INTEGRASI AGAMA DAN BUDAYA: Kajian Tentang Tradisi Maulod dalam Masyarakat Aceh
<p>Islam and tradition in Aceh Community likes substance and attribut that cannot be separated each other. Religion and culture has been integrated in way of life, system social, culture and Islamic values. In cultural perspective, tradition of <em>maulod</em> has become deeping ritual of religion that integrated by values of religion and tradition that connected each other. This study used sociological and religion anthropology approach by using data collection such as observation, interview and library research. The result of this study describe that in <em>maulud</em> tradition in Aceh, there are integrated between religion and culture. Islam influence culture deeply in the same manner as almost whole social life aspects of Aceh community. These are can be found in process of <em>uroe maulod </em>(the day of <em>maulod</em>), <em>idang meulapeh </em>(beverage of <em>maulod</em>)<em>,</em> <em>dzikee maulod </em>(repeatedly chant part of the confession of islamic faith)<em> </em>and<em> </em>Islamic missionary<em>. </em>Indeed, <em>maulod</em> celebration is done not only in a month but also in three months namely; Rabi’ul Awwal (<em>mulod awai/</em>the<em> </em>first <em>maulod</em>), Rabi’ul Akhir (<em>maulod teungoh/ </em>the<em> </em>middle <em>maulod</em>) dan pada bulan Jumadil Awwal (<em>maulod ache/</em>the last <em>maulod</em>).</p><p><strong> </strong></p>Islam dan adat dalam masyarakat Aceh bagaikan zat dan sifat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Agama dan budaya terintegrasi dalam pandangan hidup, sistem sosial, budaya, dan nilai-nilai Islam. Dari konteks budaya, tradisi <em>maulud</em> menjadi praktek keagamaan yang kental dengan integrasi nilai-nilai agama dan adat yang saling berkelit kelindang. Kajian ini menggunakan pendekatan sosiologi dan antropologi agama dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam tradisi <em>maulod</em> di Aceh terjadi integrasi antara agama dan budaya. Islam mewarnai budaya secara begitu kental, sebagaimana juga ditemukan dalam hampir seluruh aspek kehidupan bagi masyarakat Aceh. Hal ini dapat dilihat dalam proses<em> uroe maulod</em>, <em>idang meulapeh,</em> <em>dzikee maulod</em>, dakwah Islamiyah. Bahkan perayaan <em>maulod</em> tidak hanya sebatas satu bulan saja, namun dilaksanakan dalam tiga bulan yaitu, Rabi’ul Awwal (<em>mulod awai</em>), Rabi’ul Akhir (<em>mulod teungoh</em>) dan pada bulan Jumadil Awwal (<em>mulod akhe</em>).