Faktor Risiko Kebiasaan Tinggal di Rumah Etnis dan Membuang Dahak Sembarang pada Kejadian TB Paru Di Kabupaten Jayawijaya, Papua
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) paru masih merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan kematian pada jutaan orang setiap tahun. Kabupaten Jayawijaya pada 2016 yang diperiksa dahak sebanyak 301 kasus dengan BTA positifnya 64 kasus bila kondisi ini terus meningkat dan berlanjut setiap tahunnya, maka Kabupaten Jayawijaya akan kehilangan manusia yang produktif. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kebiasaan tinggal di rumah etnis dan membuang dahak sembarang dengan kejadian TB paru di Kabupaten Jayawijaya.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian stu dyobservasional analitik dengan pendekatan case control. Subjek penelitian adalah 100 responden, yang terdiri dari 50 kasus terdiagnosis TB paru BTA positif dan 50 kontrol yang terdiagnosis BTA negatif. Pengumpulan data: wawancara, observasi langsung dan pengukuran. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji Chi square dengan nilai p <0,05.Hasil: Hasil Analisis univariat pencahayaan alami dalam menunjukkan rumah rata-rata kasus 23,95 lux dan kontrol 24,20 lux, kelembaban rumah rata-rata 52,38 %, kontrol 51,59%,, suhu rumah rata-rata kasus 27,490C,kontrol 27,260C. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan kebiasaan tinggal dirumah etnis honai dengan OR = 2,667 dan kebiasaan membuang dahak sembarang dengan OR = 4,750.Simpulan: Kebiasaan membuang dahak sembarang, dan kebiasaan tinggal di rumah etnis merupakan faktor risiko kejadian TB paru. Maka perlu adanya sosialisasi terkait faktor risiko kejadian TB terhadap penderita dan masyarakat umum, serta perlu adanya perbaikan lingkungan fisik rumah dan sanitasi rumah. ABSTRACTTitle: Risk Factors For Habitual Living in Ethnic House and Sputum Spit the Pulmonary TB Jayawijaya District, PapuaBackground : Tuberculosis of the lung is still a health problem that causes death to millions of people every year. Jayawijaya in 2016 examined 301 sputum smear positive cases with 64 cases if this condition continues to increase and continues each year, then the Jayawijaya Regency will lose a productive human being. This study aims to analyze the relationship between ethnic home stay habits and throw sputum arbitrarily with the incidence of pulmonary TB in Jayawijaya District.Methods : This research is an observational analytic study with case control approach. The subjects were 100 respondents, consisting of 50 cases diagnosed with positive smear pulmonary tuberculosis and 50 controls diagnosed with smear negative. Data collection: interviews, direct observation and measurement. Statistical analysis was performed using Chi square test with p value < 0,05. Results: The results of the univariate analysis showed that natural lighting in the house the average cases of 23,95 lux and control 24,20 lux, the average humidity of the house was 52,38%, control 51,59% ,, the average house temperature was 27,490C, control 27,26 0C. Bivariate analysis showed that there was an association of habitual residence of ethnic homes honai with OR = 2,667 and spiraling habit of spitting with OR = 4,750Conclusion: The habit of sputtering any sputum, and the habit of living in ethnic homes is a risk factor for pulmonary TB incidence. So the need for socialization related risk factors for TB incidence of patients and the general public, and the need for improvement of the physical environment of home and sanitation.