scholarly journals Konstruksi Pemberitaan Kepala Daerah di Kota Makassar Terkait COVID-19

Warta ISKI ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 17-26
Author(s):  
Nur Jannah ◽  
Alem Febri Sonni

Penelitian ini bertujuan melihat kontruksi media online Makassar Terkini.id, edisi 16 hingga 27 Mei 2020 terkait pemberitaan kebijakan penanganan kasus pandemi COVID-19 dari Pejabat Wali Kota Makassar, Prof. Yusran Jusuf dan Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Nurdin Abdullah. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis framing Robert N. Entman. Define problem pemberitaan menunjukkan kebijakan penanganan pandemi COVID-19 dari Pejabat Wali Kota Makassar, Prof. Yusran Jusuf bertentangan dengan kebijakan Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Nurdin Abdullah. Diagnose cause Prof. Yusran Jusuf ingin melakukan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar di tengah meningkatnya kasus pandemi COVID-19 di Kota Makassar, sehingga Gubernur memberikan teguran kepada Prof. Yusran Jusuf. Make moral judgment, Prof. Yusran Jusuf harus membuat aturan sesuai kondisi geografis, dan Treatment recommendation menyarankan agar kebijakan yang diambil sesuai arahan pemerintah pusat sekaligus menciptakan koordinasi yang baik.

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 17-36
Author(s):  
Zanniro Sururi Hsb

This study explores the Indonesian Ulema Council’s polemic coverage about the concept of Islam Nusantara through online media framing analysis. To look at online media framing, I use qualitative methods with Robert N. Etnman’s framing study that examines two things: selecting issues and the emphasis or promotion of certain aspects. The analysis contained four concepts: defining problems, diagnosing causes, making a moral judgment, and treatment recommendations. The results showed that three online media gave rise to a variety of news reports. Detiknews.com brings up news about scholars’ polemic in the Indonesian Ulema Council area behind Islam Nusantara’s concept eight times, CNNIndonesia.com five times, and Kompas.com three times. Interpretations of the three online media have different attitudes. Detiknews.com in framing can not be said to be neutral, but there has been a bit of a splash of neutrality by displaying statements as a bit of a counterparty, although dominated by pre-party views. CNNIndonesia.com is more impressed to provoke the public to respond to the construction of reality in framing because many use the election diction provocative title. Kompas.com is more neutral compared to Detiknews.com and CNNIndonesia.com. Kompas media tends to use the principle of cover both sides, and the news is more in the form of articles or public opinion.Studi ini mencoba untuk mengeksplorasi pemberitaan polemik Majelis Ulama Indonesia tentang konsep Islam Nusantara melalui analisis framing media online. Untuk melihat framing media online, penulis menggunakan metode kualitatif dengan analisis framing Robert N. Etnman yang mengkaji dua hal, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu. Analisis tersebut terdapat empat konsep, yaitu define problems (pendefenisian masalah), diagnose causes (memperkirakan penyebab masalah), make moral judgement (membuat pilihan moral), dan treatment recommendation (menekankan penyelesaian). Hasil studi menunjukkan bahwa tiga media online memunculkan vitur berita yang beragam. Detiknews.com memunculkan berita tentang polemik ulama di kawasan MUI dibalik konsep “Islam Nusantara sebanyak 8 kali”, CNNIndonesia.com sebanyak 5 kali, dan Kompas.com sebanyak 3 kali. Interpretasi dari ketiga media online tersebut memiliki sikap berbeda-beda. Detiknews.com dalam melakukan framing belum bisa dikatakan netral, akan tetapi sudah ada sedikit percikan kenetralan dengan menampilkan pernyataan sekelumit pihak kontra walaupun didominasi pernyataan pihak yang pro. CNNIndonesia.com lebih terkesan memprovokasi masyarakat untuk menanggapi konstruksi realitas yang di framing karena banyak menggunakan pemilihan diksi judul yang provokatif. Kompas.com lebih netral dibandingkan dengan Detiknews.com dan CNNIndonesia.com. Media Kompas cenderung menggunakan prinsip cover both side dan pemberitaannya lebih banyak berbentuk artikel ataupun opini masyarakat.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 85-104
Author(s):  
Kheyene Molekandella Boer ◽  
Mutia Rahmi Pratiwi ◽  
Nalal Muna

