scholarly journals HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Marisa Lia Anggraini ◽  
Fanny Jesica ◽  
Ade Nurhasanah Amir ◽  
Fafelia Rozyka Maysetri

Penyebab prevalensi anemia yang tinggi pada wanita dikarenakan berbagai faktor antara lain konsumsi zat besi yang tidak cukup dan absorbsi zat besi yang rendah. Selain itu bisa juga pendarahan, penyakit malaria, infeksi cacing, namun lebih dari 50% kasus anemia yang terbesar di seluruh dunia secara langsung disebabkan oleh kurangnya asuoan (intake) zat besi (Sumarmi, 2000). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi zat besi dengan kasar hemoglobin pada Wanita Usai Subur (WUS). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur di wilayah kerja Puskesmas Pauh Kota Pariaman. Jumlah sampel sebanyak 36 responden yang dipilih secara multi stage random sampling yang dilaksanakan pada Desember 2020-Maret 2021. Data konsumsi zat besi dikumpulkan melalui wawancara dengan metode recall 3x24 jam dan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar hemoglobin dengan cyanmethemoglobin. Analisis data dengan uji statistik fisher exact test. Hasil penelitian berdasarkan analisis univariat tingkat konsumsi besi sebanyak 32 orang (84,6%) termasuk ke dalam kategori zat besi kurang dan besar kadar hemoglobin responden sebanyak 27 responden (65,4%) termasuk dalam kategori hemoglobin rendah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi zat besi dengan kadar hemoglobin pada Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman. Diharapkan masyarakat khususnya Wanita Usia Subur (WUS) dapat memperhatikan pola konsumsi makan sesuai angka kecukupan gizi (AKG). Kata kunci : Zat besi, hemoglobin, Wanita Usia Subur (WUS)

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 51-59
Author(s):  
Ade Devriany ◽  
Endah Mayang Sari

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) dan WHO (World Health Organization), pemberian ASI eksklusif di dunia masih tergolong rendah. Tujuan penelitian yait untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap grafik pertumbuhan pada KMS pada bayi. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional study. Subyek penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6 – 11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Girimaya Pangkalpinang sebanyak 172 orang. Sampel minimal pada penelitian ini adalah 105 bayi yang dipilih dengan Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan KMS dalam menilai pertumbuhan bayi dan kuesioner untuk menilai pemberian ASI eksklusif. Analisa data dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan fisher exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yaitu sebesar 59% dan bayi yang tumbuh normal sebesar 78,1%. Hasil analisis bivariat menyatakan ada hubungan pemberian ASI eksklusif  terhadap pertumbuhan bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Girimaya


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Nur Rosianti ◽  
Sunarsih Sunarsih ◽  
La Banudi

