scholarly journals Pengukuran Kualitas Hidup Pasien Pengguna Antihipertensi dengan European Quality of Life 5 Dimensions (EQ5D) Questionnaire dan Visual Analog Scale (VAS)

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 93-99
Author(s):  
Muhammad Akib Yuswar ◽  
Ressi Susanti ◽  
Nadasyifa Shalihah Az-zahra

Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya diabetes melitus, stroke, osteoartritis dan gagal jantung. Hipertensi dengan dan tanpa komplikasi dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas hidup pasien hipertensi dengan dan tanpa komplikasi agar dapat dilakukan pencegahan dan evaluasi kualitas hidup pasien hipertensi. Desain penelitian ini adalah observasional cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling di Puskesmas Alianyang Kota Pontianak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan menggunakan European Quality of Life 5 Dimensions (EQ5D) Questionnaire dan Visual Analog Scale (VAS) pada 102 pasien hipertensi. Analisis data dilakukan dengan mengubah skoring EQ5D menjadi indeks EQ5D, menentukan mean/median nilai VAS serta dilakukan uji t. Diperoleh 26 pasien (25,49%) tidak memiliki masalah pada kelima dimensi dengan indeks EQ5D tertinggi. Dimensi yang paling banyak dimiliki pasien hipertensi dengan dan tanpa komplikasi adalah rasa sakit/tidak nyaman sebesar 63,72%. Kualitas hidup diukur menggunakan VAS diperoleh median 75. Hasil uji Mann-Whitney diperoleh tidak terdapat perbedaan kualitas hidup antara pasien hipertensi dengan dan tanpa komplikasi menggunakan VAS dan terdapat perbedaan kualitas hidup antara pasien hipertensi dengan dan tanpa komplikasi menggunakan EQ5D.

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Erna Suwanti ◽  
Sulistyo Andarmoyo ◽  
Lina Ema Purwanti

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi dan perawatan jangka panjang bahkan menyertai seumur hidup penderita. Berbagai komplikasi dapat terjadi bila kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik. Dari komplikasi yang terjadi akan berdampak pada kualitas hidup penderita. Dukungan keluarga sangat diperlukan  bagi kelangsungan hidup penderita Diabetes Melitus, sehingga dengan dukungan keluarga yang baik diharapkan penderita Diabetes Melitus mempunyai kualitas hidup yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli rawat jalan Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan  purposive sampling.  Sampel yang digunakan sejumlah 86 responden yang merupakan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang berkunjung di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Instrumen penelitian menggunakan 3 kuisioner, yakni kuisioner demografi responden, kuisioner dukungsn keluarga dan kuisioner DQOL (Diabetes Quality Of Life). Analisis hipotesis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun dengan p value = 0.000 (<0,05) dan nilai keeratan hubungan cukup kuat (0,463). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dukungan keluarga dalam bentuk dukungan penghargaan, emosional, instrumental, dan informasi sangat penting dalam membantu meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.


2019 ◽  
Vol 3 (Supplement_1) ◽  
pp. S54-S54
Author(s):  
Amy R Lipson ◽  
Sara Douglas

Abstract Cancer is considered a family disease as the caregivers (CG’s) role extends beyond providing care as they can also help facilitate treatment decisions. While much has been reported in the literature about patient (PT) goals of care (GoC), little is known about discordance between PT and CG GoC and the impact of PT age. The variables of interest were PT and CG identified GoC using a 100-point visual analog scale (VAS) with anchors of quality of life (0) and survival (100). Discordance was defined as a &gt; 40 point difference on the VAS. The GoC data reported here were those obtained at enrollment and prior to subject’s death. A sample of 235 PTs and CGs of PTs diagnosed with advanced cancers were included in the study. Mean age for the PTs was 64.7 (SD=10.5, range =21-88) with 54% being &gt; 65. At enrollment, 28.7% of the PT-CG pairs of those PTs 65 years (X2 (1)=1.06, p=.304). At death, 61.8% (X2 (1)=31.04 &lt;.001, Φ=.49) with discord at enrollment had discord at death. For patients who were older, 66.7% who had discord at enrollment also had discord at death and for patients