This study aims to identify the coverage of the Covid-19 Task Force in the three online editions of March 20-23, 2020. The four stages of Framing Entmant include: Define Problem, Diagnose Cause, Make moral judgment, and Treatment recommendations. This research uses Robert N. Entman's framing analysis method with a qualitative approach. The results showed that Define Problem in reporting related to government policy in cooperating with influencers was considered not the right choice, the diagnosis cause was shown in the form of indifference to millennials in response to the Covid-19 pandemic, Make a moral judgment in the form of an assertion that influencers were not paid in this program as a form of their contribution to the country, and the treatment recommendations offered are that the government equip influencers with a strong understanding of COVID-19 before becoming a mediator in delivering messages to millennials. Online media is a public space that is considered important as a reference in increasing general information literacy so that the news is expected to be more objective and educational.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemberitaan mengenai Gugus Tugas penanganan Covid-19 di ketiga media online tersebut edisi 20-23 Maret 2020. Empat tahap Framing Entmant mencakup: Define Problem, Diagnose Cause, Make moral judgment dan Treatment recommendation. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing Robert N. Entman dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Define Problem dalam pemberitaan berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam menggandeng para influencer dinilai bukan pilihan yang tepat, Diagnose cause ditunjukkan dalam bentuk sikap acuh para generasi milenial dalam menanggapi pandemi Covid-19, Make moral judgment dalam bentuk penegasan bahwa para influencer tidak dibayar dalam program ini sebagai bentuk kontribusi mereka kepada negara, dan treatment recommendation yang ditawarkan adalah pemerintah membekali influencer pemahaman yang kuat terkait covid-19 sebelum menjadi mediator penyampai pesan bagi milenial. Media online merupakan ruang publik yang dianggap penting sebagai rujukan dalam meningkatkan literasi informasi masyarakat, sehingga pemberitaannya diharapkan agar lebih objektif dan mendidik.


Koneksi ◽  
2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 366
Author(s):  
Nishya Gavrila ◽  
Farid Rusdi

On July 29, 2019, Jakarta's air quality was ranked first on the AirVisual.com website with the worst air quality statement in the world. According to AirVisual.com, Jakarta's Air Quality Index (AQI) stands at 188, which means the air quality in Jakarta is not healthy. On the same date, Detik.com and Kompas.com reported on the poor quality of Jakarta's air. The reason the author chose the latter is because based on the Alexa.com site, both news portals have the highest number of visitor readers in Indonesia. This study aims to determine and analyze Detik.com and Kompas.com in framing unhealthy air quality in Jakarta. The approach in this study uses a constructivist paradigm. by using Robert N. Entman's framing model that defines problems, diagnoses causes, makes moral judgment and recommendation treatment. From the results of this study, Detik.com further explained the response of Anies Baswedan regarding poor air quality in Jakarta, while on Kompas.com that poor air quality in Jakarta was a challenge for the government and the government could be convicted if it continued. Pada tanggal 29 Juli 2019, kualitas udara Jakarta menempati peringkat pertama di situs AirVisual.com dengan pernyataan kualitas udara terburuk di dunia. Menurut AirVisual.com, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada pada angka angka 188, yang artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Pada tanggal yang sama Detik.com dan Kompas.com memberitakan tentang buruknya kualitas udara Jakarta. Alasan penulis memilih kedua tersebut karena berdasarkan situs Alexa.com, kedua portal berita tersebut memiliki jumlah pengunjung pembaca terbanyak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Detik.com dan Kompas.com dalam membingkai kualitas udara di Jakarta yang tidak sehat.Pendekatan dalam penelitian ini memakai paradigma konstruktivis, dengan menggunakan framing model Robert N. Entman yakni define problems, diagnose cause, make moral judgement dan treatment recommendation. Dari hasil penelitian ini, Detik.com lebih menjelaskan tanggapan dari Anies Baswedan terkait buruknya kualitas udara Jakarta, sementara pada Kompas.com bahwa buruknya kualitas udara di Jakarta merupakan tantangan pemerintah dan pemerintah bisa dipidana jika terus dibiarkan.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 80-96
Author(s):  
Faishal Luthfi Wanda Bukhroni ◽  
Vinisa N. Aisyah

