Hubungan kepatuhan minum obat terhadap kesembuhan pada pasien dewasa tuberkulosis paru di Puskesmas Kemang Kabupaten Bogor

2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
M Kenli Kendi Tampoliu ◽  
Yunia Kartika ◽  
Gita Puspita Heryani

Abstrak   Latar Belakang : Kepatuhan minum obat tinggi maka kesembuhan pasien TB paru juga meningkat sehingga risiko untuk terjadi kasus TB resisten obat juga dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kesembuhan  pada pasien TB paru dewasa di Puskesmas Kemang Kabupaten Bogor. Metode : Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional populasi dalam penelitian ini adalah pasien Tuberkulosis paru dewasa di Puskesmas Kemang Kabupaten Bogor yang sudah menerima terapi selama lima sampai enam bulan dengan teknik pengambilan sempel menggunakan total sampling dengan jumlah responden 50 orang. Metode pengumpulan data menggunakan data kuesioner. Hasil : Penelitian ini telah dilakukan uji statistik contingency coefficient dengan tingkat kemaknaan α = 0,1 dan diperoleh  nilai signifikansi 0,072 maka Ho ditolak H1 diterima yang berarti ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kesembuhan pada pasien Tuberkulosis paru dewasa di Puskesmas Kemang Kabupaten Bogor, kemudian dilihat nilai contingency coefficient diperoleh nilai value 0,246 yang berarti ada hubungan yang lemah antara kepatuhan dengan kesembuhan. Kesimpulan : Ada hubungan yang lemah antara kepatuhan minum obat dengan kesembuhan pada pasien Tuberkulosis paru  dewasa di Puskesmas Kemang Kabupaten Bogor.

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Alfiah Ni’matul Masruroh ◽  
Laily Isroin ◽  
Siti Munawaroh

Peran teman sebaya bagi remaja santri sangat berpengaruh dalam memberikan dukungan sosial bagi sesamanya. Santri yang mengalami stres diharapkan mampu membangun strategi koping yang tepat sebagai upaya untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi terhadap masalah dan tekanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan mekanisme koping stres pada remaja di Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi korelasional. Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan Cross Sectional. jumlah sampel 95 responden dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner atau google form secara online. Penelitian menggunakan analisis uji chi-squere dengan  P value<0,05. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang mendapat dukungan sosial yang positif sebanyak 51 responden (53,7%) dan mekanisme koping stress yang di dapatkan data 53 (55,8%) responden memiliki mekanisme koping stres yang adaptif. Berdasarkan hasil analisa pada penelitian ini adalah p value (0,000) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan pada keeratan hubungan dengan nilai Contingency Coefficient = 0,409 kategori sedang. Hasil penelitian ini tidak semua santri mendapat dukungan sosial dari teman sebaya dan melakukan mekanisme koping yang maladaptif. Maka peneliti menyarankan pada santri untuk memiliki mekanisme koping yang adaptif sesuai dengan dirinya dan pentingnya dukungan sosial teman sebaya yang dapat membantu memecahkan masalah dan mengurangi stres yang dialami.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 39-43
Author(s):  
YUNIAR SETYAWATI ◽  
Ashon Sa’adi ◽  
Tiyas Kusumaningrum

Vasomotor complaints are common on postmenopausal women. Most women feel these complaints within 2 years after entering menopause; some of them will even feel up to a decade. In addition to vasomotor complaints, the incidence of central obesity also increases in menopause. The poor adipocyte system in central obesity that affects the central nervous system, body temperature and excessive sympathetic nerve activity have been suspected to be a cause of vasomotor syndrome at menopause. The purpose of this study was to analyze the relationship between central obesity and the characteristic of vasomotor symptoms in postmenopausal women. Method: this observational analytic study used a cross sectional design. The number of samples were 86 women aged 45-55 years who had been in postmenopausal period. Sampling technique was consecutive sampling. The independent variable was central obesity while the dependent variable was vasomotor symptoms. The data was taken using modified MENQOL questionnaire and direct measurements waist circumference to determine central obesity in the respondents. Data was tested using contingency coefficient test with α 0.05. Results: There were 59.3% respondents who experienced central obesity. More than eighty percent respondents with central obesity also experienced vasomotor symptoms which were considered disturbing. There was a significant relation between central obesity and the characteristic of vasomotor symptoms in postmenopausal women (p=0.00; r=0.513). Conclusion: The presence of central obesity leads to disturbing vasomotor symptoms in postmenopausal women  