Status gizi merupakan indikator kesehatan yang penting bagi balita karena anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi yang dampak fisiknya diukur secara antropometri dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO dengan indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) , TB/U (Tinggi Badan menurut Umur) dan BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan). Salah satu indikator status gizi adalah balita dengan keadaan TB/U atau PB/U (Panjang Badan menurut Umur) sangat pendek atau pendek hingga melampaui defisit dua Standar Deviasi (SD) berdasarkan pengukuran antropometri (Khoeroh and Indriyanti, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengeluaran Pangan, Sumber Air Minum dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan  Status Stunting Pada Balita Usia 6-59 bulan di Kabupaten Buton. Penelitian ini merupakan studi cross sectional. Populasi adalah Balita Stunting di Desa Manuru Kabupaten Buton yang merupakan salah satu Desa Lokus Stunting yaitu sebanyak 89 Balita dan sampel sebanyak 73 Balita yang diperoleh secara Simple Random Sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact, didapatkan untuk variabel Pengeluaran Pangan bahwa nilai P=0,089>α= 1,000, Sumber Air Minum berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact didapatkan bahwa nilai p sebesar 0.000 lebih kecil dari alpha (p<0.05) dengan nilai Coefficient Contingency 0.607, Tingkat Pendidikan Ibu berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact didapatkan bahwa nilai P=0,641 >α= 1,000. Kesimpulan hasil penelitian ini ada hubungan sumber air minum dengan status Stunting pada Balita. Sedangkan Pengeluaran Pangan dan Tingkat Pendidikan Ibu tidak berhubungan secara signifikan dengan Status Stunting pada Balita. Nutritional status is an important health indicator for toddlers because children under five years are a group that is vulnerable to health and nutrition whose physical impact is measured anthropometrically and is categorized based on WHO standard with BB / U index (Weight by Age), TB / U (Height by Age) and BB / TB (Weight by Height). One indicator of nutritional status is a toddler whose TB / U or PB / U (Body Length by Age) is very short or short to exceed the deficit of two Standard Deviations (SD) based on anthropometric measurements (Khoeroh and Indriyanti, 2017). This study aims to determine the relationship of Food Expenditure, Source of Drinking Water and Mother's Education Level with Stunting Status in Toddlers Age 6-59 months in Buton Regency. This research is a cross sectional study. The population is Stunting Toddler in Manuru Village, Buton Regency, which is one of the Locus Stunting Villages, which is 89 Toddlers and as many as 73 Toddlers obtained by Simple Random Sampling. Statistical test results using the Fisher Exact test, obtained for the variable Food Expenditure that the value of P = 0.089> α = 1,000, Source of Drinking Water based on the results of statistical tests using the Fisher Exact test found that the p value of 0,000 is smaller than alpha (p <0.05) with a Coefficient Contingency value of  0.607, the Mother's Education Level based on the results of statistical tests using the Fisher Exact test found that the value of P = 0.641> α = 1,000. The conclusion of this research is that there is a relationship between drinking water sources and Stunting status in under-fives. Whereas Food Expenditures and Education Level of Mothers did not significantly correlate with Stunting Status in Toddlers.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 187-199
Author(s):  
Laurensia Yunita ◽  
Dwi Sogi Sri Redjeki ◽  
Nuur Aini

Latar Belakang: Menurut data Kemenkes RI (2015) cakupan pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2014 sebesar 80%, maka secara nasional di Indonesia pemberian ASI Eksklusif hanya sebesar 54% pada tahun 2016 sehingga belum mencapai target. Hasil data Kemenkes (2016) pemberian ASI Eksklusif di Provinsi Kalimantan Selatan juga belum mencapai target yaitu hanya sebesar 57,7%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari 7 ibu nifas didapatkan hasil bahwa 57% ibu nifas sudah dapat menyusui bayinya dan 43% ibu nifas belum memberikan ASI kepada bayinya. Penyebab ibu nifas belum memberikan ASI dikarenakan ASI nya belum keluar dan masih kelelahan karena baru melahirkan beberapa jam yang lalu.Tujuan: Mengetahui hubungan pelaksanaan rawat gabung dengan sikap ibu dalam memberikan ASI di Ruang Nifas RSUD dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis diskriptif analitik yang menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling. Teknik pengambilan data sebanyak 78 responden.Hasil: dari 78 responden terdapat 68 orang yang melaksanakan rawat gabung dimana 49 orang (57%) yang mendapatkan sikap positif. Hasil uji statistic menggunakan uji alternatif Fisher exact Test didapatkan p= 0,002 (p0,05) artinya ada hubungan pelaksanaan rawat gabung dengan sikap ibu dalam memberikan ASI.Simpulan: Pencapaian yang melaksanakan rawat gabung dipengaruhi juga oleh peranan Rumah Sakit yang mengharuskan ibu nifas melaksanakan rawat gabung.