Ahmad Dhani telibat dalam kasus ujaran kebencian dan akhirnya divonis bersalah atas cuitannya di Twitter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana TvOne membingkai berita kasus ujaran kebencian yang dilakukan oleh Ahmad Dhani. Model framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah model framing milik Robert N. Entman yang berfokus pada pemilihan isu dan penonjolan aspek dari suatu berita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan  menggunakan tiga berita TvOne pada periode November 2017 sampai Februari 2019 sebagai unit analisisnya, yang dianalisa dengan melihat teks, durasi dan scene. Berdasarkan element framing Entman yaitu Define Problem, Diagnose Cause, Moral Judgement, dan Treatment Recommendation, hasil penelitian menunjukkan tiga hal dalam pemberitaan tersebut, yaitu ketidakberimbangan narasumber, pengulangan narasi Ahmad Dhani tidak bersalah, dan kontroversi UU ITE di Indonesia.Ahmad Dhani was involved in the case of hate speech and was ultimately convicted of his post on Twitter. This study aims to find out how TvOne framed the case of hate speech committed by Ahmad Dhani. The framing model used in this study is Robert N. Entman's framing model, focusing on the selection of issues and highlighting aspects of a story. This study used a qualitative method using three TvOne clips from November 2017 until February 2019 as the unit of analysis, analyzed by looking at the text, duration and scene. Based on Entman's framing elements such as Define Problem, Diagnosis Cause, Moral Judgment, and Treatment Recommendation, the results of the study identified three frames in the news, including the imbalance of the sources, the narrative of Ahmad Dhani's innocence, and the controversy over the ITE Law in Indonesia. 


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
I Made Surya Prayoga

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemberitaan media online mengenai peran generasi milenial terkait promosi pariwisata selama pandemi covid-19. Genarasi milenial merupakan generasi yang sangat potensial karena kemampuanya dalam mengadopsi teknologi yang diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi industri pariwisata yang tengah terpuruk akibat wabah covid-19 melalui promosi pariwisata yang berbasis teknologi atau digital marketing. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing Robert N. Entman dengan pendekatan kualitatif. Empat tahap Framing Entmant mencakup: define problem, diagnose cause, make moral judgment dan treatment recommendation. Hasil penelitian ini juga menunjukan beberapa hal  penting diantaranya adalah define problem yaitu belum optimalnya peran generasi milenial sebagai ujung tombak dalam promosi pariwisata di Indonesia. Diagnose cause yaitu belum optimalnya peran generasi milenial akan menyebabkan industri pariwisata kian lesu dan tidak dapat bangkit dari keterpurukaan keadaan saat pandemi covid-19. Make moral judgment dimana pihak pemerintah berusaha memberikan pelatihan-pelatihan serta penguatan guna mempertegas peran dan fungsi generasi milenial sebagai ujung tombak di dalam promosi pariwisata di Indonesia. Treatment recommendations yaitu penting bagi semua pihak untuk mendukung penuh generasi milenial dalam mempromosikan pariwisata, kemampuan dari karakteristik generasi milenial yang sangat mudah mengadopsi teknologi baru, diharapakan dapat mempermudah generasi milenial dalam memaksimalkan setiap peluang guna mempromosikan wisata Indonesia ke seluruh pelosok dunia di era new normal. Melalui temuan penelitian ini diharapkan media online mampu membantu pemerintah menyampaikan pesan dan pemberitaan positif sehingga mampu tetap menumbuhkan optimisme di tengah masyarkat.


