scholarly journals SUPPORT SISTEM, PENGALAMAN PERSALINAN DENGAN RESIKO POST PARTUM BLUES DI BPM YAYUK KALBARIYANTO KUDUS TAHUN 2015

2017 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Noor Hidayah ◽  
Junita Era Dwi Rahmawanti ◽  
Noor Azizah

Latar belakang : Postpartum blues suatu sindroma gangguan ringan yang sering pada ibu postpartum  minggu pertama setelah persalinan, seringkali pada hari ketiga atau keempat postpartum dan memuncak antara hari kelima dan hari keempat belas. Faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues antara lain support sistem (dukungan keluarga ataupun dukungan suami), riwayat persalinan (pengalaman selama persalinan), keadaan dan kualitas bayi, karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan, harapan tentang persalinan, mitos, kelelahan setelah masa kehamilan dan melahirkan. Penelitian Afiyanti di Grobongan tahun 2007 pada 30 responden tentang dukungan suami dengan kejadian postpartum blues didapatkan hasil yang mengalami stress postpartum rendah sebanyak 16 orang dan yang mengalami postpartum stress tinggi sebanyak 6 orang. Dan penelitian Dewi di Boyolali pada tahun 2008 dengan responden sebanyak 30 orang tentang dukungan sosial dengan kejadian depresi postpartum didapatkan hasil bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima ibu maka semakin menurun tingkat Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara support sistem dan pengalaman selama persalinan dengan resiko post partum blues di BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati Lor tahun 2015.Metode : Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi 30 ibu postpartum di BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati Lor, sampel penelitian sebanyak 30 responden.Uji statistik dengan uji chi Square.Hasil penelitian : Support Sistem (p value 0,028 < 0,05). Pengalaman Seama persalinan (p value 0,266 > 0,05).Kesimpulan : Ada hubungan antara support sistem dan pengalaman selama persalinan dengan resiko post partum blues di BPM Yayuk Kalbariyanto di Desa Mlati Lor tahun 2015.

2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Idha Suparwati ◽  
Murwati Murwati ◽  
Endang Suwanti

Abstract: The smoothness of Breastfeeding, Post Partum Blues Occurrence. The incompleteness of breast milk (ASI) is one of the problems when the mother begins to breastfeed her baby. If not addressed immediately will result in anxiety and anxiety about the mother's ability to breastfeed. If this condition is left it will continue to be post partum blues and even postpartum depression. The purpose of this study was to determine the relationship between the smoothness of breastfeeding expenditure and postpartum blues incidence in the Trucuk II Klaten district. This research design is analytical descriptive research with cross sectional approach. The sample is normal postpartum day 3-10 at Trucuk II Klaten Health Center in May 2017 as many as 48 people, by purposive sampling. Analysis of univariate and bivariate data with chi square test correlation. Maternal breastfeeding expenditure was 93.8% in the current category. Post partum blues events were 44.2%. Statistic test results obtained p value = 0.001. There is a relationship between the smooth expenditure of breast milk with Postpartum Blues Occurrence in Trucuk II Klaten District Health Center.


2018 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 67-72
Author(s):  
Faizah Betty Rahayuningtyas ◽  
Retwin Rahwanti Megasari

The family is the smallest unit in society consisting of father, mother and child. In a family, there are five functions to be performed, such as affective function and coping, socialization function, reproductive function, the function of the economy, and health care function. There are several factors that can affect the function of the family, including employment, education, and economics. An agitated state of the mother and occurs after delivery characterized by feelings of sadness, crying, fear of taking care of the baby is called postpartum blues. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between family function with postpartum blues in the sub-district Puskesmas Tladan Kawedanan Magetan. The study design used is cross sectional analytic study, which means that the data collection is done in the period. The population in this study are pregnant women primigravida birth day forecast in April. These samples included 30 maternal postpartum with simple random sampling technique. The research instrument used to measure the Family APGAR questionnaire family function and EPDS questionnaire to measure postpartum blues. The measurement results were tested using the chi-square and p values obtained 0,024. P value less than 0.05 so it can be concluded that there is a correlation between family function with postpartum blues in the sub-district Puskesmas Tladan Kawedanan Magetan.


