scholarly journals Prevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik

2016 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
Author(s):  
Tomas Apriady ◽  
Amel Yanis ◽  
Yulistini Yulistini

AbstrakAnsietas atau kecemasan adalah perasaan difus, yang sangat tidak menyenangkan dan tidak menentu tentang sesuatu yang akan terjadi. Ujian tulis merupakan salah satu bentuk evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa. Hampir semua mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) yang tidak lulus dalam blok yang sedang mereka jalani diakibatkan karena tidak lulus di ujian tulis. Hal ini menyebabkan mahasiswa cenderung merasa cemas ketika akan menghadapi ujian tulis. Tujuan penelitian ini adalah menentukan prevalensi ansietas pada mahasiswa kedokteran menjelang ujiantulis. Penelitian ini bersifat deskriptif terhadap  266 orang yang dipilih secara stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi ansietas pada mahasiswa kedokteran FK Unand tahap akademik menjelang ujian tulis sebesar 46,99%, ansietas ringan prevalensinya sebesar 30,45%, ansietas sedang sebesar 12,78% dan ansietas berat sebesar 3,76%. Pada tingkat angkatan, maka yang terbanyak adalah Angkatan 2012 yaitu sebanyak 57,78%. Berdasarkan jenis kelaminnya, maka terbanyak pada perempuan yaitu 50,81%. Berdasarkan tempat tinggalnya, prevalensi ansietas yang terbanyak adalah yang tinggal bersama orang tua, yaitu 55,17%.Kata kunci: ansietas, ujian tulis, mahasiswa kedokteran AbstractAnxiety is a feeling diffuse, very unpleasant and uncertain about something that will happen. Written test is one form of evaluation of student ability. Almost all medical students of Andalas University who do not pass the blocks which they were living caused by not passed on the written test. This causes students tend to feel anxious when going to face a written test. The objective of this study was to determine the prevalence of anxiety in medical students before the written test. This was a descriptive study on 266 subjects were collected by stratified random sampling. The instrument used was a questionnaire HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). The results  were presented in  frequency distribution tables. The results of this study showed that the prevalence of anxiety in medical students of Andalas University at academic stage before written test is 46.99%, which prevalence of mild anxiety is 30.45%, 12.78% for moderate anxiety, and severe anxiety  is 3.76%. The highest prevalence of class were 2012 class  as 57,78%. The gender was highest in females 50.81%. Based on place of residence, the highest prevalence of anxiety are living with their parents, which is 55,17%.Keywords: anxiety, written test, medical student

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 240-257
Author(s):  
Vivin Vivin

AbstractThis study aims to determine the relationship between anxiety with learning motivation and the hypothesis of this study stated that there is a negative correlation between anxiety with learning motivation, assuming the higher anxiety, the lower the learning motivation will be and conversely the lower anxiety, the higher learning motivation will be. The subject population of this study was 1.241 students, and the number of samples used was 275 students of 13th State Senior High School Medan selected by disproportionate stratified random sampling. Data were obtained from the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) to measure anxiety and learning motivation scale. The analysis of the data was performed by Pearson Product Moment Correlation with SPSS 17 for Windows. The results of this research showed that there is a negative relationship between anxiety with learning motivation. Students who have no acute anxiety feelings would be able to cope with difficult learning situations with prepare through learning activities. Conversely, the students who have excessive anxiety would tend to have a negative perception that there is no motivation and passion for learning. Keywords: Anxiety; Learning motivation AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan motivasi belajar dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kecemasan dengan motivasi belajar, asumsinya bahwa semakin tinggi kecemasan, maka semakin rendah motivasi belajar dan sebaliknya semakin rendah kecemasan maka semakin tinggi motivasi belajar. Populasi subjek penelitian ini sebanyak 1.241 orang, dan jumlah sampel yang digunakan adalah 275 orang siswa-siswi SMA Negeri 13 Medan yang dipilih dengan metode disproportionate stratified random sampling. Data diperoleh dari Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk mengukur kecemasan dan skala motivasi belajar. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Pearson Product Moment melalui bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara kecemasan dengan motivasi belajar. Siswa-siswi yang tidak memiliki perasaan cemas berlebihan, akan mampu mengatasi situasi pembelajaran yang sulit dengan mempersiapkan diri melalui kegiatan belajar. Sebaliknya siswa-siswi yang mengalami perasaan cemas berlebihan akan cenderung memiliki persepsi negatif sehingga tidak memiliki motivasi dan gairah untuk belajar. Kata kunci: Kecemasan; Motivasi belajar