2020 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 109
Author(s):  
Bunga Wahyu Kartikasari ◽  
Arif Wibawa ◽  
Prayudi Prayudi

There are many mass media in Indonesia which is not implementing the concept of equality gender yet, especially news about sexual harassment. This research focuses on the news framing in online media Tirto.id under the hashtag sexual harassment. Constructivism theory is used in this research which is emphasized the reality is plural and subjective. This research using Robert Entman’s framing method, the researcher takes 18 from 67 articles to be analyzed. Entman’s method focuses on four things, problems identification, casual interpretation, make moral judgment dan treatment recommendation. The result of this research is Tirto.id already implemented gender perspective journalism which was not brought the woman down but also didn’t blame the men. Tirto.id constructs women like the one who’s equal, smart and independent, but there’s an inequality of gender between men and women. That’s why women are kind of powerless that make them a victim of sexual harassment. For the news in the celebrity corner, Tirto.id tried to educate readers on how to respond to the sexual harassment. Meanwhile, in the non-celebrity corner, there are many critics said to the related institution as the way to enforce the concept of gender equality. This study provides recommendations in the form of policy proposals for online media to implement policies like Tirto.id's in delivering news, namely clear, bright, insightful, contextual, in-depth, factual and investigative like Tirto.id.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Ahmad Abdul Wafi ◽  
Putri Ekaresty Haes

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemberitaan mengenai Gugus Tugas penanganan Covid-19 di ketiga media online tersebut edisi Maret - Juni 2020. Empat tahap Framing Entmant mencakup: Define Problem, Diagnose Cause, Make moral judgment dan Treatment recommendation. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing Robert N. Entman dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Define Problem dalam pemberitaan berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam menggandeng para influencer dinilai bukan pilihan yang tepat, Diagnose cause ditunjukkan dalam bentuk sikap acuh para khalayak umum dalam menanggapi pandemi Covid-19, Make moral judgment dalam bentuk penegasan bahwa bentuk kontribusi mereka kepada negara, dan treatment recommendation yang ditawarkan adalah pemerintah membekali influencer pemahaman yang kuat terkait covid-19 sebelum menjadi mediator penyampai pesan bagi milenial. Media online merupakan ruang publik yang dianggap penting sebagai rujukan dalam meningkatkan literasi informasi masyarakat, sehingga pemberitaannya diharapkan agar lebih objektif dan mendidik.Kata kunci : analisis framing,  kebijakan pemerintah, covid-19. 


