scholarly journals AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL BUAH Syzygium polyanthum TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli

2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 64-68
Author(s):  
Agni Rimba Mawan ◽  
Sri Endah Indriwati ◽  
Suhadi Suhadi

Buah salam (Syzygium polyanthum) memiliki manfaat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak metanol buah Syzygium polyanthum terhadap pertumbuhan bakteri Escherchia coli. Ekstraksi dilakukandengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 40%, 60%, dan 80%, dengan tetracycline sebagai kontrol positif dan aquades sebagai kontrol negatif. Aktivitas antibakteri diuji dengan menggunakan metode one way anova, dilanjutkan dengan uji LSD (least signifiance diffrent). Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak buah Syzygium polyanthum berpengaruh signifian dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli(p <0,05). Konsentrasi 80% memiliki aktivitas paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli, yang tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 60% dan kontrol positif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak metanol buah Syzygium polyanthum memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherchia coli

Biocelebes ◽  
2022 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 90-97
Author(s):  
Gaby Maulida Nurdin

This study aimed to determine the effect of concentration ethanol extract from tembelakan leaf (Lantana camara Linn)  on bacteria growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Extraction was done by maceration using ethanol 96% and then separated using rotary evaporator. Antibacterial activity test of the ethanol extract by Well agar diffusion method. Variation in crude extract saponin used in this study was 5%, 10%, 15%, 20%, 25% and positive controls were used for comparison with Amoxicilin and Chloramphenicole concentration of 25 µg/mL and DMSO as a negative control. The results of antibacterial activity test is indicated by the formation of growth inhibitory region S. aureus and E. coli. The result of growth inhibitory regions was analyzed by One way ANOVA. One way ANOVA test results indicate that there are effects of ethanol extract concentration of tembelekan leaf (L. camara Linn) against S. aureus and E. coli. Effective concentration of ethanol extract tembelekan leaf (L. camara Linn) when compared with positive control to inhibit the growth of S. aureus and E. coli is at 25% with a relatively strong antibacterial activity. Test with phytochemicals screening method which is showed that tembelekan leaf contains the flavanoid, saponins, and tannins compounds as antibacterial


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Alce Magani ◽  
Trina Tallei ◽  
Beivy Kolondam

Uji Antibakteri Nanopartikel Kitosan terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.(Antibacterial Test of Chitosan Nanoparticles against Staphylococcus Aureus and Escherichia coli) Alce K. Magani*, Trina E. Tallei, Beivy J. KolondamProgram Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115*Email korespondensi: [email protected] (Article History: Received 30-12-2019; Revised 15-01-2020; Accepted 23-01-2020) Abstrak Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat membunuh bakteri penyebab infeksi. Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang dapat menimbulkan infeksi atau penyakit dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas bakteri patogen dengan memakai nanopartikel kitosan sebagai antibakteri yang dibuat dalam empat konsentrasi (0,5%, 1%, 1,5% dan 2%) serta penggunaan kontrol asam asetat 1%, ciprofloxacin dan air steril sebagai pembanding. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode gelasi ionik untuk pembuatan nanopartikel kitosan dan difusi agar untuk pengujian antibakteri. Data dianalisis dengan One Way Anova yang dilanjutkan dengan metode BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian diperoleh penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli tertinggi pada konsentrasi 0,5%, dengan diameter zona hambat hari pertama sampai hari ketiga 12,31 mm, 9,98 mm, dan 20,46 mm pada S. aureus dan 15,88 mm, 18,71 mm, dan 20,43 mm pada E. coli, kategori kuat, dan bersifat bakteriostatik dan penghambatan terendah pada konsentrasi 2% dengan diameter zona hambat pada S. aureus yaitu 5,56 mm, 5,50 mm, dan 5,40 mm, dan pada E. coli yaitu 5,93 mm, 9,64 mm, dan 12,58 mm, kategori sedang, dan bersifat bakteriostatik. Kata kunci: Kitosan, nanopartikel kitosan, aktivitas antibakteri.  Abstract Antibacteria is a substance that can inhibit the growth of bacteria and able to kill bacteria that cause infections. Staphylococcus aureus and Escherichia coli are Gram positive and Gram negative bacteria that able to cause infections or diseases. This study aimed to examine the activity of pathogenic bacteria by using chitosan nanoparticles as antibacterial. The treatments were made in four concentrations (0.5%, 1%, 1.5% and 2%) and, for comparison, there were also acetic acid control, ciprofloxacin and sterile water. The research method used is the ionic gelation method for the manufacture of chitosan nanoparticles and agar diffusion for antibacterial testing. Data were analyzed with One Way Anova followed by LSD (Least Significant Difference) method. The results showed the highest inhibition of growth of S. aureus and E. coli bacteria at a concentration of 0.5%, with a diameter of inhibition zones of the first day to the third day of 12.31 mm, 9.98 mm, and 20.46 mm in S. aureus and 15,88 mm, 18,71 mm, and 20,43 mm in E. coli, the strong category, and are bacteriostatic and the lowest inhibition was at 2% concentration with inhibition zone diameters in S. aureus namely 5.568 mm, 5.50 mm, and 5, 40 mm, and in E. coli, 5.93 mm, 9.63 mm and 12.58 mm, the medium category and bacteriostatic.Key words: Chitosan, nanoparticles chitosan, antibacterial activity.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Alce K Magani ◽  
Trina E Tallei ◽  
Beivy J Kolondam

