Kalijaga Journal of Communication
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

25
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Al-Jamiah Research Centre

2685-1334

2022 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-16
Author(s):  
Bambang Arianto

Artikel ini mengelaborasi gerakan protes secara digital yang dilakukan para suporter Sleman dengan memanfaatkan media sosial terhadap penangkapan salah satu suporternya. Para warganet kemudian berjejaring dengan para aktor media sosial seperti buzzer dan influencer untuk membangun partisipasi digital melalui postingan dan komentar. Dengan memanfaatkan trending topik Twitter, para warganet berhasil membangun dukungan di media sosial untuk memberikan dukungan dengan tagar (hashtag) #BebaskanYudhiAtauBoikot. Aksi protes digital ini telah berhasil membangun aktivisme digital dalam kerangka partisipasi digital. Kekuatan tagar yang ada di trending topik twitter bisa ikut memperkuat sebuah isu menjadi opini publik meskipun isu tersebut hanya berasal dari daerah seperti Sleman. Artikel ini berpendapat bahwa tagar Twitter yang bisa mencapai trending topik bisa sebagai bagian protes digital dan saluran aspirasi warganet dalam langgam demokrasi digital.    


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 93-106
Author(s):  
M. Sabron Sukmanul Hakim

This paper discusses the mass media polemic when Yusril Ihza Mahendra became a lawyer for Jokowi-Ma'ruf in the 2019 presidential election. Previously, Yusril was a lawyer for Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) which later became a banned organization in Indonesia. In addition, Yusril was previously known as a critic of Jokowi and an active defender of Prabowo along with the party he leads, the Crescent Star Party (PBB). The focus of this research is to explore three mass media that are well known to the general public: Sindonews.com, Kompas.com, and Republika.co.id to see how the mass media dared to frame the coverage of Yusril Ihza Mahendra's decision to become Jokowi-Ma'ruf's campaign team. By using a qualitative research methodology, this study also uses Robert N. Entman's framing analysis to see the framing. This is done in order to penetrate the reporting frame made by the three brave mass media. The findings of this study indicate that the three media have different attitudes. Sindonews.com showed Yusril's choice neutrally with all parties involved. Meanwhile, Kompas.com seems to be more inclined to side with the Jokowi-Ma'ruf camp with the proportion of the Yusril and the Jokowi-Ma'ruf camp being more. Meanwhile, Republika.co.id appears to be contravening by presenting parties who feel aggrieved by Yusril's decision to become Jokowi-Ma'ruf's successful lawyer.Tulisan ini membahas polemik media massa saat Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara Jokowi-Ma’ruf pada pemilihan umum presiden 2019. Sebelumnya, Yusril menjadi pengacara bagi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang kemudian menjadi organisasi terlarang di Indonesia. Selain itu, Yusril sebelumnya juga dikenal sebagai pengkritik Jokowi dan pembela aktif Prabowo bersama partai yang dipimpinnya, Partai Bulan Bintang (PBB). Fokus penelitian ini adalah meneroka tiga media massa daring yang sudah dikenal khalayak umum: Sindonews.com, Kompas.com, dan Republika.co.id untuk melihat bagaimana media massa daring membingkai pemberitaan keputusan Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara tim sukses Jokowi-Ma’ruf. Dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif, penelitian ini juga menggunakan analisis framing Robert N. Entman untuk melihat pembingkaian tersebut. Hal ini dilakukan agar dapat meneroka bingkai pemberitaan yang dilakukan oleh ketiga media massa daring. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga media tersebut memiliki sikap yang berbeda. Sindonews.com menunjukkan secara netral pilihan Yusril dengan menghadirkan semua pihak yang terlibat. Sedangkan Kompas.com terlihat lebih condong berpihak pada kubu Jokowi-Ma’ruf dengan proporsi pihak Yusril dan kubu Jokowi-Ma’ruf lebih banyak. Sementara Republika.co.id terlihat kontra dengan menampilkan pihak-pihak yang merasa dirugikan atas keputusan Yusril menjadi pengacara tim sukses Jokowi-Ma’ruf.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 135-152
Author(s):  
Putra Pujiantara