Author(s):  
Laima Alam

Objectives:Relation of demographics of hepatocellular-carcinoma with the aetiology.Tumour characteristics in relation to anti-viral therapy and presence of viral-DNA/RNATreatment modalities offeredMethods: This cross-sectional study enrolled all the patients aged 18-70 years with diagnosed hepatocellular carcinoma either through Triphasic Contrast-Enhanced-CT scan and/or Magnetic Resonance Imaging or biopsy presenting to the Outpatient-Department or multi-disciplinary-team meetings for the year 2019. Demographic variables, biochemical analysis including liver profile and stage of cirrhosis, viral-status, tumour staging and the treatment modalities offered were all noted. ANOVA (normal) and Kruskal-Wallis (non-normal) tests were used to compare quantitative data whereas chi-square-test and fisher-exact-test were used to compare qualitative-data.Results: Out of 195 patients with hepatocellular carcinoma, 76% were males in their fifth to sixth decades of life, 96% had cirrhosis, 94% corresponded to viral hepatocellular-carcinoma (82% Hepatitis-C-Virus, 9% Hepatitis-B-Virus and 3% coinfection), 60% of the cirrhotics landed in Child-Pugh A category with tumour staging BCLC-B being the predominant one (43.6%) and single and multiple bilateral nodules were the commonest lesions encountered. Platelets and Alanine-Transaminase had a significant relation across aetiological groups. Lymph-nodes were the most common extra-hepatic organs for metastasis and the presence of viral PCR had a significant impact on the tumour aggressiveness. Thirty-two percent of the patients were amenable to curative treatment.Conclusion: Viral infection is the main cause of rising prevalence of this tumour in Pakistan. Treatment modalities are expensive and expertise are lacking. A nationwide cancer registry is required for the exact disease burden and tumour behaviour for our population. Continuous....


2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
Author(s):  
Rahmi Setiyani ◽  
Made Sumarwati ◽  
Dian Ramawati

Background: Shift in demographic structure in Indonesia has raised concern over number of issues, including change in living arrangement of older people. Objectives: The purpose of this study is to examine adult children’s choice of future living arrangement for elderly parent and its associated factors. Methods: A cross sectional study was conducted among 300 young adults in Central Java, Indonesia. Descriptive statistics, Chi-Square and Fisher exact test were used to analyze the data. Results: Majority of respondents (97.3%) preferred parents to live at home, in multi-generational household with children and/or grandchildren (84.5%) in their old age. The choice was significantly influenced by children gender, marital status of parent, and family type (p=0.00; p=0.05, and p=0.05 respectively). Conclusions: In certain circumstances, living in multigenerational household still became a favorable option of living arrangement for elderly parents. Children gender, parent’s marital status and family type were likely to influence the choice. Further researches are needed to investigate which best living arrangement that support older people well-being.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Hepti Muliyati ◽  
Menis Mbali ◽  
Hadidja Bando ◽  
Riana Pangestu Utami ◽  
Opyn Mananta

Wasting on children is an important public health problem because of its considerable impact on their health and growth. This problem could lead to iron deficiency which could induce infection disease and probably lower a child’s intelligence as a long-term effect. This study aimed to analyze factors related to wasting on 12-59 months children in Bulili Public Health Center (PHC), Palu City. The analytical descriptive study designed with a cross-sectional approach was applied in this study. One hundred and twenty-one subject was selected from 283 children with purposive sampling technique. Data were analyzed with chi-square and Fisher exact test with significant (p < 0,05). The result showed that most children with low birth weight experienced wasting with a p-value = 0,000. Most of the children from higher-income families did not experience wasting with a p-value = 0,004. Most children who didn’t receive breastfeeding milk did not experience wasting with a p-value = 0,958. This study concluded a correlation between low birth weight and income to wasting, but breastfeeding practice was not related.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Nurun Ayati Khasanah ◽  
Ferilia Adiesti ◽  
Citra Adityarini Safitri