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 44-47
Author(s):  
Heru Noor Ramadhan ◽  
Tri Gunarti ◽  
Agung Purwanto

Background: Anxiety happens as the normal reaction of stressor and last for a moment. Anxiety may be experienced by patients who will undergo cardiac surgery. Objective: This study aimed to describe the anxiety that experienced by patients who will undergo cardiac surgery at Dr. Kariadi Hospital, Semarang. Methods: This descriptive study used Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) to measure the respondents’ anxiety rating scale and their responses during cardiac surgery. Thirty respondents were included in this study in Dr. Kariadi Hospital, Semarang. Results: All of the respondents that have been interviewed experienced various levels of anxiety; 8 respondents (26,7%) experienced mild anxiety, 18 respondents (60%) experienced moderate anxiety and 4 respondents (13,3%) experienced severe anxiety. Conclusion: This study concluded that all of the respondents who will undergo cardiac surgery in Dr. Kariadi Hospital Semarang experienced anxiety. Keywords: Anxiety, cardiac surgery, Dr. Kariadi Hospital   Latar Belakang: Kecemasan muncul sebagai reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan dan berlangsung sebentar. Perasaan cemas mungkin akan dirasakan oleh sebagian besar pasien yang akan menjalani bedah jantung. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan pasien yang akan menjalani operasi bedah jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Metode: Penelitian deskriptif ini menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) kepada responden untuk mengukur respon dan menilai tingkat kecemasan menjalani operasi bedah jantung. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 responden di RSUP dr. Kariadi Semarang. Hasil: 30 responden telah diwawancarai semua mengalami kecemasan dengan berbagai tingkatan sebagai berikut; 8 responden (26,7%) memiliki tingkat kecemasan ringan, 18 responden (60%) memiliki tingkat kecemasan sedang dan 4 responden (13,3%) memiliki tingkat kecemasan berat. Kesimpulan: Seluruh responden yang akan menjalani operasi bedah jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang mengalami kecemasan. Kata Kunci: Kecemasan, operasi bedah jantung, RSUP Dr. Kariadi


MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Lisa Mutiara Anissa ◽  
Suryani Suryani ◽  
Ristina Mirwanti

Latar Belakang: Kemajuan teknologi yang semakin canggih dalam dunia pendidikan keperawatan membuat Computer Based Test (CBT) dijadikan sebagai salah satu metode ujian. Dalam menghadapi ujian mahasiswa keperawatan rentan mengalami kecemasan. Kecemasan yang dialami memiliki tingkatan yang berbeda-beda pada setiap individu. Kecemasan dapat memberikan dampak pada berbagai aspek.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam menghadapi ujian berbasis Computer Based TestMetode: Penelitian ini menggunakan rancangan deksriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di salah satu institusi keperawatan di Jawa Barat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 239 orang responden yang dipilih menggunakan metode stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisa data dengan univariat menggunakan distribusi frekuensi dalam bentuk persentase dan bivariat untuk menguji korelasi dengan menggunakan uji Chi Square dan Rank SpearmanHasil: Hasil penelitian menunjukkan 26.4% mahasiswa tidak mengalami kecemasan, 27.6% mahasiswa mengalami kecemasan ringan, 32,2% mahasiswa mengalami kecemasan sedang, 13.0% mahasiswa mengalami kecemasan berat, dan 0.8% mahasiswa mengalami kecemasan sangat berat. Masa studi/tingkat semester mahasiswa berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa (p<0.05).Kesimpulan: Tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam menghadapai ujian berbasis CBT sangat beragam namun pada umumnya mengalami kecemasan sedang. Semakin tinggi tingkat semester maka semakin rendah tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi ujian CBT


e-CliniC ◽  
2013 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Daniel Alberth Lallo ◽  
L. F. Joyce Kandou ◽  
Herdy Munayang

