symptoms were also noted. SPSS 22 was used for data analysis. Pearson’s Chi square test was used to see association between pre-morbidities and disease severity categories, oxygen requirement, invasive ventilation and outcome. Pearson’s correlation was applied to analyze the correlation between individual pre-morbidities and disease severity categories. P-value < 0.05 was considered statistically significant. Results: The mean age was 40 ± 12.21 years with 98.5% being males. Majority patients (74.8%) were asymptomatic. Fever was the most common symptom. Diabetes mellitus and hypertension were the most commonly recorded co-morbidity. Significant correlation (p-value < 0.05) was found between the presence of underlying pre-morbidities and disease severity as well as oxygen requirement, requirement of invasive ventilation and mortality. Conclusion: Results are compatible with worldwide studies and underlying pre-morbidities are convincing risk factors for disease severity and mortality. doi: https://doi.org/10.12669/pjms.38.1.4235 How to cite this:Toori KU, Qureshi MA, Chaudhry A. Pre-morbidity and COVID-19 disease outcomes in Pakistani population: A cross-sectional study. Pak J Med Sci. 2022;38(1):---------. doi: https://doi.org/10.12669/pjms.38.1.4235 This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0), which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.

2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


Author(s):  
Mahtab Ordooei ◽  
Nasim Namiranian ◽  
Saeedeh Jam-Ashkezari ◽  
Hadi Jalali ◽  
Azam Golzar

Background: This study was conducted to determine whether type 1 diabetes mellitus (T1DM) is associated with ABO & Rhesus (Rh) blood groups. Materials and Methods: This analytical cross sectional study was carried out on 77 patients suffering from T1DM and 96 healthy children less than 18 years old referring to Yazd Diabetes Research Center from April 2018 to May 2019. The ABO blood group and Rh factor in both groups were determined. Fasting blood sugar (FBS) and hemoglobin A1C (HbA1c) were measured at baseline, 12 weeks, and 24 weeks in these patients, and the mean of FBS and HbA1C in three-time assessments were considered as the FBS and HbA1C variables. The statistical analysis was performed by SPSS software version 22. Results: About 46.8% in T1DM and 36.5% in the control groups were male. There was a significant difference between groups regarding blood groups (p-value: 0.042). Although the frequency of B+ was 33.8% and 19.8% in the T1DM and controls, respectively, AB+ and O+ were more prevalent in the controls. The mean of FBS was significantly different between groups (p-value: 0.023). Conclusions: The findings revealed that patients with blood group B are more likely to develop T1DM whereas those with blood group O showed a lower tendency towards diabetes.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 7-13
Author(s):  
Eliza Eliza ◽  
Imelda Telisa ◽  
Manuntun Rotua

Latar Belakang: International Diabetes Federation (IDF)  menyatakan bahwa lebih dari 382 juta orang di dunia penderita Diabetes mellitus. Indonesia merupakan negara yang menempati urutan ketujuh di dunia dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 10 juta jiwa. Perencanaan makan yang tidak baik menyebabkan tidak adanya keseimbangan asupan zat gizi pada penderita Diabetes mellitus. Tujuan penelitian untuk mengetahui asupan indeks glikemik pangan, status gizi dan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Sosial Kota Palembang. Metode: Jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study.  Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sebanyak 80 orang. Data asupan makanan responden diperoleh dengan wawancara  dengan metode food record 3 x 24 jam. Lingkar pinggang diukur menggunakan pita pengukur dengan ketelitian 0,1 cm. Komposisi lemak tubuh diukur  dengan menggunakan Body Index Analyzer (BIA). Pengukuran kadar glukosa darah dengan menggunakan glucometer. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 60,0% kadar glukosa darah pasien adalah hiperglikemia.  Kadar glukosa darah berhubungan asupan indeks glikemik pangan (p value = 0,018), lingkar pinggang (p value = 0.000) dan komposisi lemak tubuh ( p value = 0,021) Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara asupan indeks glikemik pangan, lingkar pinggang dan komposisi lemak tubuh dengan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Sosial Palembang.


Author(s):  
Arshad Yahya ◽  
Robina Shamim ◽  
Kuljeet S. Anand

Background: A relation between possible cardiovascular risk factors (hypertension and diabetes) and dementia has been studied in the past and an association has been documented, in spite of some studies pointing to the contrary. Our purpose is to analyze the relation between these risk factors and dementia and add some information to the existing concept and will try to conceptualize the pathogenesis of dementia.Methods: This was a cross sectional study. Patients were recruited from amongst those presenting to our department by convenient consecutive sampling method after taking consent. Five hundred patients of different types of dementia were enrolled. Hypertension was diagnosed using JNC7 criteria. World health organization (WHO) diagnostic criteria were used to diagnose diabetes mellitus. The open Epi software version 3 was used to find the absolute values after preparing 2×2 table. Continuous quantitative data were analyzed using chi square test. Odds ratio and Risk ratio were also calculated. For all statistical tests, a p Value less than 0.05 was taken to indicate significance.Results: Study provides the strong positive association of hypertension (HTN) and diabetes mellitus (DM) with vascular dementia (VaD) but the relationship of these risk factors were not positively correlated with other dementia. Conclusions: Positive association of these risk factors with vascular dementia were found but not with the other types of dementia.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-38
Author(s):  
Evi Safitri ◽  
Sumardi Sudarman ◽  
Nur Hamdani Nur