Diastasis rectus abdominis dapat terjadi kapanpun pada ibu hamil trimester dua, dampaknya pada ibu post partum yang mengalami diastasis rectus abdominis adalah melemahnya dinding abdomen, mengurangi kontraksi kekuatan otot abdomen dan kestabilan pelvis. Risiko seorang perempuan mengalami diastasis recti  ini jauh lebih besar jika ukuran tubuhnya tergolong kecil, mengandung janin kembar, hamil pada usia 35 tahun ke atas, serta berat janin yang besar.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan kognitif terhadap pemeriksaan diastasis recti pada ibu nifas .Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan ( bidan ) di wilayah kerja  UPT Puskesmas Bangsal Kabupaten Mojokerto. Sampel penelitian ini adalah   sebagian tenaga kesehatan ( bidan ) yang ada  di wilayah kerja UPT Puskesmas Bangsal Kabupaten Mojokerto, jumlah sampel 23 orang . pengambilan sampel pada penelitian adalah simple random sampling dilkasanakan pada bulan Agustus – November 2020. Instrumen  pada penelitian menggunakan kuisioner , kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat . untuk mengetahui hubungan menggunakan Analisis statistik  Fisher’s Exact Test. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden memiliki kognitif yang baik  sebanyak 13 ( 56.53 %)dan sebagian besar melakukan pemeriksaan diastasis recti  sebanyak 17 ( 73.92%) responden .Berdasarkan uji Analisis Fisher's Exact Test dengan tingkat kemaknaan ( α< 0.05) didapatkan nilai (α = 0,022)  menunjukkan  bahwa ada hubungan kognitif  dengan  pemeriksaan diastasis recti pada ibu nifas .Pengetahuan didapat dari informasi sepanjang hidup seseorang. Pengetahuan tenaga kesehatan ( bidan ) tentang pemeriksaan diastasis recti yang mempengaruhi tenaga  kesehatan ( bidan ) tersebut untuk melakukan pemeriksaan diastasis recti. Sebagai tenaga kesehatan seyogyanya selalu  melakukan pemeriksaan diastasis recti pada ibu nifas yang datang kepelayanan baik di Rumah Sakit , Puskesmas maupun PMB


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 82
Author(s):  
Fajriansyah Fajriansyah

Es campur merupakan salah satu makanan jajanan yang sangat umum dimasyarakat. Es campur yang dijual bebas dipasar mempunyai kandungan zat warna yang sangat berbahaya bagi masyarakat. Rendahnya pengetahuan pedagang serta tindakan mereka berdampak negatif bagi konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan pengetahuan dan tindakan pedagang es campur terhadap penggunaan bahan kimia di Kota Banda Aceh. Penelitian menggunakan desain potong lintang yang dilakukan pada 23 pedagang es campur di Kota Banda Aceh. Data yang dikumpulkan meliputi data pengetahuan, tindakan dan data penggunaan bahan kimia. Pengumpulan data dlakukan secara wawancara dan pengujian laboratorium. Uji statistik yaitu fisher ecxact test pada CI95%. Hasil penelitian menunjukan rendahnya pengetahuan (60,9%) dan tindakan (69,6%) pada pedagang, serta tingginya kandungan Rhodamin pada es campur (52,2%). Pengentahuan dan tindakan pedagang mempunyai hubungan signifikan dengan tingginya kandungan bahan kimia pada es campur (p < 0,05). Kesimpulan, rendahnya pengetahuan dan kurang baiknya tindakan pedagang sangat signifikan terhadap tingginya kandungan bahan kimia Rhodamin B pada es campur. Saran, perlu penyuluhan dan pembinaan secara rutin kepada pedagang tentang bahaya zat warna non pangan dan akibatnya terhadap kesehatan. Kata Kunci : Pengetahuan, tindakan, Rhodamin B, es campur  Ice mix is one of the most common food snacks in the community. The mixed free-mixed ice on the market has a very dangerous dye content for the community. The low knowledge of traders, as well as their actions, have a negative impact on consumers. This study aims to measure the correlation of knowledge and action of the merchant of mixed ice against the use of chemicals in Banda Aceh. The study used a cross-sectional design performed on 23 ice-mix traders in Banda Aceh City. The data collected includes data on knowledge, action, and data on the use of chemicals. Data collection was conducted by interview and laboratory testing. The statistical test is Fisher exact test at CI95%. The results showed low knowledge (60.9%) and action (69.6%) on traders, as well as the high content of Rhodamine on mixed ice (52.2%). Trader's knowledge and actions have a significant relationship with the high chemical content in the mixed ice (p <0.05). Conclusion, low knowledge and lack of merchant action are very significant to the high content of Rhodamin B chemicals on the mixed ice. Advice, need counseling and guidance on a regular basis to the trader about the dangers of non-food dyes and the consequences on health. Keywords: Knowledge, action, Rhodamine B, mixed ice