Uji Antibakteri Nanopartikel Kitosan terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.(Antibacterial Test of Chitosan Nanoparticles against Staphylococcus aureus and Escherichia coli) Alce K. Magani*, Trina E. Tallei, Beivy J. KolondamProgram Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115*Email korespondensi: [email protected] (Article History: Received 30-12-2019; Revised 15-01-2020; Accepted 23-01-2020) Abstrak Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat membunuh bakteri penyebab infeksi. Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang dapat menimbulkan infeksi atau penyakit dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas bakteri patogen dengan memakai nanopartikel kitosan sebagai antibakteri yang dibuat dalam empat konsentrasi (0,5%, 1%, 1,5% dan 2%) serta penggunaan kontrol asam asetat 1%, ciprofloxacin dan air steril sebagai pembanding. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode gelasi ionik untuk pembuatan nanopartikel kitosan dan difusi agar untuk pengujian antibakteri. Data dianalisis dengan One Way Anova yang dilanjutkan dengan metode BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian diperoleh penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli tertinggi pada konsentrasi 0,5%, dengan diameter zona hambat hari pertama sampai hari ketiga 12,31 mm, 9,98 mm, dan 20,46 mm pada S. aureus dan 15,88 mm, 18,71 mm, dan 20,43 mm pada E. coli, kategori kuat, dan bersifat bakteriostatik dan penghambatan terendah pada konsentrasi 2% dengan diameter zona hambat pada S. aureus yaitu 5,56 mm, 5,50 mm, dan 5,40 mm, dan pada E. coli yaitu 5,93 mm, 9,64 mm, dan 12,58 mm, kategori sedang, dan bersifat bakteriostatik. Kata kunci: Kitosan, nanopartikel kitosan, aktivitas antibakteri.  Abstract Antibacteria is a substance that can inhibit the growth of bacteria and able to kill bacteria that cause infections. Staphylococcus aureus and Escherichia coli are Gram positive and Gram negative bacteria that able to cause infections or diseases. This study aimed to examine the activity of pathogenic bacteria by using chitosan nanoparticles as antibacterial. The treatments were made in four concentrations (0.5%, 1%, 1.5% and 2%) and, for comparison, there were also acetic acid control, ciprofloxacin and sterile water. The research method used is the ionic gelation method for the manufacture of chitosan nanoparticles and agar diffusion for antibacterial testing. Data were analyzed with One Way Anova followed by LSD (Least Significant Difference) method. The results showed the highest inhibition of growth of S. aureus and E. coli bacteria at a concentration of 0.5%, with a diameter of inhibition zones of the first day to the third day of 12.31 mm, 9.98 mm, and 20.46 mm in S. aureus and 15,88 mm, 18,71 mm, and 20,43 mm in E. coli, the strong category, and are bacteriostatic and the lowest inhibition was at 2% concentration with inhibition zone diameters in S. aureus namely 5.568 mm, 5.50 mm, and 5, 40 mm, and in E. coli, 5.93 mm, 9.63 mm and 12.58 mm, the medium category and bacteriostatic.Key words: Chitosan, nanoparticles chitosan, antibacterial activity.


Author(s):  
Wahyu Tusi Wardani ◽  
Rahmadhanti Dwi Andraini

Background: Cloves have an active bacteria-killing substance such as eugenol compound, eugenol acetate and caryophyllene. This research uses clove leaves because they have not been utilized maximally and still considered to be less useful waste. The main component in clove leaf essential oil is eugenol, in clove leaf essential oil is generally between 80-88%.Objective: The purpose of this research is whether clove leaf infusion has antibacterial activity toward Escherchia Coli and how much infusion concentration of clove leaf that is effective toward coli bacteria.Methods: This research was an experimental study by using purposive sampling method, with dry leaf criteria, brown color, and not moldy. Making extracts in this study used the infundation method. This study used three concentrations of clove leaf infusion, namely with a concentration of 1.1%, 2.3%, 4.5%. The antibacterial test used the Kirby Baure method to determine the sensitivity of gram-negative microorganisms Escherchia coli.Results: The results in this study were iradical that from various concentrations in clove leaf infusion samples 1.1%, 2.3%, 4.5% could cause antibacterial effectiveness toward Escherchia coli. The concentration of clove leaf infusion that is effective toward Escherchia coli bacteria is a concentration of 4.5%. Test statistical analysis used One Way One Anova Analysis. Based on the results, there were significant differences between all groups because of the sig. <0.05. While the One Way Anova Post Hoc Analysis test results have 2 results, there was no difference and there were significant differences between treatments.Conclusion: Clove leaf infusion can cause antibacterial effectiveness toward Escherchia coli.Keywords: Clove leaf infusion, Kirby Baure Method, Escherchia coli.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Choirul Huda ◽  
Amalia Eka Putri ◽  
Devri Windi Sari