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 71-82
Author(s):  
Dian Nur Adkhana Sari, Rizka Aulia Utami

Ketidakmampuan menyusui dengan baik dan benar adalah salah satu masalah pada saat ibu mulai menyusui bayinya. Jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan kekhawatiran dan kecemasan ibu tentang kemampuan menyusui. Apabila kondisi ini dibiarkan maka akan berlanjut menjadi postpartum blues bahkan depresi postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian postpartum blues dengan kemampuan menyusui pada ibu postpartum di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 57 ibu postpartum dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling di Bangsal Firdaus RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Analisis data univariat dan bivariat dengan uji korelasi kendall-tau. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden (52,6%) yang mengalami kejadian postpartum blues ringan mampu menyusui. Nilai p value = 0,001 dan nilai p alpha = 0,01. Maka 0,001 < 0,01. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima yaitu ada hubungan yang signifikan antara kejadian postpartum blues dengan kemampuan menyusui pada ibu postpartum di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta dengan koefisien korelasi 0,431. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian postpartum blues dengan kemampuan menyusui pada ibu postpartum di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Ariani Fatmawati ◽  
Aam Aminah ◽  
Nina Gartika

Postpartum blues merupakan gangguan psikologis yang dialami ibu pasca melahirkan. Rumah sakit di Indonesia belum banyak melaporkan tentang kejadiannya. Rendahnya ketertarikan ibu terhadap bayinya merupakan dampak dari postpartum blues. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kejadian postpartum blues dengan motivasi ibu untuk menyusui di RS Al-Islam Bandung. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 122 ibu postpartum hari ke-3 sampai hari ke-14. Instrumen untuk postpartum blues menggunakan Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) dan motivasi menyusui dengan instrumen Breastfeeding motivation instrucsional measurement scale (BMIMS). Data dianalisis dengan korelasi Spearman rank. Hasil penelitian menunjukan bahwa 53,3% dari 122 responden mengalami postpartum blues, dan dari 65 responden yang mengalami postpartum blues 36 orang (55,4%) memiliki motivasi menyusui yang rendah. Hasil uji korelasi menunjukan terdapat hubungan negatif antara kejadian postpartum blues dengan motivasi ibu untuk menyusui, dengan p value 0,02 (r = -0,288). Dengan tingkat kekeliruan 5%. Simpulan dari penelitian ini yaitu semakin tinggi kejadian postpartum blues pada ibu postpartum maka semakin rendah motivasi ibu untuk menyusui. Diharapkan perawat dapat mendeteksi lebih awal kejadian postpartum blues dan dapat memberikan informasi pada ibu dan keluarga tentang gangguan psikologis ibu post partum.


Author(s):  
Adriani

Abstrak Perubahan peran seorang wanita menjadi seorang ibu tidaklah selalu berupa hal yang menyenangkan saja bagi pasangan suami istri, kadang kala terjadi terjadi konflik baik didalam diri wanita tersebut maupun konflik dengan suami. Jika perhatian terhadap keadaan psikologis ibu post partum kurang maka dapat menyebabkan ibu akan cenderung untuk mencoba mengatasi permasalahannya atau ketidaknyamanannya tersebut sendiri, keadaan ini jika dibiarkan saja dapat menyebabkan ibu post partum mengalami postpartum blues. Di Indonesia, diperkirakan terdapat 50-70% ibu pasca melahirkan mengalami postpartum blues pada hari 4-10. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 160 orang. Data diambil menggunakan kuesioner yang ditampilkan dalam analisa univariat dan bivariat menggunakan sistem komputerisasi SPSS. Hasil penelitian yaitu ada hubungan antara pendidikan ibu (p 0,013), pekerjaan ibu (p 0,013), dukungan suami (p 0,021), pendapatan keluarga dengan kejadian post partum blues (p 0,000) dan tidak ada hubungan antara paritas ibu (p 0,199), umur ibu (p 0,391), dan riwayat PMS (p 0,087) dengan kejadian post partum blues. Diharapkan bagi peneliti untuk dapat melanjutkan penelitian dengan variabel yang lebih bergam dan diharapkan bagi para tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam pemberian dukungan pada ibu masa post partum, sehingga mengurangi resiko ibu mengalami postpartum blues. Kata kunci : Postpartum blues, pendidikan, pekerjaan, dukungan suami, riwayat PMS