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Rifki Irawan ◽  
Metti Verawati ◽  
Dianita Rifqia Putri

Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda. Maka pertumbuhan dan perkembangan anak juga berbeda. Perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yaitu ibu. Dalam mengasuh anak ibu cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh ini memberikan dampak perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku tertentu pada anak. Banyak anak usia prasekolah menunjukkan perilaku sosial yang kurang kondusif dan pelayanan bimbingan perkembangan perilaku sosial anak yang belum sistematik dan terarah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah di TK Muslimat NU 001 Ponorogo.Penelitian kuantitatif, dengan menggunakan jenis rancangan korelasi yang mengkaji dan mengetahui hubungan antara variabel dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan jumlah r0esponden 67 orang. Hubungan pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah di TK Muslimat NU 001 Ponorogo dianalisis dengan menggunakan Fisher’s Exact.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah  dengan p value = 0,000 dan contingency coefficient = 0,562.Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola asuh ibu bekerja menentukan perkembangan sosial anak usia prasekolah. Disarankan kepada ibu bekerja untuk menerapkan pola asuh demokratis sebagai salah satu upaya untuk mendukung proses perkembangan anak yang optimal.


2021 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 48-53
Author(s):  
Putri Yuliantie

The reproductive health of women is an essential component, several problems that can occur in the reproductive health of women, one of which is menstrual pain, this complaint is affected by psychological conditions. As a result, if it is not addressed immediately, it emerges the disruption in the routine and depression. The purpose of this study was to find out whether stress affects the occurrence of dysmenorrhea on the final year female students. The research method was the observational analytic with cross sectional approach. Sample consisted of 211 respondents, the analysis used was Kendal Tau. The result of the p-value was 0.000 and the contingency coefficient value was 0.378. It indicated that there was relationship between stress and dysmenorrhea in final year female students of Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.


2017 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Arif Budiman

Dengue fever occurrences are still problematic in Nanggulan district, Kulon Progo regency, which is in each year, the number of cases varies in each village. This research used ‘cross sectional’  design which samples of this research were taken from all the houses in Wijimulyo village as endemic  village, and Banyuroto village as non-endemic village. The number of samples used in this research of 94 respondents. The instrument that used in obtaining data were questionnaires and observation check list. The result of Chi Square test in endemic village with influential factor dengue mosquito brending eradication was respondent attitude (p = 0,009) Contingency coefficient (p = 0,391), corelation is adequate, and action (p = 0,009) contingency coeficcient (p = 0,391) corelation is adequate . The result  of Chi Square test in non endemic village with influential factor mosquito brending eradication was action (p = 0,011) Contingency coefficient (p = 0,422) corelation is adequate and action (p = 0,040) Contingency coefficient (p = 0,365) corealtion is adeqaute and it is found the fact that it’s better in non endemic village than in endemic village. Variable which influenced respondent attitude and existance of wiggler were not draining the tub over a week, used bucket, used can, used tire, not covering the tub, having fishless fond, so that the public health departement through Puskesmas suggest to conduct counseling of dengue mosquito breeding eridication, fond village monitoring by village officer and health officer to be drained in harvest season until planting season, changing permanent tub with impermanent one or big bucket in order to be easy to be cleaned.Keywords:Dengue Fever, Mosquito Breedin


Author(s):  
Siti Ermawati ◽  
Bendrong Moediarso ◽  
Soedarsono Soedarsono

Latar Belakang: Bunuh diri merupakan fenomena yang terus meningkat dan hingga kini belum dapat dipahami secara pasti penyebab munculnya tindakan bunuh diri oleh seseorang. Bunuh diri merupakan penyebab kedua tertinggi kematian individu dengan rentang usia 15-29 tahun di dunia. Salah satu cara bunuh diri adalah mati gantung diri (hanging). Hanging adalah bentuk kematian akibat pencekikan dengan alat jerat, gaya yang bekerja pada leher berasal dari hambatan gravitasi berat tubuh atau bagian tubuh sehingga menimbulkan asfiksia lalu kematian. Tujuan: Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia dan pekerjaan dengan kejadian asfiksia gantung diri di RSUD Dr Soetomo tahun 2013-2016. Metode: Merupakan jenis penelitian analitik desain cross sectional dengan sampel korban meninggal asfiksia di Instalasi Kedokteran Forensik & Medikolegal RSUD Dr Soetomo tahun 2013-2016. Hasil: dari 108 data meliputi 45 data korban meninggal karena asfiksia gantung diri dan 63 data korban meninggal karena asfiksia tidak gantung diri menunjukkan ada hubungan usia dengan kejadian asfiksia gantung diri (p=0,036) dan nilai contingency coefficient 0.221 yang artinya terdapat hubungan berkekuatan lemah. Namun, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan terjadinya asfiksia gantung diri (p=1). Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan terjadinya asfiksia gantung diri (p=0,264). Kesimpulan: ada hubungan antara usia dengan kejadian asfiksia gantung diri. Namun, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan pekerjaan dengan terjadinya asfiksia gantung diri. Diperlukan sosialisasi kepada masyarakat tentang faktor risiko terjadinya asfiksia gantung diri agar kewaspadaan masyarakat meningkat dan asfiksia gantung diri dapat dicegah. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan variabel lain agar faktor risiko asfiksia gantung diri dapat diketahui secara pasti.