Abstrak: Kecemasan dialami oleh hampir semua orang di dunia, termasuk mahasiswa baru kedokteran. Mahasiswa baru kedokteran memiliki banyak stressor termasuk ujian yang menimbulkan kecemasan dan dapat mempengaruhi hasil ujian mereka. Sampai saat ini, hanya sedikit penyelidikan yang ditemukan menyelidiki fenomena ini. Di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, tidak ada yang meneliti fenomena tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara kecemasan dan hasil ujian semester 1 (UAS-1) mahasiswa baru program studi kedokteran umum tahun akademik 2012/2013 di Universitas Sam Ratulangi. Ini merupakan penelitian analitik potong lintang dengan metode survei dan sensus sebagai cara dalam pengambilan sampel. Sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan berjumlah 298 orang dari 319 mahasiswa baru program studi kedokteran umum tahun akademik 2012/2013 di Universitas Sam Ratulangi. Populasi tersebut kemudian diberi informed consent, kuesioner data sosiodemografi, dan dinilai kecemasannya menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan hasil UAS-1 (p=0,602>0,05). Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan kecemasan (p=0,005<0,05) with odds ratio 2,91. 267 dari 298 mahasiswa (89,6%) mengalami kecemasan dengan kecemasan ringan sebagai tingkat kecemasan yang paling banyak ditemukan, berjumlah 177 orang (59,4%). Semua mahasiswa baru program studi kedokteran umum tahun akademik 2012/2013 di Universitas Sam Ratulangi mengalami kecemasan, terutama kecemasan ringan. Tidak terdapat hubungan antara kecemasan dengan hasil UAS-1 mereka, tetapi terdapat hubungan antara jenis kelamin dan kecemasan dengan kecenderuang hampir 3 kali bagi mahasiswa baru perempuan untuk mengalami kecemasan dibandingkan dengan mahasiswa baru laki-laki. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait coping strategies dan defense mechanism yang dilakukan mahasiswa untuk menganggulangi kecemasan mereka. Kata Kunci: Kecemasan, Ujian, Mahasiswa kedokteran.   Abstract: Anxiety is experienced by almost all people around the world including new medical students. New medical student experiences a lot of stressor include examination which cause anxiety to occur and may affect their exam results. Somehow, there are a few study found to date that has investigate this phenomenon. In Sam Ratulangi University, which is the nearest medical faculty, there is no research for such phenomenon. This study aims to investigate the relationship between anxiety and new medical student’s achievement on their last exam in Medical Faculty of Sam Ratulangi University. This is an analytic research using a survey method with census as the option of sampling. However, the research samples are who meet inclusion category and not in the exclusion category. The nearest samples are in Sam Ratulangi University who are given questioners to measure their anxiety by using Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) before their exam and to collect their sosiodemograpic data as well. There is no significant relationship between anxiety and their last exam results (p=0,602>0,05), but there is a significant relationship between gender and anxiety (p=0,005<0,05) with odds ratio 2,91. According to anxiety test results, 267 of 298 grade-1 medical students (89,6%) present an anxiety and the most prevalence anxiety level is mild anxiety with total 177 people (59,4%). In conclusion, almost all grade-1 new medical students in Medical Faculty of Sam Ratulangi University experienced anxiety with mild anxiety as the most prevalence anxiety level. There is no significant relationship between anxiety and their last exam results, but there is a significant relationship between gender and anxiety with almost 3 times for new female medical students experiencing anxiety than new male medical students. Further research is needed to investigate coping strategies and defense mechanisms which may be used to cope with their anxiety. Keywords: Anxiety, Exam, Medical Student


2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 426-431
Author(s):  
Riska Diana Putri ◽  
Asri Mutiara Putri ◽  
Ratna Purwaningrum