Author(s):  
Desti Widya Astuti Desti Widya Astuti

ABSTRAK   Berdasarkan data di RSUD Kota Prabumulih bahwa terdapat peningkatan jumlah kejadian perdarahan post partum, tahun 2014 sebanyak 178 orang, tahun 2015 sebanyak 246 orang dan tahun 2016 sebanyak 151 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur ibu dan jarak kehamilan terhadap kejadian perdarahan post partum di RSUD Kota Prabumulih Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah semua ibu bersalin di RSUD Kota Prabumulih, sebanyak 1.296 ibu bersalin dan 306 sampel. Pengambilan sampel dengan mengunakan random sampling, analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 288 ibu bersalin terdapat 151 yang mengalami perdarahan post partum sebagian besar adalah ibu dengan umur resiko tinggi sebanyak 43 orang  (40,9%) dan ibu dengan jarak kehamilan resiko tinggi sebanyak 21 orang (17,3%). Hasil uju chi-square umur didapatkan p.value 0,000 < α 0,05 dan uji chi-square untuk jarak kehamilan didapatkan p.value 0,000 < α 0,05. Maka ada hubungan umur ibu dan jarak kehamilan terhadap kejadian perdarahan post partum di RSUD Kota Prabumulih Tahun 2016. ABSTRACK   Based on the data at District General Hospital (RSUD) Prabumulih, there was increasing of post-partum bleeding, in 2014, there were 178 people. In 2015, there were 246 people. And in 2016, there were 151 people. The purpose of the study was to know relationship between maternal mother and the distance and old post-partum bleedingat District General Hospital (RSUD) Prabumulih in 2013. The study was analytic researchwith cross sectional design. Population thas was used in the study was all maternal mother ar District General Hospital (RSUD) Prabumulih. It was about 1.296 maternal mother and from 306. Random sampilng was done in the study, data analyses used univariate and bivariate analyses by using chi-square statistic test with significance level 0,05. The study result showed that from 306 maternal mother, there were 151 mother who experienced old post-partum bleeding, the large of that was high maternal mother 43 people  (40,9%) and mother age high distance 21 people (17,3%). The result of chi-square test was p value 0,000 < α 0,05 and chi-square test for age was p value 0,000 < α 0,05. It meant that there was relationship between maternal mother and the distance and of post-partum bleeding at District General Hospital (RSUD) Prabumulih in 2016.


Author(s):  
Vina Rahmatika ◽  
Musa Ghufron ◽  
Nenny Triastuti ◽  
Syaiful Rochman

Background: The birth rate by caesarean section method is getting higher. Risk data for 2013 shows the method of birth with the operation method of 9.8 percent of the total 49,603 births during 2010 to 2013. Being in practice the mother must be given anesthetic before the surgery begins. This anesthesia will later affect the pain that will occur after SC. Purpose: The purpose of this study was to determine the correlation between regional anesthetic drugs and the smoothness of breast milk in women born in sectio caesarea at Muhammadiyah Gresik Hospital. Method: Method with Cross Sectional approach. The population in this study mothers who gave birth in a caesarean section at Muhammadiyah Hospital Gresik in December 2019 to January 2020. The sampling technique in this study is probability / random simple sampling. The sample in this study was a portion of mothers who gave birth in a caesarean section at Muhammadiyah Gresik Hospital. The instrument used was primary data collection in the form of questionnaires and secondary data in the form of patient medical records. Result: The data obtained in this study were processed using spearman correlation statistics. From the statistical test the Correlation coefficient value was 0.807, and obtained P-Value equal to 0,000 this value is less than 0.05. Conclusion: The conclusion of this study is that there is a correlation between the administration of a regional anesthetics and the smoothness of breast milk in mothers of post partum caesarea at Muhammadiyah Gresik Hospital.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 116-123
Author(s):  
Sri Yunita Suraida Salat ◽  
Arisda Candra Satriaawati ◽  
Dian Permatasari