2019 ◽  
Vol 19 (3) ◽  
Author(s):  
La Rangki ◽  
La Ode Alifariki

Abstrak: Perawat yang bekerja di ICU dan IGD sangat rentan terhadap stres. Stres kerja yang dialami perawat akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan stres kerja perawat di ICU dan IGD RSUD Kota Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional. Data tingkat kecerdasan emosional dan tingkat stres kerja responden dikumpulkan dengan kuesioner. Subyek penelitian berjumlah 18 orang perawat  ICU dan IGD dengan kriteria : tidak sedang dalam masa cuti atau mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden, dan bukan kepala ruang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2018. Kecerdasan emosional perawat berada pada tingkatan sedang yakni 55,56% responden dan rata-rata tingkat stres kerja perawat dalam kategori sedang  yakni 55,56% responden. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (=0.05), diperoleh nilai Contingency Coefficient 0.486 dan nilai  hit= 5.580 = 3.841 yang berarti H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan tingkat stres kerja perawat di instalasi rawat darurat RSUD Kota Kendari.Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Stres Kerja, Perawat, ICU dan IGD Abstract: Nurses working in ICU and IGD are very susceptible to stress. Work  stress experienced by nurses will greatly affect the quality of nursing services provided to patients. The purpose of this study was to determine the relationship between emotional intelligence with work stress nurses in ICU and IGD Kendari Regional Hospital. This research is a descriptive analytic correlation research using a quantitative approach with cross sectional method. Data of emotional intelligence level and work stress level of respondent were collected by questionnaire. The subjects of the study were 18 nurses ICU and IGD with criteria: not in the time of leave or get the task of study, willing to be respondent, and not head of space. The study was conducted in February 2018. Emotional intelligence of nurses was at the moderate level of 55.56% of respondents and the average level of nurses' work stress in the medium category ie 55.56% of respondents. The result of statistical test using Chi Square test at 95% confidence level (= 0.05), obtained the value of Contingency Coefficient 0.486 and the value  2 hit = 5.580 〖x〗 ^ 2 = 3.841 which means H0 is rejected so it is concluded that there is a relationship between intelligence emotional with the level of nurses work stress at the emergency hospital installation RSUD Kendari.Keywords: Emotional Intelligence, Working Stress, Nurse, ICU and IGD


2019 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 39-52
Author(s):  
Vike Pebri Giena ◽  
Nikki Sulastry ◽  
Buyung Keraman