Background Coronavirus Disease 2019 is currently a pandemic in almost all countries in the world. This pandemic outbreak can increase anxiety especially in pregnant women. One of the factors that can reduce the level of anxiety of pregnant women is knowledge. Purpose This study was conducted to find out the relationship of knowledge with the level of anxiety of pregnant women ahead of childbirth in the era of the Covid-19 pandemic. Methods The type of research used is Observational Analytics using Cross Sectional design. Respondets in this study were 59 pregnant women with a gestational age of 27-35 weeks before childbirth who checked their pregnancy to posyandu in Rajadesa Subdistrict, Ciamis Regency. The measuring instrument used is hamilton anxiety rating scale (HARS) and knowledge scale. The data was analyzed using Pearson Product Moment correlation tests. The results of this study showed a significant negative relationship of -0.635 between knowledge and anxiety levels of pregnant women ahead of childbirth with a significance (p) of 0.000. Further research can expand research samples from various regions in Indonesia so that a more comprehensive picture of anxiety in pregnant women in the era of the Covid-19 pandemic.The conclusion is that there is a significant negative relationship between knowledge and anxiety in pregnant women before delivery and most pregnant women have good knowledge and do not experience anxiety. Suggestions for health workers to be more intensive in providing counseling to pregnant women about the anxiety of pregnant women before delivery and optimizing referral services if there are complications during delivery in order to obtain appropriate action. Keyword : Covid-19 pandemic, Knowledge, Anxiety ABSTRAK Latar Belakang Coronavirus Disease 2019 saat ini menjadi pandemi hampir di seluruh negara di dunia. Wabah pandemi ini dapat meningkatkan kecemasan terutama pada ibu hamil.Salah satu faktor yang dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu hamil adalah pengetahuan.Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu hamil menjelang persalinan di era pandemi Covid-19.Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik Observasional dengan menggunakan desain Cross Sectional. Responden dalam penelitian ini adalah 59 ibu hamil dengan usia kehamilan 27-35 mimggu yang memeriksakan kehamilannya ke posyandu di Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Alat ukur yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan skala pengetahuan. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment.Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan sebesar -0,635 antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu hamil menjelang persalinan dengan signifikansi (p) sebesar 0,000. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dari berbagai daerah di Indonesia sehingga diperoleh gambaran lebih menyeluruh tentang kecemasan pada ibu hamil di era pandemic Covid-19.Kesimpulan ada hubungan negative signifikan antara pengetahuan dengan kecemasan pada ibu hamil menjelang persalinan dan  sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan baik dan tidak mengalami kecemasan.Saran bagi tenaga kesehatan agar lebih intensif dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai kecemasan ibu hamil menjelang persalinan dan mengoptimalkan pelayanan rujukan bila terdapat komplikasi pada saat persalinan agar dapat memperoleh tindakan yang tepat Kata Kunci : Pandemi Covid-19, Pengetahuan, Kecemasan


e-CliniC ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Audi Pirade

Abstract: Female sexual worker is someone who sells herself to have sex rewarded in the form of money or something, they sell their bodies for getting some material. Prostitute has many risk factors that can lead to anxiety, both internal and external factors. The study aimed to find out about anxiety degree of adolescent female sexual workers in Manado city. This research is a quantitative study using cross-sectional method for 30 respondents about anxiety degree using Hamilton Anxiety Rating Scale, followed by qualitative study through in-depth interviews on 2 respondents. Respondents in both studies were selected by purposive sampling. From 30 respondents found 53,33% experiencing severe anxiety, 30% had moderate anxiety and 16,7% respondents had mild anxiety. Conflicts that occur in female sexual worker can be caused by unpleasant experiences, job risk and self pressure because the profession are embarrassing and contradict to religious values, on the other hand they also need the job as a source of income. It becomes a dilemma and would cause anxiety. So, it can be concluded that majority of adolescent female sexual workers have severe anxiety degree, several factors that can induce anxiety are personal, family, job, environmental and religion factors. Keyword: anxiety degree, adolescent female sexual workers, manado city.   Abstrak: Wanita pekerja seksual adalah seseorang yang menjual diri dengan melakukan hubungan seks untuk memperoleh imbalan dalam bentuk uang maupun barang, mereka menjajakan tubuhnya demi mendapatkan sejumlah materi. WPS mempunyai banyak faktor resiko yang dapat menimbulkan kecemasan, baik faktor internal maupun eksternal. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan WPS remaja di kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengambilan data secara cross sectional terhadap 30 orang responden mengenai tingkat kecemasan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale, dilanjutkan dengan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 2 orang responden. Reponden dalam kedua penelitian dipilih dengan purposive sampling. Hasil uji HARS didapatkan 53,3% responden mengalami kecemasan berat, 30% responden mengalami kecemasan sedang, dan 16,7 % responden mengalami kecemasan ringan. Konflik yang terjadi dalam diri WPS dapat disebabkan oleh pengalaman masa lalu, resiko pekerjaan serta tekanan dari dalam diri sendiri karena menganggap pekerjaan tersebut bertentangan dengan ajaran agama, disisi lain mereka juga membutuhkan pekerjaannya sebagai sumber penghasilan. Hal ini menjadi dilema dan menimbulkan kecemasan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar WPS remaja di kota Manado memiliki tingkat kecemasan berat, beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecemasan pada WPS remaja tersebut  antara lain faktor pribadi, keluarga, pekerjaan, masyarakat dan agama. Kata kunci: Tingkat kecemasan, WPS remaja, kota Manado