This article explores the mass media's framing of the preaching of Miftah Maulana Habiburrahman or better known as Gus Miftah who is considered different by the public because he preaches in a club and a nightclub. This has attracted the attention of several parties such as the Majelis Ulama Indonesia (MUI) and some politicians. The focus of this research is to uncover and compare Gus Miftah's coverage by Detik.com and JPNN.com in the framework of Robert N. Entman's framing analysis and qualitative approaches. The results of this study indicate that the two media are framing different news. Detik.com looks more neutral by presenting Gus Miftah's missionary journey and some pro and contra responses. Meanwhile, JPNN.com featured many parties who disagreed with Gus Miftah's preaching that was carried out in nightclubs.Tulisan ini meneroka pembingkaian media massa atas dakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Miftah yang dianggap berbeda oleh khalayak karena berdakwah di sebuah klub dan tempat hiburan malam. Hal ini mengundang perhatian beberapa pihak seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa kalangan politisi. Fokus penelitian ini menyingkap dan membandingkan pemberitaan Gus Miftah yang dilakukan oleh Detik.com  dan JPNN.com  dalam kerangka analisis framing Robert N. Entman dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua media tersebut melakukan pembingkaian berita yang berbeda. Detik.com  terlihat lebih netral dengan menampilkan perjalanan dakwah Gus Miftah dan beberapa tanggapan yang pro dan yang kontra. Sementara itu, JPNN.com  banyak menampilkan pihak-pihak yang tidak setuju dengan dakwah gaya Gus Miftah yang dilakukan di tempat hiburan malam.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 107-120
Author(s):  
Sarjoko Sarjoko

This research is a qualitative study that discusses how NU Online manages contributors as the backbone of Muslim-based community media in Indonesia. As an alternative media, NU Online has various limitations, including financial limitations so that the media is managed voluntarily. However, NU Online is quite productive, uploading 15-24 posts every day. This study used the interview method to the managing editor and contributors and then analyzed descriptively. The results showed that the implementation of George R. Terry’s management aspects, namely planning, organizing, actuating, and controlling properly, made this media an active and productive community media.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang membahas bagaimana NU Online mengelola kontributor sebagai tulang punggung media komunitas berbasis agama Islam di Indonesia. Sebagai sebuah media alternatif, NU Online memiliki berbagai keterbatasan, di antaranya keterbatasan finansial sehingga media tersebut dikelola secara volunteery. Meski demikian NU Online terbilang cukup produktif dengan mengunggah 15-24 tulisan setiap harinya. Penelitian ini menggunakan metode wawancara kepada redaktur pelaksana dan kontributor kemudian dianalisis secara deskirptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan aspek manajemen George R. Terry, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling dengan baik membuat media ini bisa menjadi media komunitas yang aktif dan produktif.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 121-134
Author(s):  
Muslimin Ritonga

Intolerant actions in the city of Palembang, according to Setara Institute data in 2018, show that Palembang is in the 53rd position as a tolerant city in Indonesia. The preservation of Palembang as one of the tolerant cities in Indonesia is something that needs to be jointly guarded by the government and the community. So that the government in this case through the police can involve the community in the process of preventing acts of terrorism, because they think that the approach by imposing the death penalty on terrorists does not always have implications for the decline in terrorism cases in Indonesia, especially in the city of Palembang. Preventive action can be taken by the police in various forms such as education through literacy in print and online media and can be done in the form of seminars and dialogues. This study is an interactive analysis model developed by Miles and Huberman, namely “We define analysis ass consisting of three concurrent flows of activity: data reduction, data display, and conslution drawing/verification” means that the analysis consists of three main activities that are interrelated. namely data reduction, data display, and conclusion/data verification. This study aims to show the efforts of the police in preventing criminal acts of terrorism in the city of Palembang with a preventive approach to society through mass communication, that in preventing terrorism, active participation from the community is also required.Tindakan intoleran di kota Palembang, dalam data Setara Institute pada tahun 2018 menunjukkan kota Palembang menempati posisi ke 53 sebagai kota toleran di Indonesia. Terjaganya Palembang sebagai salah satu kota toleran di Indonesia, merupakan hal yang perlu dijaga bersama antara pihak pemerintah dengan masyarakat. Sehingga pemerintah dalam hal ini melalui pihak kepolisian dapat melibatkan masyarakat dalam proses pencegahan terhadap tindak terorisme, karena beranggapan bahwa pendekatan dengan cara menjatuhkan hukuman mati pada pelaku teroris, tidak selalu berimplikasi pada menurunnya kasus terorisme di Indonesia, terkhusus di kota Palembang. Tindakan preventif dapat dilakukan oleh pihak kepolisian dengan berbagai bentuk seperti edukasi melalui literasi di media cetak dan online serta dapat dilakukan dengan bentuk seminar dan dialog. penelitian ini adalah analysis interractive model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu “We define analysis ass  consisting of three concurrent flows of activity: data reduction, data display, and conslution drawing/verification” artinya bahwa analisis terdiri dari tiga kegiatan utama yang saling berkaitan yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi data. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan upaya pihak kepolisian dalam mencegah tindak pidana terorisme di kota Palembang dengan pendekatan preventif terhadap masyarakat melalui komunikasi massa, bahwa dalam mencegah terorisme juga diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 153-166
Author(s):  
Agung Drajat Sucipto