2013 ◽  
Vol 103 (1) ◽  
pp. 50-55 ◽  
Author(s):  
Søren Thorgaard Skou ◽  
Lea Hojgaard ◽  
Ole H. Simonsen

Background: Knee osteoarthritis (KOA) is a prevalent degenerative disease in older adults. Treatment strategies, including insoles, focus on reducing pain and physical disability. In medial KOA, insoles have been studied extensively with conflicting results, possibly due to heterogeneity in outcome measures and the intervention. We sought to investigate the effect of custom-made laterally wedged insoles on pain, function, and quality of life in patients with medial KOA. Methods: Fifty-one consecutive patients with medial KOA were prescribed custom-made insoles with arch support and a 5.0° to 8.7° lateral wedge. At follow-up, 42 of the 51 participants (22 men; mean age, 63 years; mean Kellgren-Lawrence, 3.4) participated. Retrospectively, participants were asked to rate the pain intensity in their affected knee before and after the intervention measured on a visual analog scale after 30 min of physical activity (primary outcome), at rest, at night, and after 50 m of walking. Additionally, they completed the Oxford Knee Score and the EQ-5D. The paired-samples t test was applied in the statistics. Results: The visual analog scale score after 30 min of physical activity was significantly reduced after the intervention (mean, 3.3 cm; 95% confidence interval, 2.1–4.5 cm; P &lt; .001). The same significant changes were found in all of the secondary outcomes. Conclusions: There was a significant reduction in pain and improvements in function and quality of life with custom-made laterally wedged insoles with arch support in older adults with mild-to-severe medial KOA. The customization of laterally wedged insoles may be essential for the effect in medial KOA. (J Am Podiatr Med Assoc 103(1): 50–55, 2013)


2016 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 164
Author(s):  
Reny Nugraheni

ABSTRAK Penderita kusta yang tidak mengetahui penatalaksanaan dalam perawatan yang tepat dapat mengakibatkan kecacatan yang permanen, penderita kusta akan mengalami beberapa masalah diantaranya rendah diri, depresi, menyendiri, atau menolak diri, serta masyarakat akan mengucilkan pasien sehingga sulit mencari pekerjaan. Provinsi Jawa Timur merupakan daerah penyumbang penderita kusta tertinggi di Indonesia dengan 4.116 kasus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis konsep diri terhadap kualitas hidup penderita kusta yang mengalami kecacatan di Rumah Sakit Kusta Kediri. Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Dengan teknik purposive Sampling diperoleh sampel 97 responden. Variabel independen konsep diri, variabel dependen kualitas hidup. Uji hipotesis menggunakan Spearman rank < (0,05). Hasil penelitian konsep diri penderita kusta yang mengalami kecacatan diketahui sebagian besar gambaran diri kurang, yaitu 55 responden (56,7%), hampir setengah ideal diri cukup, yaitu 40 responden (41,2%), hampir setengah harga diri dalam kategori cukup, yaitu 55 responden (56,7%), sedangkan sebagian besar peran diri dalam kategori cukup, yaitu 55 responden (56,7%) dan hampir setengah identitas diri dalam kategori cukup, yaitu 42 responden (43,3Sebesar 47,4% kualitas hidup pada kategori kurang. Hasil analisis terbukti bahwa ada hubungan konsep diri terhadap kualitas hidup penderita kusta yang mengalami kecacatan. Pembentukan konsep diri melalui komunikasi antarpribadi merupakan cara seseorang memandang dirinya melalui interaksi dengan orang lain. Konsep diri yang akan mempengaruhi diri seseorang dalam melakukan kontak komunikasi atau interaksi dengan orang lain.Kata Kunci: Konsep Diri, Kualitas Hidup, Penderita Kusta.Abstract The Analysis Self-Concept Against Quality Of Life Leprosy Patient’s Who Have Defects In Kediri Special Leprosy HospitalLeprosy will lead to changes in self-concept among low self-esteem, depression, withdrawn, or self deny, and society will isolate the patient so he get difficulty to find a job. East Java is an area of highest contributor leprosy patients in Indonesia with 4,116 cases. The purpose of this study was to determine analysis self-concept against quality of life leprosy patient’s that have defects In Kediri Special Leprosy Hospital. The study design was observational analytic with cross sectional approach. With a purposive sampling techniques responden.Variabel sample obtained 97 independent self-concept, the dependent variable quality of life. Data were collected using a questionnaire was tested using Spearman rank < (0.05). The results of the study the concept of self-lepers who have defects are known as many self-image is less, as many as 55 respondents (56.7%), almost half the ideal self-sufficient, ie 40 respondents (41.2%), almost half the price in the category of pretty, ie 55 respondents (56.7%), while most of the roles in enough categories, as many as 55 respondents (56.7%) and almost half of identity in enough categories, as many as 42 respondents (43.3%). almost half the quality live in the poor category, as many as 46 respondents (47.4%). The result of the analysis proven that there is a relationship of self-concept to leprosy patient’s quality of life that have defects. The formation of self-concept through interpersonal communication is the way a person sees himself through interaction with others. The concept of self that will affect one's self in contact communication or interaction with others.Keywords: Self-Concept, Quality of Life, Leprosy Patient