2020 ◽  
pp. 52-64
Author(s):  
Ammar Putrapratama ◽  
Dewi Khairani

Abstrak. This study aims to identify the news about the Covid-19 Task Force in the three online media editions of 20-23 March 2020. The four stages of Framing Entmant include: Define Problem, Diagnose Cause, Make moral judgment and Treatment recommendation. This study uses theanalysis method framing Robert N. Entmanwith a qualitative approach. The results show that the Define Problem in reporting related to government policy in cooperating with influencers is not considered the right choice, Diagnose cause is shown in the indifference of the millennial generation in responding to the Covid-19 pandemic, Make moral judgment in the form of affirming that influencers are not paid in this program as a form of their contribution to the country, and the treatment recommendation offered is for the government to provide influencers with a strong understanding of covid-19 before becoming a mediator to deliver messages for millennials. Online media is a public space that is considered important as a reference in increasing public information literacy, so that the news is expected to be more objective and educational. Abstrak. Kajian ini bertujuan untuk mengidentikasi pemberitaan terkait kinerja Bandan Penanggunalangan Covid-19 dalam tiga media online edisi 20-23 Maret 2020. Pembingkaian pemberitaan melalui empat tahap yaitu, definisi problem, diagnosis penyebab, penyusunan keputusan moral/etika dan rekomendasi.  Kajian ini menggunakan metode analisis pembingkaian dari Robert N. Entwan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tahap difinisi permasalahan dalam pemberitaan terkait kebijakan pemerintah bekerjasama dengan influencer dianggap sebagai pilihan yang tidak tepat. Tahap diagnosis penyebab ditunjukkan dengan ketidakpedulian generasi milenial dalam menyikapi pandemi Covid-19. Tahap penilaian moral dan etika dalam bentuk menegaskan bahwa influencer tidak dibayar dalam program ini sebagai bentuk kontribusinya kepada Negara. Sedangkan dalam rekomendasi pengobatan yang ditawarkan adalah agar pemerintah memberikan pemahaman yang kuat tentang covid-19 kepada influencer sebelum menjadi mediator untuk menyampaikan pesan kepada milenial. Media online merupakan ruang publik yang dianggap penting sebagai acuan dalam meningkatkan literasi informasi publik, sehingga pemberitaannya diharapkan lebih obyektif dan mendidik.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 90-104
Author(s):  
Ariyan Alfraita ◽  
Fitria Widiyani Roosinda ◽  
Delmarrich Bilga Ayu Permatasari

ABSTRAK Tayangan video yang berisi kemarahan Presiden Joko Widodo saat rapat paripurna di Istana Negara mengundang beragam komentar dari beberapa pihak. Peristiwa ini juga tak luput dari pemberitaan media. Penelitian ini menganalisis tentang pemberitaan mengenai kemarahan Presiden Joko Widodo tersebut. Identifikasi pemberitaan tersebut diambil dari tiga media daring yakni Kompas.com, JawaPos.com dan Tempo.co dengan menggunakan empat dimensi analisis framing model Robert Entman, yakni: Define problem, Diagnose cause, Make moral judgment dan Treatment recommendation. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga media daring diatas memiliki sudut pandang masing-masing dalam memberitakan kemarahan presiden Joko Widodo saat rapat paripurna.   Kata kunci: analisis framing; Entman; media daring; kemarahan presiden


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 37-52
Author(s):  
Thibburruhany Thibburruhany

This article aims to compare the framing carried out by three Indonesian online media regarding the incidents of Rizieq Shihab's detention in Saudi Arabia. Using Robert N. Entman's framing analysis, the researchers uncovered how Kompas.com, Tribunnews.com, and Detik.com framed the incident. The three media were chosen based on the number of visitors accessing the Alexa.com website ranking (10 November 2018). Issue selection and aspect prominence are two things that the authors compare from the three selected sites. Both were analyzed using a four-stage model starting with (1) defining problems; (2) cause diagnosis; (3) make moral judgment; and (4) treatment recommendation. This study concludes that the three online media have various framing. This has implications for the image of Rizieq Shihab’s figure built by each media.Artikel ini bertujuan untuk membandingkan pembingkaian yang dilakukan oleh tiga media online Indonesia terkait peristiwa penahanan Rizieq Shihab di Arab Saudi. Menggunakan analisis framing Robert N. Entman, peneliti membongkar bagaimana Kompas.com, Tribunnews.com, dan Detik.com melakukan pembingkaian terhadap peristiwa tersebut. Ketiga media tersebut dipilih berdasar banyaknya pengunjung yang mengakses melalui ranking situs Alexa.com (10 November 2018). Seleksi isu dan penonjolan aspek adalah dua hal yang penulis bandingkan dari tiga situs terpilih. Keduanya dianalisis menggunakan model empat tahap yang dimulai dengan (1) mendefinisikan masalah (define problems); (2) menemukan alasan (diagnose cause); (3) membuat pernyataan moral (make moral judgement); dan rekomendasi penyelesaian (treatment recommendation). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ketiga media online tersebut memiliki pembingkaian yang beragam. Hal ini berimplikasi pada citra sosok Rizieq Shihab yang dibangun oleh masing-masing media.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document