This study aims to find the representation of feminist discourse in the Najwa Notes program entitled “Women in the Shihab Family”. The Shihab family is known as a family that has a high level of religious knowledge with the figure of M. Quraish Shihab in it. The negative stigma against women, which is always associated with religious narratives, is an important point to see how women from the Shihab family view freedom. The aspect of freedom in this event is illustrated by the motive for this event, namely as a reflection of Kartini Day, which is known as the inspiration for the rise of women in a patriarchal culture. This study uses a qualitative method with a feminist discourse approach to Sara Mills. This research found that women in the Shihab family uphold the principle of independence without sacrificing their duties in the domestic sphere. For them, women need to have self-confidence, be able to make their own decisions, be empowered to be able to overcome obstacles in themselves to progress, and be of benefit to those around them. This narrative then deliberately provided stimulation for women in Indonesia who became the object of the story of the women of the Shihab family. Readers who are in the wider community are given the doctrine of freedom through joint production efforts between the writer and the reader so that they are indoctrinated to believe in and apply the messages contained in the program.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan representasi wacana feminis dalam acara Catatan Najwa dengan tajuk “Perempuan di Keluarga Shihab”. Keluarga Shihab dikenal sebagai keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan agama yang tinggi dengan figur M. Quraish Shihab di dalamnya. Stigma negatif terhadap perempuan yang selalu di relasikan dengan narasi-narasi keagmaan, menjadi point penting untuk melihat bagaimana perempuan dari keluarga Shihab memandang kebebasan. Aspek kebebasan dalam acara ini tergambar dari motif acara ini dibuat, yakni sebagai refleksi hari Kartini, yang dikenal sebagai inspirator kebangkitan perempuan dalam budaya patriarki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan wacana feminisme Sara Mills. Penelitian ini menemukan bahwa perempuan di keluarga Shihab memegang teguh prinsip kemandirian tanpa mengkorbankan tugas-tugas mereka di wilayah domestik. Bagi mereka, perempuan perlu memiliki sifat percaya diri, mampu membuat keputusan sendiri, berdaya untuk bisa mengalahkan hambatan pada dirinya untuk maju dan bermanfaat bagi sekelilingnya. Narasi ini kemudian secara sengaja memberikan stimulis bagi para perempuan di Indonesia yang dijadikan objek dengan subjek penceritaan para perempuan keluarga Shihab. Pembaca yang merupakan masyarakat luas diberikan doktrin kebebasan melalui upaya produksi bersama antara penulis dengan pemabaca, sehingga mereka didoktrinasi untuk meyakini dan mengaplikasikan pesan yang terkandung dalam acara.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 167-180
Author(s):  
Sherly Dwi Anggraeni