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 149-159
Author(s):  
Rachmat Roebidin ◽  
Mamlukah Mamlukah ◽  
Rossi Suparman ◽  
Esty Febriani

ABSTRAK Terapi Murattal al-Quran adalah terapi mendengarkan bacaan al-Quran yang merupakan terapi religi bahwa seseorang dibacakan ayat-ayat al-Quran selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak positif. Jumlah populasi 64 responden dengan sampel 30 kasus dan 30 kontrol dengan metode purposive sampling dan pengambilan data menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) didapatkan jumlah responden yang mengalami kecemasan berat sebanyak (66,6%). Pengaruh terapi Murattal al-Quran terhadap kecemasan p value = 0,000 Kesimpulannya terdapat pengaruh terapi Murattal al-Quran terhadap kecemasan. Kata Kunci : Terapi Murattal al-Quran, Kecemasan   Murattal al-Quran therapy is a therapy to listen to the recitation of the Koran which is a religious therapy that someone reads verses of the Koran for a few minutes or hours so that it has a positive impact. The total population of 64 respondents with a sample of 30 cases and 30 controls using purposive sampling method and data collection using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) obtained the number of respondents who experienced severe anxiety (66.6%). The effect of Murattal al-Quran therapy on anxiety p value = 0.000 In conclusion, there is an effect of Murattal al-Quran therapy on anxiety. Keywords: Murattal al-Quran therapy, Anxiety


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Richard K. Kati ◽  
Hendri Opod ◽  
Cicilia Pali

Abstract: Anxiety and poor emotional management may trigger the occurence of hypertension. In reverse, hypertension is able to cause uncontrolled anxiety and emotion. This study was aimed to determine the emotional and anxiety level of patients with hypertension at Puskesmas Bahu (Primary Heath Center). This was a descriptive study with a cross-sectional design. Hamilton Anxiety Rating Scale was used to measure the anxiety level, and Positive Affect-Negative Affect Schedule was used to determine the emotion overview of hypertensive patients. Subjects of this study were all hypertensive patients who came to Pukesmas Bahu during the period of October to November 2017. There were 78 patients as respondents involved in this study; 49 (62.8%) females and 29 (37.2%) males. The results showed that 4 (5.1%) respondents had dominant negative affect, while the other 74 (94.9%) respondents had dominant positive affect. Dealing with the anxiety level, there were 23 (29.5%) respondents with mild anxiety level, 21 (26.9%) respondents with severe anxiety level, 20 (25.6%) respondents with moderate anxiety level, 10 (12.8%) respondents had no anxiety, and the other 4 (5.1%) respondents had very severe anxiety. Conclusion: Most hypertensive patients at Puskesmas Bahu had dominant positive affect frequently associated with mild anxiety.Keywords: emotion, anxiety, affect, hypertensionAbstrak: Kecemasan dan manajemen emosi yang buruk dapat mencetuskan terjadinya hipertensi. Hipertensi juga dapat menyebabkan kecemasan dan emosi menjadi tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran emosi dan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di Puskesmas Bahu. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hamilton Anxiety Rating Scale digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dan Positive Affect Negative Affect Schedule digunakan untuk mengetahui gambaran emosi pasien hipertensi. Subyek penelitian ialah seluruh pasien hipertensi yang datang berkunjung ke Puskesmas Bahu pada periode Oktober sampai November 2017. Terdapat 78 responden dalam penelitian ini terdiri dari 49 orang (62,8%) perempuan dan 29 orang (37,2%) laki-laki. Gambaran emosi yang didapatkan ialah sebanyak 4 responden (5,1%) memiliki afek negatif yang dominan sedangkan 74 responden (94,9%) memiliki afek positif yang dominan. Gambaran tingkat kecemasan yang didapatkan ialah kecemasan ringan sebanyak 23 orang (29,5%), kecemasan berat 21 orang (26,9%), kecemasan sedang 20 orang (25,6%), tidak ada kecemasan sebanyak 10 orang (12,8%), dan kecemasan berat sekali sebanyak 4 orang (5,1%). Simpulan: Sebagian besar pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu memiliki afek positif yang dominan dan tersering disertai kecemasan ringan.Kata kunci: emosi, kecemasan, afek, hipertensi