Memiliki seorang bayi merupakan momen yang selalu dinanti dan diharapkan oleh setiap pasangan yang sudah menikah. Namun adakalanya momen kebahagiaan ini justru berubah menjadi kondisi stress tersendiri bagi ibu, yang dikenal dengan postpartum blues atau baby blues syndrome. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian postpartum blues di Desa Marengan Laok kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Penelitian ini merupakan jenis survey analitik  dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah responden sebanyak 13 ibu postpartum. Analisa data yang digunakan adalah uji statistik  sperman rank dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77% ibu postpartum mengalami postpartum blues, dan 38% diantaranya mengalami postpartum blues ringan. Dari 13 Ibu postpartum hampir separuhnya yaitu 46% mendapatkan dukungan keluarga yang kurang. Hasil analisis data dengan uji spearman rank menunjukkan ? value= 0,000 yang bermakna bahwa ada hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kejaidan Postpartum blues di Desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Correlation coefficient menunjukkan angka -0,875 yang berarti bahwa hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian postpartum blues adalah sangat kuat. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya dukungan keluarga yang sangat baik untuk ibu postpartum, karena dukungan yang baik dari keluarga akan memberikan kekuatan emosi tersendiri bagi ibu postpartum.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 123-133
Author(s):  
Kristina Maharani ◽  
Choirul Anwar ◽  
Agus Suwandono

The purpose of this study was to analyze the effectiveness of a combination of herbal steam bath and massage therapy as a way to prevent post partum blues of postpartum mothers. This type of quasi experiment research design with pre-test and post-test control group. The results of the study, herbal steam bath and massage therapy are more effective than conventional puerperal care in the prevention of post partum blues with a p-value <0.05. Conclusion, Herbal steam bath and massage therapy can be used as an alternative therapy in the prevention of post partum blues.   Keywords: Herbal Steam Bath, Massage therapy, Postpartum Blues, Postpartum Blues


2018 ◽  
Vol 46 (1) ◽  
pp. 47-52 ◽  
Author(s):  
David Yohai ◽  
Debi Alharar ◽  
Ruthi Cohen ◽  
Zohar Kaltian ◽  
Barak Aricha-Tamir ◽  
...  

AbstractObjective:To evaluate the effect of attending a prenatal childbirth preparation course (CPC) on labor duration and outcomes.Methods:A cross sectional study of 53 primiparous women who attended and 54 women who did not attend a CPC was conducted. The state-trait anxiety inventory (STAI) score was used to diagnose anxiety. Clinical and obstetrical data were collected from the perinatal database of our center. Through post-partum interviews, coping strategies were assessed, patients graded their childbirth experience and breastfeeding was evaluated. Data were analyzed using description analyses and a P-value <0.05 was considered statistically significant.Results:The STAI score was significantly lower in the study group compared with controls (P=0.025). The first stage and the entire duration of labor were significantly shorter (P=0.036 and P=0.026, respectively) in women who attended the CPC. No significant differences were found with regard to the mode of delivery, rate of episiotomy, use of analgesics and neonatal outcomes between the groups. Women in the study group rated their labor experience significantly higher (P=0.016) and exhibited significantly higher rates of breastfeeding (P<0.001) than controls.Conclusions:The knowledge acquired in the CPC has positive effects on the course of labor and delivery outcomes as well as higher rates of breastfeeding.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document