Author(s):  
Etty Rekawati ◽  
Junaiti Sahar ◽  
Dwi Nurviyandari Kusuma Wati

The transition of elderly lives from productive periods to non-productive makes them need support from relatives, friends or family. The purpose of this study was to look at the relationship between family appreciation support with quality and life satisfaction of the elderly in the city of Depok, West Java, with a cross-sectional design. The subjects of this study were 135 elderly people> 60 years old, living with family, do not have infectious diseases, able to communicate in Indonesian; selected by purposive sampling technique. Data were analyzed using Chi square test. The results of the study indicate that there was a relationship between family appreciation support with the quality of life of the elderly (p-value = 0.022) and life satisfaction of the elderly (p-value = 0.014). The results of this study are expected to support the development of nursing science in the future, especially regarding the quality and satisfaction of life of the elderly. Keywords: elderly; award support; quality of life; life satisfaction ABSTRAK Transisi kehidupan lansia dari masa produktif menjadi non produktif membuat mereka memerlukan dukungan dari kerabat, teman atau keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara dukungan penghargaan keluarga dengan kualitas dan kepuasan hidup lansia di Kota Depok, Jawa Barat, dengan desain cross-sectional. Subyek penelitian ini adalah 135 lansia yang berusia >60 tahun, tinggal bersama keluarga, tidak memiliki penyakit menular, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia; yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil peneltian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan penghargaan keluarga dengan kualitas hidup lansia (p-value = 0,022) dan kepuasan hidup lansia (p-value = 0,014). Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan ilmu keperawatan di masa mendatang, khususnya tentang kualitas dan kepuasan hidup lansia. Kata kunci: lansia; dukungan penghargaan; kualitas hidup; kepuasan hidup


2019 ◽  
Vol 14 (4) ◽  
pp. 352-357
Author(s):  
Hadisa Kuniyo ◽  
Yusran Haskas ◽  
Syaipuddin Syaipuddin

Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif yang dilatar belakangi oleh resistensi insulin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh locus of control (LOC) terhadap quality of life (QOL) pada pasien Diabetes Melitus tipe II di RSUD Kota Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling, didapatkan 37 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah dikumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 22.0. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi-squere (a=0.05) untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan Pengaruh locus of control terhadap quality of life pada pasien Diabetes Melitus tipe II (ρ=0.038). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada Pengaruh locus of control (LOC) terhadap quality of life (QOL) pada pasien Diabetes Melitus tipe II di RSUD Kota Makassar. Disarankan pada penderita Diabetes Melitus (DM) tipe II dianjurkan untuk melakukan pencegahan dengan melakukan aktivitas secara rutin dan memperbanyak aktivitas di rumah. Selain itu melakukan kontrol gula darah secara rutin.