2017 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 379
Author(s):  
Santik Wijayanti ◽  
Triska Susila Nindya

 Background: Family conscious nutrition (Kadarzi) is an Indonesia government program that aims to address the nutrition problem. The family expected to be able to independently giving the best nutrition to improve health. Each Kadarzi indicator has an important role to resolve and prevent the occurrence of utrition problem as indicator of vitamin A supplementation is used to resolve vitamin A deficiency.  Nutrition problems can be seen by using nutritional status. Children under five years are age-prone to experiencenutritional problem such as underweight, stunting, and wasting. Objective: The purpose of this study was to analyze the relationship between the application of Kadarzi behavior with the nutritional status of children under five (WAZ, HAZ, and WHZ). Method: The research was an analytic obsevation research, using cross sectional design. The sample consist of 72 toddlers in Salakkembang Village, Kalidawir Subdistrict, Tulungagung Regency. The data were collected by using weight and height measurement, also Kadarzi bahavior questionnaire. The data were analyzed using Fisher Exact test. Result: The results of the study showed that there was a correlation between Kadarzi behavior with nutitional status of toddlers based on WAZ (p=0.010), and HAZ (p=0.000) but not with WHZ (p=0.368). Conclusion: The better apllication of Kadarzi behavior, the better the nutritional status of toddlers WAZ and HAZ. Mothers should apply Kadarzi behavior to prevent toddlers from nutritional problems. ABSTRAK Latar belakang: Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) merupakan program pemerintah Indonesia yang bertujuan mengatasi masalah gizi. Keluarga diharapkan dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesehatan. Setiap indikator Kadarzi memiliki peran penting untuk mengatasi dan mencegah terjadinya masalah gizi seperti indikator pemberian suplemen vitamin A digunakan untuk mengatasi kekurangan vitamin A. Masalah gizi dapat dilihat salah satunya dengan menggunakan status gizi. Balita merupakan usia yang rawan mengalami masalah gizi seperti underweight, stunting, dan wasting.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara penerapan perilaku Kadarzi dengan status gizi balita (BB/U, TB/U, dan BB/TB).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasinol analitik, dengan desain penelitian cross sectional. Sampel terdiri dari 72 balita di Desa Salakkembang, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Pengumpulan data menggunakan penimbangan berat badan, tinggi badan, dan kuesioner perilaku Kadarzi. Data dianalisis menggunakan Fisher Exact test. Hasil: Hasil dari penelitian menunjukkan terhadap hubungan antara perilaku Kadarzi dengan status gizi balita BB/U (p=0,010) dan TB/U (p=0,000) namun tidak dengan BB/TB (p=0,368).Kesimpulan: Semakin baik penerapan perilaku Kadarzi maka semakin baik status gizi balita BB/U dan TB/U. Ibu dan seluruh anggota keluarga seharusnya menerapkan perilaku Kadarzi agar balita terhindar dari masalah gizi.


Author(s):  
Sitti Zakiyyah Putri ◽  
Dahniar ◽  
Sumantri

Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak normal sesuai dengan umur.  Stunting dipengaruhi oleh multifactor diantaranya adalah pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observational dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 25-60 bulan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I yang berjumlah 96 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, yang pertama menggunakan cluster random sampling untuk pemilihan puskesmas kemudian yang kedua menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 balita. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data mengunakan analisis person chi-square dan fisher’s exact test dengan ?=0.05. Balita usia 25-60 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif, lahir dengan berat badan normal, dan mempunyai status imunisasi yang lengkap. Kesimpulan: hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran: meninngkatkan pelayanan kesehatan bagi Puskesmas melalui kegiatan deteksi dini dengan mengukur tinggi badan anak balita secara rutin tiap bulan.      


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document