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Frincia P. Maki ◽  
Cicilia Pali ◽  
Hendri Opod

Abstract: Anxiety during pregnancy is often found among primigravidas, especially in the third trimester. Psychological disorders during pregnancy is associated with the occurrence of uterin artery resistance that might cause stunted fetal growth, premature birth, higher risk of premature baby, and even miscarriage. This study was aimed to obtain the anxiety level of third semester primigravidas at the South Minahasa Sutra Clinic. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Hamilton Anxiety Rating Scale was used to obtain the level of anxiety. Respondents were all third semester primigravidas who visited the Sutra Clinic in the period of September to November 2018. The results showed that there were 32 respondents in this study. The anxiety levels of respondents were as follows: moderate anxiety in 14 respondents (43.8%), severe anxiety in 10 respondents (31.3%), and mild anxiety in 6 respondents (18.8%). There were 2 respondents (6.3%) who did not have anxiety. Conclusion: In the Sutra Clinic, the most common anxiety among the third semester primigravidas was moderate anxiety, followed by severe anxiety and mild anxiety.Keywords: third semester primigravidas, anxiety, Hamilton Anxiety Rating Scale Abstrak: Kecemasan selama kehamilan sering ditemukan pada ibu hamil primigravida, terutama pada trimester ketiga. Gangguan psikologis selama kehamilan berhubungan dengan terjadinya resistensi pada arteri uterin yang menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelahiran sebelum waktunya, risiko melahirkan bayi prematur, bahkan sampai keguguran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III di Klinik Sutra Minahasa Selatan. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hamilton Anxiety Rating Scale digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan. Responden penelitian ialah seluruh ibu hamil primigravida trimester III yang berkunjung ke Klinik Sutra pada periode September sampai November 2018. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 32 responden. Tingkat kecemasan pada responden ialah kecemasan sedang sebanyak 14 responden (43,8%), kecemasan berat 10 responden (31,3%), kecemasan ringan 6 responden (18,8%), dan tidak memiliki kecemasan 2 responden (6,3%). Simpulan: Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III di Klinik Sutra yang terbanyak ialah kecemasan sedang, diikuti kecemasan berat dan kecemasan ringan.Kata kunci: ibu hamil primigravida trimester III, kecemasan, Hamilton Anxiety Rating Scale


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 45-51
Author(s):  
La ode Tamsir ◽  
Rifki Sakinah Nompo

Pendahuluan: Fraktur adalah patah tulang atau terganggunya kesinambungan jaringan tulang disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak langsung. Fraktur memerlukan perlakuan dengan segera dan tindakan pembedahan adalah salah satu tindakan yang bisa dilakukan,  namun tindakan pembedahan tersebut bisa menyebabkan kecemasan. Kecemasan dapat dicegah dan diminimalisirkan dengan pemberian discharge planning seperti obat-obatan, perawatan luka, nutrisi, tindakan non farmakologi dan kontrol kembali. Metode: menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan pre-post test tanpa kelompok kontrol. Sebanyak 30 responden yang diambil dengan metode teknik random sampling. Pengukuran kecemasan menggunakan kuesioner Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), serta analisis data menggunakan uji Wilcoxon.                  Hasil: sebelum dilakukan discharge planning dengan kriteria kecemasan berat 8 orang atau (26,7%), kecemasan sedang 22 orang atau (73,3%), sedangkan kecemasan sesudah dilakukan discharge planning responden mengalami kriteria kecemasan sedang 8 orang atau (26,7%), kecemasan ringan 22 orang atau (73,3%). Dan pengaruh discharge planning ρ =0,000. Kesimpulan: dari hasil penelitian diketahui terdapat pengaruh sebelum dan setelah dilakukan discharge planning terhadap penurunan kecemasan pasien post orif fraktur. Diharapkan discharge planning dapat menjadi salah satu cara dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien. Kata kunci: Discharge planning, Kecemasan, Fraktur


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document