Indonesia menjadi salah satu negara dengan prevalensi diabetisi cukup tinggi dan diprediksi akan meningkat hingga 21,3 juta diabetes pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional desain Cross Sectional Study. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020 di wilayah kerja Puskesmas Pertiwi dengan jumlah sampel sebanyak 81 responden yang dihitung menggunakan rumus Slovin. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner food recall dan diolah menggunakan pedoman survey makanan konsumsi individu (SMKI) dan Aplikasi nutrisurvey. Data kemudian dianalisis dengan uji Chi square menggunakan SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi makan (p-value = 0,002 < 0,05), jumlah makan (p-value = 0,000 < 0,05), dan jenis makanan (p-value = 0,043 < 0,05) dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Diharapkan agar masyarakat terus menjaga pola makan agar terhindar dari risiko diabetes tipe 2.


2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 257-263
Author(s):  
Andoko Andoko ◽  
Dimas Ning Pangesti ◽  
Nurhayati Nurhayati

Knowledge and motivation in management of diabetes mellitus complicatingBackground: The increasing of diabetes mellitus prevalence and complication occurrence. The number of diabetes mellitus in 2018, there were 654 patients. A pre-survey in January 2019 on 15 respondents, 50.7% patients had a poor knowledge and 54.9% had a poor motivation to prevent complication of diabetes mellitus. Purpose: To know the correlation between knowledge and motivation in management of diabetes mellitus complicatingMethod: A quantitative with cross sectional method. The population was all outpatient  at Internal Polyclinic of Bhayangkara Polda Lampung Hospital and the samples were 48 patients. The instruments were questionnaires. The data analsysi by chi square.Results: Shows that 30 respondents (62.5%) had good a knowledge. The other 27 respondents (56.3%) had high motivation in management of diabetes mellitus complicating. There was correlation between knowledge and motivation in management of diabetes mellitus complicating (p value 0.029, OR 4.7).Conclusion: There was correlation between knowledge and motivation in management of diabetes mellitus complicating.The health practitioners should intensify the health promotion to patient by displaying posters and distributing leaflet for hospital visitors to improve their knowledge.Keywords: Knowledge; Motivation; Management; Diabetes mellitus; Complicating Pendahuluan: Adanya peningkatan prevalensi penderita DM, serta meningkatnya angka kejadian komplikasi penderita DM di RS Bhayangkara Polda Lampung tahun 2018 berjumlah 654 penderita. Dari presurvei bulan januari 2019 didapat 15 responden, tingkat pengetahuan kurang sekitar (50,7%) dan yang mempunyai motivasi rendah (54,9%).Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi penderita diabetes melitus.Metode: Penelitian kuantitatif, dan menggunakan cross sectional study, populasipasien yang menderita  diabetes melitus  di Poliklinik Penyakit Dalam RS Bhayangkara Polda Lampung. Sampelnya sebanyak 48 orang, instrumen menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan uji chi square.Hasil: Tingkat pengetahuan baik 30 responden (62.5%), motivasi tinggi 27 responden (56.3%).Ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi penderita DM dalam mencegah komplikasi ( p value 0,029. OR 4,7).Simpulan: Ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi penderita DM dalam mencegah komplikasi. Saran kepada RS Bhayangkara meningkatkan kegiatan promosi kesehatan tentang pola hidup yang baik bagi klien DM, dengan memasang poster dan membagian leaflet.


2021 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
Author(s):  
Weny Amelia ◽  
Fitria Alisa ◽  
Lola Despitasari

Pasien Diabetes Mellitus (DM) termasuk kelompok rentan terhadap infeksi bakteri dan virus karena kondisi hiperglimia yang dialaminya. Kondisi pandemi COVID-19 merupakan kondisi yang mengancam bagi penderita DM sebagai kelompok rentan. Penerapan diet merupakan salah satu komponen utama dalam keberhasilan penatalaksanaan diabetes, akan tetapi sering kali menjadi kendala dalam pelayanan diabetes karena dibutuhkan kepatuhan. Kepatuhan penderita DM terhadap pengaturan dan perencanaan pada pola makan merupakan salah satu kendala yang paling sering terjadi pada pasien DM, Untuk menjalani kepatuhan diet maka banyak sekali penderita mengalami stress akibat dari pembatasan pola makan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Masa Pandemic Di Puskesmas Andalas Padang. Jenis penelitian adalah survey analitik dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang berkunjung ke Puskesmas Andalas Padang dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang yang diambil secara simple random sampling. Hasil penelitian diolah menggunakan uji Chi-Square dengan p value 0,67 (p ≥ 0.05.  Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan hubungan stres dengan kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus Tipe II pada masa pandemic di Puskesmas Andalas Padang. Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan lagi untuk penatalaksanaan pada pasien Diabetes Melitus dan dapat melakukan pengelolaan DM di masyarakat dengan berperan sebagai edukator yang dapat mengedukasi pasien DM khususnya dalam manajemen diet terutama pada masa pandemic sekarang ini


Diabetes ◽  
2018 ◽  
Vol 67 (Supplement 1) ◽  
pp. 2393-PUB
Author(s):  
KENICHIRO TAKAHASHI ◽  
MINORI SHINODA ◽  
RIKA SAKAMOTO ◽  
JUN SUZUKI ◽  
TADASHI YAMAKAWA ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document