Durian leaf (Zibethinus folium) is part of the plant that has antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of Zibethinusfoliumfraction against Escherichia coliATCC 25922 in vitro. The research method used is experimental. Leaf samples were extracted using maceration method with 70% ethanol and purified by fractionation methods using aqua distilled, n-hexane, and ethyl acetate. Positive controlisclindamycin gel and negative controlis5% DMSO. Statistical analysis was performed with One-Way Anova. Phytochemical screening results show that macerateZibethinus folium contains flavonoids, tannins, saponins and steroids. The test results of antibacterial activity aqua distilled fraction and ethyl acetate fraction of macerateZibethinus foliumshows antibacterial activity against Escherichia coliATCC 25922, while the n-hexane fraction of macerateZibethinus foliumshowed no antibacterial activity against Escherichia coliATCC 25922. aqua distilled fraction of 40% showed a response the most well barriers with zone of inhibition 8.33 ± 0.76 mm, meaning that aqua distilled fraction of 40%  including medium category. 


Author(s):  
I Made Arthawan ◽  
Hapsari Mahatmi ◽  
I Nengah Kerta Besung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran bakteri dan residu antibiotik daging babi, serta memberi gambaran penanganan daging yang dijual di pasar tradisional di Kecamatan Abiansemal dan Kuta, Badung. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional menggunakan kuisioner dan pengujian cemaran bakteri dan residu antibiotik daging babi. Data kuisioner dan sampel daging dikumpulkan dari 26 penjual dari 8 pasar tradisional, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif.  Uji cemaran bakteri dilakukan dengan menghitung nilai Total Plate Count, Coliform, Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, dan Campylobacter sp. Uji residu antibiotik dilakukan dengan metode tapis secara bioassay terhadap antibiotik tetrasiklin dan penisilin. Hasil menunjukkan nilai rerata Total Plate Count 3,7 x 105 dengan kisaran 7,3 x 103 - 1,5 x 106 koloni/gram. Rerata Coliform dan Escherchia coli adalah 1,3 x 105 dan 2,1 x 104 dengan kisaran 1,1 x 103 - 4,4 x 105 koloni/gram dan 4,5 x 101 - 9,7 x 104 koloni/gram. Cemaran Staphylococus aureus adalah negatif hingga 2 x 101 koloni/gram.  Cemaran Salmonella sp dan Campylobacter sp. adalah negatif. Residu antibiotik tetrasiklin dan penisilin masing-masing sebesar 15,38% dan 11,54% dari seluruh sampel daging babi. Tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penanganan dan sanitasi daging adalah 50% responden kategori cukup dan 50% kategori kurang paham dan kurang sadar tentang sanitasi. Faktor yang mempengaruhi tingkat cemaran bakteri yaitu tindakan praktik higiene dan sanitasi penjual daging babi yaitu 7,7% kategori baik, 80,8% kategori cukup dan 11,5% dengan kategori kurang. Disimpulkan bahwa daging babi di pasar tradisional Kecamatan Abiansemal dan Kuta Kabupaten Badung tercemar bakteri dan mengandung residu antibiotik, serta dilihat dari aspek kesehatan masyarakat veteriner tidak layak untuk dikonsumsi.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 8-17
Author(s):  
Siti Hartini ◽  
Eliya Mursyida

Escherichia coli (E. coli) dan Shigella dysenteriae (S. dysenteriae) merupakan bakteri penyebab diare. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatan untuk diare adalah daun pepaya. Daun papaya memiliki kandungan senyawa aktif seperti papain, tanin, alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, dan steroid yang diduga memiliki efek antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) dengan berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan bakteri  E. coli dan S. dysenteriae. Penelitian ini menggunakan rancangan post-test only with control group dengan metode difusi kertas cakram (Kirby-Bauer). Zona hambat yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong dan dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun papaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. dysenteriae secara in-vitro. Analisis uji statistika didapatkan (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan nyata antar kelompok perlakuan setelah pemberian ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. dysenteriae.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 191-197
Author(s):  
Lutfiah Fitriani ◽  
Maria Tuntun ◽  
Marhamah Marhamah