This study aims to find the causes of changes in trends in the use of social media. Social media which is a means for interaction, communication, conveying information effectively and efficiently, saves complex problems. The use of social media then develops not only in the aspect of communication, but also in the production area. Some groups create new jobs on social media and use it as a means to market their products, goods and services. This proves that there has been a shift in the tendency to utilize social media. To find the causes of this change in trend, this study used a qualitative method using Thomas Kuhn's shifting paradigm approach. Through this approach, this study finds that shifting trends are influenced by the dynamics of deviations in using social media that often occur. This deviation gave rise to a crisis that resulted in a significant change in people's behavior in their social reality, so that to overcome this problem, social media users changed their activities in using media to be more productive. The crisis was not only responded to by users but also by social media service providers. In this case, social media service providers begin to improve their quality and features by narrowing the target, so that users can use them specifically according to their needs.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penyebab adanya perubahan kecenderungan dalam penggunaan media sosial. Media sosial yang merupakan sarana untuk melakukan interaksi, komunikasi, menyampaikan informasi secara efektif dan efisien, menyimpan problem yang kompleks. Pemanfaatan penggunaan media sosial kemudian berkembang tidak hanya dalam aspek komunikasi, akan tetapi masuk dalam wilayah produksi. Beberapa kalangan menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam media sosial dan menjadikannya sebagai sarana untuk memasarkan produk, barang dan jasanya. Hal demikian membuktikan bahwa telah terjadi pergeseran kecenderungan dalam memanfaatkan media sosial. Untuk menemukan penyebab perubahan kecenderungan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan shifting paradigm Thomas Kuhn. Melalui pendekatan tersebut, penelitian ini menemukan bahwa pergeseran kecenderungan dipengaruhi oleh dinamika penyimpangan dalam menggunakan media sosial yang sering terjadi. Penyimpangan ini memunculkan krisis yang berdampak pada perubahan perilaku yang signifikan masyarakat dalam realitas sosialnya, sehingga untuk mengatasi problem tersebut, para pengguna media sosial mengubah aktivitas mereka dalam memanfaatkan media menjadi lebih produktif. Krisis tersebut tidak hanya direpon oleh pengguna akan tetapi juga direspon oleh para penyedia layanan media sosial. Dalam hal ini, penyedia layanan media sosial mulai meningkatkan kualitas dan fiturnya dengan menyempitkan sasaran, sehingga dapat dengan spesifik dimanfaatkan oleh para pengguna sesuai dengan kebutuhan mereka.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 17-32
Author(s):  
Hamdan Daulay ◽  
Evi Septiani T. H.

This article explores how da’wa communication was carried out by Siti Rayana Hasibuan, a grandmother who became ngaji teacher in Matondang village. Through case study  research,  da’wa  communication  is  described  by  explaining  the communication's elements adjusted with da’wa context. In addition, historical factor and da’wa process journey are important aspects to describe the da’wa communication of Siti Rayana Hasibuan. The prominent finding of the research is in conducting da'wa communication, Siti Rayana Hasibuan uses more precision than rhetoric and others. Accuracy is intertpresented with discipline, patience, sincerity and sincerity.Artikel ini mengekplorasi tentang bagaimana komunikasi dakwah yang dilakukan oleh Siti Rayana Hasibuan seorang nenek yang menjadi guru ngaji di desa Matondang. Melalui penelitian studi kasus, komunikasi dakwah dideskripsikan dengan memaparkan unsur-unsur komunikasi yang disesuaikan dengan konteks dakwah yang dilakukan. Selain itu, factor historis dari perjalanan proses dakwah yang dilakukan juga menjadi penting dalam mendeskripsikan komunikasi dakwah Siti Rayana Hasibuan. Temuan menonjol dari penelitian adalah dalam melakukan komunikasi dakwah, Siti Rayana Hasibuan lebih menggunakan keteladanan dibanding retorika dan lainya. Keteladanan diinterprestasikan dengan kedisiplinan, kesabaran, keiklasan serta ketulusan.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 155-164
Author(s):  
Seiren Ikhtiara