2020 ◽  
pp. 15-21
Author(s):  
Safruddin Safruddin ◽  
Maryunis ◽  
Suhermi ◽  
Sunarti Papalia

Pasien pendertita kanker payudara akan mengalami perubahan fisik, psikologis (seperti tingkat depresi dan kecemasan), fungsi sosial, seksual serta aktifitas sehari-hari. sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup atau quality of life (QOL)  penderita. Akan tetapi dengan adanya Perawatan paliatif yang baik diharapkan mampu merubah kualitas hidup pasien kanker menjadi lebih baik. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan  perawatan paliatif dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. pengambilan sampel dalam penelitain ini adalah  purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 43 responden. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa perawatan paliatif dengan kualitas hidup baik yaitu 26 pasien (83,9%) dan yang memiliki  perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 5 pasien (16,1%) sedangkan yang memiliki perawatan palitif dengan kualitas hidup cukup baik 3 pasien (30,0%) dan yang memiliki perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 7 pasien (70,0%) sedangkan perawatan paliatif dengan kualitas hidup Baik 0 pasien (0,0%)  dan yang memiliki perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 2  pasien (4,7%). Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai probabilitas (p value =0,001. Sehigga dapat disimpulkan bahwa ini adalah terdapat hubungan antara perawatan paliatif dengan kualitas hidup pada kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar.


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Reny Chaidir ◽  
Ade Sry Wahyuni ◽  
Deni Wahyu Furkhani

Indonesia merupakan daerah terbanyak nomor dua penderita diabets melitus di kawasan Asia Tenggara dengan angka kejadian sebesar 9,116.03 kasus. Puskesmas Tigo Baleh angka kunjungan penderita diabetes melitus pada tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu sebesar 408 kunjungan. Pasien diabetes melitus rentan mengalami komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah. Peningkatan kadar gula darah dapat dicegah dengan melakukan <em style="font-size: 10px;">self care </em><span style="font-size: 10px;">terdiri dari pengaturan diet, olah raga, terapi obat, perawatan kaki, dan pemantauan gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan </span><em style="font-size: 10px;">self care </em><span style="font-size: 10px;">dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan pendekatan </span><em style="font-size: 10px;">cross sectional </em><span style="font-size: 10px;">yang dilakukan terhadap 89 orang responden dengan menggunakan teknik </span><em style="font-size: 10px;">simple random sampling</em><span style="font-size: 10px;">. Pengumpulan data menggunakan kuesioner </span><em style="font-size: 10px;">The Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) </em><span style="font-size: 10px;">dan kuesioner </span><em style="font-size: 10px;">The Diabetes Quality of Life Brief Clinical Inventory</em><span style="font-size: 10px;">. Hasil penelitian ini menggunakan uji </span><em style="font-size: 10px;">product moment </em><span style="font-size: 10px;">(</span><em style="font-size: 10px;">pearson correlation</em><span style="font-size: 10px;">), diperoleh nilai r = 0.432. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara </span><em style="font-size: 10px;">self care </em><span style="font-size: 10px;">dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh yang berbanding lurus dan memiliki tingkat korelasi yang sedang. Terdapat faktor yang mempengaruhi korelasi dengan kualitas hidup. Diharapkan agar pasien diabetes melitus dapat meningkatkan aktivitas </span><em style="font-size: 10px;">self care </em><span style="font-size: 10px;">sehingga dapat menjalankan kehidupan secara normal.</span>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document