The Factors Associated with Participation of Being Member of National Health Insurance in Working Area of Kembang Seri Public Health Center      Bengkulu TengahABSTRAKJaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Wilayah Puskesmas Kembang Seri Bengkulu Tengah. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga yang berada di wilayah Puskesmas Kembang Seri sebanyak 8436 orang. Sampel diambil menggunakan teknik Accidental Sampling berdasarakan kriteria inklusi dan eksklusi besar sampel 96 orang. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square dan uji Contingency Coefficient. Hasil uji penelitian ini didapatkan 80 orang (83,3%) ikut serta dalam JKN, 16 orang (16,7%) tidak ikut serta dalam JKN, ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan keikutsertaan Jaminan Kesehatan Nasional dengan keeratan sedang. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keikutsertaan Jaminan Kesehatan Nasional dengan keeratan sedang. Ada hubungan pekerjaan dengan keikutsertaan Jaminan Kesehatan Nasional dengan keeratan sedang. Ada hubungan pendapatan dengan keikutsertaan Jaminan Kesehatan Nasional dengan  keeratan lemah. Diharapkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk meningkatkan pengawasan dan kerjasama dengan pihak Puskesmas guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kata Kunci : JKN, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, tingkat pendidikan ABSTRACTNational Health Insurance (JKN) is part of the Social Security System National (SJSN) organized by the Social Security Organizing Agency (BPJS) with the goal of meeting the basic needs of proper public health given to each people who have paid contributions or whose contributions have been paid by the Government.  The aim of this study was to determine factors associated with participation of being member of Nasional Health Insurance in Area of Puskesmas Kembang Seri Bengkulu Tengah. This study used Cross Sectional design. Populasi in this study were all residents in Area of Puskesmas Kembang Seri with the amount of 8436 people. Sampling technique in this study used Accidental Sampling base on inclusion and exclusion criteria with the amount samples of 96 people. Data analysis in this study used univariate analysis and bivariate analysis with Chi-Square test and Contingency Coefficient test. The results of this study found 80 people (83,3%) participated in JKN, 16 people (16,7%) did not participated in JKN, there is significant relationship between education level with participation of being member of Nasional Health Insurance with moderate category relationship. There is significant relationship between knowledge with participation of being member of Nasional Health Insurance with moderate category relationship. There is significant relationship between occupations with participation of being member of Nasional Health Insurance with moderate category relationship. There is significant relationship between incomes with participation of being member of Nasional Health Insurance with weak category relationship. It is expected that the Social Security Organizing Agency (BPJS) will increase supervision and collaboration with the Puskesmas to increase public knowledge about the National Health Insurance (JKN). Keywords: education level, income, JKN, knowledge, occupation


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 138
Author(s):  
Nurwijayanti Nurwijayanti ◽  
Feby Lisanty Tobel

Asupan gizi yang salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan akan menimbulkan masalah malnutrisi dalam bentuk asupan berlebih ataupun berkurang, adapun faktor yang mempengaruhi kurangnya asupan gizi pada balita yaitu karena kurangnya pengetahuan ibu. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kenaikan berat badan balita usia 0-24 bulan dengan kejadian balita gizi kurang di di Kota kediri. Desain penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Responden diambil dengan teknik purposive sampling. Populasi semua ibu balita usia 0-24 bulan di Kota Kediri dengan jumlah 134 orang, sampel 120 responden. Variabel independen pengetahuan tentang kenaikan berat badan balita, variabel dependen kejadian balita gizi kurang, kemudian dianalisis dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar ibu balita usia 0-24 bulan memiliki pengetahuan baik tentang kenaikan berat badan balita sebanyak sebanyak 66 responden (55,0%), hampir seluruh balita usia 0-24 bulan tidak mengalami kejadian gizi kurang yaitu sebanyak 96 responden (80,0%) dari total 120 responden. Hasil analisa data menunjukan bahwa tingkat signifikansi nilai p-value = 0,000 < α 0,05 dengan nilai Contingency Coefficient 0,652 sehingga H1 diterima yang artinya terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan ibu tentang kenaikan berat badan balita usia 0-24 bulan dengan kejadian balita gizi kurang di Di Kota kediri. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki ibu tentang kenaikan berat badan balita maka semakin baik perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita sehingga status gizi balita dapat meningkat.


2017 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 20-24 ◽  
Author(s):  
A'bidah Baana Syarif ◽  
Sabar Santoso ◽  
Hesty Widyasih

Preterm labor was a labor that occurs at 20-<37 weeks gestational age and it was one of the highest cause of infant death in theworld. Infant mortality rate in Indonesia was still very high, in Yogyakarta happened in Gunungkidul District. Maternal age factor wasone of the preterm labor problem. In 2014-2015 at Gunungkidul, the risk of maternal age increased but preterm labor decreased. Thepurpose of this study was to determine the relationship between maternal age and the incidence of preterm labor in WonosariHospital in 2016. This research was an observational study with Cross-sectional design. The research was conducted in RSUDWonosari in 2017. The technique sampling used simple random sampling and obtained 182 mothers. Data was analized using chisquaretest. The results of the study showed preterm prevalence 34,1% and aterm 65,9%. In the statistical test obtained p-value0.002 and contingency coefficient 0.227. This means that there was a correlation between mother's age and the preterm labor atWonosari Hospital in 2016 and the correlation was in a low level. As a conclusion in this study, maternal age <20 and >35 years wererisk factors that led to the incidence of preterm labor.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document