This article is the result of research on social Media based on the results of the development of internet technology as a new media (newmedia)that has implications in it to give a positive influence andnegatif on human life. The method used is qualitative descriptive whose data is taken through observation at SMAN 1 Pleret Bantul Yogyakarta school. The results of this study show that social media makes it easier for a person to interact and communicate.  Socialcare can also have a big impact on teenagers. Kaum teenagers who are also the most users on social media are very vulnerable and can be victims or perpetrators of cyber   crime, namely privacy  violations.   Remaja as the next generation of the nation must be wise in using social media. Remaja must quickly take langkah by frequently following socialization containing information about actions against cyber crime.Artikel ini adalah hasil penelitian tentang media sosial berbasis dari hasil perkembangan teknologi internet sebagai media baru (new media) yang menimbulkan implikasi didalamnya memberikan pengaruh positif dan negatif pada kehidupan manusia. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang datanya diambil melalui observasi di sekolah SMAN 1 Pleret Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media sosial memudahkan seseorang dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Media sosial juga bisa memberikan dampak yang besar bagi remaja. Kaum remaja yang juga sebagai pengguna terbanyak di media sosial sangat rentan dan bisa menjadi korban ataupun pelaku dari cyber crime yaitu pelanggaran privasi atau privacy violation. Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus dengan bijak dalam menggunakan media sosial. Remaja harus sigap mengambil langkah dengan sering mengikuti sosialisasi yang berisi informasi perihal tindakan melawan cyber crime.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-16
Author(s):  
Mohamad Hasan As'adi

Communication media as a means to convey information is traditional and modern. The rapid development of communication technology in modern media by some communication experts is allegedly able to change the traditional form of communication found in Indonesia. The author is interested to know the benefits of the implementation of the Gorontalo tribal tradition as a traditional communication media play a role in development in the village of Titidu? By using the method of observation and in-depth interviews with 34 sources obtained from purposive sampling techniques. This study was also complemented by a literature review to deepen data and data processing using descriptive qualitative analysis. The findings show the existence of traditional media that still survive in the village of Titidu aims to preserve the traditions of the Gorontalo tribal people who place the tradition based on syara 'and syara' based on the book of God as a way of life, so that the culture of Gorontalo people highly values traditions especially those with Islamic nuances. The tradition is related to customs in the form of wedding ceremonies, coronation and reception of officials, funerals, hair cutting and weighting. Art in the form of remembrance (obeyed), burdah (buruda), funds and zamrah. Dance movements or sports such as langga, longgo, and literature in the form of prose and poetry. By implementing interpersonal, group, free and social communication to socialize regional development in the fields of innovation (health, education, national defense, arts, development), government policy, program accountability in the village head's remarks.Media komunikasi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi bersifat tradisional dan modern. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi pada media modern oleh beberapa pakar komunikasi disinyalir dapat merubah bentuk komunikasi tradisional yang terdapat di Indonesia. Penulis tertarik untuk mengetahui manfaat pelaksanaan tradisi suku Gorontalo sebagai media komunikasi tradisional berperan dalam pembangunan di Desa Titidu.  Dengan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam terhadap 34 narasumber yang di dapat dari teknik sampling purposive. Penelitian ini juga dilengkapi dengan kajian pustaka untuk memperdalam data serta pengolahan data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Temuan menunjukkan keberadaan media tradisional yang masih bertahan di Desa Titidu bertujuan untuk melestarikan tradisi masyarakat suku Gorontalo yang menempatkan adat bersendikan syara’ dan syara’ bersendikan kitab Allah sebagai pandangan hidup, sehingga secara kultural masyarakat Gorontalo sangat menghargai tradisi-tradisi terutama yang bernuansa Islami. Tradisi tersebut berhubungan dengan adat istiadat berupa upacara pernikahan, penobatan dan penyambutan pejabat, pemakaman, pengguntingan rambut serta pembeatan. Kesenian berupa dzikir (diikili), burdah (buruda), dana-dana dan zamrah. Gerak atau olahraga tarian seperti langga, longgo, dan sastra berupa prosa maupun puisi. Dengan menerapkan komunikasi antar pribadi, kelompok, bebas dan sosial untuk mensosialisasikan pembanguan daerah pada bidang inovasi (kesehatan, pendidikan, bela negara, kesenian, pembangunan), kebijakan pemerintah, pertanggungjawaban program dalam sambutan kepala desa. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document