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di usus besar manusia sebagai flora normal. Serai wangi merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki kandungan senyawa yang bersifat antibakteri. Serai wangi diketahui memiliki kandungan alkaloid, terpenoid, saponin, flavonoid, dan tanin. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui daya hambat ekstrak serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendl terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan metode Difusi Kirby Bauer. Konsentrasi ekstrak serai wangi yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% dengan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak serai wangi mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922 pada konsentrasi 10%-100% dengan rerata zona hambat 6,80mm – 16,70 mm. Analisa data menggunakan uji One-way Anova dengan hasil nilai P=0,000 (P<0,05) menunjukan bahwa ekstrak berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922, dilanjutkan uji beda nyata terkecil dengan P<0,05 menunjukan adanya perbedaan yang nyata setiap konsentrasi. Pada konsentrasi 100% dengan konsentrasi 50%-10%, konsentrasi 90% dan 80% dengan konsentrasi 40%-10%, konsentrasi 70% dengan konsentrasi 30%-10%, konsentrasi 60% dan 50% dengan konsentrasi 20%-10%, dan konsentrasi 40% dengan konsentrasi 10%.


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Noor Elfa ◽  
Rasyidah Rasyidah

Awal pandemi Covid-19 terjadi kelangkaan bahan baku hand sanitizer yaitu alkohol. Alkohol merupakan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer Alkohol dipisahkan dengan destilasi fraksinasi menggunakan kolom. Pada kolom terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda di setiap platnya untuk pemurnian destilat dibawahnya. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui kefektifan penggunaan jenis kolom vigreux dan kolom hemple pada destilasi fraksinasi air tape ketan dan singkong (2) mengetahui persentase kadar alkohol maksimal dari kedua air tape tersebut (3) mengetahui daya hambat hand sanitizer terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium menggunakan air tape ketan dan singkong Gambut. Data dianalisis dua faktor yaitu jenis kolom dan jenis air tape dengan uji Normalitas, jika data berdistribusi normal dilakukan uji parametrik One Way Anova, jika tidak berdistribusi normal dilakukan uji non paramterik Kruskal-Wallis. Hasilnya adalah jenis kolom destilasi dan jenis air tape berpengaruh signifikan terhadap persentase kadar alkohol. Kolom vigreux lebih efektif dibandingkan kolom hemple pada proses destilasi air tape, destilasi air tape singkong dengan kolom vigreux memberikan rendemen 15,95 % per 1000 mL air tape singkong dengan kadar alkohol 90,44 % sedangkan air tape ketan memberikan rendemen 9,18 % per 1000 mL air tape ketan dengan kadar alkohol 87,91 %. Aktivitas antibakteri alkohol hasil destilasi dari air tape ketan dan singkong memberikan pengaruh bermakna dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Dengan demikian kolom vigreux lebih efektif dibandingkan kolom hemple dalam produksi alkohol.


Author(s):  
Mia Irawan ◽  
Febri Nur Ngazizah ◽  
Riky Riky ◽  
Iqlila Romaidha ◽  
Iqlila Romaidha

Abstrak Hutan Kalimantan merupakan hutan hujan tropis terluas yang menjadi salah satu tempat dengan keanekaragaman hayati yang berpotensi untuk pengembangan dalam bidang kesehatan/pengobatan, salah satu tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan adalah akar kait-kait (Uncaria acida (Hunt.) Roxb.). Tumbuhan ini memiliki senyawa alkaloid indol, triterpen, flavonoid dan fenilpropanoid berperan sebagai antibakteri. Pada penelitian ini dilakukan uji antibakteri menggunakan metode Kirby Bauer untuk menentukan aktivitas antibakteri yang ditandai dengan terbentuknya zona hambat disekitar kertas cakram. Bakteri yang diuji adalah E. coli. E. coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang dapat menyebabkan diare ringan. Ekstrak yang diuji pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun U. acida dengan perlakuan 5 variasi konsentrasi (5 mg/ml, 15 mg/ml, 30 mg/ml, 40 mg/ml dan 50 mg/ml). Hasil rata-rata zona hambat ekstrak etanol daun U. acida dalam konsentrasi 5 mg/ml yaitu 8,1 mm dalam kategori lemah, konsentrasi 15 mg/ml yaitu 8,3 mm dalam kategori lemah, konsentrasi 30 mg/ml yaitu 9,1 mm dalam kategori lemah, 40 mg/ml yaitu 9,2 mm dalam kategori lemah dan 50 mg/ml dalam kategori sedang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA, dengan signifikansi (? > 0.05 ) yang berarti bahwa data zona hambat pada uji pertumbuhan bakteri E. coli pada ke 5 konsentrasi tersebut berpengaruh terhadap zona hambat bakteri E. coli. Kata kunci : Uncaria acida (Hunt.) Roxb, Escherichia coli, metode Kirby Bauer.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document